Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Metode Bercerita Berbasis Media Gambar Berseri Terhadap Kemampuan Pengenalan Konsep Waktu Pada Aanak Tunagrahita

Ringan

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS

METODE BERCERITA BERBASIS MEDIA GAMBAR BERSERI


TERHADAP KEMAMPUAN PENGENALAN KONSEP
WAKTU PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya


untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian
Program Sarjana Pendidikan Luar Biasa

Oleh:
RINTIS DININGTIAS
15010044032

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

2019

1
Pengaruh Metode Bercerita Berbasis Media Gambar Berseri Terhadap Kemampuan Pengenalan Konsep Waktu Pada Aanak Tunagrahita Ringan

METODE BERCERITA BERBASIS MEDIA GAMBAR BERSERI


TERHADAP KEMAMPUAN PENGENALAN KONSEP
WAKTU PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

Rintis Diningtias dan Siti Mahmudah


(Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya)
rintisdiningtias@mhs.unesa.ac.id

Abstrak:

Pengenalan konsep waktu merupakan keterampilan pemahaman untuk memanajemen waktu


dengan baik, Anak Tungrahita memilki intelektual dibawah anak rata – rata dan memepengaruhi dalam
aspek kogntif dan memori yang terkait dalam pemahaman konsep waktu karena itu digunakan metode
bercerita berbasis media gambar berseri, sehingga menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif dan bersifat
kongkret, Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh metode bercerita berbasis media
gambar berseri terhadap kemampuan pengenalan konsep waktu pada anak tunagrahita ringan. Rancangan
Penelitian menggunakan one group pre test – post test design, teknik pengumpulan data berupa tes, teknik
pengolahan menggunakan uji jenjang bertanda wilcoxon match pairs test. Nilai rata - rata pre test adalah 54
dan setelah diberikan treatment yang diperoleh adalah 76. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa
pengaruh nilai Zh = 2,8 lebih besar dibanding Zt = 1,96 dengan nilai krisis 5%, maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Simpulannya ada pengaruh metode bercerita berbasis media gambar berseri terhadap
kemampuan pengenalan konsep waktu pada anak tunagrahita ringan.

Kata Kunci: Metode Bercerita, Gambar Berseri, Anak,Tunagrahita

PENDAHULUAN measure of duration by the means of motion,


Waktu merupakan hal yang saling which is commonly used instead of true time ;
berkaitan dengan kehidupan, setiap orang memilki which is commonly used instead of true time ;
waktu yang sama yaitu 24 jam setiap harinya. such as an hour, a day, a month, a year. isaac
Waktu atau masa berdasarkan dari Kamus Besar
newton (1846:77)
Indonesia (2019) adalah keseluruhan rangkaian
proses berlangsung, perbuatan, dan pada suatu
kondisi berlangsung, Dalam hal ini, Waktu adalah hal mutlak, benar, dan terukur
skala waktu merupakan interval antara dua buah matematis, dari waktu itu sendiri dan dari alam
keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama sendiri mengalir dengan adil tanpa
berlangsungnya suatu kejadian. Maka hal ini memperhatikan hal ekstrenal dengan nama lain
menjadikan pentingnya untuk melakukan dari waktu yang bisa disebut dengan durasi :
manajemen waktu yang baik sehingga apa yang waktu relatif, jelas merupakan sebuah ukuran
diperbuat sekarang tidak akan menimbulkan hal yang masuk dalam kaitan eksternal, durasi dengan
yang buruk dan menyebabkan penyesalan di alat gerak yang biasa di gunakan sebagai ganti
kemudian hari, bukan hanya dalam hal tersebut waktu sebenarnya seperti satu jam, hari, bulan,
dalam melakukan suatu kegiatan, penting untuk setahun. ―isaac newton (1846:77)
mengelola waktu agar apa yang dikehendaki Waktu dalam pandangan fisika merupakan
dapat tertata dengan baik dan tepat. hal yang bersifat statis tidak berkembangan dan
terkait dengan ruang maka hal ini menjelaskan
― Absolute, true, and mathematical time, of gambaran waktu dalam bentuk jam, hari, bulan
itself, and from its own nature flows equably maupun tahun, dalam pandangan lainnya yaitu
waktu personal waktu berkaitan dengan kegiatan
without regard to anything external, and by
terjadinya peristiwa dalam masa lalu, sekarang
anothername is called duration : relative, atau masa depan. Rinawati (2005 : 313) waktu
apparent, and common time, is some sensible berkaitan erat dengan komponen komunikasi,
and external (whether accurate or unequable) waktu (pagi, siang, sore, dan malam) meliputi

2
Pengaruh Metode Bercerita Berbasis Media Gambar Berseri Terhadap Kemampuan Pengenalan Konsep Waktu Pada Aanak Tunagrahita Ringan

