Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MATA KULIAH TAFSIR


“HUKUM DAN KETENTUAN SHOLAT DARI INTERPRETASI
SURAT AL- BAQOROH (2): 45,46,153,238 “
Dosen pengampu : Dr. M. Ircham,LC.,M.Pd.I.

Disusun oleh :
1. Farikha ayu Muslikha (63030200160)

2. Muhammad Helmi Andriansyah (63030200161)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Tafsir berupa makalah yang berjudul
“Hukum dan Ketentuan Sholat dari Interpretasi Surat AL Baqoroh (2): 45,46,153,238” tanpa
ada halangan suatu apapun. Tidak lupa kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW, semoga kita diberikan syafaat oleh beliau di hari akhir kelak,
aamiin.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada bapak Dr. M. Ircham, LC., M.Pd.I.
selaku dosen pengampu mata kuliah Tafsir. Karena dengan adanya tugas ini telah
memberikan ilmu, pengetahuan yang lebih kepada saya. Saya berharap agar pembaca dapat
menambah ilmu dan wawasan setelah membaca makalah ini.
Saya selaku penulis menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan
penyempurnaan. Saya dengan senang hati akan menerima segala bentuk kritik dan saran
pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini saya memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Salatiga,08 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
A. Pengertian Akidah Islam............................................................................................................5
B. Tafsir Surat Al Baqoroh ayat 45.................................................................................................6
C. Tafsir Surat AL Baqoroh ayat 46...............................................................................................11
D. Tafsir Surat Al Baqoroh ayat: 153............................................................................................13
E. Tafsir Surat Al Baqoroh ayat : 238...........................................................................................16
BAB III..................................................................................................................................................21
PENUTUPAN........................................................................................................................................21
A. Kesimpulan..............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akidah adalah bidang teori yang harus dipercayai terlebih dahulu sebelum yang lain-
lainnya dan hendaknya menurut ketetapan-ketetapan dan keterangan-keterangan yang jelas
dan tegas dari ayat Alquran serta telah menjadi kesepakatan bagi kaum muslimin sejak
penyiaran Islam dimulai.
Akidah berarti hal-hal yang bertalian dengan kepercayaan, keimanan dan keyakinan,
seperti percaya kepada Allah, malaikat, wahyu, rasul-rasul, kitab-kitab, hari akhir dan
sebagainya
Sedangkan shalat ialah salah satu jenis ibadah bagi para pemeluk agama islam yang
berbentuk perkataan dan perbuatan dengan diawali oleh gerakan takbir dan diakhiri dengan
gerakan salam. Salat merupakan suatu ibadah yang istimewa di dalam Islam karena perintah
pelaksanaannya diterima oleh Nabi Muhammad dari Allah secara langsung
Hubungan akidah dengan shalat yaitu utama setiap manusia diciptakan ke bumi ini adalah
untuk mengabdi kepada Allah. Penyebutan ibadah shalat menunjukan bahwa shalat adalah
ibadah yang wajib dilakukan secara berkesinambungan baik dalam keadaan susah, senang,
sakit dan sehat. Manfaat pendidikan yang diperoleh ialah untuk memperkuat kepercayaan
tentang kebenaran Allah dan membiasakan melakukan shalat secara teratur dan tertib serta
mempererat persaudaraan.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian akidah Islamiyah secara umum ?


2. Bagaimana tafsir surat al baqarah ayat 45 ?
3. Bagaimana tafsir surat al Baqarah ayat 46 ?
4. Bagaimana tafsir surat al Baqarah ayat 153 ?
5. Bagaimana tafsir surat al Baqarah ayat 283 ?
6. Bagaimana dengan isu kon temporer dengan surat albaqarah ayat 45,46,153,238?
7. Apa hikmah atau pelajaran yang dapat di ambil ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui definisi akidah Islamiyah


2. Mengetahui tafsiran surat al Baqarah ayat 45
3. Mengetahui tafsiran surat Al Baqarah ayat 46
4. Mengetahui tafsiran surat al Baqarah ayat 153
5. Mengetahui tafsiran surat al Baqarah ayat 283
6. Mengetahui hikmah dan pelajaran yang dapat di ambil
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akidah Islam
ْ yang berarti ikatan,
Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu (ُ‫)ال َع ْقد‬
at-tautsiiqu (ُ‫ )التَّوْ ثِ ْيق‬yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (
ْ yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah ( ‫)ال َّر ْبطُ بِقُ َّو ٍة‬
‫)ا ِإلحْ َكا ُم‬
yang berarti mengikat dengan kuat.
Sedangkan menurut istilah (terminologi), akidah adalah iman yang teguh dan
pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Jadi, Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada
Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadaNya, beriman
kepada para malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir baik dan
buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip
Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi
ijma' (konsensus) dari salafush shalih, serta seluruh berita-berita qath'i (pasti), baik
secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur'an dan
As-Sunnah yang shahih serta ijma' salaf as-shalih.
 Ruang Lingkup Aqidah
Menurut para ulama, beberapa hal yang termasuk dalam ruang lingkup
aqidah adalah sebagai berikut:
- Ilahiyat, yaitu pembahasan hal yang berkenaan dengan
masalah ketuhanan, khususnya membahas mengenai Allah
SWT.
- Nubuwwat, yaitu pembahasan hal yang berkenaan dengan
para utusan Allah (nabi dan rasul Allah).
- Ruhaniyat, yaitu pembahasan hal yang berkenaan dengan
mahluk gaib. Misalnya malaikat, iblis, dan jin.
- Sam’iyyat, yaitu pembahasan hal yang berkenaan dengan
alam gaib. Misalnya surga, neraka, alam kubur, dan
lainnya.
 Tujuan Mempelajari Aqidah
Bagi umat Islam, mempelajari aqidah yang benar adalah suatu
kewajiban. Mengacu pada pengertian aqidah, adapun beberapa tujuan
mempelajari aqidah adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan Ibadah Kepada Allah SWT
2. Menenangkan Jiwa
3. Meningkatkan Amal Baik
4. Menegakkan Agamanya

