Anda di halaman 1dari 24

JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

Abstrak

UpayaMeningkatkan Kemampuan Kognitif Dalam Memperkenalkan Konsep Pengukuran


Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran

Sri Handayani ,
Sumarno
Yuli Haryati

Kemampuan anak dalam mengenal konsep pengukuran di TK Tunas Putra masih rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkankemampuan mengenal konsep pengukuran untuk
anak usia dini diTK Tunas Putra.Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakankelas
yang mengadopsi model Kurt Levin, dengan subjek penelitian anak-anakkelompokTKBdiTK
Tunas Putra yangberjumlah14 orang terdiri dari l0 orang laki dan 4 orang perempuan. Metode
pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep
pengukuran pada anak – anak kelompok TK B di TK Tunas Putra adalah metode bermain
peran dengan jenis drama terpimpin, artinya skenario cerita sudah dibuat disiapkan
sebelumnya. Dan anak tinggal memainkan sesuai peran dan cerita yang ada didalamnya.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus dengan satu tindakan dalam setiap
siklusnya. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada setiap siklusnya.
Presentase awal padas saat observasi awal sebelum di terapkannya metode bermain peran
(pra siklus) dalam kategori berkembang sangat baik (BSB) sebesar 0% meningkat pada akhir
siklus ketiga menjadi 21,43%. Pda kategori berkembang sesuai harapan (BSH) ketika
observasi awal sebesar 0% meningkat di akhir siklus ketiga menjadi 78,75%. Kategori mulai
terlihat (MB) dari observasi awal sebesar 42,86% menurun pada akhir siklus ketiga menjadi
0%. Kategori belum terlihat (BB) ketika observasi awal sebesar 57,14% menurun pada akhir
siklus ketiga menjadi 0%. Berdasarkan hasil peningkatan pada setiap siklus membuktikan
bahwa metode bermain peran memberikan pengaruh pada peningkatan kemmapuan mengenal
konsep pengukuran pada anak – anak kelompok TK B di TK Tunas Putra Rembang.
Rekomendari yang diajukan bagi peneliti selanjutnya adalah dapat mengembangkan
penelitian pengukuran lebih lanjut dengan menggunakan metode pembelajaran lainnya yang
melibatkan anak – anak aktif secara langsung dan nyata.

Kata kunci : Pengukuran Anak Usia Dini, Metode Bermain Peran.

I. PENDAHULUAN danpikirannnya biasanya dikenal dengan


A. Latar Belakang Masalah sebutan goldenage atau masa peka, dimana
Pendidikan yang diperoreh sejak Froebel (Solehuddin1997:27)
usia dini merupakan pendidikan mengemukakan bahwa:
yangpaling berpengaruh terhadap Masa anak merupakan suatu fase
pembentukan pribadi anak dimasa yang sangat berharga dan dapat
depannya. Pada usia ini anak menyerap dibentuk dalam periode kehidupan
dan rnenerima segala bentuk informasi manusia (anoble and malleable
apapundirnulai dari hal-hal yang negatif phase of humanlife).Karenanya
sampai hal-hal yang positif bagi jiwa masa anak adalah masa emas bagi
http ://jurnal.unimus.ac.id
19
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

penyelenggaraan pendidikannya. terlihat darikemampuan anak-anak dalam


Masa anak merupakan fase yang mengenal konsep panjang-pendek, tinggi-
sangat fundamental bagi rendah, banyak-sedikit, belum terlalu
perkembangan individu karena dipahami.
pada fase inilah terjadinya Kegiatan bermain merupakan
peluang yang sangat besar untuk sarana belajar bagi anak, seperti
pembentukan dan pengembangan yangdikemukakan oleh Moore (2009)
pribadi seseorang. "play ls valuable learning tool
forchildren". Salah satu dari kegiatan
Golden Age merupakan waktu bermain adalah bermain peran atau lebih
yang tepat untuk memberikan bekal dikenal dengan istilah role play. Menurut
pendidikanyang kuat terhadap anak. Pada Mutiah (2010) mengemukakanbahwa
masa ini anak mampu rnenyerap bermain peran disebut juga simbolis, pura-
infomasidengan cepat sekaligus sebagai pura, make-believe, ataubermain drama,
masa pengembangan intelegensi yang yang sangat penting untuk perkembangan
permanen pada dirinya. kognitif, sosial dan emosi anak pada usia
Fenomena yang ditemui di 3-6 tahun. Melalui kegiatan bermain peran
lapangan tepatnya di TK Tunas Putra anakakan belajar lebih aktif dan kreatif,
Rembang pembelajaran matematika sudah seperti pendapat Hurlock
dipelajari sebagai salah satu sarana dalam (1978:329)"bermain peran adalah bentuk
menstimulus perkembangan kognitif anak. bermain aktif di masa kanak-kanak
Pembelajaran maternatika yang melalui perilaku dan bahasa yang jelas
berhubungan dengan masalahpengukuran berhubungan dengan materi atau
sudah mulai diperkenalkan di sekolah situasiseolah-olah hal itu mempunyai
ini,khususnya untuk pengenalan konsep atribut yang lain ketimbang yang
waktu sudah berkembang dengan sebenarnya".Untuk belajar aktif dari
cukupbaik. Pengenalan konsep waktu di seorang anak didik seorang guru memang
sekolah ini diajarkan melalui tidak bisa memaksanya, namun seorang
pembiasaanpenanggalan setiap hari untuk guru dapat menciptakan kondisi
mengenalkan tanggal, nama-nama hari, yangmemungkinkan sehingga terjadi
bulandan tahun.Selain itu pemahaman belajar aktif. Model pembelajaran
mengenai waktu-waktu tertentu, seperti yangbanyak mengaktifkan anak maka
waktu makan, waktu bermain, waktu proses berpikirnya pun akan
bersekolah, waktu pulang, waktubelajar, semakinberkembang, sepertiyang
mengenai hari ini, hari besok, kemarin, dikemukakan oleh Masitoh dkk
lusa dan sebagainya sudahdilakukan dan (2005:97)"pendekatan belalar aktif adalah
dipraktekan dalam pengalaman hidupnya suatu pendekatan yang harus
melalui aktivitassehari hari sehingga dalam direncanakansedemikian rupa sehingga
aplikasinya anak-anak mudah untuk proses yang berlangsung dalam kegiatan
dikondisikanmengenai waktu. belajarbenar-benar dapat mendukung
Secarakeseluruhan pengenalan konsep perkembangan dan belajar anak
pengukuran disekolah ini beluni seoptimalmungkin".
berkembang lebih optimal, hal itu dapat