penggunaan jamnya memberikan makna yang gambaran karakteritik tersebut, maka anak
berbeda pada suatu pesan seperti ketika matahari tunagrahita ringan memiliki kemampuan dasar
terbit maka akan dicirikan dengan waktu pagi, untuk mengenal konsep waktu.Pada penggunaan
ketika matahari di atas dan suhu cuaca terasa pengukuran waktu dapat berupa jam analog
panas akan di cirikan dengan siang hari dan begitu seperti halnya jam, menit, dan detik sangat sulit
pula pada waktu sore dan malam hari. dipahami bagi anak tunagrahita dikarenakan perlu
Begitu pula pada ranah siswa, waktu adalah konsep penambahan pengurangan selain itu
hal yang penting dalam kegiatan bersekolah ketika dikarenakan salah satu hal yang perlu diberikan
anak mampu memahami konsep waktu maka pada anak tunagrahita adalah berupa pemanfaatan
akan lebih mudah untuk menjalankan kegiatan waktu luang sebelum anak dapat memahami lebih
disekolah dengan baik dan selain pengenalan jauh bagaimana agar anak memanfaatkan waktu
konsep waktu sebagai suatu komunikasi juga luang, terlebih dahulu adalah mengenal dan
sebagai bentuk perilaku disiplin. Perdana bagaimana anak menyusun kegiatan sehari – hari
(2016:1294) Menjelaskan Salah satu cara untuk dengan baik hal ini dalam konteks yang tak
mendidik anak supaya menjadi pribadi disiplin kongkret maka menghambat pada anak
yaitu dengan pengenalan konsep waktu agar tunagrahita dalam memahami konsep waktu
mereka dapat mengetahui waktu dimana saatnya daripa anak sebayanya.
dia tidur, belajar, bangun pada pagi hari, makan, Mumpuniarti (2007 : 118) menjelaskan banyak
mandi, bermain, hingga sampai ia tidur kembali., hal dalam keseharian menggunakan perhitungan
setiap orang berhak untuk mendapatkan matematika, maka dari hal ini matematika yang
pendidikan begitu pula pada anak tunagrahita diberikan kepada hambatan mental berupa untuk
yang memerlukan pengenalan konsep waktu membantu anak dalam kehidupan sehari – hari,
selain menumbuhkan sikap disiplin maupun bidang matematika diantaranya : hitung bilang
komunikasi, Anak dapat mandiri dalam hal dan operasinya, bangun geometri, pengukuran
kegiatan kehidupan sehari - hari maupun mengisi serta penggunaan uang dan waktu, maka hal ini
waktu luang dengan baik. Armatas (2009:118) juga menjelaskan bagaimana penting nya
berpendapatbahwa keterbelakangan mental memberikan pembelajaran matematika keseharian
adalah kelainan genetik yang di manifestasikan bagi anak tunagrahita. Anak tunagrahita kesulitan
signifikan Intelektual di bawah rata-rata dan dalam perbendaharaan yang kurang namun
fungsi perilaku adaptif. banyak dari mereka lancar dalam berbicara selain
terkait dengan komunikasi anak sukar dalam
“Adaptive behaviour is the collection of berpikir yang memilki sikap abstrak, walau begitu
conceptual, social, and practical skills that are anak masih dapat menerima akademik di sekolah.
learned and performed by people in their (Amin ,1995 : 37). Dalam hal ini menjelaskan tidak
everyday lives. Conceptual skills—language and menutup kemungkinan bagi pendidik untuk tidak
literacy; money, time, and number concepts; and memberikan pembelajaran konsep waktu kepada
self-direction.” AAIDD (2002) anak tunagrahita ringan Dari uraian di atas
menyatakkan bahwa anak dengan
Terkait dengan paparan di atas menurut ketunagrahitaan ringan dapat menerima
penjelasan AAID bahwa anak tunagrahita ringan pembelajaran tentang konsep waktu, yang
mengalami hambatan dalam perilaku adaptif tentunya pendidik memberikan metode dan
dimana terkait pada konsep, yang meliputi pengunaan alat peraga atau media pembelajaran
penggunaan waktu. maka hal ini yang mendasari tentang konsep waktu tersebut sesuai dengan
anak tunagrahita mengalami hambatan dalam kebutuhan anak yang didasari pada karakteritik
pemahaman tentang suatu konsep sehingga anak tunagrahita ringan yang memerlukan
memberikan dampak pada kemadirian anak. modifikasi.
Gargiulo (2010 : 152) menjelaskan Anak Dari uraian di atas salah satu kegiatan anak
tunagrahita ringan atau yang juga disebut dengan untuk mengenalkan konsep waktu adalah dengan
Educable dengan IQs berkisar antara 50–55 hingga bercerita, dengan bercerita guru dapat
70–75,istilah educable menunjukkan bahwa anak memberikan penjelasan secara kongkrit tentang
tunagrahita ringan memilki potensi dalam konsep waktu, dari bercerita konsep waktu
akademik walaupun memilki keterbatasan. Maka dikaitkan dengan kehidupan sehari – hari dan
dengan tunagrahita ringan dapat belajar membaca, kondisi yang pernah dirasakan anak seperti : jam
menulis, dan berhitung sederhana yang tentunya 12:00 siang udin pergi ke toko, diperjalanan ke
dengan bimbingan yang intensive untuk toko udin merasa kulitnya terbakar karena
mendapatkan hasil yang meningkat. Dari mataharinya sangat panas, hal ini menjelaskan

3
Pengaruh Metode Bercerita Berbasis Media Gambar Berseri Terhadap Kemampuan Pengenalan Konsep Waktu Pada Aanak Tunagrahita Ringan

