Anda di halaman 1dari 16

ANALISA KOGNISI SOSIAL DAN BERPIKIR ILUSI

PADA FILM “DEAR NATHAN” KARYA INDRA WIGUNA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas ujian tengah semester mata kuliah
Psikologi Komunikasi

Dosen Pengampu : Ibu Siti Khadijah, S.Sos., M.Si.

Kelompok 1:

Aulia Octavia 41183507210070

Nilna Salsabila Syarif 41183507210071

Annisa Aprilia 41183507210073

Nahda Layali 41183507210074

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI

2022
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkat kepada oleh Allah SWT. Yang
maha pengasih lagi maha penyayang, yang telah memberikan kita semua
karunia-Nya dan perlindungan-Nya. Pada kesempatan kali ini, kami
mendapatkan sebuah kesempatan untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Psikologi Komunikasi yang berjudul “ Analisa Kognisi Social dan
Berpikir Ilusi Pada Film “Dear Nathan” Karya Indra Wiguna. ”
Dengan tidak mengurangi rasa hormat, kami ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Ibu Siti Khadijah, S.Sos., M.Si. selaku
Dosen pengampu mata kuliah Psikologi Komunikasi yang telah
memberikan tugas kelompok ini kepada kami. Makalah ini merupakan
salah satu tugas mata kuliah Psikologi Komunikasi di program studi
psikologi pada Universitas 45 Bekasi.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dan mungkin juga kesalahan yang di sengaja maupun tidak.
Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran dari pembaca, demi
terciptanya sebuah makalah yang sempurna.

Bekasi, 22 Mei 2022

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4

1.3 Tujuan Makalah..............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6

2.1 Analisa Peristiwa Sosial.................................................................................6

2.1.1 Attention..................................................................................................6

2.1.2 Encoding..................................................................................................7

2.1.3 Retrieval...................................................................................................7

2.1.4 Analisa Peristiwa Sosial Pada Film.........................................................8

2.2 Skema Kognisi Sosial.....................................................................................8

2.2.1 Person......................................................................................................8

2.2.2 Roles........................................................................................................9

2.2.3 Events......................................................................................................9

2.2.4 Analisis Skema Kognisi Sosial Pada Film...............................................9

2.3 Cara Berfikir Heuristik.................................................................................10

2.3.1 Representasi...........................................................................................10

2.3.2 Base Rate Fallacy..................................................................................10

2.3.3 Priming..................................................................................................10

2.3.4 Keterbatasan Informasi yang Tersedia..................................................10

2.3.5 Analisa Heuristik Pada Film..................................................................10

ii
2.4 Kaitan Film dengan Berfikir Ilusi................................................................10

2.4.1 Jenis Ilusi...............................................................................................11

2.4.2 Analisis Film..........................................................................................11

2.5 Aspek Sensasi. Persepsi dan Atribusi pada Film.........................................11

2.5.1 Sensasi...................................................................................................11

2.5.2 Persepsi..................................................................................................11

2.5.3 Atribusi..................................................................................................12

2.5.4 Analisa Pada Film..................................................................................12

BAB III PENUTUP...............................................................................................13

2.6 Kesimpulan...................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dear Nathan merupakan film yang diadaptasi dari sebuah novel
karya Erisca Febriani. Film ini merupakan film bergenre romansa yang
mengangkat kisah percintaan anak sekolah menengah atas yaitu salma dan
Nathan. Berawal dari pertemuan tokoh yang tidak disengaja hingga
menimbulkan perasaan cinta pada masing-masing tokoh. Dari film ini
kami kelompok 1 akan menganalisa kognisi sosial dari film Dear Nathan.
Kognisi sosial sendiri merupakan cara individu untuk menganalisa,
mengingat, dan menggunakan informasi mengenai kejadian atau peristiwa-
peristiwa sosial. Untuk menganalisa suatu peristiwa atau kejadian tersebut,
terdapat tiga proses didalamnya, yaitu Attention (Pemusatan pikiran),
encoding (Penyerapan), dan retrieval (mengingat informasi kembali).
Dalam kognisi sosial juga terdapat istilah skema yang merupakan
kerangka atau gambaran yang membantu individu dalam
mengorganisasikan informasi-informasi suatu fenomena yang diperhatikan
individu. Skema tersebut terbagi menjadi tiga jenis, yaitu person, roles,
events.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:

1. Bagaimana kognisi sosial yang tercermin dari film Dear Nathan?


2. Bagaimana analisis heuristic dan menentukan jenis ilusi pada film
Dear Nathan?
3. Bagaimana aspek persepsi dan atribusi pada film Dear Nathan?

4
I.3 Tujuan Makalah
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah antara lain:

1. Untuk mengetahui kognisi sosial yang ada di film Dear Nathan.

2. Untuk mengetahui analisis heuristic dan jenis ilusi yang ada di film

Dear Nathan.

