Anda di halaman 1dari 45

1

KONTEKS MAKNA BERKAH DALAM SURAT AL-AN’AM, AL-ANBIYA, SHAD


MENURUT PRO QURAISY SYIHAB

Achmad Rizka
NIM: 201886340006

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
2021

1
2

KONTEKS MAKNA BERKAH DALAM SURAT AL-AN’AM, AL-ANBIYA, SHAD


MENURUT PRO QURAISY SYIHAB

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Strata (S-1)

Achmad Rizka
NIM: 201886340006

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
2021

2
3

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh:

Nama :Achmad Rizka

NIM/NIRM : 20188630006

Program Studi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Fakultas :Agama Islam

Judul :

Ini telah di periksa dan di setujui

Mengetahui Pasuruan, ………….

Kepala Prodi Studi Menyetujui,

Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir DosenPembimbing

M. MukhidMashuri, M. Th.I Dr. Amir Mahmud, M.Th.I

NIP. Y 0861407095 NIP. Y0861407093

3
4

Perihal :PermohonanUjian Proposal Skripsi

KepadaYth. Ketua Program Studi


Ilmu al-Qur’an dan Tafsir
FAI-Universitas YudhartaPasuruan

Di
Tempat

Assalamualaikum. War. Wab.


Yang bertandatangan di bawahini :

Nama : Achmad Rizka


Tempat/tgl.lahir : Pasuruan , 04 oktober 1998
Program Studi : Ilmu al-Qur’an dan Tafsir
NIM : 201886340006

MengajukanuntukUjian Proposal Skripsidenganjudul :

Demikianpermohonaninidibuat, atasperhatian dan perkenannyadisampaikanterimakasih.


Wassalamualaikum. War. Wab.
Pasuruan, Desember 2021

Menyetujui,
PembimbingSkripsi Mahasiswa,

(Dr. Amir Mahmud, M.Th.I) (Achmad Rizka)


NIM : 201886340006
NIP. Y0861407093

4
5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Al-Qur’an merupakan sumber hukum pertama bahi umat Islam diseluruh dunia.
Pembicaraan al-Qur’an pada umumnya bersifat global. Itulah keunikan al-Qur’an yang
membuat al-Qur’an tetap menjadi objek kajian yang aktual sejak diturunkannya empat
belas abad yang lalu.1
Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk yang diperlukan oleh kaum Muslim disegala
masa. Sebagai tolak ukur dan prinsip hidup dunia modern serta dunia pada umumnya,
sehingga sering diistilahkan dengan ungkapan Shahih li Kulli zaman wa al makan.
Secara garis besar, persoalan yang banyak dibahas dalam al-Qur’an mengenai hal
tentang ibadah dan muamalah. Dalam hal ibadah yaitu mengenai hubungan manusia
langsung kepada Allah. Sedangkan muamalah yaitu hubungan manusia dengan sesama
manusia yang mana muamalah ini biasanya berkenaan dengan aktifitas yang dikerjakan
sehari-hari.
Setiap aktifitas yang dilakukan tidak terlepas dari hal-hal yang menyangkut dengan
tujuan yang ingin digapai. Sebagai hamba Allah, manusia memang tidak terlepas dari
nikmat yang telah Allah beri. Imam Al-Ghazali berkata bahwa nikmat adalah setiap
kebaikan, kebahagiaan, dan setiap keinginan yang terpenuhi.2
Allah swt. Adalah sang Maha pemberi kebaikan. Disetiap sudut kehidupan manusia
pasti terdapat kebaikan, entah itu untuk dunianya atau akhiratnya. Manusia yang benar-
benar merasakan kebaikan Allah swt. Pasti akan merasa tenang dan tentram dalam
menjalani setiap unsure kehidupan. Beda dengan manusia yang selalu merasa kurang dan
tidak bersyukur, mereka akan cenderung gelisah dan selalu merasa tidak cukup atas apa
yang telah Allah swt berikan.
Kebaikan yang Allah swt berikan bukan hanya berupa harta dunia saja, kebaikan itu
bukan hanya pada kebutuhan dunia yang melimpah, melainkan nikmat yang cukup dan tak

1
2

5
6

pernah merasa kurang. Besar atau kecil yang Allah wst berikan bukan menjadi tolak ukur
kebahagiaan, tapi sebuah kata “berkah” yang menjadikan semua itu cukup.
Allah swt menyuruh hamba-hambanya agar berdoa selalu diberkahi, seperti
meminta agar selalu di tempatkan yang dianugrahi keberkahan. Sebagaimana dalam al-
Qur’an Allah berfirman:
‫َوقُلْ َربِّ َأ ْن ِز ْلنِي ُم ْن َزاًل مبَا َركا وَأ ْنتَ خَ ْي ُر ْال ُم ْن ِزلِيْن‬
“Dan berdo’alah: Ya tuhanku, tempatkanlah aku pada rumah di anugrahi
keberkahan, dan engkau adalah sebaik-baik yang member tempat”

Dalam do’a diatas mengisyaratkan bahwa Allah SWT yang member keberkahan.
Karena semua jenis kebaikan dan keberkahan yang terdapat pada makhluk Allah adalah
berasal dari Allah. Dalam bacaan tahiyat sholat setiap hari dilakukan, untuk Nabi
Muhammad SWT agar Allah SWT melimpahkan keberkahan kepada beliau sebagaimana
Allah telah memerkahi Nabi Ibrahim AS dan keluarganya. Bahkan yang sering kita minta
kepada Allah SWT dalam doa adalah meminta keberkahan dalam hidup, umur yang
berkah, rezeki yang berkah. Dan lain sebagainya.

Berkah adalah suatu kebaikan yang bertambah, bermanfaat, yang suci, kekal, dan
akan mendapatkan kebahagiaan. Pada mulanya seseorang tidak punya apa-apa, kemudian
Allah karuniakan keberkahan padanya maka orang itu menjadi mulia. Keberkahan itu
datang dari arah yang sering kali tidak di duga atau dirasakan secara material dan tidak
pula dapat dibatasi atau dikukur.3

‫ولو ان أهل القرى ءا منوا وتقوا لفتحنا عليهم بركت من السماء واألرض ولكن كذبوا فأخذ نهم بماكانوا‬
‫يكسبون‬

Allah akan memberikan keberkahan kepada masyarakat yang beriman dan


bertakwa. Apabila masyarakat mengikuti yang di bawa oleh rasul, melakukan pesan-
pesannya dan menjauhi larangan Allah, maka niscaya mereka akan dilimpahkan
keberkan.4

3
4

6
7

Sejauh ini tulisan mengenai sisi al-Qur’an termasuk banyak karya yang bisa kita
temukan, akan tetapi kajian dan analisis pada ayat tertentu, misalnya ayat mengenai al-
Qur’an yang diberkahi bisa dikatakan sangat langkah. Sebagai sebuah teks suci, al-
Qur’an kadangkala diantara manusia ada yang memperlakukan ayat tertentu dengan
tujuan mendapatkan keberkahan akan tetapi dengan cara yang irrasional atau sesuatu
yang tidak logis. Oleh karena itu, penting melihat dan menganalisis ayat-al-Qur’an yang
mengintrodusir kitab suci al-Qur’an sebagai kitab keberkahan (kitabun mubarakun).
Melalui kajian seperti ini, dapat ditemukan makna keberkahan yang sebenarnya.

Janji Allah memberikan keberkahan kepada masyarakat yang beriman dan


bertakwa. Apabila masyarakat mengikuti yang di bawa oleh rasul, melakukan pesan-
pesannya dan menjauhi larangan Allah, maka niscaya mereka akan dilimpahkan
keberkan. Allah berfirman dalam al-Qur’an:

َ‫ك َأ ْن َز ْلنَهُ َأفََأ ْنتُ ْم لَهُ ُم ْن ِكرُوْ ن‬


ٌ ‫َوهَ َذا ِذ ْك ٌر ُّمبَا َر‬

“Dan ini (al-Qur’an adalah suatu peringatan yang mempunyai berkah yang telah
kami turunkan. Maka apakah kamu mengingkarinya?

Dari ayat di atas di jelaskan keberkahan akan terhalang manakala menusia


mendustakan tuntunan Allah SWT. Makna dari kata (‫ ) بركة‬yang berarti kebajikan yang
banyak. Maka Allah berfirman dalam al-Qur’an:

ِ ‫ك لِيَ َّدبَّرُوْ ا َءايَتِ ِه َولِيَتَ َذ َّك َرُأوْ لُوْ اَأْل ْلبَا‬


‫ب‬ َ ‫ِكتَبٌ َأ ْن َز ْلنَهُ ِإلَ ْي‬
ٌ ‫ك ُمبَ َر‬

“Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka


menghayati ayat-ayatnya dan agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar
orang orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran”.

Menurut Quraish Shihab kata Mubarak akar katanya barakah yang berarti
sesuatu yang mantap juga berarti kebajikan yang melimpah dan beraneka ragam
serta bersinambung. Keberkahan ilahi datang dari arah yang sering kali tidak
diduga atau dirasakan secara material dan tidak pula dibatasi atau diukur. Dari sini
segala penambahan yang tidak terukur oleh indrawi dinamai barakah.

7
8

Dalam pembahasan di atas tersebut, saya akan membahas makna berkah


menurut Quraish Shihab dalam kajian penelitian skripsi ini, dalam skripsi ini yang
berjudul KONTEKS MAKNA BERKAH DALAM SURAT AL-AN’AM, AL-
ANBIYA, SHAD MENURUT PRO QURAISY SYIHAB

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana makna berkah menurut Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah?

2. Bagaimana konteks makna berkah menurut pandangan Quraish Shihab dalam surat al-

An’am, al-Anbiya, Shad?

C. Tujuan Penelitian

1. Agar bisa mengetahui makna berkah menurut Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah

2. Agar bisa mengetahui konteks makna berkah menurut pandangan Quraish Shihab

dalam surat al-An’am, al-Anbiya, Shad

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai sumbangan pemikiran untuk menambah pengetahuan baik bagi mahasiswa

Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir khususnya, dalam lingkungan masyarakat pada umumnya.

2. Dapat menambah khazanah studi al-Qur’an bagi pemikiran Islam di masa depan.

E. Definisi Operasional

Berkah :sesuatu yang mantap juga berarti kebajikan yang melimpah dan

beraneka ragam serta bersinambungan

Quraish Shihab : seorang ahli tafsir yang terkemuka di Indonesia. Beliau tidak

hanya sukses dalam bidang keilmuan atau intelektual saja, tetapi

juga dalam bidang sosial masyarakat sekaligus pemerintahan.

Pemimpin Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) itu pernah menjadi Duta

Besar Republik Indonesia atas Mesir, Somalia, dan Jibuti, Ketua

8
9

Majelis Ulama Indonesia tahun 1984, menjadi anggota Lajnah

Pentashih Al-Qur’an Departemen Agama sejak tahun 1989,

menjadi anggota Badan Pertimbangan pendidikan Pendidikan

Nasional sejak tahun 1989, dan lain sebagainya. Usaha beliau

dalam membumikan al-Qur’an dilakukan melalui banyaknya karya

tulisan yang dihasilkan termasuk yang paling monumental adalah

Tafsir al-Misbah yang ditulis lengkap 30 juz terbagi dalam 15

volume dengan ketebalan lebih dari 10.000 halaman.