tentang jam 12 siang dengan ciri kondisi panas, Berdasarkan dengan hasil observasi awal di
dari metode bercerita dapat memberikan SLB Negeri Gedangan Sidoarjo, anak tunagrahita
gambaran yang lebih nyata pada anak dimana ringan kelas IV dan V masih kurang dalam
anak mengaitkan dengan kehidupan anak sehari – memahami konsep waktu namun anak sudah
hari dan tentunya dapat menarik minat anak dapat membaca kalimat sederhana dengan 3
untuk memperhatikan pembelajaran tersebut sampai 4 suku kata dan penambahan maupun
dimana anak dengan ketunagrahitaan ringan pengurangan sederhana, terkait hal itu metode
mudah bosan sehingga penting bagi pendidik maupun media pembelajaran dalam hal
untuk menarik minat terhadap apa yang pendidik penanaman konsep waktu masih terbatas,
sampaikan seperti halnya yang dipaparkan dipilihnya SLB tersebut karena masih banyak anak
Musfiroh (2008 : 20) anak memiliki rasa ingin tahu tunagrahita yang kurang dalam pemahaman
pada cerita dari peristiwa atau cerita, alur,plot, konsep waktu.
yang di gambarkan oleh pendongeng dan yang Berkaitan daripaparan di atas, mengenai
demikian itumenumbuhkan kemampuan anak pentingnya pemahaman konsep waktu pada anak
dalam hal sebab akibat yang terjadi peristiwa dan tunagrahita ringan maka perlu dilakukan
memberikan peluang bagi anak untuk belajar penelitian. Penelitian mengenai penerapan metode
menelaah kejadian – kejadian disekelilingknya. bercerita berbasis media gambar berseri terhadap
Media yang dapat digunkan untuk metode kemampuan pengenalan konsep waktu pada anak
bercerita dapat berupa buku bercerita yang tunagrahita ringan yang diharapkan dapat
berisikan gambar yang berkaitan dengan cerita menunjukan hasil yang signifikan, bahwa metode
yang dibawakan, buku bercerita sendiri terdapat bercerita berbasis media gambar berseri dapat
dua dimnesi dan tiga dimensi pada buku bercerita memberikan pengaruh pada pemahaman konsep
dua dimensi seperti gambar berseri, gambar waktu anak tunagrahita ringan.
berseri termasuk ke dalam jenis media gambar,
sehingga memiliki manfaat sama seperti media Tujuan Penelitian
gambar pada proses pembelajaran. Sudjana, Rivaj Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka
(2010 : 2) mempaparkan bahwa media pengajaran tujuan penelitian ini adalah untuk menguji
dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran pengaruh “Metode bercerita berbasis media
adalah berkenaan dengan taraf berpikir anak. gambar berseri terhadap kemampuan pengenalan
Taraf berpikir manusia mengikuti tahap konsep waktu pada anak tunagrahita ringan “.
perkembangan dimulai dari berpikir kongkret
menuju berpikir abstrak, di mulai dari berpikir METODE
sederhana menuju keberpikir kompleks A. Jenis Penelitian
penggunaan media pengajaran erat kaitannya Jenis penelitian yang digunakan untuk
dengan tahapan berpikir tersebut sebab melalui kegiatan penelitian ini adalah kuantitatif pra
media pengajaran hal – hal yang abstrak dapat di eksperimen, yang terdiri dari variabel bebas
kongkretkan, dan hal – hal yang kompeks dapat (Independent variable), dan variabel terikat
disederhanakan. Dan metode mengajar menjadi (Dependent variable), penelitian kuantitatif
lebih bervariasi, tidak semata – mata komusikasi dapat diartikan sebagai metode penelitian
verbal melalui penuturan kata – kata oleh guru yang digunakan untuk meneliti pada populasi
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak dan sempel tertentu, teknik pengambilan
kehabisan tenaga. sempel pada umumnya dilakukan secara
Uraian tersebut mungkin dapat ditunjukan random pengumpulan data menggunakan
dengan sebuah gambar saja dan buku berseri lebih instrumen penelitian analisis data bersifat
mudah untuk menjelaskan konsep waktu dimana kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
cerita yang diberikan memilki seri atau berurutan menguji hipotesis yang telah ditetapkan
sehingga anak dapat memiliki pengalaman yang menurut sugiyono (2015:14).
sama untuk kondisi anak sehari – hari dimana Pada penelitian ini menggunakan
Arysad (2013 : 119) berpendapat media gambar rancangan one grup pre test and post test design.
berseri adalah media yang berisi gambar-gambar Yaitu dimana suatu rancangan yang
berseri, dimana setiap gambar memiliki kaitan mengharuskan melakukan tindakan pre test
antara satu dengan yang lainnya, maka hal ini (tes sebelum diberikan treatment ) dan post tes
konsep waktu dapat digambarkan dengan (sesudah diberikan treatment ). Hal ini
bertahap dan berseri disajikan gambar seri pagi memberikan tingkat ke akuratan dari
hingga seri malam. penelitian yang diteliti dikarenakan terdapat
hasil pembanding antara sebelum anak dan

4
Pengaruh Metode Bercerita Berbasis Media Gambar Berseri Terhadap Kemampuan Pengenalan Konsep Waktu Pada Aanak Tunagrahita Ringan

sesudah anak diberikan treatment yaitu media gambar berseri yang


metode bercerita bermedia gambar berseri memberikan pengaruh kepada
untuk konsep waktu anak tunagrahita ringan. perubahan pada variabel terikat.