B. Tafsir Surat Al Baqoroh ayat 45

َ‫يرةٌ إِاَّل َعلَى ْال َخا ِش ِعين‬


َ ِ‫صاَل ِة ۚ َوإِنَّهَا لَ َكب‬ َّ ‫َوا ْستَ ِعينُوا بِال‬
َّ ‫صب ِْر َوال‬

Artinya: "Dan mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat.
Dan sholat itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk."1

 Kosakata surat Al Baqoroh ayat 45:


 ‫ َوا ْستَ ِع ْينُوْ ا‬: dan mohonlah pertolongan (kepada Allah)
 ‫صب ِْر‬َّ ‫ بِال‬: dengan sabar
 ‫ َوالص َّٰلو ۗ ِة‬: dan shalat
 ٌ‫ لَ َكبِ ْي َرة‬: sungguh berat
 َ‫ اِاَّل َعلَى ْال ٰخ ِش ِع ْي ۙن‬: kecuali bagi orang-orang yang khusuk

 Asbabun Nuzul Surat Al Baqoroh ayat 45:


Ada yang memahami ayat ini sebagai lanjutan tuntunan kapada orang-
orang Yahudi atas dasar penyebutannya sesudah tuntunan dan kecaman
diatasThahir Ibn ‘Asyur menulis bahwa ayat ini ditujukan kepada Bani Isra’il
sebagai petunjuk guna membantu mereka melaksanakan segala apa yang
diperintahkan oleh ayat-ayat lalu. Petunjuk yang dikandung ayat ini sungguh pada

1
Alquran dan terjemahannya.
tempatnya, karena setelah mereka diajak disertai dengan janji dan ancaman, maka
dapat diduga keras bahwa tidak ada lagi jalan masuk bagi setan ke dalam hati
mereka, tidak ada juga tempatnya untuk mundur bahkan kini mereka telah bersiap-
siap untuk melaksanakan perintah-perintah Allah.
Namun demikian, boleh jadi kebiasaan lama masih memberatkan Langkah
mereka, maka ayat ini menyodorkan resep yang amat ampuh agar mereka dapat
melangkah maju menuju kebajikan. Kandungan resep itu adalah shalatdan sabar.
Ada juga ulama yang memahami ayat di atas sebagai tuntunan kepada kaum
muslimin yang taat baik bagi yang melaksanakan shalat dengan baik maupun yang
yang tidak melakukan shalat sesuai dengan tuntunan yang diajarkan Nabi
Muhammmad saw.
Di sisi lain, menurut penganut pendapat kedua ini, orang-orang Yahudi, tentu
tidak wajar untuk diperintah agar menjadikan shalat sebagai penolong. Alasan ini
tentu saja tidak pada tempatnya. Memahaminya sebagai tuntunan yang ditujukan
kepada kaum muslimin bukan orang Yahudi,
 Tafsiran Surat Al Baqoroh ayat 45
Tafsir Ibnu Kasir
Firman-Nya (‫ )واستعينوا بالصبر والصالة‬melalui ayat ini, Allah Ta’ala menyuruh
para hamba-Nya untuk meraih kebaikan dunia dan akhirat yang mereka dambakan,
dengan cara menjadikan kesabaran dan salat sebagai penolong. Sunaid
meriwayatkan dari Hajjaj, dari Ibnu Juraij, ia mengatakan, bahwa sabar dan salat
merupakan penolong untuk mendapatkan rahmat Allah Ta’ala.2
Dan sebagaimana dikatakan Muqatil bin Hayyan dalam tafsirnya mengenai
ayat ini: “Hendaklah kalian mengejar kehidupan akhirat dengan cara menjadikan
kesabaran dalam mengerjakan berbagai kewajiban dan salat sebagai penolong.”
Menurut Mujahid, yang dimaksud dengan kesabaran adalah shiyam (puasa). Imam
Al-Qurthubiy dan ulama lainnya mengatakan: “Oleh karena itu, bulan Ramadhan
disebut sebagai bulan kesabaran.”
Ada juga yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan sabar pada ayat
tersebut adalah menahan diri dari perbuatan maksiat, karena disebutkan bersama
dengan pelaksanaan berbagai macam ibadah, dan yang paling utama adalah ibadah
salat.