9
10

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu
1. Skripsi dengan judul“BERKAH DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN KAJIAN
TENTANG OBJEK YANG MENDAPAT KEBEKAHAN” Karya Ahmad Kusaeri untuk
memperoleh gelar sarjana Agama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penelitian ini membahas tentang suatu perbuatan dalam kebaikan yang
menimbulkan manfaat. Apabila seseorang berpedoman pada al-Qur’an, maka akan
mendapatkan keberkahan baik di dunia maupun di akhirat.
2. Skripsi dengan judul “RELASI RAHMAH DAN BERKAH DALAM AL-QUR’AN”
karya Uswatun Hasanah untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana
Theologi Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian ini
membahas tentang apa makna rahmat dan berkah dalam al-Qur’an, apa relasi rahmat
dan berkah dalam al-Qur’an, dan apa urgensi rahmat dan berkah Allah bagi
kehidupan.
3. Skrispi dengan judul “TRADISI NGALAP BERKAH DI DUNIA PESANREN”
karya Muntaha untuk memenuhi sebagian syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana di
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian ini membahas
tentang bentuk keyakinan bahwa seseorang akan mendapatkan kebaikan apabila dekat
dan manut (patuh) kepada kiai. Para santri sebagai subjek yang banyak mencari
manfaat “berkah” ini akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan berkah dari
sang kiai salah satunya yakni dengan melakukan pengabdian. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana tradisi ngalap berkah santri, ustadz dan motif
pengabdian pasangan ustadz mukim di pondok pesantren nurul ummah.
B. Landasan Teori
1. Pengertian Berkah
Kata barakah menurut bahasa bermakna an-namau wa ziyadatu (‫ )النماء والزيادة‬yang
berarti penambahan, as-sa’adatu () yang berarti kebahagiaan, an-ni’mah () yang
berarti tumbuh.5
Dalam kamus besar bahasa Indonesia berkah adalah karunia Tuhan yang
membawa kebaikan dalam hidup manusia, keberkahan yaitu keberuntungan,
kebahagiaan.6
5
Ahmad Warson Munawwir, kamus al-Munawwir, Pustaka Progresip, Surabaya, 1997, 78.
6
Dep Pendidikan Nasional, Kamus besar bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003,141.

10
11

Berkah adalah suatu kebaikan yang bertambah, bermanfaat, yang suci, kekal, dan
akan mendapatkan kebahagiaan. Pada mulanya seseorang tidak punya apa-apa,
kemudian Allah karuniakan keberkahan padanya maka orang itu menjadi mulia, jika
dalam harta terdapat keberkahan, maka harta itu menjadi lebih baik, bermanfaat
bahkan nilai kualitasnya melebihi nilai kuantitasnya. Keberkahan itu datang dari arah
yang sering kali tidak diduga atau dirasakan secara material dan tidak pula dapat
dibatasi atau diukur.
a. Teori berkah menurut syeikh Mutawally Sya’rawi
Menurut syeikh Mutawally Sya’rawi barokah adalah pasukan Allah yang terselip
yang akan diberikan kepada hamba yang dikehendakinya, jika singgah dalam harta
maka jadi banyak, pada anak maka jadi sholeh, pada tubuh maka jadi kuat fisiknya,
pada waktu maka berkah umurnya, dalam hati maka tentram. Mintalah pada Allah
yang memberikan barokah dalam rumah, kesehatan, kehidupan, keturunan, harta dan
dalam waktu kita.
1. Berkah pada harta
Rasulullah saw mengajarkan kepada umatnya untuk tidak silau terhadap
kenikmatan dunia. Mamun, hal itu tidak berarti kaum Muslimin meninggalkan
dunia sama sekali. Idelanya, seorang Muslim juga tidak mengebaikan hak-
haknya di dunia, serta menjadikan dunia sebagai persiapan menuju akhirat
kelak.
Di antara bekal duniawi adalah harta benda. Terkait ini, rasulullah saw
menasehati para sahabatnya. “Barang siapa mengambil (harta) haknya, maka
dia akan memperoleh keberkahan dalam hartanya. Sebaliknya, barang siapa
mengambil (harta) yang bukan haknya, maka dia laksana seseorang yang
makan tapi tak kunjung Kenyang”
2. Berkah mendidik anak hingga menjadi sholeh
Dalam mendidik anak dibutuhkan kesabaran dan penuh tanggung jawab. Anak
sejatinya adalah titipan dari Allah swt untuk dijaga sebaik-baiknya. Dalam
mendidik anak dibutuhkan kesabaran sehingga yang sesuai dengan tuntunan
al-Qur’an dan hadis sehingga menjadi anak yang sholeh dan sholehah dan

11
12

berbakti kepada orang tua, agama bangsa dan Negara. Disinilah nanti akan
timbul berkah ketika sudah mendidik dan selalu mendoakannya
3. Berkah pada makanan sehingga tubuh menjadi kuat fisiknya
Keberkahan pada makanan adalah dalam fungsinya mengenyangkan
melahirkan kesehatan, menampik penyakit, mendorong aktivitas positif dan
sebagainya, hal ini bisa tercapai bukan secara otomatis tetapi karena adanya
limpahan karunia Allah. Karunia yang dimaksud bukan dengan membatalkan
peranan hukum-hukum sebab dan akibat yang telah ditetapkan Allah swt,
tetapi dengan menganugerahkan kepada siapa yang akan diberi keberkahan
kemampuan untuk menggunakan dan memanfaatkan hukum-hukum tersebut
seefisian dan semaksimal mungkin sehingga keberkahan yang dimaksud dapat
hadir. Dalam hal keberkahan Allah swt menganugerahkan kemampuan kepada
manusia dengan aneka sebab yang ada sehingga kondisi badannya sesuai
dengan makanan yang tersedia, kondisi makanan itu pun sesuai, sehingga ia
tidak kadaluarsa, tidak juga yang tadinya telah disiapkan hilang atau dicuri
dan lain-lain. 7
Sebagaimana allah berfirman dalam al-Qur’an:

4. Berkah pada waktu maka menjadi berkah umurnya


Banyak orang menginginkan agar diberi umur panjang dan berkah. Dengan
usia yang panjang dan berkah seseorang bisa merasakan nikmatnya hidup
sembari mempersiapkan akhirat.
Namun kenyataannya, setia waktu dan hidup itu selalu banyak godaan dan
cobaan. Bahkan, kehidupan bak lading ujian bagi manusia. Butuh ikhtiar
tinggi dalam menjaga setiap helaan nafas dari dosa. Berikut ini adalah kiat-
kiat agar umur menjadi berkah.
a. Menjemput keberkahan dengan ketaatan pada Allah
Selalu dahulukan perintah Allah dan jauhi larangannya.
Tunaikan segala yang menjadi kewajiban dan hindari semua
larangan Allah.

12
13

Dengan menjadi insane yang taat pada Allah, maka usia atau umur
menjadi berkah. Sebab, segala sesuatu aktivitasnya atas ketaatan kepada
Allah.
b. Bersilaturahmi untuk memanjangkan umur “Barang siapa yang
ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya,
hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.
c. Berbuat baik pada tetangga dan ikut meramaikan lingkungan
dengan dakwah bisa memanjangkan umur.
“Silaturahim, akhlak yang baik, dan berbuat baik kepada
tetangga, dan dapat meramaikan perkampungan dan
memanjangkan umu”
d. Sedekah jariyah
Nabi saw bersabda, “Jika anak adam meninggal dunia, maka
terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga perkara, sedekah
jariyah, ilmu bermanfaat, dan anak saleh yang berdoa
untuknya.”
5. Berkah dalam hati maka tentram hatinya
Hati ibarat wadah yang di dalamnya terkandung banyak kualitas dan
muatan-muatan yang memperkuat potensi. Banyak permasalahan yang
dihadapi manusia, baik yang berkaitan dengan masalah lahir, batin,
ataupun kejiwaan. Dari sini muncullah berbagai ragam usaha untuk
mengatasi problematika hidupnya. Tujuan utamanya, pada dasarnya
hanya satu, yaitu mendapatkan kepuasan hati, ketentraman hidup, dan
ketentraman jiwa.
Menurut Dr. Nashir bin Abdurrahman bin Muhammad al-Judai makna berkah
terangkum dalam beberapa makna yaitu:
a. Tetap dan langgeng
Menurut ar-Raghib al-Isfahani berkah adalah tetapnya kebaikan Ilahi pada
sesuatu. Allah berfirman:
“Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi”
(QS. Al-A’raf:96)

13
14

Dinamakan demikian, karena meletaknya kebaikan di dalamnya layaknya air yang


selalu di dalam sumur. Adapun sesuatu yang diberkahi adalah sesuatu yang di
dalamnya terdapat kebaikan,.
b. Banyak dan bertambah
Berkah artinya, memiliki banyak kebaikan dan bersifat terus menerus. Seperti air
di dalam kolam, ada dua hal di dalamnya yang pertama, jumlah air yang banyak
dan yang kedua, sifatnya yang terus mengalir.8
Adapun secara istilah adalah sebagai suatu kebaikan ilahi yang secara terus
menerus dalam suatu perkara, sebagaimana yang diungkapkan ar-Raghib al-
Isfahani.
‫ثبوت الخير االلهي في الشيء‬
“Berkah adalah tetapnya kebaikan ilahi dalam suatu perkara.9”
Menurut ath-Thabathabai, berkah adalah:

“berkah adalah kebaikan yang bersumber dari Allah dan tidak bisa terhitung
(dalam semua kehidupan, baika bersifat materi maupun non materi.10”
Jadi, berkah adalah kebaikan yang nikmat dan selalu bertambah, dengan diiringi
tetap atau langgengnya kebaikan tersebut baik pada harta, anak, ilmu, waktu,
maupun yang lain.
2. Kosa Kata Berkah Dalam Al-Qur’an
Kata barakat adalah bentuk jamak dari kata barkah, masdar dari kata Baraka-yabriku-
barkan-barakan. Kata barakat dan kata yang seakar dengannya dalam al-Qur’an
terulang sebanyak 31 kali dan terbagi menjadi 9 bagian yaitu:11
1. Baraka ( )
Dalam kamus Munawwir Baraka artinya diberkahi dan memperoleh
kenikmatan atau kebahagiaan12, kata barakat terdapat dalam al-Qur’an surah
Fussilat:10

8
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Al-Qaulul Mufid Ala Kitab at-Tauhid, Daarul Ashimah, 1:191
9
Ar-Raghib al-Isfahani, Mufradat al-faz al-Qur’an, (Jeddah, Darul Basyir, 1997) 119.
10
M. Quraish Shihab, Ensiklopedi al-Qur’an Kajian Kosa Kata, Lentera Hati, Jilid 1, Jakarta, 2007, 132
11
Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Mujam al-Mufahras lilfazil Quranil Karim, Mesir: Darul Kutub, 1364 H/ 1945
H, 118.
12