B. Lokasi Penelitian b. Variabel terikat


Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SLB Variabel dependen yang dapat
Negeri Gedangan Sidoarjo, yang beralamat di disebut juga dengan variabel output,
jl. Sedati km 2, Gedangan, Wedi, Sidoarjo. kriteria, konsekuen atau ynag sering
dipergunakan adalah dengan sebutan
C. Subjek Penelitian variabel terikat merupakan variabel
Subjek penelitian yang diambil untuk yang dipengaruhi dan menjadi akibat,
penelitan ini adalah anak tunagrahita ringan karena adanya variabel bebas
kelas IV dan V, dimana subjek bersekolah di (Sugiyono, 2015:39),maka dalam
SLB Negeri Gedangan Sidoarjo dengan jumlah penelitian ini variabel terikat yaitu
6 anak tunagrahita ringan yang mempunyai kemampuan anak tunagrahita ringan
karakteristik : dalam mengenal konsep waktu seperti
1. hambatan pengenalan konsep waktu halnya pagi, siang , sore, dan malam
seperti pagi, siang, sore, malam dan memilki ciri seperti apa saja dan
pengukuran jam. konsep jam itu sendiri.
2. anak mampu membaca 3 – 4 suku.
2. Definisi Operasional
Tabel. 1.Subjek Penelitian a. Metode bercerita
Jenis Metode bercerita adalah suatu
No Nama
Kelamin cara menyampaikan materi
pembelajaran melalui kisah – kisah
1. UN Laki-laki atau cerita yang dapat menarik
perhatian peserta didik. Cerita
2. NL Perempuan merupakan suatu cara untuk menarik
3. perhatian anak dimana cerita
IR Laki-laki berkaitan dengan kegemaran anak,
4. Perempuan dalam pelaksana bercerita
YA
menggunakan konsep waktu dapat
5. Perempuan menggunakan cerita yang mengaitkan
SY
kegiatan seorang anak sehari – hari
6. Perempuan sehingga mengaitkan dengan
IA
pengalaman anak, seperti pagi pukul
7. 06:00 bangun pagi, lalu
ZI Laki-laki
mandi,berangkat sekolah, pada siang
8. UN Laki-laki hari yang terik pukul 12:00 anak
disekolah untuk belajar, setelah itu
D. Variabel Dan Definisi Operasional sore anak dapat beristirahat, sampai
1. Variabel Penelitian pada malam hari terdapat bulan dan
. Terdapat hubungan varibel satu bintang lalu anak tidur malam setelah
dengan lainnya, dalam penelitian ini belajar.
terdapat 2 variabel: b. Media gambar berseri
a. Variabel bebas Media merupakan alat saluran
Variabel bebas yang sering juga komuikasi. Media berasal dari bahasa
disebut dengan variabel independen, latin yang berarti “medium” yang
stimulus, prediktor, dan juga antecedent, secara harfiah berarti perantara yaitu
ini adalah veriabel yang perantara sumber pesan dan penerima
memepengaruhi atau menjadi sebab pesan. Penggunaan media dalam
perubahannya atau timbulnya variabel proses pembelajaran merupakan salah
dependen yang biasa di debut dengan satu unsur menetukan hasil belajar.
variabel terikat (Sugiyono, 2015:39). Perolahan hasil belajar anak maksimal
Maka varibel bebas dalam penelitian apabila guru dapat memanfaatkan
ini ialah metode bercerita berbasis media pembelajaran secara tepat

5
Pengaruh Metode Bercerita Berbasis Media Gambar Berseri Terhadap Kemampuan Pengenalan Konsep Waktu Pada Aanak Tunagrahita Ringan

efektif sesuai dengan materi yang tertulis, maka instrumen yang digunakan
disampaikan. dalam penelitia ini adalah test yang terdiri
Media gambar berseri termasuk ke dariPre - Test dan Post – Test.
dalam jenis media gambar, sehingga
memiliki manfaat sama seperti media F. Teknik Pengumpulan Data
gambar pada proses pembelajaran, Yang mempengaruhi kualitas data suatu
gambar seri disebut juga flow chart penelitian yaitu dapat diamati pada kualitas
atau gambar susun, media ini berisi instrumen penelitian, dan kualitas
beberapa buah gambar seri kegiatan pengumpulan data, menurut Sugiyono (2015:
pagi, siang, sore,malam meliputi 193), maka penting bagi peneliti untuk
jamnya dan gambar-gambar tersebut melakukan dengan teliti pada teknik
berhubungan satu dengan yang lain pengumpulan data yang dilakukan. Teknik
sehingga merupakan rangkaian cerita. pengumpulan data yang digunakan adalah
c. Konsep waktu dengan tes, tes yang digunakan ada dua
Waktu biologis (biological time), meliputi pre test (penilaian awal) post test
adalah waktu alami yang pada saat ini (penilaian akhir).Hasil pada tes ini diberikan
ditunjukan oleh weker atau jam penilain sehingga dapat membandingkan anak
analog, yang secara alami identik dimana pemberian pre test lalu post test.
dengan irama alam seperti usia alam
semesta, predaran planet, usia G. Teknik Analisis Data
manusia, pergantian musim dll, Setelah keseluruhan data terkumpul
dengan demikian, waktu biologis dilakukan analisis data, data yang di peroleh
merupakan waktu yang sejalan berasal dari seluruh respoden dan sumber
dengan siklus kehidupan.Materi data lain yang terkumpul dengan tujuan yaitu
pelajaran konsep waktu yang guna memecahkan permasalahan yang diteliti
diberikan atau diajarkan kepada anak sudah diperoleh secara lengkap yaitu untuk
tunagrahita ringan meliputi : menjawab rumusan masalah atau menguji
kebenaran hipotesis yang dirumuskan,
1) Pengenalan, konsep waktu pagi, Kegiatan yang dilakukan dalam analisis data
siang, sore, dan malam. meliputi pengelompokkan data berdasarkan
2) Jam analog meliputi detik, menit variabel serta jenis responden, mentabulasi
dan jam data (penyajian data dalam bentuk tabel),
3) Aplikasi matematika dalam menyajikan tiap data, melakukan perhitungan
kehidupan sehari – hari. untuk menjawab rumusan masalah, dan
d. Anak tunagrahita Ringan menentukan hipotesis berdasarkan hitungan
Anak tungrahita ringan atau biasa (Sugiyono, 2015: 207).
juga disebut dengan anak mampu Penelitian ini menggunakan statistik non-
didik, mereka dapat menyelesaikan parametrik karena salah satu asumsi
pembelajaran setingkat sekolah dasar normalitas tidak dapat terpenuhi karena
umum setara dengan kelas IV atau V, kemungkinan jumlah subjek yang diteliti
maka pemberian konsep waktu kurang dari 30 orang (n<30) maka disebut
penting bagi anak tunagrahita untuk dengan sampel kecil yaitu data kuantitatif
kemandirian anak. yang di gunakan dengan subjek 7 anak.
Perlunya menggunakan teknik yang tepat
E. Instrumen Penelitian untuk melakukan pengelolahan data yang
Pada dasarnya melakukan penelitian telah terkumpul secara keseluruhan, maka
adalah bentuk pengukuran, maka diperlukan digunakan rumus wilcoxonmatch pair test,
alat ukur yang tepat, dan alat ukur dalam dikarenakan kebutuhan untuk
penelitian atau biasa di sebut juga dengan membandingkan perbedaan hasil anak
instrumen penelitian dalam (Sugiyono tunagrahita ringan sebelum dan sesudah
2015:102). Untuk penelitian ini peneliti diberikannya treatment.
mempelajari pemahaman anak tunagrahita
ringan terhadap penggunaan metode bercerita Hasil Dan Pembahasan
dan bermedia seri terhadap pengenalan A. Hasil Penelitian
konsep waktu, maka agar hasil anak lebih Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16
akurat dan valid peneliti menggunakan tes April 2019 sampai tanggal 10 Mei 2019 di SLB