http ://jurnal.unimus.ac.id
20
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

. Berdasarkan latar belakang II. Kajian Pustaka


permasalahan ini, maka peneliti A. Definisi Matematika Untuk Anak
tertarikuntuk membahas lebih lanjut dalam Usia Dini
meningkatkan kemampuan Definisi matematika mengalami
mengenalkonsep pengukuran sehingga perkembangan seiring perkembangan dan
judul pada penelitian ini kemajuan dalam ilmu matematika itu
adalah"Meningkatkan Kemampuan sendiri. Matematika tidak dapat
Mengenal Konsep PengukuranAnak Usia didefinisikan secara tepat dan pasti.
Dini Melalui Metode Bermain Peran Karena pendapat dari para ahlipun
(Penelitian Tindakan KelasPada Kelompok memiliki pandangan yang berbeda.
TK B Di TK Tunas Putra Rembang).” Sementara itu menurut Masykur (2007)
B. Rumusan Masalah “Matematika merupakan ilmu terstruktur,
1. Bagaimana kemampuanmengenal urutan (order). dan hubungan yang
konsep pengukuranpada anak-anak meliputi dasar-dasar perhitungan,
kelompok TK B di TK Tunas Putra? pengukuran dan penggambaran bentuk
2. Bagaimana penerapan metode bermain objek".
peran dalam meningkatkankemampuan Menurut Sriningsih (2009) pada
mengenal konsep pengukuran pada intinya istilah matematika yangdiperoleh
anak-anak kelompok TK B di TK dari pendapat para ahli yang diketahuinya
Tunas Putra? bahwa matematika.
3. Bagaimana menggunakan metode a. Sarana deduktif, artinya bahwa
bermain peran dalam mengenal konsep matematika
pengukuranpada anak-anak kelompok mampumenemukanpengetahuan baru
TK B di TK Tunas Putra ? berdasarkan premis-premis tertentu.
C. Tujuan Penelitian b. Bahasa yang bersifat kuantitatif, hal
a. Mengetahui kemampuan mengenal ini berarti matematika
konseppengukuran pada anak-anak merupakanbahasa yang
kelompok TK B di TK Tunas Putra melambangkan makna dan
sebelum diterapkannya kegiatan pernyataan yang ingin disampaikan
bermain peran. dimana bahasa matematika
b. Mengetahui bagaimana penerapan mengatasi kekurangan-kekurangan
kegiatan bermainmeningkatkan yang dimiliki bahasa verbal.
kemampuan mengenal c. Seni, artinya matematika
konseppengukuran pada anak-anak mengandung unsur-unsur
kelompok TK B di TK Tunas sebagaimanaterkandung dalam seni
Putra. yakni keindahan, keteraturan dan
c. Mengetahui perkembangan keterurutan.
kemampuan mengenal d. Ratunya ilmu, artinya matematika
konseppengukuran pada anak-anak memiliki lima karakteristik
kelompok TK B di TKTunas Putra yangtidak dimiliki oleh ilmu lain
setelah diterapkannya kegiatan secara sekaligus.
bermain peran e. Jalan dan alat untuk berpikir, artinya
matematika dapat dijadikansebagai

http ://jurnal.unimus.ac.id
21
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