14
15

Dalam tafsir kemenag, makna kata Baraka dalam ayat ini yaitu keindahan.
Artinya Allah menciptakan bumi ini sebagai tempat bagi manusia penuh
keindahan dilengkapi dengan segala macam kebutuhan yang diperlukan manusia
untuk kelangsungan hidupnya, dan keperluan makhluk-makhluk lain. Seperti
udara yang dihisap setiap saat, makanan-makanan yang diperlukan, tempat yang
nyaman, lautan yang luas dan banyak lagi nikmat yang lain, yang disediakannya
dan tidak terhitung jumlahnya.13
Menurut Ibnu Katsir kata Baraka bermanfaat bagi manusia. Dalam
tafsirnya ayat ini menjelaskan bahwa Allah telah memberikan kenikmatan kepada
hambanya dengan menciptakan bumi dan isinya. Seperti, gunung-gunung yang
kokoh, air, negeri (tanah), menciptakan langit, bintang-bintang, matahari, bulan,
para malaikat dan menciptakan awal waktu, semua itu adalah untuk dimanfaatkan
oleh manusia karena dia telah menentukan apa-apa yang dibutuhkan oleh
penghuninya.14
Dari penjelasan diatas tentang makna kata barakah dapat disimpulkan
yaitu suatu yang bermanfaat bagi manusia, untuk kebutuhan kelangsungan
hidupnya di bumi.
2. Burika ( )
Kata burika adalah bentuk pasif dari kata Baraka yang terambil dari kata
barakah, takni kebajikan yang melimpah.15 Kata burika terdapat dalam al-Qur’an
surah an-Naml:8

Menurut Ibnu Katsir memaknai kata burika yaitu tumbuh sangat besar.
Dalam tafsirnya dijelaskan, ketika nabi Musa tiba di tempat api itu, diserulah dia:
bahwa telah berkahi orang-orang yang ada di dekat api itu, dan orang-orang yang
berada di sekitarnya. Sehingga Musa melihat air itu menular kepohon yang hijau,
namun nyalanya semakin membaik dan pohon pun semakin menghijau dan

13

14
15

15
16

rimbun, kemudian Musa menengadahkan kepalanya, ternyata cahaya api itu


sampai ke langit.16
Menurut Quraish Shihab kata burika adalah kebajikan yang melimpah.
Artinya telah dilimpahkan oleh Allah aneka kebajikan bagi siapa yang ada
ditempat itu. Dalam tafsirnya dijelaskan, yakni setelah berpesan kepada istri Nabi
Musa, menuju ketempat di mana dia melihat api yakni dari arah pinggir lembah
yang berkah, di mana terdapat sebatang pohon kayu di serulah dia oleh Allah
dengan firmannya: bahwa telah di berkahi siapa yang berada di dekat mencari api
ini, dan siapa saja yang berada di sekitarnya yakni para malaikat atau makhluk
yang patuh kepada Allah. Maka bergembiralah Musa dengan anugerah Allah dan
maha suci Allah yakni seucikanlah Allah yang maha suci, tuhan semesta alam.17
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan makna kata burika yaitu,
kebajikan yang melimpah. Artinya Allah telah melimpahkan kebajikan bagi
orang-orang yang ada di dekat api itu, dan yang berada di sekitarnya.

3. Tabaraka ( )
Akar kata lain dari Baraka yakni, tabaraka. Menurut Ibnu Faris, pujian dan
keagungan atau maha banyak kebajikan yang dianugrahkannya. Jadi, tabaraka
adalah kebaikan yang di anugrahkan oleh Allah kepada manusia. Dari sini kata
tabaraka yang ditunjukkan kepada Allah, sumber pemberi berkah.18 Kata tabaraka
terdapat dalam al-Qur’an surah al-A’raf:54, al-Mu’minun:14, al-Furqan:1,10,61,
al-Mu’min:64, al-Zukhruf:85, al-Rahman:7, Al-Mulk:1

Dalam tafsir al-Misbah kata tabarak terambil dari kata Baraka yang berarti
mantap, langgeng, itu juga berarti kebajikan yang banyak dan berkesinambung,
dari kata tersebut lahir kata barakah, sementara ulam mengartikannya kata maha
suci, ini menjadikan serupa dengan kata subhana. Menurut Quraish Shihab, yang
dikutip dari pandangan al-Biqa’I, yakni menggabung kedua makna diatas,

16

17
18

16
17

menjadikan kata tersebut dalam arti maha besar, maha suci, maha tinggi, maha
agung, mantap dengan kemantapan yang tidak ada samanya disertai dengan
kebajikan, keberkahan serta kelangsungan limpahan karunianya.19
Dalam tafsir kemenag, ayat ini menjelaskan bahwa Allah adalah penguasa
semua kerajaan dunia dan kerajaan akhirat. Hal ini berarti dialah yang
menciptakan seluruh ala mini beserta segala yang terdapat di dalamnya, dia pula
yang mengembangkan, menjaga kelangsungan wujudnya, mengatur mengurus,
menguasai, dan menentukan segala sesuatu yang ada di dalamnya, sesuai yang
dikehendakinya.20
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan makna kata tabaraka yaitu
pujian dan keagamaan atau maha banyak kebajikan yang dianugrahkannya. Kata
tabaraka di sini, di tunjukkan kepada Allah, sumber pemberi berkah. Jadi,
tabaraka adalah kebaikan yang dianugrahkan oleh Allah kepada manusia.
4. Barakatin ( )
Kata barakatin bermakna kenikmatan yang tetap. Seperti air dalam kolam
yang selalu ngalir dan tetap.21 Kata barakatin terdapat dalam al-Qur’an surah al-
A’raf:96, dan Hud:48

Dalam tafsir kemenag, kata barakatin terambil dari kata bark yaitu tetap
atau kukuhnya sesuatu di suatu tempat, barakah yang jamaknya barakatin berarti
kukuhnya nikmat Ilahi pasa sesuatu. Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi
Nuh beserta pengikutnya yang dibawa dalam kapal untuk turun dari kapal guna
memulai kehidupan yang baru.22 Menurut iman al-Alusi makna wa barakatin
‘alaika adalah berkah dari Allah yang merupakan kabar gembira atas terkabul doa
Nabi Nuh untuk menyelamatknanya beserta pengikutnya dari bencana badai dan
air bah.23
Dalam tafsir Ibnu Katsir di jelaskan, tentang apa yang dikatakan Nuh as
ketika perahunya berlabuh di gunung Judiy, Allah mengucapkan selamat kepada

19
20
21

22
23

17
18

Nabi Nuh dan orang-orang yang bersamanya yang mukmin dan setiap orang-
orang mukmin dan keturunannya sampai hari kiamat. Seperti apa yang dikatakan
Muhammad bin Ka’ab berkata: keselamatan ini meliputi setiap orang mukmin
laki-laki dan perempuan sampai hari kiamat. Berkata Muhammad bin Ishaq ketika
Allah ingin menghentikan angin taufan, Allah mengirim angin di muka bumi,
maka tetaplah air dan tertutuplah mata air bumi tersebut dan memenuhi bumi
dengan air dan pintu-pintu langit. Allah memberikan keberkahan kepada mereka
yaitu dengan menyelamatkan mereka dari azab yang menimpa kaumnya dan dia
memberikan kenikmatan berupa kesenangan kepada mereka dalam
kehidupannya.24
Dari penjelasan diatas dapat di simpulkan makna kata barakatin adalah
kenikmatan dan kebaikan yang tetap dan kukuh. Makna dalam ayat ini yaitu, allah
memberikan keselamatan kepada Nabi Nuh beserta pengikutnya berupa
kenikmatan dan kesenangan dalam kehidupannya.
5. Mubarak ( )
Bumarak artinya mantapnya kebaikan sesuatu, tumbuh dan berkembang,
birkah adalah kolam karena air yang ada di dalamnya menetap dan mantap. Kitab
yang Mubarak adalah kitab yang didalamnya penuh dengan kebaikan dengan
mantap, kebaikan itu terus menerus tumbuh dan berkembang dimana nilai itu
hinggap.25 Kata Mubarak terdapat dalam al-Qur’an surah al-An’am:92,155 al-
Anbiya:50, Shaaad:29

Menurut Quraish Shihab kata Mubarak akar katanya barakah yang berarti
sesuatu yang mantap juga berarti kebajikan yang melimpah dan beraneka ragam
serta bersinambung. Kolam dinamai birkah karena air yang di tamping dalam
kolam itu menetap mantap didalamnya tidak tercecer di dalamnya. Keberkahan
ilahi datang dari arah yang sering kali tidak diduga atau dirasakan secara material
dan tidak pula dibatasi atau diukur. Dari sini segala penambahan yang tidak
terukur oleh indrawi dinamai barakah. Dalam tafsir al-Misbah al-Qur’an adalah
kitab yang telah kami turunkan dengan menugaskan malaikat Jibril
24
25

18
19

membacakannya kepada Nabi Muhammad. Diberkahi yakni mantap


keberadaannya lagi mengandung tuntunan guna meraih kebajikan yang melimpah,
membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya seperti Taurat yang
diturunkan kepada Nabi Musa dan Injil kepada Nabi Isa dan agar Nabi
Muhammad member peringatan dan ancaman dengan menyampaikan tuntunan
kitab ini kepada penduduk makkah dan siapa yang berada disekeliling yang tidak
mempercayainya. Adapun orang-orang yang beriman yakni memiliki
kecenderungan untuk percaya tentang adanya kehidupan akhirat tentu akan
beriman kepadanya yakni kepada tuntunan al-Qur’an dan mereka selalu
memelihara shalat.
Menurut Ibnu Katsir kata Mubarak ditunjukan ke makkah yakni makkah
yang penuh kebarakahan. Dalam tafsirnya di jelaskan al-Qur’an adalah kitab yang
telah kami turunkan di makkah dari kehidupan orang Arab, dan dari semua
golongan bani Adam baik orang Arab maupun bukan orang Arab, atau semua
orang yangbberiman pada Allah dan hari akhir juga beriman pada kitab al-
mubarak yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad yaitu al-Qur’an, juga
mereka yang menunaikan shalat sebagaimana diwajibkan Allah pada mereka
dalam melakukan shalat-shalat pada waktu-waktunya.26
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan makna kata Mubarak yaitu,
sesuatu kebajikan yang mantap, melimpah, beraneka ragam serta bersinambung.
Seumpamanya, kolam dinamai birkah ada dua hal dalamnya yaitu air yang di
tampung dalam kolam itu, serta sifatnya yang menetap tidak terceceran di
dalamnya. Jadi, seseorang yang mendapatkan keberkahan akan selalu bertambah
dan melim
6. Mubarakah ( )
Kata mubarakah berarti keberkahan yang banyak, dan toyib (baik). 27 Kata
mubarakah terdapat dalam al-Qur’an surah an-Nur:35,61, al-Qashah:30, ad-
Dukhan:3