3. Untuk mengetahui aspek persepsi dan atribusi pada film Dear


Nathan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Analisa Peristiwa Sosial


II.1.1 Attention
Menurut solso, maclin (2016) attention adalah pemusatan
pikiran dalam bentuk yang jernih terhadap sejumlah objek simultan
atau kelompok pikiran. Sedangkan menurut steinberg (2008).
Pemusatan kesadaran menjadi inti dari atensi. Atensi
mengimplikasikan jika adanya pengabaian dari objek-objek lainnya
sehingga anda sanggup untuk menangani objek-objek tertentuk agar
efektif. Jika dilihat dari sudut pandang psikologi kognitif, atensi
adalah proses kognitif yang digunakan untuk menyeleksi informasi-
informasi penting yang ada di sekeliling kita. Sehingga kerja otak
tidak akan berlebihan serta dipenuhi dengan beragam informasi yang
mungkin tidak terbatas jumlahnya. Proses kerja dari atensi sangat
berhubungan dengan fungsi indera, yang mana sinyal yang berasal
dari indera akan di bawa menuju otak dan kemudian diterjemahkan
ke dalam sebuah informasi yang bisa diinterpretasikan.

menurut Groover (2010) menyebutkan ada lima jenis attention,


diantaranya yaitu:
a. Perhatian selektif (selektif attention)
Perhatian selektif terdapat pada situasi di mana seseorang
memantau beberapa sumber informasi sekaligus. Penerima
informasi harus memilih salah satu sumber informasi yang
paling penting dan mengabaikan yang lainnya.

b. Perhatian terfokus (focused attention)


Perhatian terfokus mengacu pada situasi di mana
seseorang diberikan beberapa input namun harus fokus pada
satu input saja selama selang waktu tertentu.

6
7

c. Perhatian Terbagi (Dividen Attention)


Perhatian terbagi terjadi ketika pada situasi di mana
penerima informasi diharuskan menerima informasi dari
berbagai sumber dan melakukan beberapa jenis pekerjaan
sekaligus.
d. Perhatian yang terus menerus (Sustained Attention)
Perhatian terus menerus dilakukan penerima informasi
yang harus melihat sinyal atau sumber pada jangka waktu
tertentu yang cukup lama.
e. Kurang Perhatian (Lack off Attention)
Kurang perhatian merupakan situasi di mana penerima
informasi tidak berkonsentrasi terhadap pekerjaannya. Situasi ini
disebabkan oleh kebosanan atau kejenuhan dan kelelahan.

II.1.2 Encoding
Encoding adalah memasukkan apa yang diperhatikan ke dalam
memorinya dan menyimpannya. Encoding dapat diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan sumber untuk menerjemahkan pikiran dan
ide-idenya ke dalam suatu bentuk yang dapat diterima oleh Indra
pihak penerima. Encoding dalam proses komunikasi dapat
berlangsung satu kali maupun berkali-kali. Encoding hampir
menyerupai pesan. Perbedaannya encoding adalah proses yang
terjadi di otak untuk menghasilkan pesan, sedangkan pesan adalah
hasil dari proses encoding yang dapat dirasakan atau diterima. Pesan
ini akan diolah menjadi pesan yang memiliki arti dengan proses
decoding.

II.1.3 Retrieval
Retrieval adalah apabila kita menemukan gejala yang mirip
kita akan mengeluarkan ingatan kita dan membandingkan apabila
ternyata sama maka kita bisa mengatakan sesuatu mengenai gejala
tersebut atau bisa juga individu mengeluarkan ingatannya ketika
akan menceritakan peristiwa yang dialami.
8

II.1.4 Analisa Peristiwa Sosial Pada Film


Pada film Dear Nathan analisa pada peristiwa sosial antara lain,
pada bagian attention atau pemusatan perhatian, bisa terlihat pada
adegan Nathan yang melihat salma memberikan plester. Adanya
peinderaan berupa melihat salma memberikan plester maka timbul
lah informasi bahwa nathan memiliki rasa suka atau tertarik terhadap
salma. Pada bagian econding bisa dilihat dari sikap Nathan terhadap
Salma seperti memperhatikan salma, memberikan pesan setiap hari
melalui gawai kepada Salma, dari hal yang ditunjukkan tersebut
maka Salma dapat menagkap apa yang ia lihat dan dengar serta dapat
menyimpulkan bahwa Nathan memiliki kertetarikan atau rasa suka
terhadap Salma. Sedangakn untuk retrieval sendiri bisa terlihat di
adegan ketika Salma bertanya mengenai Daniel yang merupakan
saudara kembar Nathan, pada bagian ini akan timbul memori lama
yang muncul Ketika ada pemicunya yaitu memori Ketika Nathan
membunuh saudara kembarnya yaitu Daniel.