6
Pengaruh Metode Bercerita Berbasis Media Gambar Berseri Terhadap Kemampuan Pengenalan Konsep Waktu Pada Aanak Tunagrahita Ringan

Negeri Gedangan, Sidoarjo. Hasil dari 3 NL 55


penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh
penerapan metode bercerita berbasis media 4 IA 55
gambar berseri terhadap kemampuan
pengenalan konsep waktu pada anak 5 SY 55
tunagrahita ringan. Aspek yang diamati pada
6 YA 55
penelitian ini meliputi proses pengenalan
waktu beserta satuan ukurnya. Aspek 1 proses
7 Z 47
pengenalan yang diamati pada penelitian ini
meliputi mengenal waktu pagi, siang, sore dan Nilai rata - rata 54
malam dan aspek 2 mengenai satuan alat ukur
jam dimana menggunakan jam analog berupa Keterangan
satuan waktu dasar seperti waktu pagi jam Nilai = x 100
06:00, siang 12:00. Hasil penelitian disajikan
dalam bentuk tabel, dan diagram agar lebih
Hasil rekaptulasi data didapatkan
mudah dibaca, dan dipahami, berikut
merupakan uraian hasil pre-test, dan post-test bahwa adanya peningkatan dalam
mengenal konsep waktu terlihat pada
kemampuan pengenalan konsep waktu pada
hadil pre test dan post test di buktikan
anak tunagrahita ringan. berikut merupakan
dengan subjek pertaman inisial UN
uraian hasil pre-test, dan post-test kemampuan
mengalami peningkatan sebelum dan
pengenalan konsep waktu pada anak
sesudah diberikan treatment, selanjutnya
tunagrahita ringan :
dilakukan analisis uji Wilcoxon ada atau
1. Hasil Tes Awal/Pre Test tidaknya pengaruh dari metode bercerita
Pre-test dilakukan pada tanggal 16 April bermedia gambar berseri terhadap
2019 dimulai pada pukul 08.00 WIB. kemampuan pemahaman konsep waktu
Pengambilan pre-test dilakukan secara pada anak tunagrahita ringan, mengingat
bersamaan dalam satu ruang kelas Anak peningkatan aspek 2 yang tidak signifikan
diberikan soal kemudian instruksi dapat mempengaruhi keyakinan hasil
dibacakan setelah anak siap mengerjakan. pengaruh dari metode bercerita bermedia
Aspek 1 anak diminta memilih pilihan gambar berseri terhadap pengenalan
ganda dengan dengan jumlah 5 soal, pemahaman konsep waktu pada anak
dengan soal 1 sampai 5 dimana anak tunagrahita ringan di SLB Negeri
diberikan pilihan ganda (A,B,C, dan D) Gedangan.
dengan pernyataan mengenai waktu pagi,
siang, sore, dan malam beserta ciri – ciri 2. Hasil Tes akhir/Post Test
waktu. Aspek 2 dilanjutkan dengan soal 6 Hasil post test merupakan hasil yang telah
– 10 dimana pertanyaan mengenai alat diujikan kepada anak dan dirangkumkan
ukur waktu berupa jam analog. Hasil pre- dalam bentuk tabel dan hasil yang
test pengenalan konsep waktu terangkum didapatkan setelah diberikan treatment
dalam tabel 2. yaitu metode bercerita dan media gambar
berseripada post test ini anak kembali di
Tabel. 2.Hasil Tes Awal/Pre Test (O1) ujikan dengan pilihan ganda yang
Sebelum Diberikan Perlakuan terdapat soal mengenai waktu dengan dua
Metode Bercerita Berbasis Media aspek yang berbeda, aspek 1 mengenai
Gambar Berseri Terhadap waktu pagi, siang, sore, dan malam, lalu
Kemampuan Pengenalan Konsep aspek 2 yaitu pengenalan pemahaman
Waktu Pada Anak Tunagrahita anak terhadap konsep ukur waktu atau
Ringan jam.
Nilai pre
No Nama
tes

1 UN 62

2 IR 47

7
Pengaruh Metode Bercerita Berbasis Media Gambar Berseri Terhadap Kemampuan Pengenalan Konsep Waktu Pada Aanak Tunagrahita Ringan

Tabel. 3.Hasil Tes akhir /Post Test (O2) Gambar. 4.Grafik Rekapitulasi hasil pre-test dan
Sebelum Diberikan Perlakuan post-test
Metode Bercerita Berbasis Media 100
Gambar Berseri Terhadap
Kemampuan Pengenalan Konsep 80
Waktu Pada Anak Tunagrahita
Ringan 60
Nilai pos
No Nama 40
tes
20
1 UN 85
0
2 IR 70
UN IR NL IA SY YA Z
Pre Test Post Test
3 NL 77

