Makalah Pendidikan Agama Islam
Makalah Pendidikan Agama Islam
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas ujian tengah semester mata kuliah
Psikologi Komunikasi
Kelompok 1:
2022
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkat kepada oleh Allah SWT. Yang
maha pengasih lagi maha penyayang, yang telah memberikan kita semua
karunia-Nya dan perlindungan-Nya. Pada kesempatan kali ini, kami
mendapatkan sebuah kesempatan untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Psikologi Komunikasi yang berjudul “ Analisa Kognisi Social dan
Berpikir Ilusi Pada Film “Dear Nathan” Karya Indra Wiguna. ”
Dengan tidak mengurangi rasa hormat, kami ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Ibu Siti Khadijah, S.Sos., M.Si. selaku
Dosen pengampu mata kuliah Psikologi Komunikasi yang telah
memberikan tugas kelompok ini kepada kami. Makalah ini merupakan
salah satu tugas mata kuliah Psikologi Komunikasi di program studi
psikologi pada Universitas 45 Bekasi.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dan mungkin juga kesalahan yang di sengaja maupun tidak.
Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran dari pembaca, demi
terciptanya sebuah makalah yang sempurna.
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1.1 Attention..................................................................................................6
2.1.2 Encoding..................................................................................................7
2.1.3 Retrieval...................................................................................................7
2.2.1 Person......................................................................................................8
2.2.2 Roles........................................................................................................9
2.2.3 Events......................................................................................................9
2.3.1 Representasi...........................................................................................10
2.3.3 Priming..................................................................................................10
ii
2.4 Kaitan Film dengan Berfikir Ilusi................................................................10
2.5.1 Sensasi...................................................................................................11
2.5.2 Persepsi..................................................................................................11
2.5.3 Atribusi..................................................................................................12
2.6 Kesimpulan...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
I.3 Tujuan Makalah
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah antara lain:
2. Untuk mengetahui analisis heuristic dan jenis ilusi yang ada di film
Dear Nathan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
7
II.1.2 Encoding
Encoding adalah memasukkan apa yang diperhatikan ke dalam
memorinya dan menyimpannya. Encoding dapat diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan sumber untuk menerjemahkan pikiran dan
ide-idenya ke dalam suatu bentuk yang dapat diterima oleh Indra
pihak penerima. Encoding dalam proses komunikasi dapat
berlangsung satu kali maupun berkali-kali. Encoding hampir
menyerupai pesan. Perbedaannya encoding adalah proses yang
terjadi di otak untuk menghasilkan pesan, sedangkan pesan adalah
hasil dari proses encoding yang dapat dirasakan atau diterima. Pesan
ini akan diolah menjadi pesan yang memiliki arti dengan proses
decoding.
II.1.3 Retrieval
Retrieval adalah apabila kita menemukan gejala yang mirip
kita akan mengeluarkan ingatan kita dan membandingkan apabila
ternyata sama maka kita bisa mengatakan sesuatu mengenai gejala
tersebut atau bisa juga individu mengeluarkan ingatannya ketika
akan menceritakan peristiwa yang dialami.
8
II.2.1 Person
Skema person bisa diibaratkan sebagai asosiasi yang kita tanamkan
mengenai karakteristik orang lain berdasarkan pengetahuan kita.
Sebagai contoh, sosok ksatria digambarkan memiliki pedang,
memakai baju baja, badan kekar dan memiliki sifat baik. Skema ini
tidak akurat, tetapi membuat kita lebih gampang dalam mengenali
karakter seperti demikian.
9
II.2.2 Roles
Skema roles terjadi saat kita menghubungkan sebuah kegiatan
dengan orang yang spesifik, sehingga saat melihat orang itu kita
akan otomatis terpikirkan dengan kegiatan tersebut. Seperti saat kita
melihat tukang tidur, otomatis kita membayangkan mereka suka
tidur dan mudah lelah.
II.2.3 Events
Skema events dapat dijelaskan lebih mudah dengan sebuah contoh.
Seperti saat masuk warung, ketika minumannya jadi akan
diantarkan. Kesan ini akan semakin tertanam ke dalam kepala kita
saat mengalami hal yang sama di kafe lain.
II.3.1 Representasi
Representasi adalah individu yang mengambil kesimpulan mengenai
suatu gejala sosial hanya berdasarkan pada ciri-ciri tertentu.
II.3.3 Priming
Priming adalah pengambilan kesimpulan berdasarkan
pengalaman yang baru saja terjadi atau yang paling sering dialami.
II.5.2 Persepsi
Persepsi ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat
sesuatu sedangkan dalam arti luas adalah pandangan atau pengertian,
yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.
(Leavitt,1978). Persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan
banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita. (DeVito
1997:75).
II.5.3 Atribusi
Atribusi adalah proses di mana individu menjelaskan
penyebab dari berbagai kejadian dan perilaku orang lain. Atribusi
adalah ifarensi yang dibuat umumnya terkait dengan diposisi orang
yang lebih stabil seperti sifat, sikap, dan nilai. Misalnya kita melihat
orang bertato dan bertampang seram dan kemudian kita langsung
menyimpulkan bahwa orang tersebut adalah preman. Kita lebih suka
membuat atribusi di posisi walaupun perilaku dalam situasi tertentu
tidak menjamin simpulan yang dihasilkan. ( Edward E. Jones 1965).
PENUTUP
II.6 Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
15