II.2 Skema Kognisi Sosial


Skema yaitu kerangka mental yang berpusat pada tema-tema spesifik
yang membantu kita untuk mengorganisasikan dan menggunakan
informasi sosial. Skema merupakan seperangkat tatanan struktur
pengetahuan atau pemahaman mengenai beberapa konsep atau stimulus.
(Taylor 2009). Skema kognisi sosial meliputi person, roles dan events.

II.2.1 Person
Skema person bisa diibaratkan sebagai asosiasi yang kita tanamkan
mengenai karakteristik orang lain berdasarkan pengetahuan kita.
Sebagai contoh, sosok ksatria digambarkan memiliki pedang,
memakai baju baja, badan kekar dan memiliki sifat baik. Skema ini
tidak akurat, tetapi membuat kita lebih gampang dalam mengenali
karakter seperti demikian.
9

II.2.2 Roles
Skema roles terjadi saat kita menghubungkan sebuah kegiatan
dengan orang yang spesifik, sehingga saat melihat orang itu kita
akan otomatis terpikirkan dengan kegiatan tersebut. Seperti saat kita
melihat tukang tidur, otomatis kita membayangkan mereka suka
tidur dan mudah lelah.

II.2.3 Events
Skema events dapat dijelaskan lebih mudah dengan sebuah contoh.
Seperti saat masuk warung, ketika minumannya jadi akan
diantarkan. Kesan ini akan semakin tertanam ke dalam kepala kita
saat mengalami hal yang sama di kafe lain.

II.2.4 Analisis Skema Kognisi Sosial Pada Film


Pada bagian person, kita akan berfikir bahwa anak yang tidak taat
terhadap aturan atau nakal terlihat dari cara menggunakan seragam
seperti tidak menggunakan dasi, baju dikeluarkan, kancing baju
terbuka. Hal ini juga terdapat pada Nathan. Cara berpakaian yang
tidak sesuai aturan maka akan ternilai bahwa Nathan adalah anak
yang nakal karena dalam diri kita sudah tertanam jika seorang siswa
tidak taat dalam berpakaian seragam maka akan ternilai seperti anak
yang nakal. Untuk bagian roles ada adegan dimana Salma selalu
menerima pesan dan telepon dari Nathan, tiba-tiba Nathan tidak lagi
mengirimkan pesan dan telepon kepada Salma, maka Salma
menunggu Nathan untuk mengirim pesan dan telepon. Jadi pada
kegiatan Nathan yang mengirimkan pesan dan menelopon membuat
suatu ingatan pada Salma, jadi Ketika Salma mendapat pesan makai
ia akan terfikirkan oleh Nathan. Pada bagian events kesan yang
tertanam yaitu adalah Nathan dianggap Daniel oleh ibunya, setiap
Nathan bertemu ibunya kesan yang sudah tertanam dalam dirinya
yaitu ibunya akan menganggap ia sebagai kembarannya yaitu Daniel.
10

II.3 Cara Berfikir Heuristik


Heuristik adalah aturan/strategi/prosedur sederhana dalam membuat
keputusan atau dalam menarik kesimpulan tanpa usaha yang berarti. Jalan
pintas mental yang kita gunakan agar lebih cepat dan sedikit mengeluarkan
(effort) atau usaha dalam mengambil keputusan atau menarik kesimpulan
(Baron &Byrne,2004). Secara harfiah berfikir secara heuristic adalah
aturan pengolahan informasi yang memapukan kita untuk berpikir dengan
cepat dan mudah, namun kadangkala menimbulkan kesalahan.

II.3.1 Representasi
Representasi adalah individu yang mengambil kesimpulan mengenai
suatu gejala sosial hanya berdasarkan pada ciri-ciri tertentu.

II.3.2 Base Rate Fallacy


Base Rate Fallacy adalah pengambilan kesimpulan dengan cara
melakukan generalisasi pada sekelompok individu berdasarkan
perilaku individu lain.

II.3.3 Priming
Priming adalah pengambilan kesimpulan berdasarkan
pengalaman yang baru saja terjadi atau yang paling sering dialami.

II.3.4 Keterbatasan Informasi yang Tersedia


Keterbatasan Informasi Yang Tersedia adalah pengambilan
kesimpulan berdasarkan informasi yang minim.

II.3.5 Analisa Heuristik Pada Film


Base rate fallcy: Ketika Nathan merawat ibunya yang sedang
terganggu kejiwaanya karena sodara kembar nathan meninggal.
Ketika kita menilai , pada priming yaitu ketika Nathan
menyimpulkan bahwa ayahnya tidak sayang kepada Nathan karena
ayahnya menikah lagi.