2
Tafsir ibnu kasir jilid 1
Dari Umar bin Khaththab, ia berkata: “Sabar itu ada dua: sabar ketika
mendapatkan musibah adalah baik, dan lebih baik lagi adalah bersabar dalam
menahan diri dari mengerjakan apa yang diharamkan Allah Ta’ala.” Hal ini mirip
dengan ucapan Umar yang juga diriwayatkan dari Al-Hasan Al-Bashri. Ibnu Al-
Mubarak meriwayatkan dari Sa’id bin Jubair, katanya: “Kesabaran itu adalah
pengaduan hamba kepada Allah Ta’ala atas apa yang menimpanya dan mengharap
keridhaan di sisi-Nya serta menghendaki pahala-Nya. Terkadang seseorang merasa
cemas tetapi ia tetap tegar, tidak terlihat darinya kecuali kesabaran.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Hudzaifah bin Al-Yaman, katanya:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika ditimpa suatu masalah, maka segera
mengerjakan salat.”
Firman-Nya (‫يرة‬tt‫ا لكب‬tt‫)وإنه‬, dhamir (kata ganti) nya kembali ke kata salat.
Demikian dinyatakan oleh Mujahid dan Ibnu Jarir. Bisa juga kembali kepada
kandungan ayat itu sendiri, yaitu wasiat (pesan) untuk melakukan hal tersebut,
sebagaimana firman-Nya dalam kisah Alquran dalam Surah Al-Qashash ayat 80
yang artinya: “Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu, "Kecelakaan yang
besarlah bagi kalian, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman
dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang
sabar." Ini merupakan beban yang sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusuk. Mujahid mengatakan: “Yaitu orang-orang mukmin yang sebenarnya.”
Sedangkan menurut Adh-Dhahhak kalimat ini berarti bahwa hal itu sangat
berat kecuali bagi orang-orang yang tunduk dalam ketaatan kepada-Nya, yang takut
akan kekuasaan-Nya, serta yang yakin dengan janji dan ancaman-Nya.Ibnu Jarir
mengatakan, makna ayat tersebut, “Wahai sekalian orang-orang alim dari kalangan
ahlu kitab, mohonlah pertolongan dengan menahan diri kalian dalam ketaatan
kepada Allah Ta’ala dan mendirikan salat yang dapat mencegah kalian dari kekejian
dan kemungkaran serta dapat mendekatkan kalian kepada keridhaan Allah Ta’ala.
Hal itu sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, yaitu mereka
yang patuh dan tunduk dalam ketaatan kepada-Nya serta merendahkan diri karena
takut kepada-Nya.” Yang jelas, meskipun secara konteks ayat tersebut ditujukan
sebagai peringatan bagi Bani Israil, namun yang dimaksud bukanlah mereka
semata, tetapi ditujukan secara umum baik kepada mereka maupun selain mereka.
Tafsir Al Misbah
Apapun hubungannya yang jelas ayat ini memerintahkan: Mintalah
pertolongan yakni kukuhkan jiwa kamu dengan sabar yakni menahan diri dari
rayuan menuju nilai rendah dan dengan shalat yakni dengan mengaitkan jiwa
dengan Allah swt. serta bermohon kepada-Nya guna menghadapi segala kesulitan
serta memikul segala beban.3
Dan sesungguhnya yang demikian itu yakni shalat dan sabar itu, atau beban
yang akan kamu pikul sungguh berat, kecuali bagi orang-orangyang khusyuk, yakni
orang-orang yang tunduk dan yang hatinya merasa tenteram dengan berzikir kepada
Allah.
Kata ash-shabr/ sabar artinya menahan diri dari sesuatu yang tidak berkenan di
hati. Ia juga berarti ketabahan. Imam Ghazali mendefinisikan sabar sebagai
ketetapan hati melaksanakan tuntunan agama menghadapi rayuan nafsu.
Sedang ( ash-shalah) dari segi bahasa adalah doa, dan dari segi pengertian
syariat Islam ia adalah “ucapan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir
dan diakhiri dengan salam.” Shalat juga mengandung pujian kepada Allah atas
limpahan karunianya, mengingat Allah, danmengingat karunia-Nya mengantar
seseorang terdorong untuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya serta
mengantarnya tabah menerima cobaan atau tugas yang berat. Demikian, shalat
membantu manusia menghadapi segala tugas dan bahkan petaka.
ِ ‫َوإِنَّهَا لَ َكبِي َرةٌ إِاَّل َعلَى ْالخ‬
Firman-Nya: َ‫َاش ِعين‬
dan sesungguhnya ia sungguh berat kecuali bagi orang-orangyang khusyuk,
mengandung arti bahwa keduanya — sabar dan shalat — tidak mudah
dipraktekkan kecuali oleh mereka yang khusyuk. Ia juga berarti bahwa sabar dan
shalat harus menyatu sebagaimana diisyaratkan oleh penggunaan bentuk tunggal
untuk menunjuk keduanya innaha sesunggunya ia, bukan innahuma/ sesungguhnya
keduanya. Ini berarti, ketika Anda shalat atau bermohon Anda harus sabar, dan
ketika menghadapi kesulitan Anda pun harus bersabar, dan kesabaran itu harus
dibarengi dengan doa kepada-Nya.
Ada juga ulama yang memahami pengganti nama (pronoun) pada kata innahal
sesungguhnya ia menunjuk kepada tuntunan-tuntunan Allah yang disebut pada ayat-
ayat lalu, yakni melaksanakan tuntunan-tuntunan tersebut merupakan sesuatu yang
berat kecuali bagi mereka yang khusyuk.