4 IA 77 Rekapitulasi hasil pre-test dan post-test


Grafik 4 menunjukkan adanya
5 SY 70
peningkatan Pada pre test UN
6 YA 85 mendapatkan 62 ,IR mendapatkan nilai
pretest 47 ,sedangkan NL, IA, SY, YA
7 Z 70 memilki nilai pre test yang sama yaitu 55
lalu Z mendapat nilai 47, dan setelah
Nilai rata – rata 76 diberikan tretment nilai tiap subjek
meningkat yaitu IR, SY, dan Z dengan
Keterangan nilai post test 70, NL dan IA dengan nilai
Nilai = x 100 post test 77 dan yang tertinggi UN dan YA
dengan nilai 85. setelah diberikan treatment
Berdasarkan hasil pre test pada tabel
pada UN,IR,NL,IA,SY,YA dan Z dengan
3 diperoleh nilai rata-rata hasil pre test yaitu
beda rata – rata anak adalah 20 sebelum
70. Dimana nilai terendah yang diperoleh
dan sesudah diberikan treatmen. Dengan
anak yaitu 83 yang berinisial IR,ISY, dan Z,
rincian dari yang terendah (beda) selisih
sedangkan nilai tertinggi diperoleh 4 anak
maka SY memiliki 15% beda selisih dari
yaitu 95 yang berinisial UN, dan YA, Nilai
pre test ke post test, UN, ,NL dan IA
yang diperoleh semua anak sudah
memiliki 22% beda selisih dari pre test ke
menunjukan penaikan Beberapa anak
post test, UN, IR, dan Z memiliki 23% beda
lainnya juga sudah menunjukkan nilai yang
selisih dari pre test ke post test, dan selisih
sudah baik sekali yaitu NL dengan nilai 77,
(beda) tertingi adalah Nilai YA dengan
dan IAMenurut Arikunto (2012: 281)
30% tingkat selisih dari pre test ke post test
menyatakan bahwa skala penilaian antara
dengan skor 85.
80-100 termasuk kategori baik sekali, 66-79
termasuk kategori baik, 56-65 termasuk
1. Analisis Data
kategori cukup, 40-55 termasuk kategori
Hasil data pre test dan post test
kurang dan 30-39 termasuk kategori gagal.
dianalisis menggunakan rumus uji
Hal ini dikarenakan diterapkannya metode
Wilcoxon match pair test. Berikut adalah
bercerita dan gambar berseri
tahapan yang dilakukan dalam analisis
data :
a. Nilai pre test dan post test dilakukan
perbandingan, disusun mengunakan
tabel perbandingan untuk
menentukan menentukan nilai T
(jumlah jenjang/ranking terkecil) yang
digunakan untuk analisis dengan
menggunakan uji Wilcoxon.
b. Menetukan Ttabel dan membandingkan
dengan T. Menetukan Ttabel

8
Pengaruh Metode Bercerita Berbasis Media Gambar Berseri Terhadap Kemampuan Pengenalan Konsep Waktu Pada Aanak Tunagrahita Ringan

berdasarkan tabel harga kritis test dimana anak mudah teribur dan tidak
wilcoxon lampiran 9, n=7 dan nilai teralihkan.
krisis sebesar 5%, maka Ttabel = 2, Dan pada penelitian ini menggunakan
sedangkan T=0. media gambar berseri yang dimana termasuk
c. Maka hasil dari perbandingan menjadi ke dalam jenis media gambar, sehingga
T < Ttabel, dan diperoleh simpulan memiliki manfaat sama seperti media gambar
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. pada proses pembelajaran. Melalui
pembelajaran dengan menggunakan media
Tabel. 5.Tabel Penolong Wilcoxon gambar berseri ini, anak lebih tertarik
Terhadap Kemampuan Mengenal mengungkapkan pengalaman dalam bentuk
Waktu bercerita dan diharapkan dapat mengurangi
kejenuhan anak dalam pembelajaran. Gambar
berseri atau picture series ini memilki
keunggulan seperti gambar yang menarik
tidak terlalu mengunakan tulisan sehingga
tidak terlalu menekan membaca pada siswa
dan menghindari sikap bosan pada anak
tunagrahita untuk kegiatan tetap aktif dalam
audio maupun visual.
Konsep waktu yang lain menurut T hall
didalam rinawati (2005) yaitu Waktu biologis
(biological time), adalah waktu alami yang
pada saat ini ditunjukan oleh weker atau jam,
yang secara alami identik dengan iraman
alam seperti usia alam semesta, predaran
B. Pembahasan planet, usia manusia, pergantian musim dll,
Hasil penelitian menunjukkan adanya dengan demikian, waktu biologis merupakan
pengaruh dari penerapan penerapan metode waktu yang sejalan dengan siklus kehidupan.
bercerita berbasis media gambar berseri Waktu pribadi (personal time) adalah waktu
terhadap kemampuan pengenalan konsep yang mengisyaratkan pengalaman setiap
waktu pada anak tunagrahita ringan. orang yang bergantung pada situasi, konteks,
Mengingat rendahnya pemahaman anak aktivasi, serta keadaan fisiologis dan emosi
terhadap hal abstrak perlu diberikan orang tersebut. Pemahaman konsep waktu
pembelajaran yang dapat menguatkan atensi seperti halnya jam, hari dan tahun begitu pula
anak sehingga anak dengan tunagrahita memahami konsep akan pagi, siang, sore dan
ringan yang memilki karakteristik yang malam. Berpengaruh pada kemandirian anak
mudah bosan perlu lah dibangun atensinya dimana anak akan dapat mengatur kegitan
dikarenakan materi yang diberikan berupa keseharian tidak dengan bantuan orang lain,
suatu konsep oleh sebab itu penggunaan di SLB Negeri Gedangan sendiri konsep
metode bercerita dari Fadlillah (2013 : 179) waktu di berikan pada kelas 4 dan 5 sesuai
Metode bercerita adalah suatu cara dengan kurikulum 2013.
menyampaikan materi pembelajaran melalui Dan sebelum anak diberikan treatment
kisah – kisah atau cerita yang dapat menarik anak menunjukan hasil yang rendah hal ini
perhatian peserta didik dan penggunaan dikarenakan intelegensi anak tunagrahita
media gambar berseri untuk mengkonkretkan yang rendah dan sulitnya anak dalam berfikir
gambaran sejalan dengan asrorul mais (2018:) abstrak sesuai dengan Guirgulo (2011:165)
Gambar merupakan salah satu media dimana Yang paling umum menentukan karakteristik
dalam paparan yang telah dijelaskan gambar dari seseorang yang diidentifikasi sebagai
termasuk media visual media gambar anak dengan hambartan intelektual adalah
memilki kelebihan yaitu Memberikan gangguan fungsi kognitif, peneliti telah
gambaran dalam bentuk yang nyata dan di meneliti untuk memeriksa secara singkat
SLB Gedangan sendiri menggunakan metode beberapa karakteristik yang peneliti percaya
bercerita sebagai pengantar dalam literasi mempengaruhi gaya belaja pada anak
setiap pagi guru akan menjelaskan tentang tunangrahita.
beberapa materi kenusantaraan Berdasarkan hasil penelitian peningkatan
menggunakan metode bercerita dan gambar pemahaman konsep waktu pada anak setelah