26
27

19
20

Menurut Mustafa al-Maragi kata mubarakah artinya penambahan kebaikan


dan banyak pahala, serta menyenangkan hati orang yang mendengar. Dalam
tafsirnya ayat ini diturunkan berkaitan dengan Ibnu Ummi Maktum yang di
bebaskan dari kewajiban perang, karena dia seorang yang buta. Jadi, ayat ini
menjelaskan orang buta, orang sakit, tidak berdosa untuk tidak turut berjihad, hal
ini mengandung implikasi, mereka di bolehkan untuk tetap tinggal di rumah tanpa
meminta dan mendapat izin dari rasulullah. Sebagaimana halnya orang-orang
yang di sebutkan di dalam ayat ini tidak berdosa untuk makan di rumah-rumah.
Ayat ini juga berkaitan dengan Haris bin Amr yang berperang bersama rasulullah,
sedangkan dia menyuruh Malik bin Yazid untuk menjaga keluarganya. Setelah
pulang, dia mendapatkan Malik sangat lelah, Haris menanyakan keadaannya, dan
ia menjawab, saya berdosa untuk memakan-makanan anda tanpa seizing anda.28
Dalam tafsir Ibnu Katsir di jelaskan tidak ada halangan bagimu makan
bersama kerabat, atau sendirian karena kaum muslimin suka merasa sungkan jika
makan sendirian, sebelum ada orang yang menyertaimu; lalu Allah membolehkan
mereka makan sendirian, Allah berfirman: tidak ada halangan bagimu makan
bersama mereka atau sendirian. Inilah kemurahan dari Allah bahwa seseorang
boleh makan bersama-sama atau sendirian, walaupun makan bersama itu lebih
berkah.29
Dari penjelasan diatas dapat di simpulkan makna kata mubarakah yaitu
bertambahnya kebajikan dan berlimpahnya pahala.
7. Barakna ( )
Kata barakna adalah kesuburan dan kebaikan yang banyak. Kata barakna
terdapat dalam al-Qur’an surah al-A’raf:137, al-Isra:1, al-Anbiya:71,81, saba:18

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah telah menepati janji dengan
memberikan kenikmatan yang paling besar kepada kaum Bani Israil, yang
sebelumnya di tindas dan di perbudak oleh firaun dan pengikutnya. Nikmat
tersebut adalah mewaris kawasan barat dan timur yang subur dan di berkahi
Allah. Kenikmatan ini merupakan imbalan dari kesabaran mereka, yang sudah
28
29

20
21

beriman kepada Allah serta mengikuti ajaran Nabi Musa dan tabah dalam
menghadapi kesengsaraan dan penderitaan yang mereka alami.30
Dalam tafsir Ibnu Katsir di jelaskan Allah telah menyempurnakan janjinya
kepada Bani Israil di sebabkan kesabaran mereka, Allah telah hancurkan apa yang
telah di buat Fir’aun dan kaumnya yang telah menindas dengan membunuh anak-
anak lelaki sedang anak perempuan di biarkan hidup, di suruh membayar upeti
dan kerja paksa. Kami berikan kepada mereka tanah yang kami berkahi dengan
kesuburan dan kekayaan yang banyak, ketimur sampai batas-batas Syam, dan
kerabat sampai batas-batas Mesir, sebagai realisasi yang telah kami janjikan.31
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan makna kata barakna yaitu
kesuburan dan kenikmatan yang banyak. Kata barakna dalam ayat ini untuk
negeri Syam. Allah Membrikan kenikmatan kepada kaum Bani Israil dengan
mewarisi kawasan barat dan timur yang sangat subur.
8. Mubaraka ( )
Kata mubaraka terambil dari kata al-barakah yang berarti kebaikan yang
melimpah dan beraneka ragam.32 Kata mubaraka terdapat dalam al-Qur’an surah
ali’Imran:96, Maryam:31, al-Mu’minun:29, Qaf:9.
Menurut Quraish Shihab kata mubaraka dapat di artikan keberkahan yang
penuh kebaikan dan kedamaian. Dalam tafsir al-Misbah ayat ini menjelaskan
tentang peristiwa umat Nabi Nuh hanya menyatakan mereka tenggelam tanpa
merinci keadaan mereka. hal ini untuk mengisyaratkan mereka benar-benar telah
hilang. Hal tersebut menunjukkan betapa murkanya Allah terhadap mereka dan
betapa hina mereka di sisinya.33 Allah memberikan azab kepada kaum Nabi Nuh
dengan topan yang sangat besar karena mendustakan rasulnya, dengan
mengingkari keesaan Allah. Demikian itu adalah suatu pelajaran bagi semua
manusia yang akan datang agar mengambil pelajaran dari kejadian tersebut.34
Menurut Ibnu Katsir ayat ini adalah doa Nabi Nuh dan orang-orang
mukmin ketika turun dari kapal setelah topan berakhir. Ya Allah, turunkanlah aku

30
31
32

33
34

21
22

pada tempat yang diberkahi, dan engkau adalah sebaik-baiknya yang member
tempat.35
Nabi Nuh berdoa agar di berikan tempat yang penuh dengan kedamaian an
kebaikan untuk umatnya serta mempunyai rasa aman di tempat itu, karena hanya
engkaulah yang dapat memberi tempat yang sebaik-baiknya, yang mengetahui
tempat-tempat yang cocok lagi selaras bagi kami.
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan makna kata mubaraka yaitu suatu yang
penuh kebajikan dan kedamaian. Semisalnya Allah memberikan keberkahan
kepada Nabi Nuh dan umatnya, berupa tempat dengan penuh kedamaian dan
kebaikan serta mempunyai rasa aman di tempat itu.

9. Barakatuh ( )
Menurut Imam Ibnu Qayim lafadz barakatuh berbentuk jamak (prular)
sedangkan lafaz salam (keselamatan) dan rahmat berbentuk mufrad (tunggal)
dalam ucapan salam. Beliau mengatakan lafaz barakatuh adalah banyaknya
kebaikan dan sifatnya yang berkesinambungan, dalam artian satu kebaikan akan
di barengi oleh kebaikan lainnya. Sehingga kebaikan tersebut bersifat terus
menerus dan berkesinambungan, maka penggunaan bentuk jamak bagi lafaz
barakatuh itu lebih tepat. Sebagaimana dalam al-Qur’an disebutkan surah Hud:73
yang redaksinya Allah menyebut lafadz rahmah (rahmat) dalam bentuk tunggal
dan lafadz baraktuh dalam bentuk jamak.

Menurut Ibnu Katsir kata barakatuh yakni segala pujian atau kebaikan
pada semua pekerjaan dan perkataannya, terpuji dan termulia pada sifat-sifatnya
dan dzatnya. Dalam tafsirnya dijelaskan: Malaikat berkata kepada mereka
janganlah heran terhadap urusan Allah, meskipun kamu sudah tua dan mandul,
juga suamimu sudah tua renta, sesungguhnya itu semua adalah Maha Kuasa Allah
atas segala sesuatu yang dia kehendaki. Allah yang terpuji dalam semua
pekerjaannya dan perkataannya.36
35
36

22
23

Dalam tafsir al-Misbah ayat ini menjelaskan tentang mendengar ucapan


istri Nabi Ibrahim; para malaikat menyanggah kebenarnya yakni berkata: apakah
engkau wahai sarah istri Ibrahim, merasa heran tentang ketetapan Allah yang
maha kuasa dan memiliki segala sifat kesempurnaan. Hal tersebut bukanlah
sesuatu yang mustahil bagi Allah dan tidak wajar engkau merasa heran, nukankah
selam ini tidak sedikit bukti-nukti kekuasaannya yang engkau sekeluarga lihat dan
alami sendiri. Anak dan cucu yang akan engkau peroleh itu adalah bagian rahmat
Allah yang maha agung dan keberkahan-keberkahannya yakni kebajikan yang
terus meneru tumbuh berkembang yang di curahkan atas nama kamu, hai Ahlu al-
Bait. Dalam segala perbuatannya lagi maha pemurah.37
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan makna kata baraktuh yaitu
suatu kebaikan akan dibarengi oleh kebaikan lainnya. Seperti Allah memberikan
keberkahan kepada Sarah istri nabi Ibrahim berupa keturunan yang terus menerus
tumbuh berkembang.
3. Kunci keberkahan
Keberkahan dari Allah merupakan suatu yang sangat penting bagi orang muslim,
untuk itu ada kunci yang perlu orang-orang miliki dan usahakan untuk meraih
keberkahan, yaitu:
A. Beriman dan Bertakwa
Orang muslim yang beriman dan bertkwa akan di limpahkan aneka kebajikan oleh
Allah baik di dunia maupun di akhirat.
B. Berpedoman Pada al-Qur’an
Al-Qur’an adalah sumber keberkahan, apabila seseorang menjalankan nilai-nilai
dan perintah yang terkandung didalam al-Qur’an, maka Allah akan memberikan
keberkahannya.
4. Faktor-Faktor Yang Menghalangi Keberkahan
A. Tidak Bertakwa
Kebaikan dan keberkahan terletak pada ketakwaan seseorang karena dengan
bertakwa kita akan selamat dari berbagai persoalan dan menjadikan mudah untuk
mengehadapinya,

37

23
24

B. Tidak ikhlas dalam bekerja


Allah tidak akan memberkahi sesuatu pekerjaan yang tidak diiringi dengan
keikhlasan. Sehingga mengurangi nilai hasil kenikmatan dalam pekerjaannya.
Allah akan memberkahi pekerjaan seseorang jika seseorang itu melakukan sengan
ikhlas dan semata-mata mencari keridhaan Allah.
C. Memakan harta yang haram
Allah memerintahkan semua hamba-hambanya untuk memakan yang datang dari
sumber yang halal, dan baik, dan melarang memakan-memakan yang haram
karena makanan yang haram merupakan makanan yang tidak baik sehingga tidak
ada nilai kebaikan dan keberkahan di dalamnya.
D. Tidak mau menginfakan hartanya
Allah tidak akan memberikan orang yang mempunyai sifat kikir, karena
perbuatannya yaitu perbuatan setan, dan sama saja tidak menyukuri nikmat Allah
serta tidak mempercayai balasan Allah.
E. Memutus tali silaturahmi dan hubungan keberkahan
Menjalankan silaturahmi merupakan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari
karena mempunyai banyak kebaikan dan kemuliaan baik itu untuk kebaikan di
dunia terlebih duntuk kebaikan di akhirat. Oleh karena itu, Allah melarang bagi
hambanya untuk tidak menjalin hubungan silaturahmi dengan kaum kerabat dan
saudara kandung. Bahkan Allah akan melaknat orang yang memutuskan tali
silaturahmi.
F. Tidak bersyukur kepada Allah atas nikmatnya
Apabila manusia tidak mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikannya, maka
tidak akan bertambah kebajikan.
G. Berbuat kerusakan dimuka bumi
Orang yang membuat kerusakan dibumi tidak akan pernah mendapatkan kebaikan
dan keberkahan dalam hidupnya, dan tidak akan mendapatkan rahmat Allah. Allah
melarang dan mewanti-wanti kepada hamba-hambanya agar tidak membuat
kerusakan dimuka bumi.
H. Tidak berbakti kepada kedua orang tua