3
Tafsir Al Misbah jilid 1
Khusyu‘ adalah ketenangan hati dan keengganannya mengarah kepada
kedurhakaan. Yang dimaksud dengan orang-orang yang khusyuk oleh ayat ini
adalah mereka yang menekan kehendak nafsunya dan membiasakan dirinya
menerima dan merasa tenang menghadapi ketentuan Allah
Kandungan Surat :
Surat Al-Baqarah ayat 45 menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan
untuk tetap sabar dan sholat sebagai penolong kita menuju surga.
Menurut tafsir Jalalain, mintalah pertolongan dalam menghadapkan urusan
atau kesulitan-kesulitanmu dengan bersabar dan menahan diri dari hal-hal yang tidak
baik dengan sholat. Khususnya disebutkan di sini untuk menyatakan bagaimana
pentingnya sholat.
Diriwayatkan dalam hadist riwayat Abu Dawud, Hudzaifah radhiyallahu
'anhu:

َ ،ٌ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم إِ َذا َح َزبَهُ أَ ْمر‬


Arab: ‫صلَّى‬ َ ‫َكانَ النَّبِ ُّي‬

Artinya: dulu jika ada perkara yang menyusahkan Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam, beliau mendirikan sholat.

Sholat memberikan banyak keutamaan bagi umat Islam. Berdasarkan hadist


riwayat Ahmad, dari 'Abdullah bin 'Umar radhiyallahu 'anhuma, Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam mengingatkan tentang sholat pada suatu hari, kemudian berkata,

Arab: ،ٌ‫ظ َعلَ ْيهَا لَ ْم يَ ُك ْن َلهُ نُور‬ ْ ِ‫ َو َم ْن لَ ْم يُ َحاف‬،‫ َونَ َجاةً يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬،‫ َوبُرْ هَانًا‬،‫َت لَهُ نُورًا‬
ْ ‫َم ْن َحافَظَ َعلَ ْيهَا َكان‬
ٍ َ‫ َوأُبَ ِّي ْب ِن خَ ل‬، َ‫ َوهَا َمان‬، َ‫ َوفِرْ عَوْ ن‬، َ‫ َو َكانَ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َم َع قَارُون‬، ٌ‫ َواَل نَ َجاة‬،‫َان‬
‫ف‬ ٌ ‫َواَل بُرْ ه‬

Artinya: Siapa saja yang menjaga sholat maka dia akan mendapatkan cahaya,
petunjuk dan keselamatan pada hari kiamat. Sedangkan, siapa saja yang tidak
menjaga sholat, dia tidak akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan. Dan
pada hari kiamat nanti, dia akan dikumpulkan bersama dengan Qarun, Firaun, Haman,
dan Ubay bin Khalaf.
D. Tafsir Surat AL Baqoroh ayat 46

ࣖ َ‫الَّ ِذ ْينَ يَظُنُّوْ نَ اَنَّهُ ْم ُّم ٰلقُوْ ا َربِّ ِه ْم َواَنَّهُ ْم اِلَ ْي ِه ٰر ِجعُوْ ن‬

“(yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa
mereka akan kembali kepada-Nya.”4

Kosakata surat al baqoroh ayat 46 :


 َ‫ الَّ ِذ ْين‬: (yaitu) mereka yang
 َ‫ يَظُنُّوْ ن‬: yakin
 ‫ اَنَّهُ ْم‬: bahwa mereka
 ‫ ُّم ٰلقُوْ ا‬: akan menemui
 ‫ َربِّ ِه ْم‬: Tuhannya
 ‫ َواَنَّهُ ْم‬: dan bahwa mereka
 َ‫ اِلَ ْي ِه ٰر ِجعُوْ ؑن‬: akan kembali kepada-Nya

Tafsiran Surat Al Baqoroh ayat 46 :


Tafsir Ibnu Kasir
Firman-Nya, َ‫وْ ن‬tt‫ ِه ٰر ِج ُع‬t‫الَّ ِذ ْينَ يَظُنُّوْ نَ اَنَّهُ ْم ُّم ٰلقُوْ ا َربِّ ِه ْم َواَنَّهُ ْم اِلَ ْي‬, "Yaitu orang-orang yang
meyakini bahwci mereka akari menemui Rabb-nya, dan bahwa mereka akan kembali
kepada-Nya. " Ayat ini menyempurnakan kandungan ayat sebelum-nya. Maksudnya,
bahwa shalat atau wasiat itu benar-benar berat kecuali bagi orang-orang yang
khusyu' , yaitu yang yakin bahwa mereka akan menemui Rabb-nya. Yakni, mereka
mengetahui bahwa dirinya akan dikumpulkan kepada-Nya pada hari kiamat, dan
dikembalikan kepada-Nya.5
Artinya, semua per-soalan mereka kembali kepada kehendak-Nya, Dia
memutuskan persoalan itu menurut kehendak-Nya sesuai dengan keadilan-Nya.
Karena mereka meyakini adanya hari pengembalian dan pemberian pahala, maka

4
Alquran dan Terjemah
5
Tafsir Ibnu Kasir jilid 1
terasa ringan bagi mereka untuk melaksanakan berbagai ketaatan dan meninggalkan
berbagai kemungkaran.