sarana untuk mengorganisasikan, Berdasarkan uraian tersebut


menganalisis danmengambil Sriningsih (2009) menyimpulkan bahwa
kesimpulan sesungguhnya hakekat dari matematika
f. Ilmu yang mempelajari pola dan untuk anak usia dini merupakansarana
hubungan, artinya matematika yang dapat digunakan untuk
seringmencari keseragaman supaya mengembangkan kemampuanberpikir,
generalisasi dapat dibuat mendorong anak untuk mengernbangkan
g. Ilmu tentang struktur yang berbagai potensiintelektual yang
terorganisasikan dengan baik, dimilikinya serta dapat dijadikan sebagai
artinyamatematika merupakan ilmu sarana untukmenumbuhkan berbagai sikap
yang berhubungan dengan dan perilaku positif dalam rangka
penelaahanbentuk, struktur-struktur meletakan dasar-dasar kepribadian sedini
abstrak dan hubungan diantara hal- mungkin seperti sikap kritis, ulet, mandiri,
haltersebut ilmiah, rasional dan lain sebagainya.
h. Problem possing dan problem
solving, artinya matematika B. Pengertian Pengukuran
dapatdijadikan sebagai sarana untuk Pengukuran menurut Suharmanto
memecahkan masalah (2010) pengukuran merupakan "suatu
dalamkehidupan sehari-hari proses atau kegiatan untuk menentukan
i. Matematika bukan sekedar kuantitassesuatu yang bersifat numerik".
aritmatika. artinya matematika lebih Pengukuran lebih bersifat kuantitatif,
luasdari berhitung (arithmatics) bahkan merupakan instrumen untuk
meskipun hampir sebagian melakukan penilaian. Sedangkan dalam
besarkegiatan matematika tidak dapat Gunawan (2012) bahwasannya
dilepaskan dari kegiatan berhitung "pengukuran merupakan kegiatan
j. Sarana untuk mengubah tubuh membandingkan suatu besaran yang
pengetahuan, artinya diukur denganalat ukur sebagai satuan".
matematikabukanlah sekedar Misalnya dalam kegiatan mengukur
pengetahuan yang harus dipelajari mejamenggunakan pensil.
dan dipraktekantetapi lebih dari itu Satuan dalam pengukuran terbagi
matematika harus mampu menjadi dua yaitu satuan baku dan satuan
menemukan suatu pendekatan belajar tidak baku. Dalam Budiyono (2010)
dan sebagai sarana untuk pengertian dari satuan tidakbaku adalah
memecahkan masalah satuan yang tidak ditetapkan sebagai
k. Sarana untuk mengembangkan sikap satuan pengukuransecara umum atau
dan perilaku yang positif, secara ilmiah, karena pengukuran ini tidak
artinyaberbagai perilaku positif dapat dapat dinyatakan dengan jelas atau tidak
ditumbuh kembangkan dalam dapat digunakan untuk
kegiatanmatematika misalnya memeriksaketepatan suatu instrumen,
keuletan, ketelitian, kejujuran, dan dimana mengukurannyamenggunakan
kebiasaanuntuk berpikir abstrak serta satuantidak baku atau tidak standar.
mengembangkan kepercayaan diri Contohnya:
dalamberpikir.

http ://jurnal.unimus.ac.id
22
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

a. Digit adalah pengukuran yang c. 10 desimeter = 1 meter


disesuaikan dengan lebar sebuah jari. d. 10 meter = 1 dekameter
b. Jengkal adalah pengukuran yang e. 10 dekameter = 1 hektometer
disesuaikan dengan jarak palingpanjang f. 10 hektometer = 1 kilometer
antara ujungjempol tangan dengan g. 1000 milimeter = 1 liter
ujung kelingking tangan. h. 1000 miligram = 1 gram
c. Hasta adalah pengukuran yang i. 1000 gram =1 kilogram
disesuaikan ukuran sepanjang j. 1000 kilogram = 1 ton metrik
lenganbawah dari siku sampai ke ujung Menurut Sriningsih (2009.65)
jari tengah. "pengalaman mengukur bagi anakusia dini
d. Depa adalah pengukuran yang didasarkan pada konservasi panjang dan
disesuaikan dengan ukuran luas". Kegiatanpengukuran sederhana yang
sepanjangkedua belah tangan dari ujung dapat dilakukan anak diantaranya
jari tengah kanan sampai ke mengukurtinggi dan berat badannya
ujungjaritengah kiri sendiri, menggunakan berbagai wadah
e. Kaki adalah pengukuran yang padasaat bermain pasir dan air untuk
disesuaikan ukuran panjang sebuahkaki. memantapkan pemahaman banyak
Pengertian satuan baku adalah dansedikit, mengukur dengan
satuan yang ditetapkan sebagai menggunakan alat-alat non standar
satuanpengukuran secara umum sepertimengukur tinggi badan
(internasional) karena pengukuran menggunakan tali, mengukur panjang
dengansatuan baku dapat dinyatakan denganjengkal, langkah dan sebagainya.
dengan jelas dan dapat dipakai Copley (2001: 126) mengatakan"bahwa
untukmemeriksa suatu ketepatan anak-anak memiliki konsep yang berkaitan
instrumen. Terdapat dua sistem dengan mengukurdan membandingkan
pengukuranyang baku (Chairunnisa.20l2), hal-hal, maka sikap guru harus
yaitu pengukuran sistem inggris memberikanberbagai pengalaman dan
danmetrik. Sistem inggris dikembangkan berkomunikasi untuk membantu anak-
di eropa, satuan-satuan anakdalam mengeksplorasi dan
pengukurandikembangkan dari benda- membayangkan perbandingan dalam
benda di sekitar kita. Ukuran dalam sistem pengukuran"
inggris yaitu:
a. 12 inchi = 1 kaki
1. Pengertian Bermain Peran
b. 3 kaki = 1 yard
Bermain peran merupakan salah
c. 36 inchi = 1 yard
satu pembelajaran yang melibatkan anak-
d. 5.280 kaki = 1 ml
anak secara aktif dalam memainkan peran-
e. 1.760 yard = 1 mil
perantertentu. dalam kegiatan ini anak
Sistem metrik dikembangkan secara
akan banyak menyelidiki danmendapatkan
sistematis pada akhir abad 18 padatahun
pengalaman yang kaya baik untuk dirinya
1970. Ukuran dalam sistem metrik
sendiri, oranglain ataupun lingkungan di
contohnya:
sekitarnya (Nugraha 2012). Menurut
a. 10 milimeter = 1 sentimeter
Hadfield(Faig:2013) menyebutkan “bahwa
b. 10 sentimeter = 1 desimeter
strategi bermain peran (role playing)adalah
http ://jurnal.unimus.ac.id
23
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