24
25

Tidak ada kebaikan dan keberkahan dalam kehidupan jika seseorang tidak
berbakti kepada orang tuanya. Bahkan Allah melarang keras kepada hamba-
hambanya agar tidak berkata-kata kotor dan kepada orang tuanya,
5. Obyek Berkah dalam al-Qur’an
Ada enam bagian tentang berkah dalam al-Qur’an dalam. Pertama, keberkahan pada
al-Qur’an, yang kedua, keberkahan pada malam turunnya al-Qur’an, yang ketiga
keberkahan pada masyarakat yang beriman dan bertakwa, yang keemapat, yang
kelima, keberkahan pada pohon zaitun, dua yang keenam, keberkahan pada air
keberkahan pada tempat atau negeri.
1. Keberkahan pada al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab suci yang mulia, yang mengandung banyak
keberkahan dan keistimewaa. Ada dua surah yang akan penulis paparkan bahwa
al-Qur’an mempunyai keberkahan, yaitu:
“Dan al-Qur’an ini adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai berkah
yang telah kami turunkan. Maka mengapa kamu mengingkarinya”. (QS. Al-
Anbiya:50)
Ayat ini menjelaskan tentang al-Qur’an merupakan sumber kebaikan dan
faktor datangnya keberkahan yang tetap dan terus menerus bertambah karena
selalu memberi berita gembira tentang pahala yang berlipat ganda serta member
ancaman bagi yang berbuat dosa dan al-Qur’an juga menjadi bukti kebenaran
yang membungkam para penentangnya.38
2. Keberkahan Pada Malam Turunnya al-Qur’an

“Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan


sesungguhnya kamilah yang member peringatan”. (QS. Ad-Dukhan:1-3)
Ayat ini menjelaskan tentang malam turunnya al-Qur’an dinamai dengan malam
yang penuh berkah karena dengan turunnya al-Qur’an menyebabkan munculnya
segala kebaikan dan manfaat di dunia dan di akhirat manfaat di dunia yang
terdapat pada malam diturunkannya al-Qur’an adalah pada malam itu ditentukan
rezeki dan ajal seseorang serta diberikan syafaat kepada Nabi Muhammad saw,

38

25
26

sedangkan manfaat di akhirat adalah pada malam tersebut turun para malaikat
yang membawa rahmat bagi yang beribadah di malam itu serta dikabulkannya
doa.39
3. Keberkahan Pada Masyarakat yang bertakwa
“Jika sekitarnya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya”. (QS. Al-A’raaf:96)
4. Keberkahan Pada Air Hujan
“Dan kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu kami tumbuhkan
dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam”. (Qaf:9)
5. Keberkahan pada Pohon Zaitun
“Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi, perumpamaan cahaya Allah,
adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar.
Pelita itu di dalam kaca (dan) kacs itu seakan-akan bintang (yang bercahaya)
seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak
berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan
tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir
menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis),
Allah membimbing kepada cahayanya siapa yang dia kehendaki, dan Allah
memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha
mengetahui segala sesuatu”. (QS. An-nur:35)
6. Keberkahan Pada Tempat dan Negeri
a. Keberkahan pada mekah
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun dibangun untuk (tempat
beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi
dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” (ali Imran: 96)
b. Keberkahan pada perjalanan Isra Mi’raj
“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hambanya pada suatu malam
dari Al Masjidil haram ke al Masjidil aksa yang telah kami berkahi

39

26
27

sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda


(kesabaran) kami. Sesungguhnya dia adalah Maha Mendengar lagi Maha
melihat”. (al-Israa:1
c. Keberkahan tempat hijrah Nabi Ibrahim dan Nabi Luth
“Dan kami selamatkan (Ibrahim) dan Lut ke sebuah negeri yang kami telah
memberkahinya untuk sekalian alam.” (al-Anbiya:71)
d. Keberkahan tempat dialog Nabi Musa dengan Allah
“Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah)
pinggir lembah yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu “Ya Musa,
sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam” (al-Qashas:30)
e. Keberkahan pada tempat tinggal Kaum Saba

“Dan kami jadikan antara mereka (penduduk saba) dan antara negeri-negeri
(syam) yang kami limpahkan berkah kepadanya, beberapa negeri yang
berdekatan dan kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak –jarak)
perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam dan siang hari
dengan aman.” (saba:18)

C. Kerangka Teoritis

Berkah menurut Quraish Shihab

Barakah bermakna sesuatu yang mantap juga berarti kebajikan


yang melimpah atau kebajikan yang banyak dan beraneka ragam
serta bersinambung

27
28

Ayat-ayat tentang keberkahan dalam al-Qur’an

QS al-An’am ayat QS Al-Anbiyaa’ ayat QS Shaad ayat 29


155 50

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu

diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan

penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional

28
29

berarti kegiatan penelitian ini dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau

oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera

manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.

Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan Langkah-langkah

tertentu yang bersifat logis.40

Hakikat penelitian ilmiah (al-bahth al-ilmi) adalah sebuah proses kerja ilmiah yang dilakukan

secara sistematik, dengan menggunakan metode dan pendekatan tertentu, serta analisis yang

mendalam untuk menyingkap sebuah fenomena, mengetahui hubungan antara fenomena dan

mencermati kaitan satu dengan lainnya, atau menjawab suatu problem akademik yang menjadi

rumusan pokok penelitian.41 Adapun penulis menggunakan metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

A. Pendekatan dan JenisPenelitian


Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, adapun definisi penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositime, digunakan untuk meneliti
kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebgai instrument kunci, dan hasil penelitian kualitati lebih menekankan makna daripada
generalisasi.42 Dengan menggunakan jenis ini di harapkan hasil penelitian akan memberikan
gambaran penekanan pada pemahaman penafsiran makna yang mendalam serta meluas
terhadap kata berkah.
Dan permasalahan yang diangkat dan data yang akan di himpun, maka sudaha jelas bahwa
jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (libray research) penelitian yang semua
datanya berasal dari bahan-bahan tertulis berupa buku, naskah, dokumen, foto, dan lain-lain.
Akan tetapi, dalam bahan-bahan tersebut semuanya harus berkenan dengan al-Qur’an dan
penafsirannya. Substansi penelitian kepustakaan terletak pada muatannya. Artinya penelitian
jenis ini lebih banyak menyangkut hal-hal yang bersifat teoritis, konseptual, maupun
40
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2009),2.
41
Abdul Mustaqim, Metode Penelitian al-Qur’an dan Tafsir, 1.
42

29
30

gagasan-gagasan, ide-ide dan sebagainya.43 Bahan-bahan kepustakaan (literature) dalam


penelitian ini berupa ayat-ayat al-Qur’an yang menyebutkan tentang kata berkah, dan juga
literature berupa kitab-kitab tafsir sebagai penafsiran kata ibadah.
B. Data dan Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis44, yaitu:
a. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara
langsung dari sumber datanya. Sumber utama dalam penelitian ini adalah al-Qur’an al-
Karim yakni ayat-ayat yang menyebutkan kata al-islam dan kata-kata yang seakar
dengannya. Dan beberapa karya-karya tafsir.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai
sumber yang telah ada. Bersumber dari penelitian berupa buku,skripsi dan jurnal yang
disusun untuk menghadirkan berbagai cara pandang dalam melihat masalah yang
hendak diteliti.
C. Teknik Pengumpulan Data
Salah satu dari dua tahap yang dilalui pada pelaksanaan penelitian yaitu tahap penyediaan
data. Dimana diperlukan metode-metode beserta uraiannyadengan Teknik-teknik tertentu,
sehingga data yang ada cukup mewakili untuk menjelaskan objek penelitian.45\Pada
penelitian ini, dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode simak. Sumber data
dalam metode simak yang berkaitan dengan penggunaan Bahasa secara tertulis, bukan hanya
berasal dari hasil penyimak penggunaan bahasa secara lisan. Teknik sadap merupakan upaya
mendapatkan data dengan menyadap penggunaan bahasa seseorang merupakan Teknik dasar
pada metode ini. Penggunaan bahasa secara tertulis dalam penyadapan digunakan apabila
peneliti berhadapan dengan penggunaan bahasa secara tertulis, seperti teks secara narasi,
naskah kuno dan lainnya. Sesuai seperti yang diterapkan pada al-Qur’an yang berisikan
naskah kuno, metode ini sesuai digunakan. Kemudian, Teknik lanjutan pada metode simak
ada beberapa kriteria, diantaranya Teknik simak libatcakap, simak bebas libat cakap, catat,
dan Teknik rekam. Dari beberapa kriteria diatas, peneliti memilih Teknik simak bebas libat
cakap karena dalam teknik ini peneliti hanya berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa.

43
44
Nashruddin Baidan dan Erwin Aziz, Metodologi Khusus Penelitian Tafsir, 68.
45
Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya, cet.9 (Depok: Rajawali Pers,
2017),86.

30
31

Dalam teknik ini peneliti tidak terlihat langsung dalam peristiwa pertuturan yang bahasanya
sedang diteliti. 46
Setelah semua data terkumpul dengan teknik simak diatas, maka teknik selanjutnya
adalah teknik catat yaitu mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitian dari
penggunaan.
D. Analisis Data
Setelah mengumpulkan data kemudian akan dianalisis dengan metode deskriptif-analitis.
Kosakata “deskriptif” adalah kata sifat dari “deskripsi” yang berasal dari bahasa inggris
“description”. Kata ini berkonotasi secara lughawi yaitu pemaparan atau
penggambarandengan kata-kata secara jelas dan perinci.47 Penulis dalam penelitian ini
berusaha memaparkan sekaligus menganalisa struktur pemikiran yang bersumber dari data-
data tertulis dalam berbagai sumber.

BAB IV
BIOGRAFI

A. Profil Singkat M Quraisy Syihab


Prof. Dr. Muhammad Quraisy Syihab, dilahirkan di sidenreng rappang (sindrap)
pada 16 Februari 1944, Quraish adalah putra keempat dari 12 bersaudara dari pasangan
Prof. Abdurrahman Shihab dan Asma Aburisy, 11 saudaranya adalah Nur, Ali, Umar,
Wardah, Alwi, Nina, Sida, Abdul Mutalib, Salwa, Ulfa dan Latifah.
Quraisy mencintai ilmu-ilmu al-Qur’an sejak kecil akibat pengaruh dan didikan
ayahnya, seorang ahli tafsir dan akademisi bahkan Prof. Andurrahman merupakan rector
di dua perguruan tinggi Islam di Makassar, IAIN Alaudin dan Universitas Muslim
Indonesia. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di ujung pandang, ia melanjutkan
pendidikan tingkat menengah di Malang, yang ia lakukan sambil menyantri di Pondok
46
Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya, cet.9…,92.
47
Nashruddin Baidan dan Erwati Aziz, Metodologi Khusus Penelitian Tafsir…, 70-71.