Tafsir Al Misbah
Sedangkan firman-Nya

‫يَظُنُّوْ نَ اَنَّهُ ْم ُّم ٰلقُوْ ا َربِّ ِه ْم‬


''Mereka meyakini bahwa mereka akan menemui Rabb mereka, " Ibnu J arir
rahimahullah mengatakan, masyarakat Arab terkadang menyebut yakin itu dengan
sebutan dzan (dugaan). 6
Menurut penganut pendapat ini, dengan menggunakan kata menduga keras,
tergambar sekali lagi tolerasi Allah terhadap bisikan-bisikan hati, yang sesekali dapat
timbul dalam benak mempertanyakan objek-objek keimanan. Memang, man&sia
biasa bahkan sahabat Nabi pun, tidak jarang menghadapi aneka pertanyaan yang
muncul dalam benak mereka atau dimunculkan oleh setan, menyangkut objek-objek
keimanan. Pertanyaan- pertanyaan itu dapat meresahkan, tetapi ada yang
memendamnya.
‘Kami lebih baik terjerumus ke dalam jurangyang dalam daripada
mengucapkannya, ” ucap sementara sahabat Nabi. Memang, saat munculnya
pertanyaan-pertanyaan demikian, pastilah ketika itu jiwa risau, iman tidak berada
pada keteguhah keyakinan. Bisa jadi yang bersangkutan berada dalam suasana
keraguan,atau sedikit di atas keraguan sehingga menjadi dugaan, dan bisa jadi pula
lebih rendah dari keraguan sehingga menjadi waham.
Ayat di atas mentoleransi keyakinan yang melebihi tingkat keraguan, yakni
dugaan, walaupun belum sampai pada keimanan penuh dan keyakinan bulat. Jarak
antara keyakinan penuh dan dugaan itulah tempat pertanyaan-pertanyaan yang
sesekali muncul yang memahami menemui Tuhan mereka dalam arti menemui
ganjaran dan ridha-Nya, berpendapat bahwa penggalan ayat ini menggambarkan
optimisme yang menyelubungi jiwa orang-orang yang khusyuk terhadap ganjaran
yang akan mereka terima kelak.

6
Tafsir Al Misbah Jilid 1
Mengapa orang-orang yang meyakini adanya hari Pembalasan, atau yang
menduga keras keniscayaannya atau ganjaran Ilahi, dikecualikan dari rasa beratnya
shalat dan sabar? Para ulama menjawab, karena yang tergambar dalam benak mereka
ketika itu adalah ganjaran Ilahi, dan ini menjadikan mereka menilai ringan beban dan
cobaan-cobaan yang mereka alami. Tuntunan dan kecaman di atas, walaupun tertuju
kepada semua manusia, namun dalam konteks turunnya ayat-ayat, ia ditujukan kepada
orang-orang Yahudi, karena itu ayat berikutnya mengajak orang-orangYahudi untuk
mengingat nikmat-nikmat Allah yang lain.

E. Tafsir Surat Al Baqoroh ayat: 153

ّ ٰ ‫صب ِْر َوالص َّٰلو ِة ۗ اِ َّن هّٰللا َ َم َع ال‬


١٥٣- َ‫صبِ ِر ْين‬ َّ ‫الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا ا ْستَ ِع ْينُوْ ا بِال‬-

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada


Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S.
Al-Baqarah 153)

a. Asbab al nuzul
Ayat ini diturunkan setelah menyampaikan penjelasan mengenai perintah
bersyukur, Allah Ta’ala pun menjelaskan makna sabar dan bimbingan untuk
memohon pertolongan melalui kesabaran dan salat. Karena sesungguhnya seorang
hamba itu adakalanya ia mendapatkan nikmat kemudian mensyukurinya atau ditimpa
bencana kemudian bersabar atasnya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah
hadis dalam Kitab Musnad Ahmad, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

َ َ‫ إِ ْن أ‬:ُ‫ه‬tَ‫رًا ل‬tْ‫ضا ًء إِاَّل َكانَ َخي‬


" ‫هُ؛ َوإِ ْن‬tَ‫رًا ل‬tْ‫انَ َخي‬t‫ َك‬،‫ َك َر‬t‫ فَ َش‬،‫رَّا ُء‬t‫ابَ ْتهُ َس‬t‫ص‬ ِ ‫ع ََجبًا لِ ْل ُم ْؤ ِم ِن اَل يَ ْق‬
َ َ‫ضي هَّللا ُ لَهُ ق‬
ُ‫صبَ َر َكانَ َخ ْيرًا لَه‬َ َ‫ضرَّا ُء ف‬ َ َ‫"أ‬
َ ُ‫صابَ ْته‬

Artinya: “Mengagumkan perihal orang mukmin itu. Tidak sekali-kali Allah


menetapkan suatu ketetapan baginya, melainkan hal itu baik belaka baginya. Jika dia
mendapat kesenangan, maka bersyukurlah dia yang hal ini adalah lebih baik baginya;
dan jika tertimpa kesengsaraan, maka bersabarlah dia yang hal ini adalah lebih baik
baginya.” (HR. Ahmad)
Firman-Nya (‫الة‬tt‫)واستعينوا بالصبر والص‬, Allah Ta’ala juga menerangkan bahwa
sebaik-baik sarana yang dapat membantu dalam menjalani berbagai musibah adalah
kesabaran dan salat, sebagaimana juga difirmankan dalam Surah Al-Baqarah ayat 45
yang artinya: “Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolong kalian. Dan sesungguhnya
yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” Dalam
hadis disebutkan: “Bahwa Rasulullah jika menghadapi suatu masalah, maka beliau
mengerjakan salat.” (HR. Ahmad dan An-Nasai)
b. Analisis kosakata
 ‫ يَ ٰـٓأَيُّهَا‬: wahai
 َ‫ ٱلَّ ِذين‬: orang-orang yang
ْ ُ‫ َءا َمن‬: beriman
 ‫وا‬
ْ ُ‫ٱستَ ِعين‬
 ‫وا‬ ۡ : mohonlah pertolongan
 ‫ بِٱلص َّۡب ِر‬: dengan sabar
 ‫صلَ ٰو ۚ ِة‬
َّ ‫ َوٱل‬: dan sholat
 ‫ إِ َّن‬: sesungguhnya
 َ ‫ ٱهَّلل‬: Allah
 ‫ َم َع‬beserta
َّ ‫ ٱل‬: orang-orang yang sabar
 َ‫ص ٰـبِ ِرين‬