suatu permainan gerak yang didalamnya c. Role playing, bermain peran yang
ada tujuan, aturan, dansekaligus tujuannnya untuk menggambarkansuatu
melibatkan unsur senang". peristiwa lampau
Karakteristik dari bermain peran Berdasarkan pengertian di atas
yang dikemukakan oleh Nugraha(2012) dapat disimpulkan bahwa bermainperan
yaitu (1) bahwa bermain peran permainan adalah sebuah strategi pembelajaran yang
yangmenyenangkan dan memiliki nilai efektif dalam memecahkan masalah
positif bagi anak. (2) motivasimuncul dari pembelajaran yang ingin dicapai,
dalam anak, sehingga anak akan bermain denganmelibatkan anak secara aktif untuk
sesuai kemauannyasendiri. (3) sifatnya memainkan peran yang sudahdisiapkan
spontan dan sukarela, artinya anak merasa sebelumnya dalam suasana yang
bebasmemilih apa saja yang ingin menyenangkan guna mengembangkan
dijadikan alternatifbagi kegiatan aspek perkembangannya, yang salah
bermainnya. (4) melibatkan peran anak satunya aspekperkembangan kognitif.
secara aktif baik fisik maupun 2. Tujuan Bermain Peran
mental.(5)memiliki sistematik yang khusus Tujuan bermain peran menurut
dengan sesuatuyang bukan bermain, Gunarti, dkk. (2008) adalah
misalnya memecahkan masalah dalam a. Anak dapat mengeksplor perasaan-
suatupembelajaran. perasaan
Mutiah (2010), mengemukakan b. Memperoleh wawasan tentang sikap,
bahwa bermain peran disebut nilai dan persepsinya
jugasimbolis, pura-pura, make-believe, c. Mengembangkan keterampilan dan
atau bermain drama, yang sangatpenting sikap dalammemecahkanmasalah yang
untuk perkembangan kognitif, sosial, dan dihadapi
emosi anak pada usia 3-6 tahun. d. Melatih daya tangkap
Moedjiyono dan Dimyati e. Melatih membuat kesimpulan
(Muthoharoh:2009) berpendapat bahwa “ f. Membantu mengembangkan kognitif
bermain peran rnerupakan salah satu g. Membantu perkembangan fantasi
proses belajar yangtergolong dalam h. Menciptakan suasana yang menciptakan
simulasi" Dimana pengajaran simulasi i. Mencapai kemampuan berkomunikasi
terbagi menjadi tiga kelompok, Ali secara spontan/ berbicaralancar
(Muthoharoh.2009) menjelaskan sebagai j. Membangun pemikiran yang analitis
berikut: dan kritis
a. Sosiodrama, semacam drama sosial k. Membangun sikap positif dalam diri
berguna untuk anak
menanamkankemampuan menganalisa Disimpulkan bahwa tujuan dari
situasi sosial tertentu. bermain peran dapatmengembangkan
b. Psikodrama, hampir mirip dengan berbagai aspek yaitu aspek sosial-
sosiodrama, perbedaannya terletakpada emosional, kognitif,fisik-motorik anak,
penekanannya. Sosiodrama dapat menangkap daya tangkap, daya
menekankan pada permasalahansosial, konsentrasi,membuat kesimpulan,
sedangkan psikodrama menekankan membuat suasana yang menyenangkan,
pada pengaruhpsikologisnya. mengembangkan keterampilan dan sikap

http ://jurnal.unimus.ac.id
24
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