31
32

Pesantren Darul-Hadits al-Faqihiyyah selama 2 tahun di bawah bimbingan Habib Abdul


Qadir Bil Faqih.
Pada tahun 1958 ia berangkat ke kairo, Mesir, dan diterima di kelas II Tsanawiyah
al-Azhar. Tahun 1967, ia meraih gelar Lc (S-1) pada Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir
dan Hadits Universitas al-Azhar. Ia kemudian melanjutkan ke tingkat magister di fakultas
yang sama dan meraih Gellar MA pada tahun 1969 untuk spesialisasi bidang Tafsir al-
Qur’an dengan tesis berjudul Al-I’jaz at-Tasyri’i li al-Qur’an al-Karim. Dan melanjutkan
jenjang doktoralnya pada tahun 1980, 2 tahun berselang Quraish lulu dengan disertasinya
Nazhm ad-Durar li al-Biqa’iy, Tahqiq wa Dirasah.
Sejak dulu, Quraish sudah aktif di berbagai bidang sebagai media berdakwah dan
mendapatkan amanah jabatan, seperti wakil Rektor Bidang Akademis dan
Kemahasiswaan pada IAIN Alauddin, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat,
Anggota Lajnah Pentashih al-Qur’an Departemen Agama, Rektor IAIN Syarif
Hidyatullah, Menteri Agama Kabinet Pembangunan VII, Duta Besar Mesir-Somalia-
Djibouti, dan Anggota Dewan Syariah Nasional.
Pada 2004, Quraish mulai mengembangkan gerakan “Membumikan al-Qur’an”
yang diterjemahkan melalui lembaga yang didirikannya dengan nama “Pusat Studi Al-
Qur’an” (PSQ). PSQ menjadi kepanjangan tangan dan ide dari Quraish untuk
mensosialisasikan dan mendakwahkan pemahaman Islam yang moderat dan toleran, yang
dilahirkan juga melalui banyak program, seperti Pendidikan Kader Mufassir sebagai
media untuk mencetak generasi penerus yang akan menyampaikan pesan al-Qur’an
secara cepat.
Selain itu, Quraish dibantu dengan beberapa kolega juga mendirikan Bayt Al-
Qur’an di kawasan South City Pondok Cabe yang terdiri dari Pondok Pesantren Pasca
Tahfidz yang mendidik para huffadz (penghafal al-Qur’an) dari berbagai daerah untuk
mendalami ilmu al-Qur’an, dan Bayt al-Qur’an juga mempunyai masjid sebagai media
praktik santri dan media mendakwahkan Islam secara konvensional kepada masyarakat
sekitar.
Quraish juga membantu menginisiasi PSQ untuk berinovasi mendakwahkan Islam
Wasathiyah (modern) melalui platform digital, dan terbentuklah CariUstadz.id, yang
mempertemukan antara jama’ah kepada ustadz yang berpahaman moderat untuk
menyelenggarakan kajian bersama, ataupun untuk mensupport kegiatan tertentu.
Quraish sampai sekarang masih aktif juga dalam menyelesaikan permasalahan
dunia Islam Internasional melalui Majlis Hukama’ Al-Muslimin yang terbentuk sejak
2014, dan beranggotakan total 15 orang dari ulama-ulama terkemuka di seluruh dunia.
Perkumpulan ini dipimpin langsung oleh Grand Syekh Al-Azhar, Syekh Dr. Ahme El-
Tayeb.
Saat ini. Quraish lebih banyak mendedikasikan waktunya untuk menulis buku
sebagai aktivitas hariannya, tercatat hingga sekarang sudah 61 judul buku sudah
ditulisnya, dan tentunya Quraish juga mempunyai magnum opus, Tafsir Al-Misbah, dan
semua buku karya Quraish diterbitkan oleh penerbit Lentera Hati.
B. Pendidikan
1. SD sd 2 SMP di sulsel
2. Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyah, Malang, Jawa Timur

32
33

3. Kelas dua I’dadiyah Al-Azhar Mesir 1958-1963


4. S1 Fakultas Ushuludin Jurusan Tafsir dan Hadis Universitas Al-Azhar Mesir 1963-
1967
5. S2 Fakultas Ushuludin Jurusan Tafsir dan Hadis Universitas Al-Azhar Mesir 1967-
1969
6. S3 Studi Tafsir al-Qur’an Universitas Al-Azhar Mesir 1980-1982
C. Karya karya
Quraish Shihab adalah ulama pemikir yang sangat produktif melahirkan karya tulis.
Selain itu, ia sangat konsisten pada jalurnya, pengkajian al-Qur’an dan tafsir. Hampir
seluruh karyanya berhubungan dengan masalah-masalah al-Qur’an dan tafsir. Hampir
setiap karyanya pula mendapat sambutan dari masyarakat dan menjadi best seller serta
mengelami beberapa kali cetak ulang. Di antaranya karya-karya beliau:
1. 40 Hadits Qudsi pilihan (2007)
2. Anda beratanya, Quraish Shihab menjawab: Berbagai Masalah Keislaman (2002)
3. Al-Lubab: Makna, tujuan dan pelajaran dari surah-surah al-Qur’an (2008)
4. Al-Asma’ al-Husna : Mengenai Nama-Nama Allah (2008)
5. Al-Ma’idah 51 : satu firman beragam Penafsiran (2019)
6. Al-Qur’an dan Maknanya (2013)
7. Ayat-ayat fitnah (2008)
8. Berbisnis dengan Allah/ Bisnis sukses Dunia Akhirat (2008)
9. Birrul Walidain (2014)
10. Corona ujian tuhan (2020)
11. Dia dimana-mana (2008)
12. Doa al-Asma Al-Husna (2011)
13. Doa harian bersama M. Quraish Shihab (2009)
14. Fatwa-fatwa seputar ibadah dan muamalah (1999)
15. Fatwa-fatwa seputar ibadah mahdah (1999)
16. Fatwa-fatwa seputar wawasan Agama (1999)
17. Fatwa-fatwa seputar Tafsir al-Qur’an (1999)
18. Hidangan ilahi dalam ayat-ayat Tahlili (2008)
19. Haji dan umroh bersama M. Quraish Shihab (2012)
20. Ibu (2012)
21. Islam yang saya anut (2018)
22. Islam yang saya pahami (2018)
23. Islam yang disalah pahami (2018)
24. Islam dan kebangsaan (2020)
25. Jawabannya adalah cinta (2019)
26. Jilbab pakaian wanita muslimah (2004)
27. Jin dalam al-Qur’an (2010)
28. Kaidah Tafsir (2013)
29. Kehidupan setelah kematian (2008)

33
34

30. Khilafah: peran manusia di bumi (2020)


31. Kumpulan 101 kultum tentang akhlak (2016)
32. Kematian adalah nikmat (2013)
33. Kosakata keagamaan (2020)
34. Lentera al-Qur’an (2008)
35. Logika agama (2007)
36. Malaikat dalam al-Qur’an
37. Menabur pesan ilahi
38. Menjemput maut
39. Menyingkap tabir ilahi
40. Membaca sirah Nabi Muhammad
41. Membumikan al-Qur’an
42. Membumikan al-Qur’an 2
43. MSQ Menjawab 101 soal perempuan
44. MSQ Menjawab pertanyaan anak tentang Islam
45. Mutiara hati
46. Mukjizat al-Qur’an
47. Panduan puasa bersama Quraish Shihab
48. Panduan shalat bersama Quraish Shihab
49. Pengantin al-Qur’an
50. Perempuan
51. Perjalanan menuju keabadian
52. Rasionalitas al-Qur’an
53. Secercah Cahaya Ilahi
54. Setan dalam al-Qur’an
55. Shihab & Shihab
56. Shihab & Shihab ramadhan
57. Sunnah Syiah Beragandengan tangan! Mungkinkah?
58. Tafsir Al-Misbah; 15 jilid
59. Tafsir al-Qur’an al-Karim, Tafsir atas Surat-surat pendek berdasarkan urutan
turunnya wahyu
60. Wasathiyah
61. Wawasan al-Qur’an tentang Dzikir dan Do’a
62. Wawasan al-Qur’an Tafsir Maudhu’I atas berbagai persoalan
63. Yang bijak dan yang jenaka dari M Quraish Shihab
64. Yang hilang dari kita: Akhlak
65. Yasin dan Tahlil
D. Sekilas Tentang Tafsir al-Misbah
1. Latar belakang penulisan Tafsir al-Misbah
Kitab Tafsir al-Misbah adalah salah satu karya Muhammad Quraish Shihab dari
sekian banyak karya-karyanya. Tafsir al-Misbah ini lahir dari keinginan Quraish
34
35

Shihab untuk menjelaskan al-Qur’an, karena banyak kaum muslimin yang membaca
surat-surat tertentu dari al-Qur’an seperti, surat Yasin al-Waqi’ah, ar-Rahman, dan
lain-lain. Berat dan sulit bagi mereka apa yang dibacanya walau telah mengkaji
terjemahnya secara berulang-ulang kesalah pahaman tentang kandungan atau pesan
surah akan semakin menjadi-jadi bila membaca beberapa buku yang menjelaskan
keutamaan surah-surah al-Qur’an atas dasar hadis-hadis lemah, misalnya ada yang
mengatakan, bahwa membaca surah al-Waqi’ah, mengundang kehadiran rezeki.
Kitab ini juga membantu kalangan kaum pelajar dan mereka yang berkecipung dalam
studi Islam, yang masih sering timbul dugaan keracuan sistematika penyusunan ayat-
ayat dan surah-surah al-Qur’an. Apalagi jika mereka membandingkan dengan karya-
karya ilmiah, banyak yang tidak mengetahui bahwa sistematika penyusunan ayat-ayat
dan surah-surah yang sangat unik mengandung unsure pendidikan yang amat
menyentuh serta keinginannya untuk memperjelas makna-makna yang dikandung
oleh sesuatu ayat, dan menunjukkan betapa serasi hubungan antara kata dan kalimat-
kalimat yang satu dengan yang lainnya dalam al-Qur’an.
Disisi lain, buku tafsir ini juga sebagai tanggapan terhadap kritikan masyarakat yang
menilai karya Muhammad Quraish Shihab sebelumnya “Tafsir al-Qur’an al-Karim”
dianggap bertele-tele dalam uraian tentang pengertian kosa kata atau kaidah-kaidah
yang disajikan. Maka, tafsir al-Misbah ini tidak lagi menguraikan pengertian
penekanannya dari kitab tafsir sebelumnya.
2. Metode dan sistematika penulisan Tafsir al-Misbah
Adapun metode tafsir al-Misbah adalah sebagai berikut:
a. Menghidangkan bahasa setiap surah pada apa yang dinamai tujuan surah, atau
tema pokok surah M. Quraish Shihab memulai setiap pembahasan dengan
menjelaskan nama surah, latar belakang penamaan surah tersebut, serta tema
pokok dalam pembahasan surah tersebut.
b. Mengemukakan ayat-ayat al-Qur’an
Setelah menjelaskan surah yang akan dibahas, baru disajikan satu, dua atau lebih
dari apa yang telah dijelaskan.
c. Memberikan terjemahan
Setelah menghidangkan beberapa ayat, maka Quraish Shihab akan memberikan
terjemahan ayat-ayat tersebut, kadangkala dilakukan penyisipan-penyisipan kata
atau kalimat, karena menurutnya, daya bahasa al-Qur’an lebih cenderung kepada
I’jaz (penyingkatan) daripada Ithnab (memperpanjang kata).
d. Menjelaskan kosa kata
Apabila ada kosa kata yang berkaitan dengan penekanan kandungan terhadap
ayat-ayat, maka kosa kata itu akan dijelaskan seperlunya.
e. Mengemukakan Azbab an-Nuzul
Jika ayat tersebut mempunyai Azbab an-Nuzul (sebab-sebab turunnya ayat).