9
Pengaruh Metode Bercerita Berbasis Media Gambar Berseri Terhadap Kemampuan Pengenalan Konsep Waktu Pada Aanak Tunagrahita Ringan

diterapkan pembelajaran melalui metode Negeri Gedangan dengan subjek inisial SY,
bercerita dan gambar berseri hal ini terdapat ZI, dan IR, memerlukan pengulangan
peningkatan nilai rata – rata menjadi 76 perlakuan yang tidak hanya 2 sampai 4 kali,
sehingga metode bercerita gambar berseri dan kedua konsep waktu sangatlah luas
dapat di gunakan anak tunagrahita ringan merujuk pada penjelasan mengenai konsep
dalam pemahaman konsep waktu, sesuai waktu yang telah dijelaskan bahwa terdapat
dengan penelitian yang telah dilaksanakan dua hal pemahaman yang diutamakan yaitu
dan menjawab pertanyaan dari rumusan biological time yaitu konsep waktu
masalah dan tujuan penelitian maka adanya menjelaskan terdapat, satuan ukur (detik
peningkatan dalam kemampuan mengenal menit, jam hari, minggu, bulan, dan tahun )
konsep waktu terhadap anak tunagrahita seperti jam akan dibagi pada pagi hingga
ringan di SLB Negeri Gedangan, Pada pre test malam penulisan pengukuran waktu sudah
UN mendapatkan 62 ,IR mendapatkan nilai berbeda dan terdapat sistem penambahan.
pretest 47 ,sedangkan NL, IA, SY, YA Seperti jam 07:00 pagi dan 19:00 malam,
memilki nilai pre test yang sama yaitu 55 lalu sesuai dengan penelitian subjek inisial SY, ZI,
Z mendapat nilai 47, dan setelah diberikan dan IR kesulitan dalam memilih jam seperti
tretment nilai tiap subjek meningkat yaitu IR, menunjukan pukul 3 , dan ada pula personal
SY, dan Z dengan nilai post test 70, NL dan time, dimana menekankan pada kegiatan anak
IA dengan nilai post test 77 dan yang tertinggi yang bersifat abstrak dimana anak perlu
UN dan YA dengan nilai 85. setelah diberikan pemahaman mengenai mengatur dan
treatment pada UN,IR,NL,IA,SY,YA dan Z memanajemen kegiatan sehari – hari
dengan beda rata – rata anak adalah 20 Terkait dari itu semua metode bercerita
sebelum dan sesudah diberikan treatmen. berbasis media gambar berseri dapat
Pada Hasil dari penelitian menunjukkan menjadikan kelas aktif dikarenakan anak
bahwa YA dalam menunjukkan peningkatan dapat mengarahkan jam secara individu dan
paling tinggi diukur dari selisih nilai pre-test memperhatikan dengan seksama gambar seri
55 dan post-test-nya 85 (Beda), pada UN, IR dan menarik daya tarik anak dalam
dan Z memilki peningkatan yang sama (Beda) pembelajaran. Dan metode bercerita berbasis
yaitu 23, pada pre test anak UN usil menggoda media gambar berseri dalam Mengenai tahap
temannya dan Z cenderung suka berbicara pengenalan konsep waktu menjadi awal yang
dan menguap, IR cenderung pasif dan baik untuk anak menguasai konsep waktu
pemalu, NL dan IA memilki hasil dan melatih mandiri anak.
peningkatan yang sama (beda) yaitu 22, dan
peningkatan yang terendah dimilki oleh SY PENUTUP
dimana mendapat (beda) dari nilai pre test 55 A. Simpulan
dan post test 77. Berdasarkan penelitian tersebut, untuk
Namun di telaah dari teori tentang menjawab rumusan masalah “adakah pengaruh
karakteristik anak tunagrahita ringan yang metode bercerita berbasis media gambar berseri
menyatakan bahwa anak tunagrahita ringan terhadap kemampuan pengenalan konsep
Secara umum perkembangan kognitif yang waktu anak tunagrahita ringan?”. Hasil analisis
terjadi pada anak tunagrhita hakekatnya sama data dengan menggunakan rumus wilcoxon
dengan yang terjadi pada anak normal, menunjukan bahwa Zh = 2,8 lebih besar
namun tahapan berpikir abstrak menajadi daripada nilai kritis 5% Ztabel yaitu 1,96
ranah yang sulit untuk dicapai, hal ini tidak sehinnga Ho ditolak dan Ha diterima
lepas dari kenyataan terjadinya simpulannya ada pengaruh metode bercerita
keterbelakangan mental berdampak kepada berbasis media gambar berseri terhadap
terjadinya hambatan dalam satu atau kemampuan pengenalan konsep waktu anak
beberapa proses kognitif seperti, bahasa, tunagrahita ringan.
persepsi ,konsentrasi, memori, pemunculan
ide – ide, evaluasi dan penalaran dalam B. Saran
Sunardi dan Sunaryo (2007), hal pertama, Berdasarkan penelitian yang telah
Pembelajaran dengan konsep metode dilaksanakan, peneliti terdapat saran antara
bercerita berbasis gambar berseri perlu lain :
diberikan pengulangan sesuai dengan 1. Bagi guru
karakteristik anak tunagrahita, pada Melihat pentingnya pemahaman
penelitian yang telah dilaksanan di SLB konsep waktu pada anak tunagrahita