dalam memecahkan masalah,serta lainmencoba menerka apa yang mereka


mengembangkan kreativitas dengan perankan. Anak-anak harusdidorong
membuat jalan cerita inisiatifanak agar memerankan dari buku cerita
3. Macam-macam Bermain peran kesukaannya lengkapdengan pakaian
Dalam Maghfiroh (2012) metode serta pembantu-pembantunya.
permainan drama dikenal ada f. Mimetik (Permainan Meniru)
enammacam dramatisasi/ bermain Latihan mimetik (meniru) adalah
peran, adalah sebagai berikut : pergerakan fisik yang menirukegiatan-
a. Drama Spontan atau Bebas kegiatan yang sudah terkenal, tanpa
Bermain drama spontan adalah bermain peralatan yang biasanyadibutuhkan.
drama yang dilakukananak atas Melalui mimetik anak-anak biasanya
keinginan sendiri, dengan cara-cara bisa meniru gerakanyang dilakukan
tersendiri, berupa dialogatau perbuatan oleh orang lain, hewan atau mesin.
yang timbul dari pengalaman anak
sendiri serta tidakmembutuhkan III. METODOLOGI PENELITTAN
peranan pemimpin atas kontrol dari A. Lokasi dan Subjek Penelitian
guru. Penelitian ini dilaksanakan di TK Tunas
b. Drama Terpimpin Putra, yangberalamatkan di Desa
Permainan drama terpimpin dimana Magersari Rembang. Objek penelitian
guru membimbing anak-anakdalam dalam penelitian ini adalahanak-anak
memilih perannya, tanpa mengurangi kelompok TK B yang terdiri dari l4 anak,
kebebasan anak-anakberbicara dan l0 anak laki-laki dan 4anak perempuan.
menjalankan perannya. B. Desain Penelitian
c. Sandiwara Boneka Penelitian yang dilakukan mengadopsi dari
Sandiwara boneka berguna membantu pola pelaksanaaan penelitiantindakan kelas
anak untukmengekspresikan isidan yang dikembangkan oleh Kurt Lewin.
mengembangkan daya fantasinya. Dimana dalam konseppokok penelitian
Gurudapat meyediakan alat peraga yang Kurt Lewin (Trianto:2011) terdiri dari
sangatmenarik. empat komponen, yaitu perencanaan
d. Pantomim (planning). tindakan (acting), pengamatan
Metode pantomim adalah sandiwara (observing), danrefleksi (reflecting).
bisu untuk memberipelajaran melalui Hubungan keempat komponen tersebut
visualisasi seperti adegan-adegan tanpa dipandangsebagai satu siklus, seperti yang
bicara, tetapihanya melakukan gerak terlihat dalamgambar berikut ini:
atau mimik. Istilah pantomim berasal
daribahasa yunani yang artinya "serba
isyarat" berarti secara etimologis
pertunjukan yang dikenal sampai
sekarang itu adalah pertunjukan bisu
e.Charade
Charade adalah sebuah permainan
dimana beberapa anakmemainkan peran
dari sebuah buku cerita dan anak-anak

http ://jurnal.unimus.ac.id
25
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

Gambar 3.1 Siklus dalam Penelitian u


r 1.2.1.Anak dapat
Tindakan Kelas Model Kurt Lewin a menyebutkan sesuatu
n yang berukuran
Dalam penelitian ini mengembangkan Kema panjang
mpua 1.1.2 Anak dapat
hubungan komponen-komponenyang ada n menyebutkan
di dalam penelitian tindakan kelas yang meng sesuatu yang
berbentuk satu siklus,(Triyanto:2011)yaitu ukur berukuran
sesuat pendek
(1) perencanaan (planning); (2) tindakan u 1.1.3 Anak dapat
(acting),(3) pengamatan (observing); dan benda 1.2.Menye menyebutkan
yang butkan
(4) refleksi (reflecting). Hasilrefleksi akan sesuatu yang
beruk ukuran berukuran
digunakan sebagai pertimbangan dalam uran dari hasil tinggi
membuat rencana bagisiklus berikutnya panjan pengukur 1.1.4 1
jika tindakan yang dilakukan sebelumnya g an yang .2.4.A
pende dilakuka nak
belum berhasil,demikian seterusnya hingga k, nnya dapat
mencapai hasil yang ditetapkan. tinggi menye
C. Instrumen Penelitian renda butka
h n
Kisi-kisi instrumen memperlihatkan
sesuat
hubungan antara variabel yang diteliti u yang
dengan sumber data dan metode yang akan beruk
uran
digunakan serta instrumenyang di susun
pende
(Arikunto:20l0). Pengembangan kisi-kisi k
instrumen penelitianini, dibuat oleh
2. 2.1.Menu
2 2.1.1.Anak dapat
peneliti dan dikonsultasikan kepada dosen
njukkan
. membedakan sesuatu
pembimbing danahli dalam bidang PTK dua yang berukuran lebih
(Penelitian Tindakan Kelas), serta yang ukuran
C panjang dan lebih
yang
o pendek
menguasaibidang pengukuran anak usia
berbeda
m 2.1.2.Anak dapat
dini.. Adapun bentuk kisi-kisi p membedakan sesuatu
instrumentpenelitian di buatdalam tabel a yang berukuran lebih
r tinggi dan lebih
dibawah ini:
i rendah
Tabel3.1 n
Instrumen Penelitian Meningkatkan g
Kemampuan Mengenal Konsep
Kema
Pengukuran Anak Usia Dini Melalui mpua
Kegiatan Bermain Peran n
dalam
memb
Varia Dime
Indikator Pernyataan andin
bel nsi
gkan
Pengu 1. 1.1
1 Meng 1.1.1.Anak dapat sesuat
kuran . ukur mengukur
u
benda menggunakan
benda
P meng sedotan yang
e gunak
1.1.1 Anak dapat beruk
n an mengukur uran
g satuan menggunakan panjan
u tidak tali
g-
k baku
pende
http ://jurnal.unimus.ac.id
26
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