II.4 Kaitan Film dengan Berfikir Ilusi


Ilusi dalam konsep psikologi adalah kesalahan dalam mempersepsi
sesuatu, dalam psikologi sosial, individu sering mengalami kesalahan
11

dalam mempersepsi sesuatu yang mengakibatkan terjadinya kesalahan


dalam kognisi sosial.

II.4.1 Jenis Ilusi


a. ilusi tentang korelasi (Illusory Correlation), ilusi ini terjadi
apabila individu menghubungkan dua hal yang tampaknya
berhubungan padahal sebenarnya tidak.
b. ilusi kontrol (Illusory Control), individu menganggap seakan-
akan dirinya dapat mengendalikan lingkungan.
c. penilaian terlalu percaya diri (Overcofidence judgement),
individu salah memberikan penilaian atau menarik kesimpulan
akibat terlalu percaya pada dirinya sendiri.

II.4.2 Analisis Film


Pada film Dear Nathan ada satu adegan dimana masa lalu dari
Nathan datang kembali ke kehidupan Nathan dan dengan percaya
dirinya ia merasa bahwa Nathan masih memiliki perasaan cinta
seperti dulu. Pada adegan ini menurut kami masuk kedalam berpikir
ilusi penialaian teralalu percaya diri atau overconfidence judgment.

II.5 Aspek Sensasi. Persepsi dan Atribusi pada Film


II.5.1 Sensasi
Dalam bahasa Latin “Sensatus” yang berarti dianugerahi
dengan indera atau intelek, sedangkan “Sense” yang berarti alat
penginderaan yang menghubungkan organisme dengan
lingkungannya. Sensasi adalah tahap awal penerimaan informasi dari
lingkungan luar. Sensasi berarti menerima rangsang melalui Indra
dan berpengaruh pada perasaan. Dengan adanya sensasi tersebut,
maka manusia akan senantiasa menjalankan kehidupannya dengan
lebih optimal. (Benyamin B. Wolman 1973-1994).
12

II.5.2 Persepsi
Persepsi ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat
sesuatu sedangkan dalam arti luas adalah pandangan atau pengertian,
yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.
(Leavitt,1978). Persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan
banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita. (DeVito
1997:75).

II.5.3 Atribusi
Atribusi adalah proses di mana individu menjelaskan
penyebab dari berbagai kejadian dan perilaku orang lain. Atribusi
adalah ifarensi yang dibuat umumnya terkait dengan diposisi orang
yang lebih stabil seperti sifat, sikap, dan nilai. Misalnya kita melihat
orang bertato dan bertampang seram dan kemudian kita langsung
menyimpulkan bahwa orang tersebut adalah preman. Kita lebih suka
membuat atribusi di posisi walaupun perilaku dalam situasi tertentu
tidak menjamin simpulan yang dihasilkan. ( Edward E. Jones 1965).

II.5.4 Analisa Pada Film


Analisa film berdasarkan aspek persepsi dan atribusi dengan
melihat kondisi orang lain, yaitu Ketika tokoh Nathan menjauhi
Salma maka akan terlihat dari Nathan yang sudah tidak lagi
perhatian terhadap salma maka akan muncul informasi yang bisa
ditangkap oleh Salma bahwa Nathan sudah menyerah akan cintanya.
Selajutnya ketika Nathan menangis Ketika melihat ibunya meninggal
maka akan ada informasi yang bisa diambil bahwa Nathan
merasakan sedih, sehingga menangis karena ibunya meninggal.
13
BAB III

PENUTUP

II.6 Kesimpulan

Pada film Dear Nathan yang kami analisis yaitu mencangkup


peristiwa sosial yaitu attention, ancoding dan retrival , kognisi sosial,
cara berfikir heuristk, berfikir ilusi serta aspek persepsi dan atribusi. Pada
peristiwa sosial ada beberapa adegan yang masuk kedalam keriteria yaitu
Ketika Nathan memusatkan perhatiannya kepada Salma. Pada kognisi
sosial cara berpakian Nathan bisa menyimpulkan tentang person yang
merupakan bagian dari kognisi sosial bahwa Nathan adalah anak yang
nakal atau tidak taat aturan. Pada berfikir ilusi ada satu adegan dimana
masa lalu Nathan datang dan berfikir bahwa ia masih dicintai oleh
Nathan hal ini termasuk kedalam berfikir ilusi overconfidence judgment.
Sedangkan untuk persepsi dan atribusi bisa terlihat dari adegan Nathan
menangis ketika ia melihat ibunya meninggal.

14
DAFTAR PUSTAKA

Rahmat, J. (2000). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Wiramihardja, S. (2007). Pengantar Psikologi Klinis. Bandung: Refika Aditama.

Gigerenzer, G., dan Gaissmeier, W. "Pengambilan keputusan heuristik." Tinjauan


Tahunan Psikologi , vol. 62, 2011, hlm. 451-482.

15

Anda mungkin juga menyukai