35
36

Selain itu, Tafsir al-Misbah ini merupakan tafsir al-Qur’an lengkap 30 juz pertama
dalam 30 tahun pertama yang ditulis oleh ahli tafsir terkemuka Indonesia. Quraish
Shihab membaginya kedalam 15 volume, dan menguraikan penjelasan ayat-ayat
dengan metode tahlili48, dengan sistematika sebagai berikut:

NO VOLUME SURAH

1 Volume 1

2 Volume

3 Volume

4 Volume

5 Volume

6 Volume

7 Volume

8 Volume

9 Volume

10 Volume

11 Volume

12 Volume

13 Volume

14 Volume

15 Volume

E. Corak penafsiran Tafsir al-Misbah


Dalam menentukan corak tafsir dari suatu kitab tafsir, yang diperhatikan adalah
hal yang dominan dalam tafsir tersebut. Sampai saat sekarang ini ada beberapa corak
tafsir yang telah menjadi cirri khas dari penafsiran mufassir. Diantaranya corak ash-Shafi,
al-Fiqhi, al-Falsafi, tafsir al-Ilmi, dan corak al-Adabi al-Ijtima’i.
Dan pengamat penulis pada Tafsir al-Misba, bahwa tafsir ini bercorak tafsir al-
Adabi al-Ijtim’i. corak tafsir ini terkonsentrasi pada pengungkapan balaghah dan

48

36
37

kemukjizatan al-Qur’an, menjelaskan makna dan kandungan sesuai hukum alam,


memperbaiki tatanan kemasyarakatan umat, dll.
Dalam Tafsir al-Misbah, hal ini sangat jelas terlibat. Sebagai contoh, ketika
Quraish Shihab menafsirkan kata ‫ هونا‬dalam surat al-Furqan ayat 63, Quraish Shihab
menjelaskan:
“Kata ( ) haunan berarti lemah lembut dan halus. Patron kata yang di sini adalah
masdha/indefinitie noun yang mengandung mkna “kesempurnaan”. Dengan demikian,
maknanya adalah penuh dengan kelemah lembutan.
Sifat hamba-hamba Allah itu, yang dilukiskan dengan ( ) yamsyuna ‘ala al-ardhi
haunan/berjalan di atas bumi dengan lemah lembut, dipahami oleh banyak ulama dalam
arti cara jalam mereka tidak angkuh atau kasara. Dalam konteks cara jalan Nabi
saw,mengingatkan agar seseorang tidak berjalan dengan angkuh, membusungkan dada.
Namun, ketika beliau melihat seseorang berjalan menuju arena perang dengan penuh
semangat dan terkesan angkuh, beliau bersabda: “Sungguh cara jalan ini dibenci oleh
Allah, kecuali situasi (perang) ini” (HR.muslim).
Kini, pada masa kesibukan dan kesemrawutan lalu lintas, kita dapat memasukkan
dalam pengertian kata ( ) haunan, disiplin lalu lintas dan penghormatan terhadap rambu-
rambunya. Tidak ada yang melanggar dengan sengaja peraturan lalu lintas kecuali orang
yang angkuh atau ingin menang sendiri sehingga berjalan dengan cepat dengan
melecehkan kiri dan kanannya.
Penggalan ayat ini bukan berarti anjuran untuk berjalan perlahan atau larangan
tergesa-gesa. Nabi Muhammad saw, dilukiskan sebagai yang berjalan dengan gesit, penuh
semangat, bagaikan turun dari dataran tinggi”.
Dari sini jelas, usaha Quraish Shihab untuk memperbaiki tatanan kehidupan sosial
sungguh kuat, sehingga masalah disiplin lalu lintas pun disinggung dalam tafsirnya,
walau pun mungkin sebagai contoh. Jadi wajar dan sangat pantas, kalau tafsirnya ini di
golongkan dalam corak al-Adabi al-Ijtima’i.49

F. Ayat tentang Berkah dan argumentasi berkah menurut Prof. Quraish Shihab

‫وهذا كتاب أنزلناه مبا رك مصد الذي بين يديه ولتنذر أم القرى ومن حولها والذين يؤمنون باألخرة يؤمنون به وهم‬
‫على صال تهم يحا فظون‬
Terjemahnya:
“Dan ini al-Qur’an adalah kitab yang telah kami turunkan yang diberkahi,
membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi
peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekkah) dan orang-orang yang diluar

49

37
38

lengkupnya, orang-orang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman


kepadanya (al-Qur’an) dan mereka selalu memelihara shalatnya.”
Setelah menjelaskan bahwa Allah yang menurunkan kitab yang di anugerahkan
kepada Nabi Musa as. Ditegaskannya tentang al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw, yakni al-Qur’an adalah kitab yang telah kami turunkan dengan
menugaskan malaikat Jibril as, membacakannya kepada Nabi Muhammad saw. yang di
berkahi, yakni mantap keberadaannya lagi mengandung tuntunan guna meraih kebajikan
yang melimpah; membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya seperti Taurat
yang diturunkan kepada Musa as, dan injil yang diturunkan kepada ‘Isa as, dan agar
engkau wahai Nabi Muhammad member peringatan dan ancaman dengan menyapaikan
tuntutan kitab itu kepada penduduk Ummul Qura, yakni mekah dan siapa yang berada di
sekelilingnya yang tidak mempercayainya. Adapun orang-orang yang beriman, yakni
memiliki kecenderungan untuk percaya tentang adanya kehidupan akhirat tentu akan
beriman kepadanya, yakni kepada tuntunan al-Qur’an dan mereka selalu memelihara
shalat mereka dengan tekun.
Ayat ini menegaskan bahwa al-Qur’an adalah wahyu Ilahi sebagaimana hanya
Taurat yang diakui juga oleh orang-orang Yahudi sebagai wahyu Ilahi. Ayat ini bukan
bermaksud menyatakan bahwa wahyu itu diturunkan kepada Nabi Muhammad, karena
tujuannya adalah membanta pernyataan orang-orang Yahudi atau kaum musyrikin Mekah
yang menyatakan Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia. Itu sebabnya
redaksinya ayat ini tidak serupa dengan firmannya dalam beberapa ayat lain yang secara
tegas menyatakan: “Kitabun anzalnahu ilaika mubarakan/kitab yang telah kami turunkan
kepadamu yang diberkahi” (QS. Shad:29).
Kata ( ) barakah bermakna sesuatu yang mantap juga berarti kebajikan yang
melimpah dan beraneka ragam serta bersinambung. Kolam dinamai birkah, karena air
yang ditampung dalam kolam itu menetap mantap di dalamnya tidak tercecer ke mana-
mana.50
‫وهذا كتاب أنزلناه مبا رك فاتبعوه واتقوا لعلكم ترحمون‬
Terjemahannya:

50

38
39

“Dan al-Qur’an ini adalah suatu kitab kami turunkan, yang diberkahi, maka
ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. “
Setelah menjelaskan tentang kitab suci Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa
as, untuk Bani Isra’il, ayat ini menjelaskan bahwa bukan hanya kitab suci itu yang
diturunkan Alllah, tetapi masih ada yang lain yang lebih mulia dan agung dari kitab
Taurat dan kitab-kitab suci lainnya. Kitab tersebut adalah al-Qur’an al-Karim yang di
tunjuk oleh ayat di atas dengan kata hadza/ini. Penggunaan kata itu untuk mengisyaratkan
betapa dekat tuntutannya kepada jiwa manusia yang memelihara fitrah kesuciannya.
Ayat ini menyatakan: Dan di samping apa yang kami anugerahkan kepada Nabi
Musa as, itu, kami pun menganugerahkan kepada Nabi Muhammad saw, al-Qur’an dan
ini adalah kitab yang maha agung yang kami turunkan, untuk seluruh manusia termasuk
kamu wahai kaum musyrikin. Di samping itu ia adalah kitab yang diberkahi, maka
ikutilah ia, yakni bersungguh-sungguhlah mengerjakan petunjuk-petunjuk, serta menjauhi
larangan-larangan yang dikandungnya dan bertakwalah setiap agar kamu dirahmati.
Kami turunkan al-Qur’an itu agar kamu tidak berdalih di hari kiamat nanti atas
ketidak patuhan kamu dengan mengatakan: Bahwa kitab suci itu, yakni yang bersumber
dari Allah swt, hanya diturunkan kepada dua golongan saja sebelum kami, yakni kitab
Taurat kepada Yahudi dan kitab injil kepada Nasrani, dan sesungguhnya kami lengah
menyangkut apa yang mereka berulag-ulang baca, karena kami tidak dapat membacanya
atau karena kami tidak memperhatikan kandungannya.
Kata ( ) Mubarak, telah dijelaskan dengan rinci ketika menafsirkan ayat 92 surah
al-An’am ini, bahwa ( ) bermakna sesuatu yang mantap juga berarti kebajikan yang
melimpah dan beraneka ragam serta bersinambung. Kolam dinamai birkah, karena air
yang ditampung dalam kolam itu menetap mantap di dalamnya tidak tercecer ke mana-
mana.51

َ‫ك َأ ْن َز ْلنَهُ َأفََأ ْنتُ ْم لَهُ ُم ْن ِكرُوْ ن‬


ٌ ‫َوهَ َذا ِذ ْك ٌر ُّمبَا َر‬

Terjemahannya:
“Dan ini (al-Qur’an adalah suatu peringatan yang mempunyai berkah yang telah
kami turunkan. Maka apakah kamu mengingkarinya?