k- IV. HASIL PENELITIAN DAN


tinggi-
renda
PEMBAHASAN
h
2.1 .Men 2.1.1 .Anak A. Profil TK Tunas Putra
unju menunjukkan
Tunas Putra. Sekolah ini terletak di
kkan benda yang
bend ter-panjang Kab. Rembang.Sedangkan misi dari
a dalam satu sekolahini adalah mengembangkan nilai-
yang kumpulan
nilai pendidikan, membangunkarakter
beru benda
kura 2.1.2 .Anak pribadi anak yang unggul.mandiri dan
n ter- menunjukkan bertanggung jawab.Kemudian
dala benda yang
menciptakan lingkungan pembelajaran
m ter-pendek
satu dalam satu yang sehat bagiperkembangan TK Tunas
kum kumpulan Putra yang memiliki 1 orang kepala
pulan benda
sekolah, 4 orangguru,1 orang tenaga TU/
bend 2.1.3 Anak
a menunjukkan administrasi. Keseluruhan jumlah anak
yang benda yang yangdiberi tindakan oleh guru dan
mem ter-tinggi
diobservasi oleh peneliti adalah kelompok
iliki dalam satu
ukur kumpulan TK B sebanyak 14 anak yangterdiri dari 10
an benda orang anak laki-laki dan 4 orang anak
yang 2.1.4 Anak
perempuan.
berbe menunjukkan
da- benda yang ter- TK Tunas Putra memiliki sarana
beda rendah dalam dan pra sarana yang terdiri dari 3 ruang
satu kumpulan
kelas belajar. playground, perpustakaan
benda
2.2 Mengu 2.2.1.Anak dapat mini, kolam renang, UKS, dan masjid
rutkan mengurutkan sesuatu yang digunakan sebagai penunjang dalam
sesuat dari yang berukuran
proseskegiatan belajar mengajar.
u panjang ke yang
benda pendek Pembelajaran di TK Tunas
dari 2.2.1 Anak dapat Putraberlangsung lima hari, yaitu dari hari
bebera mengurutkan
Senin-Jum'at, untuk kelompok TK A anak-
pa panjang
ukuran 2.2.2 Anak dapat anak belajar dari jam 07.30 s/d jam l0.00
yang mengurutkan WIB. Sedangkan, untuk kelompok TK B
berbed sesuatu dari
anak-anak belajar dari jam 07.30 s/d jam
a yang
berukuran 1l.00 WIB. Adapun kegiatan yang
tinggi ke yang dilakukan oleh semuaanak yaitu berbaris
rendah
di lapangan sebelum masuk kelas,
2.2.3 Anak dapat
mengurutkan bernyanyi,membacakan dua, setelah itu
sesuatu dari anak-anak masuk kelas masing-masing dan
yang
dilanjutkan dengan kegiatan
berukuran
rendah ke berdoasebelum belajar,
yang tinggi Hasil dari pengamatan selama
masaobservasi anak-anak hanya duduk di
Sumber: Coply (2001) dan Kurikulum 2010
kursi untuk menyelesaikan tugas-tugas
yang diberikan. Kegiatanyang

http ://jurnal.unimus.ac.id
27
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

berhubungan dengan pengukuran sebelumtindakan (pra siklus) menunjukan


dilakukan setidaknya 1 kali dalam setiap dalam kategori BB (BelumBerkembang)
tema. Pada saat observasi awal kegiatan ada sebanyak 8 orang, sedangkan dalam
belajar yang sedang dilakukan adalah kategori MB (MulaiBerkembang) ada 6
memberi tanda (√)untuk gambar yang orang, dan untuk BSH (Berkembang
panjang/tinggi, dan (x) untuk gambar Sesuai Harapan)dan BSB (Berkenrbang
yangpendek/rendah. Selain itu menyusun Sangat Baik) 0 orang. Tabel distribusi
gambar yang ada denganmengurutkan dari frekuensiuntuk hasil data diatas sebagai
panjang ke pendek atau sebaliknya dengan berikut:
memberikanangka pada setiap Tabel 4.2
gambarnya.Dalam observasi awal yang Distribusi FrekuensiKemampuan
dilakukan oleh peneliti pada saat Mengenal Konsep Pengukuran
itu,diperoleh gambaran tentang Anak Usia Dini (Pra Siklus)
kemampuan mengenal konsep pengukuran
anak usia dini yang ditunjukan pada tabel No Kategor Interva Tall
F %
di bawah ini: . i l y
Tabel .4.1 |||| 57,1
KemampuanMengenal Konsep 1 BB 16 – 27 8
||| 4
Pengukuran
Anak Usia Dini Sebelum Tindakan (Pra 42,8
2 MB 28 – 39 |||| | 6
6
Siklus)
3 BSH 40 – 51 0 0
Aspek yang
S R N Z R I 4A BSB
E N ≥
Y 52 G A 0
G A0
No. H D A H Y Q Z R S S G R H L
Dinilai N H I F U B W K H R T K I U
Ket:
1 Pengukuran
Jumlah Item : 16
(Kemampaun
Kategori: 4
mengukur suatu 8 10 9 12 9 12 8 8 12 8 10 8 9 10
Nilai Tertinggi: 4
benda)
2 Comparing
Permasalahan yang teridentifikasi di kelas
(Kemampuan sebagaimana tersirat padatabel di atas
dalam 17 20 24 26 17 27 anak-anak
15 15 secara
26 14 keseluruhan
18 14 18 terlihat
16
membandingkan kurang memahami dariapa yang
suatu benda diinstruksikan, karena selama ini dalam
Skor Nilai 25 30 33 38 26 39 23 23 38 22 28 22 27 26
proses pembelajarananak-anak hanya
Kategori Nilai BB MB MB MB BB MB BB BB MB BB MB BB BB BB
banyak mendengar dari pada praktek guru
Ket: langsungtentang apa yang dipelajarinya.
BB (Belum Berkembang) : 16 – 27 Kegiatan monoton dan media yang kurang
menarikbelum memberikan rasa ingin tahu
MB (Mulai Berkembang) : 28 – 39
yang tinggi, sehingga anak hanyabertanya
BSH (Berkembang Sesuai Harapan) : 40 – 51
BSB (Berkembang Sangat Baik) : ≥ 52 seputar bagaimana cara mengerjakan
tugasnya tanpa memahamimateri lebih
Tabel diatas menunjukan bahwa hasil dari lanjut. Hasil yang tergambar sebanyak
observasi awalkemampuan mengenal 57,14% masihbelum berkembang (BB),
konsep pengukuran anak usia dini dan sisanya sebanyak 42,86% mulai