c. Isi kandungan
1. Allah memerintahkan orang-orang beriman agar meminta pertolongan
kepada-Nya dengan sabar dan shalat. Baik pertolongan untuk meraih kebahagiaan di
dunia maupun kebahagiaan di akhirat.
2. Ketika menghadapi musibah atau cobaan, seorang mukmin harus bersabar
dan memperbanyak shalat
3. Sabar dan shalat adalah solusi bagi orang-orang yang beriman.
4. Orang-orang yang sabar akan mendapatkan kebersamaan Allah secara
khusus (maiyatullah khassah). Kebersamaan khusus itu berupa penjagaan,
perlindungan, pembelaan dan pertolongan.
5. Orang-orang yang sabar hendaknya tenang menghadapi kehidupan karena
Allah sudah menjamin bahwa Dia membersamai mereka.
d . Penafsiran
> Tafsir Al-Muyassar
Wahai sekalian orang-orang yang beriman, Mintalah bantuan dari Allah dalam
seluruh urusan kalian dengan bersabar dalam menghadapi berbagai bala dan musibah,
dan bersabar dalam meninggalkan maksiat-maksiat dan dosa-dosa ,serta bersabar
dalam menjalankan ketaatan dan ibadah-ibadah serta amalan yang mendekatkan
kepada Allah, dan dengan shalat yang menyebabkan jiwa-jiwa menjadi tentram, serta
dapat menahan diri dari perbuatan keji dan munkar.
Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar dengan pertolongan
Nya, Taufik dan tuntunan Nya kepada jalan yang lurus. Dalam ayat ini terdapat dalil
penetapan “Ma’iyyah” (kebersamaan) Allah yang khusus bagi kaum Mukminin, yang
mendatangkan apa yang telah disebutkan. Adapun “ma’iyyah” (kebersamaan) yang
bersifat umum yang bermakna mengetahui dan meliputi, maka itu berlaku umum pada
semua makhluk.
> Tafsir Jalalain
(Hai orang-orang yang beriman! Mintalah pertolongan) untuk mencapai
kebahagiaan akhirat (dengan jalan bersabar) taat melakukan ibadah dan sabar
menghadapi cobaan (dan mengerjakan salat) dikhususkan menyebutkannya
disebabkan berat dan berulang-ulang (sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang
sabar) artinya selalu melimpahkan pertolongan-Nya kepada mereka.

e. Kaidah atau konsep


Kaidah yang terkandung dalam surat Al Baqarah ayat 153 yaitu bahwa dalam
ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menerangkan perintah untuk
bersyukur,memerintahkan sabar dan hikmah di dalamnya. Juga pentingnya shalat
sebagai solusi.

f . Implikasi dengan isu kontemporer (konteks kekinian)


Dalam kandungan surat al baqarah ayat 153 dapat di ambil bahwa jika
seseorang yang beriman dalam kehidupanya dan jika mengalami musibah supaya
meminta pertolongan kepada Allah swt dengan selalu bersabar agar mendapatkan
kebersamaan bersama Allah swt yang berupa penjagaan, perlindungan, pembelaa, dan
pertolongan-Nya. Serta Allah swt memerintahkan untuk menjalankan shalat dengan
khusyuk agar merasa tenang dalam kehidupan sehari-harinya.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka peran kita sebagai manusia agar selalu
bersabar dalam menghadapi suatu masalah dan mengerjakan shalat dengan khusyuk
agar tenang dalam kehidupanya.

g. Hikmah atau pelajaran


Surat al-baqarah 153 ini memberikan pelajaran moral kepada setiap
mukmin bahwa setiap mukmin yang beriman kepada allah akan mengalami
ujian, ujian yang diterima sebetulnya hanya sedikit, karena tidak sebanding
dengan ganjaran yang diterima setelah berhasil melalui ujian tersebut. Seorang
mukmin sejati yang telah berhasil melalui ujian akan diberikan allah ganjaran
berupa keberkahan yang beraneka ragam seperti limpahan pengampunan,
pujian,menganti nikmat yang lebih baik dari yang sebelumnya yang hilang,
dan lain-lain.
Kemudian ia mendapat rahmat berupa limpahan rizki karunia yang
banyak dari allah.Kemudian mereka mendapat pentunjuk, yaitu bukan saja
pentunjuk mengatasi kesulitan dan kesedihan yang menimpa, tetapi juga
petunjuk menuju kebahagian dunia dan akhirat.
Setelah berhasil bersabar dalam mengatasi ujian, seorang mukmin juga
melaksanakan shalat agar tetap mengingat allah dalam rangka menenangka
jiwa terhadapsegala ujian, karena pada hakikat ujian berasal dari allah, dan dia juga
yang mengeluarkan seseorang dari ujian tersebut, serta membalasnya dengan
ganjaran, karena tujuan shalat adalah untuk mengingat allah setiap saat

F. Tafsir Surat Al Baqoroh ayat : 238


َ‫وا هَّلِل ِ ٰقَنِتِين‬
۟ ‫صلَ ٰو ِة ْٱل ُو ْسطَ ٰى َوقُو ُم‬ ِ ‫صلَ ٰ َو‬
َّ ‫ت َوٱل‬ ۟ ُ‫ٰ َحفِظ‬
َّ ‫وا َعلَى ٱل‬

Arti: Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa.


Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'. (Q.S AL-BAQARAH : 238)
a. Asbabun nuzul
Ayat ini turun karena adanya teguran Allah swt kepada seseorang yang
berbicara ketika mengerjakan sholat yang dijelaskan dalam suatu riwayat yaitu Telah
menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa telah mengabarkan kepada kami 'Isa dia
adalah putra Yunus dari Isma'il dari Al Harits bin Syubail dari Abu 'Amru Asy
Syaibaniy berkata; Zaid bin Arqam berkata, kepadaku: "Sungguh kami pernah
berbicara ketika sedang shalat hingga ada seorang diantara kami yang berbicara
dengan temannya tentang kebutuhannya sampai kemudian turun firman Allah Ta'ala
(dalam surah Al Baqarah) "Peliharalah seluruh shalat kalian dan shalat Al Wustha dan
berdirilah (dalam shalat) untuk Allah dengan khusyu'". (QS. Albaqarah, 238), Maka
kami diperintah untuk diam".
Hadits ini menurut ijma’ ulama termasuk dalam kategori hadits shahih. Hadits
ini terdapat dalam kitab Shahih Bukhari dengan nomor1125, dan dalam kitab Fathul
Bari dengan nomor 1200.

b. Analisis kosakata
 ‫ ٰحفِظُوْ ا‬: peliharalah
 ‫ َعلَی‬: atas
 ‫ت‬ ِ ‫صلَ ٰو‬َّ ‫ ال‬: segala sholat
 ‫ َو الص َّٰلو ِة‬: dan sholat
ٰ ‫ۗ ال ُوس‬
 ‫ْطی‬ ْ : wustha ('ashar)
 ‫ َو قُوْ ُموْ ا‬: dan berdirilah
 ِ ‫ هّٰلِل‬: untuk Allah
 َ‫ ٰقنِتِ ْین‬: dengan tunduk

c. isi kandungan

Dalam ayat ini diterangkan keutamaan melakukan salat, dan selalu


memeliharanya. Keluarga merupakan bagian dari masyarakat dan dalam memenuhi
segala kebutuhan dan persoalan hidupnya banyak sekali menemui kesulitan yang
kadang-kadang dapat menjerumuskannya kepada hal-hal yang dilarang agama.
Karena itu telah diberi suatu cara yang baik untuk dilakukan manusia agar selalu
terjamin hubungan keduniaannya dengan ketakwaan kepada Allah dengan selalu
memelihara salat. Mulai dari bangun tidur sebelum melakukan kontak dengan
manusia lainnya ia ingat dan bermunajah lebih dahulu dengan Allah (waktu subuh).
Kemudian setelah ia berhubungan dengan masyarakat, dan mungkin sekali terjadi
perbuatan yang tidak diridai Allah maka untuk mengingatkan dan menyelamatkannya,
ia dipanggil untuk berhubungan lagi dengan Allah pada waktu tengah hari (salat
zuhur). Begitulah seterusnya selama 24 jam.
Dengan demikian selalu terjalin antara kesibukan manusia (untuk memenuhi
hajat hidupnya) dengan ingat kepada Allah dan melaksanakan perintah-perintah-Nya.
Hal ini mempunyai pengaruh dan membekas dalam jiwa dan kehidupan manusia
sebagaimana ditegaskan bahwa dengan salat manusia dapat terhindar dari perbuatan
jahat dan mungkar. Selain itu, memelihara salat adalah bukti iman kepada Allah, dan
menjadi syarat mutlak bagi kehidupan seorang Muslim, menguatkan tali
persaudaraan, dan dapat menjamin hak-hak manusia. Menurut riwayat Ahmad,
Rasulullah saw bersabda:

Perjanjian antara kami dengan kaum kafir adalah salat, siapa yang
meninggalkannya (dengan sengaja) maka ia telah menjadi kafir. (Riwayat Ahmad)

Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Ahmad dan ath-thabrani, Rasulullah
saw bersabda:

Barang siapa selalu memelihara salat maka ia akan dapat cahaya dan petunjuk
serta akan dapat keselamatan pada hari Kiamat. Sebaliknya orang yang tidak
memelihara salat maka tidak ada baginya cahaya, petunjuk dan keselamatan. Di
akhirat nanti ia akan bersama Fir'aun, Haman, dan Ubai bin Khalaf di dalam neraka.
(Riwayat Ahmad dan ath-thabrani)

Ayat-ayat di atas menjelaskan bagaimana pentingnya menjaga dan memelihara


salat. Manusia yang melaksanakan perintah ini benar-benar menjadi makhluk Allah
yang bertakwa dan hidupnya akan selalu aman, berada di dalam magfirah dan rida
Allah.