10
Pengaruh Metode Bercerita Berbasis Media Gambar Berseri Terhadap Kemampuan Pengenalan Konsep Waktu Pada Aanak Tunagrahita Ringan

ringan dalam mempengaruhi kemadirian American Association on Mental


pada kegiatan sehari – hari, namun pada Retardation.
kondisi dilapangan anak tunagrahita
terhambat dalam kognitif, hal abstrak, Amin, Moh. 1995. Ortopedagogik Anak
memori dan perhatian maka perlunya Tunagrahita.Departemen Pendidikan
memberikan inovasi agar anak tunagrahita dan Kebudayaan: Direktorat Jendral
dapat mengenal dan memahami konsep Pendidikan Tinggi.
waktu, guru dapat menggunakan metode
bercerita dan media gambar berseri untuk Arikunto Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian
membuat pembelajaran dalam Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. PT
menyampaikan konsep waktu lebih Rineka Cipta.
kongkret dan menarik.
Armatas, V. (2009). “ Mental retardation:
2. Bagi orang tua definitions, etiology, epidemiology
Orang tua dapat menerapkan anddiagnosis‖.Journal of Sport and
metode bercerita bermedia gambar berseri Health Research.1(2):112-122.(online)
untuk kegiatan belajar mengenal waktu http://journalshr.com/papers/Vol%20
pada anak tunagrahita ringan di rumah, 1_N%202/V01_2_5.pdf [diakses tanggal
mengajarkan anak dengan gambaran pada 25 - 01 - 2019 ].
lingkungan sehari – hari seperti pada pagi
hari ditunjukan dengan matahari terbit Apriyanto, Nunung. 2012. Seluk Beluk Anak
atau mejelang malam hari dapat Tunagrahita dan Strategi
ditunjukan dengan mendengar suara Pembelajaran.Jojakarta. Javalitera.
adzan maghrib, dapat dilakukang dengan
bercerita. Arysad, Azhar. (2013) Media Pembelajaran. Jakarta:
3. Bagi peneliti selanjutnya PT Raja Grafindo Persada.
a. Hasil dari penelitian ini dapat
memotivasi peneliti lain untuk lebih Fadlillah, Muhammad & Mualifatul Khorida,
mengembangkan metode serta media Lilif. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia
yang diterapkan dalam kelas, Dini, Konsep Aplikasinya Dalam PAUD.
khususnya untuk anak anak tunagrahita Jogjakarta. AR – RUZZ MEDIA.
ringan.
b. Hasil dari penelitian ini dapat Fadlillah,M. 2017 .Bermain & Permainan Anak Usia
memotivasi peneliti lain untuk lebih Dini. Jakarta. KENCANA.
mengembangkan penelitian serupa
dengan menambahkan jumlah subjek, Issac newton, sir. 1846. Newton S Principia. The
jumlah sekolah, maupun menambahkan Mathematical Principles Of Natural
aspek yang diteliti dari kemampuan Philosophy. Newyork: Published by
menulis permulaan untuk anak Daniel Adee 45 Liberty Street.
berkebutuhan khusus, terutama anak
tunagrahita ringan. KBBI, (2019). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
c. Penelitian ini masih menggunakan jenis [Online] Available at:
penelitian Pre-eksperimen, sehingga http://kbbi.web.id/pusat, [Diakses 15
diharapkan peneliti lain dapat Februari 2019].
mengembangkan penelitian serupa
dengan menggunakan jenis penelitian Mais, Asrorul. 2018. Media Pembelajaran Anak
Eksperimen (True Experimental Design) Berkebutuhan Khusus: Jember. CV
sehingga memperoleh validitas internal PUSTAKA ABADI.
(kualitas pelaksanaan rancangan
penelitian) yang tinggi. Mary beirne smith, richard f. Ittenbach, james r.
DAFTAR PUSTAKA Patton. 2002.Mental retardation, Merril
prentice hall. Upper saddle river, new
American Association on Mental Retardation. (2002). jersey, columbus, ohio.
Mentalretardation: definition, classification,
and systems of supports.Washington,DC:

11
Pengaruh Metode Bercerita Berbasis Media Gambar Berseri Terhadap Kemampuan Pengenalan Konsep Waktu Pada Aanak Tunagrahita Ringan

M, Gargiulo, Richard. 2011. Special Education In


Contemporary Society.United States.
SAGE Publication.

Musfiroh, Tadkiroatun.2008. Memilih, Menyusun,


dan Menyajikan Cerita untuk Anak Usia
Dini. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Mumpuniarti. 2007.Pendekatan Pembelajaran Bagi


Anak Hambatan Mental.Yogyakarta:
Kanwa Publisher.

Rinawati, rina. 2005. Konsep waktu : Perspektif


Komunikasi Islam dan Anak TK. Bandung:
UNISBA. Volume 8, 314.
http://ejournal.unisba.ac.id/index.php/
bhs_indonesia/article/view/4051 [
diakses tanggal 28 - 01 - 2019]

Sudjana, Nana dan Rivaj, Ahmad. 2010. Media


Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan.


Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kualittatif


Kuantitatif dan R D. Alfabeta CV.
Bandung.

12

Anda mungkin juga menyukai