http ://jurnal.unimus.ac.id
28
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

berkembang(MB), sedangkan untuk akandilakukan, tema pembelajaran yang


berkembang sesuai harapan (BSH) sedang berjalan dalah tema"Binatang"
danberkembang sangat baik (BSB) masih dengan sub tema binatang darat.
0%. Presentase keadaan kemampuan Padasiklus satu ini peneliti dan guru kelas
mengenal konsep pengukuran untuk anak menyiapkan kegiatanbermain drama
usia sebelum dilakukan tindakan (pra tentang “Jalan-jalan ke kebun binatang".
siklus) digambarkandalam bentuk diagram Kegiatan drama ini menceritakan tentang
di bawah ini: anak-anak sekolah awan biru yang
Diagram 4.1 berjalan-jalan ke kebunbinatang bersarna
Presentase Kemampuan Mengenal gurunya.
Konsep Pengukuran Anak Usia Kegiatan diawali dengan
Dini Sebelum Tindakan (Pra Siklus) pengkondisian anak-anak di ataskarpet
untuk menjelaskan tentang kegiatan
pembelajaran hari ini. Kemudian guru
memulai bercakap-cakap tentang kebun
Presentase binatang. Setelah itu guru rnemberikan
Kemampuan cerita yang kisahnya diambil dari kenario
cerita yang telah dibuat sebelumnya.
57.14
60 42.86 Karena metode bermainperan jenis drama
40 terpimpin jarang diterapkan pada kelas TK
20 0 0
0 B ini. maka guru kelaspun menjelaskan
terlebih dahulu tentang aturanbermainnya.

1. Tahap lmplementasi PTK di TK


Tunas Putra
Setelah melakukan observasi awal, peneliti
Gambar 4.1
melakukan diskusidengan guru kelas untuk
Guru sedang bercakap-cakap tentang
merencanakan metode pembelajaran yang
kebun binatang
lebihmenarik sehingga anak-anaknya dapat
lebih aktif dalam prosespembelajaran.
Setelah selesai memberikan penjelasan
Peneliti dan guru kelas sepakat untuk
kepada anak,selanjutnya guru membagi
menerapkan metodebermain peran dalam
anak-anak menjadi 2 kelompok
rangka meningkatkan kemampuan
untukbermain peran secara bergantian.
pengukuran anak usia dini. Dalam
Setelah pembagian kelompok,lalu guru
implementasinya penelitian ini
membagi peran pada kelompok I yang siap
berlangsung dalam tiga siklus/tindakan.
bermain.Kemudian guru membaca ulang
a). Siklus I
dialog yang ada dalam skenariodan
Tindakan yang pertama. peneliti
memberitahukan dialog kepada anak-anak
dan guru kelas bersama-sama merancang
sesuai perannyamasing-masing. Sebelum
kegiatan pembelajaran yang dituangkan
bermain peran dimulai, guru
dalam rencanakegiatan harian (RKH)
mengkondisikan anak-anakkelompok 2
Pada saat perencanaan tindakan yang
http ://jurnal.unimus.ac.id
29
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