d. penafsiran
> tafsir kemenag
Dalam ayat ini menjelaskan hukum keluarga dalam beberapa ayat sebelumnya,
pada ayat ini Allah menjelaskan hukum asasi antara manusia dengan Allah, yakni
salat. Hal ini seakan mengingatkan agar persoalan keluarga tidak membuat manusia
lupa akan kewajiban asasinya, yaitu salat. Karena itu, ayat ini dimulai dengan kata
perintah. Peliharalah secara sungguh-sungguh, baik secara pribadi maupun saling
mengingatkan antara satu dengan lainnya tentang semua salat, dan peliharalah secara
khusus salat wusaa , yakni salat asar dan subuh, karena keutamaannya. Dan
laksanakanlah salat karena Allah Pemilik kemuliaan dan keagungan dengan khusyuk,
yakni dengan penuh ketaatan dan keikhlasan.
> Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh
Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) 238.
Jagalah salat-salat itu dengan cara menunaikannya secara sempurna
sebagaimana perintah Allah. Dan jagalah salat yang berada di tengah-tengah salat-
salat lainnya, yaitu salat Asar. Dan berdirilah untuk Allah di dalam salatmu dengan
tunduk dan khusyuk.

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al


Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
ِ ‫صلَ ٰو‬
238. ‫ت‬ ۟ ُ‫( ٰحفِظ‬Peliharalah semua shalat(mu) ) Makna (‫ )المحافظة‬yakni
َّ ‫وا َعلَى ال‬
َ t‫صلَ ٰو ِة ْال ُو ْس‬
konsistensi dan penjagaan. ‫ط ٰى‬ َّ ‫( َوال‬dan (peliharalah) shalat wusthaa) Yakni
sholat Ashar, karena sebelum shalat ini ada dua shalat dan setelahnya ada dua shalat
sehingga ia berada di tengah (wushtha).
Dan Allah mengkhususkan penyebutan ayat ini sebagai pemuliaan baginya.
۟ ‫( َوقُو ُم‬Berdirilah untuk Allah ) Yakni dalam shalat kalian. Allah memerintahakan
‫وا لِلَّـ ِه‬
mereka berdiri diatas kaki mereka dalam shalat dengan penuh ketenangan, dan ini
pada shalat fardhu; adapun untuk shalat sunnah maka diperbolehkan dengan duduk
dan apabila dalam keadaan safar maka boleh dilakukan diatas kendaraan dan
semacamnya. َ‫( ٰقنِتِين‬dengan khusyu’) Yakni dengan ketaatan dan kekhusyu’an. Dan
pendapat lain mengatakan: yakni dengan diam dan tidak berbicara dengan orang lain.

e. Kaidah atau konsep

untuk melakukan shalat, menghadap Allah yang Maha Agung dan Maha
Tinggi, yang dapat melepaskan manusia dari kesibukan dan pengaruh buruk dunia.
Dengan mendekatkan diri sebanyak mungkin kepada Allah, maka hal itu akan dapat
menguatkan hati, membersihkan jiwa, menghindarkan dari perbuatan keji dan
mungkar. Dengan itu pula seorang hamba akan cenderung berlaku adil dan senantiasa
berbuat ihsan, sehingga ia berusaha melaksanakan aturan, dan melengkapi dengan
perbuatan baik apapun yang dicintai Allah.

f. Implikasi dengan isu kontemporer (konteks kekinian)


Sesuai dengan surat al-baqarah ayat 238 peran kita yaitu sesibuk apapun kita,
ketika mendengaran adzan segeralah untuk melaksanakan shalat, dan sebagai
mahasiswa kita harus menjalankan kewajiban-kewajiban syariat dan adab Islam yang
mulia dengan menjaga shalat lima waktu.

g. Hikmah atau pelajaran

• Kewajiban untuk memelihara shalat lima waktu lebih khusus lagi shalat
ashar dan shalat subuh (shalat wustha).
• Larangan untuk berbicara saat shalat tanpa ada keperluan yang darurat.
• Kewajiban khusyuk di dalam shalat.
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
1. Surat Al-Baqarah ayat 45 menjelaskan bahwa Allah SWT
memerintahkan untuk tetap sabar dan sholat sebagai penolong kita
menuju surga,mintalah pertolongan dalam menghadapkan urusan
atau kesulitan-kesulitanmu dengan bersabar dan menahan diri dari
hal-hal yang tidak baik dengan sholat. Khususnya disebutkan di
sini untuk menyatakan bagaimana pentingnya sholat.
2. Surat Al Baqoroh ayat 46 menjelaskan tentang mentoleransi
keyakinan yang melebihi tingkat keraguan, yakni dugaan,
walaupun belum sampai pada keimanan penuh dan keyakinan
bulat.
3. Surat Al Baqarah ayat 153 menjelaskan bahwa Allah menerangkan
perintah untuk bersyukur,memerintahkan sabar dan hikmah di
dalamnya. Juga pentingnya shalat sebagai solusi.
4. Surat Al Baqoroh ayat 238 menjelaskan bagaimana pentingnya
menjaga dan memelihara salat. Manusia yang melaksanakan
perintah ini benar-benar menjadi makhluk Allah yang bertakwa dan
hidupnya akan selalu aman, berada di dalam magfirah dan rida
Allah.
DAFTAR PUSTAKA

Kitab Terjemah Tafsir Ibnu Kasir


Kitab Terjemah Tafsir Al Misbah
https://news.detik.com/berita/d-4903218/kandungan-surat-al-baqarah-ayat-
45tentang-sabar-dhjban-sholat
https://www.sakaran.com/2018/08/terjemah-per-kata-al-baqarah-ayat-40-
46.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Akidah_Islam
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-aqidah.html

Anda mungkin juga menyukai