51

39
40

Setelah menyebut kitab suci yang dianugerahkan kepada Nabi Musa as dan Nabi
Harun as, maka kini giliran al-Qur’an yang disebut untuk menyatakan bahwa ini bukan
pertama kali Allah mengutus Nabi dan menurunkan kitab suci jika demikian, mengapa
mereka heran dan mendustakannya. Ayat ini menyatakan: Dan al-Qur’an ini adalah suatu
kitab peringatan yang penuh berkah, yakni aneka kebajikan. Kami telah menurunkannya
untuk semua umat manusia, sebagaimana kami menurunkan Taurat kepada Nabi Musa as
untuk Bani Isra’il. Maka apakah, yakni mengapakah kamu wahai kaum musyrikin Mekah
terhadapnya secara khusus menjadi pengingkar-pengingkar kebenarannya, padahal
kamulah yang paling wajar menyambutnya. Bukankah tuntutannya begitu dekat kepada
kamu, dan bukankah bahasanya sedemikian mempesona kamu?
Kata ( ) hadza sering kali menunjuk kitab suci yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw, bahkan semua kata yang menunjuk kepada kitab suci tersebut bila
menggunakan nama al-Qur’an semuanya menggunakan kata ( ) hadza sebagai isyarat
bahwa tuntutannya sangat dekat kepada umat manusia.
Kata ( ) Mubarak terambil dari kata ( ) barakah yang berarti kebajikan yang
banyak. Memang al-Qur’an al-Karim mengandung banyak sekali kaebajika dan
keistimewaan. Bukan saja pada redaksinya yang demikian mempesona, bahkan lebih-
lebih kendungannya. Di samping itu ia juga menjadi bukti kebenaran yang membungkam
para penentangnya. Orang-orang terpelajar walau tidak mempercayainya sebagai wahyu
Ilahi pun mengakui Keistimewaan al-Qur’an, bahkan tidak sedikit dari petunjuk-petunjuk
kitab suci al-Qur’an yang mereka adopsi.52

ِ ‫ك ِليَ َّدبَّرُوْ ا َءايَتِ ِه َولِيَتَ َذ َّك َرُأوْ لُوْ اَأْل ْلبَا‬


‫ب‬ َ ‫ِكتَبٌ َأ ْن َز ْلنَهُ ِإلَ ْي‬
ٌ ‫ك ُمبَ َر‬

Terjemahannya:
“Dan ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang
yang mempunyai pikiran.”
Penjelasan tentang hakikat di atas diuraikan Allah melalui para nabi dan kitab-
kitabnya antara lain yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, karena itu ayat dia
atas menegaskan bahwa : Al-Qur’an yang engkau sampaikan wahai Nabi Muhammad

52

40
41

adalah sebuah kitab agung yang kami turunkan kepadamu. Ia penuh dengan berkah
supaya mereka yakni umat manusia seluruhnya khususnya yang tidak percaya
memperhatikan ayat-ayatnya, dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran yang
cerah menadapat pelajaran.
Kata ( ) al-albab adalah bentuk jamak dari ( ) lubb yaitu sari pati sesuatu. Kacang
misalnya memiliki kulit yang menutupinya isinya. Isi kacang dinamai lubb. Ulul Albab
adalah orang-orang yang memiliki akal murni yang tidak diselubungi oleh “kulit”, yakni
kabut ide yang dapat melahirkan kerancauan dalam berpikir. Yang merenungkan ayat-
ayat Allah dan melaksanakannnya diharapkan dapat terhindar dari siksa, sedang yang
melokanya pasti kerancauan dalam cara berpikirnya.
Kata ( ) mubarakun terambil dari kata ( ) barkah yang bermakna sesuatu yang mantap
juga berarti kebajikan yang melimpah dan beraneka ragam serta bersinambung. Kolam
dinami birkah, karena air yang ditampung dalam kolam itu menetap mantap di dalamnya,
tidak tercecer kemana-mana. Keberkahan Ilahi datang dari arah yang sering kali tidak
diduga atau dirasakan secara material dan tidak pula dapat dibatasi atau bahkan diukur.
Dari sini segala penambahan yang tidak terukur oleh indra dinamai berkah. Demikian ar-
Raghib al-Asfahani. 53

BAB V

ANALISA KONTEKS MAKNA BERKAH DALAM SURAT AL-AN’AM, AL-


ANBIYA, SHAD
MENURUT PRO QURAISY SYIHAB

A. QS. Al-An’am: 155


“Dan ini adalah kitab yang kami turunkan, (lagi) diberkati, maka ikutilah ia dan
bertakwalah agar kamu dirahmati”.

53

41
42

Ayat ini menjelaskan sifat-sifat dan kedudukan al-Qur’an yang mencakup


segala macam petunjuk dan hukum syariat yang dibutuhkan oleh umat manusia
seluruhnya untuk mencapai kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi.
Di dalam ayat ini dijelaskan bahwa bukan hanya kitab Taurat saja yang
diturunkan Allah kepada Nabi Musa yang berisi ajaran-ajaran syariat dan
petunjuk-petunjuk yang hanya dibutuhkan oleh Bani Israil, tetapi masih ada
yang lain yang lebih mulia dan agung daripada kitab Taurat dan kitab-kitab
suci lainnya. Kitab tersebut adalah al-Qur’an al-Karim yang ditunjuk oleh ayat
di atas dengan kata hadza/ini. Penggunaan kata itu untuk mengisyaratkan
betapa dekat tuntutannya kepada jiwa manusia yang memelihara fitrah
kesuciannya.
Dari ayat di atas dapat di jelaskan bahwa kata (‫ )بركة‬barakah bermakna
sesuatu yang mantap juga berarti kebajikan yang melimpah dan beraneka
ragam serta bersinambung.54 Al-Ragih al-Asfahani menjelaskan bahwa makna
Baraka kemudian menjadi al-Barakah mempunyai makna ‫ثبوت الخير االلهى فى‬
‫“ الش يء‬tetapnya suatu kebaikan ilahi pada sesuatu”55. Kata barakah di atas
seakar dengan kata al-birkah yang berarti kolam.
Dengan demikian, keberkahan itu bersifat tetap dan merupakan pemberian
Allah yang memiliki nilai kebaikan. Secara mendasar mendasar “berkah” dan
“pemberian berkah” hanya berasal dari Allah dan hak Allah swt.
Konteks berkah disini sesuatu yang mantap berarti tetapnya suatu
kebaikan pada sesuatu sama halnya dengan tetapnya air dalam suatu kolam.
B. QS. Al-Anbiya: 50
“Dan ini adalah suatu peringatan yang penuh berkah. Kami telah
menurunkannya. Maka apakah kamu terhadapnya menjadi pengingkar-
pengingkar?”
Pada ayat yang lalu menjelaskan bahwa Allah telah menurunkan kitab
Taurat kepada Nabi Musa dan Nabi Harun. Kitab Taurat tersebut adalah
merupakan peringatan dan pengajaran bagi orang-orang bertakwa kepada Allah.
Kemudian dalam ayat ini menegaskan agar orang-orang bertakwa kepada Allah
54
55

42
43

dan rasulnya dengan mengalihkan perhatian kepada al-Qur’an yang


diturunkannya kepada Nabi Muhammad.
Ayat ini menjelaskan tentang al-Qur’an merupakan sumber kebaikan dan
faktor datangnya keberkahan yang tetap terus menerus bertambah karena selalu
member berita gembira tentang pahala yang berlipat ganda serta member
ancaman bagi yang nerbuat dosa dan al-Qur’an juga menjadi bukti kebenaran
yang membungkam para penentangnya.56
Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa al-Qur’an itu merupakan
peringatan dan pelajaran yang sangat bermanfaat untuk orang-orang yang
bertakwa, sehingga sepatutnya ikuti perintah dan larangannya serta jadikan
pegangan dalam menjalankan kehidupan. Pada akhir ayat ini Allah akan mencela
sikap kaum yang masih mengingkari al-Qur’an, padahal tidak satu alasan bagi
mereka untuk mengingkarinya karena dalam al-Qur’an tidak ada kebatilan yang
menyesatkan. Lagi pula, kebaikan dan manfaat al-Qur’an itu sudah dijelaskan
kepada mereka.57
Dari ayat di atas dijelaskan kata ( ) hadza sering kali menunjuk kitab suci
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, bahkan semua kata yang
menunjuk kepada kitab suci tersebut bila menggunakan nama al-Qur’an
semuanya menggunakan kata ( ) hadza sebagai isyarat bahwa tuntunannnya
sangat dekat kepada umat manusia.
kata ( ) Mubarak terambil dari kata ( ) barakah yang berarti kebajikan yang
banyak. Memang al-Qur’an al-Karim mengandung banyak sekali kebajikan dan
keistimewaan. Bukan saja pada redaksinya yang demikian mempesona, behkan
lebih-lebih kandungannya.
Konteks berkah disini kebajikan yang banyak berarti mengamalkan
apa yang di sukai Allah dan memilih prioritas amalan adalah sesuatu yang sangat
dianjurkan, walau ini berarti bukan hanya berkonsentrasi penuh dealam amalan
tersebut.
C. QS. Shad : 29

56
57

43
44

“ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu, penuh berkah, supaya
mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai
pikiran yang cerah mendapat pelajaran.”
Pada ayat yang lalu, sikap sikap orang musyrik yang memdustakan keesaan
Allah dan kebenaran wahyu, menghadapi sikap mereka ini, Allah memerintahkan
kepada rasulullah dan para pengikutnya agar tabah dan sabar. Lalu menceritakan
kisah Nabi Daud yang sangat sabar dan mentaatinya hingga memperoleh
kemuliaan. Agar menjadi contoh dan teladan yang baik bagi kaum muslimin,
maka pada ayat ini, Allah menjelaskan bukti-bukti keesaannya yang terdapat di
langit dan bumi, dan seluruh makhluk yang berada diantaranya agar pikiran orang
kafir terbuka untuk mengakui kemahaesaan dan kemahakuasaannya menurunkan
petunjuk berupa al-Qur’an.
Ibnu ‘Asyur memahami kitabun anzalnahu ilaika mubarakun (sebuah kitab
yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah) dengan maksud bahwa
tiap-tiap ayat al-Qur’an punya berkah. Bila demikian pemahamannya, maka dari
enam ribuan ayat lebih kurang, masing-masing mengandung berkah atau ada nilai
kebaikan yang telah ditetapkan oleh Allah di dalam setiap ayat. Oleh karena itu,
tidak mengherankan bila manusia dalam berinterakni dengan al-Qur’an, masing-
masing punya cara dan pendekatan dengan maksud mengharap keberkahan. Inilah
nanti sehingga banyak orang melakukan sesuatu yang berkaitan dengan al-Qur’an
dengan harapan macam-macam maksud dan tujuannya yang disebut dengan
bertabaruk dengan al-Qur’an.
kata ( ) mubarakun terambil dari kata ( ) barkah yang bermakna sesuatu yang
mantap juga berarti kibajika yang melimpah dan beraneka ragam serta
bersinambung. Keberkahan ilahi datang dari arah yang sering kali tidak diduga
atau di rasakan secara material dan tidak pula dapat dibatasi atau bahkan diukur.
Dari sini segala penambahan yang tidak terukur oleh indra dinamai berkah.
Demikian ar-Raghib al-Asfahani.
Konteks berkah dinisini sesuatu yang mantap berarti tetapnya suatu
kebaikan pada sesuatu sama halnya dengan tetapnya air dalam suatu kolam.

44
45

dan juga kebajikan yang melimpah berarti mengamalkan apa yang di sukai
Allah dan memilih prioritas amalan adalah sesuatu yang sangat dianjurkan, walau
ini berarti bukan hanya berkonsentrasi penuh dealam amalan tersebut.

45

Anda mungkin juga menyukai