Pada tanggal 11 September 2001 terjadi serangan terhadap WTC New York yang
kemudian diikuti serangan Amerika Serikat ke irak pada tahun 2003 adalah puncak kejadian
yang menandakan terjadinya pergeseran hukum internasional karena dengan kejadian tersebut
banyak negara menjadi ragu terkait eksistensi hukum internasional yang berlaku.
Kehadiran teroris dalam tatanan hukum internasional juga mempengaruhi kejadian dunia internasional.
Bagaimana tidak dengan hadirnya terorisme , dapat menjadikan status sebuah negara yang berdaulat
menjadi kurang relevan. Dengan adanya teroris menjadikan norma hukum internasional yang
sebelumnya mengatur tentang pengaturan tingkah laku negara terhadap negara lain menjadi Kerjasama
antar negara internasional untuk memerangi musuh bersama yaitu kejahatan terorisme.
Dalam dunia kelautan Organisasi Maritim Internasional (IMO) yang selama ini mengatur soal
keselamatan pelayaran, karena kejahatan terorisme berubah menjadi organisasi yang mengatur dan
menjaga keamanan laut, dan sejak tahun 2002 merubah namanya yang semula Safer,Shipping, and
Cleanser Ocean, menjadi Safe, Secure, and Efficient Shipping on Clean Ocean.
Terorisme juga menandai kecendrungan pembentukan norma baru yang bersifat intrusif ( tidak
diinginkan) ke dalam negara. Sifat norma hukum internasional tidak lagi terkait tentang apa yang harus
dilakukan negara terhadap negara lain, melainkan juga apa yang harus dilakukan suatu negara terhadap
dirinya sendiri dan bahkan hukum internasional memaksa masing-masing negara untuk membuat
hukum nasionalnya masing masing dengan menjadikan kejahatan terorisme sebagai kejahatan nasional,
sehingga pada akhirnya terorisme adalah kejahatan yang tidak diperbolehkan disemua negara.