untuk menonton temannya (kelompok 1) Lalu ketika melihat binatang buaya


di tempatduduk yang telah disediakan saatguru bertanya "buaya mana yang
sebelumnya, contohnya ketika dalam cerita panjang dan yang pendek?" adabeberapa
anak-anak mulaidatang ke kebun binatang anak seperti Nai dan Ryu yang langsung
dan membeli tiket lalu menunjuk kearah buaya yang berukuran
menyerahkankembali tiketnya kepada panjang dan buaya yang berukuranpendek.
petugas kebun binatang, shidik dan Saat melihat ular pun, guru bertanya
abrarterlihat sambil tersenyum - senyum. "berapa ya ukuran ularini?". kemudian
Ghi menjawab "panjang banget bu.''sambil
menunjuk ke arah ularnya.Proses kegiatan
di siklus I ini diperoleh gambaran
mengenai pengukuran anak usia dini
seperti yang tercantumpada tabel di bawah
ini.
Tahel 4.4.
Kemampuan mengenal Konsep
PengukuranAnak Usia Dini (Siklus 1)
Gambar 4.2
Anak-anak nampak senang saat N S R N Z R I A E N Y G A G A
H D A H Y Q Z R S S G R H L
membeli dan menyerahkan N
Dimensi N H I F U B W K H R T K I U
tiket kepada petugas kebun binatang o
1 Penguk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 uran(Ke 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Ketika dalam cerita sedang memperhatikan mampa 0 4 4 4 0 4 4 4 0 0 0 0 0 0
binatang jerapahbanyak sekali percakapan- un
percakapan yang membahas menguk
tentangukuran, seperti tinggi dan rendah. ur suatu
benda)
Dalam skenario saat gurubertanya "siapa
yang dapat memberi makan binatang
2 Compar 2 2 2 8 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2
jerapah?"banyak sekali anak-anak yang 2 ing 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2
antusias menjawab "saya bu, sayabu....", (Kema 2 2 3 8 0 6 0 0 0 0 2 0 0 0
kemudian ada anak yang bernama Zhf mpuan
menjawab "eh Erkkamu mah ga sampai, dalam
memba
yang sampai itu Nsh soalnya badan
ndingka
kamukecil kalau Nsh tinggi. n suatu
Gambar 4.3 benda)
Anak-anak sedang memperhatikan ular
yang sangat panjang Skor Nilai 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
2 6 7 2 0 0 0 4 4 0 2 0 0 0
Kategori M M M B m B M M B B B M M M
Nilai M M M B M B M M M M M M M M
B B B S B S B B B B B B B
N N B

http ://jurnal.unimus.ac.id
30
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

Ket: berkembang (BB) sudah tidak ada lagi


BB (Belum Berkembang) : 16 – 27 (0%). Untuk kategori berkembangsesuai
harapan (BSH) muncul sebanyak 14,
MB (Mulai Berkembang) : 28 – 39
BSH (Berkembang Sesuai Harapan) : 40 – 51 29%,tetapi untuk kategori berkembang
BSB (Berkembang Sangat Baik) : ≥ 52 sangat baik (BSB) masih 0%.. Peningkatan
kemampuan mengenal konsep pengukuran
Tabel diatas menunjukan bahwa hasil dari anakusia dini pada siklus I digambarkan
kemampuanmengenal konsep pengukuran pada diagram di bawah ini.
anak usia dini pada sikius I dalamkategori
BB (Belum Berkembang) ada sebanyak 0 Diagram 4.2
orang,sedangkan dalam kategori MB Presentase Peningkatan Kemampuan
(Mulai Berkembang) ada 12 orang, untuk Mengenal Konsep
BSH (Berkembang Sesuai Harapan) ada 2 Pengukuran AnakUsia Dini (Siklus 1)
orang, dan BSB (Berkembang Sangat
Baik) 0 orang. Tabel distribusi
frekuensiuntuk hasil data diatas sebagai Presentase
berikut:
Kemampuan
Tabel 4.6
Distribusi FrekuensiKemampuan 85.71
100
Mengenal Konsep Pengukuran Anak
50 14.29
Usia Dini (Siklus 1) 0 0
0
NN KKateg IInter TTal
FF 5%
o. ori val ly
16 –
11 BBB
27
. 00 00
|||||
28 – 11 885, Setelah selesai tindakan di siklus l,
22 MMB
39
|||| 2 71 kemudian peneliti dan guruberdiskusi
|| kembali untuk mengevaluasi kegiatan
40 – ||| 114, yangsudah dilakukan, mencari hambatan-
13 BBSH 22
51 | 29 hambatan yang ditemui sebagai masukan
untuk perbaikan pada tindakan di siklus
4 BSB ≥ 52 0
selanjutnya , Berdasarkan tindakan pada
siklus 1 ada beberapa hal yang perlu
Ket: Jumlah Item : 16 Kategori: 4 Nilai diperhatikan, diantaranya cerita yanglebih
Tertinggi: 4
menarik sehingga peran-peran yang
dimainkannya memberikan pengalaman
Tabel di atas menunjukan adanya
yang lebihberkesan, pengelompokan yang
peningkatan dalamkemampuan mengenal
lebih bervariasi dimana anak-anakyang
konsep pengukuran untuk anak usia
cukup aktif dikelompokan dengan anak
dinidibandingkan pada tahap observasi .
yang agak pendiam supaya bisa mengajak
Pada siklus 1 sebanyak85,71% sudah ada
temannya menjadi lebih aktif lagi.
pada kategori mulai berkembang (MB).
b). Siklus 2
Sedangkan untuk kategoribelum
http ://jurnal.unimus.ac.id
31
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

Pada siklus kedua ini tema


pembelajaran di sekolah sudahberubah,
yang asalnya "binatang" sudah berubah
menjadi"tanaman".dengan sub tema “
jenis-jenis sayuran".'
Kegiatan yang di rancang untuk tindakan
pada siklus 2 iniadalah bermain peran yang Gambar 4.4
berjudul "belanja ke pasar Kegiatan mengukur panjang wortel
tradisional".Peneliti dan guru bersama- menggunakan alat ukur
sama lagi untuk membuat skenariocerita satuan tidak baku (sedotan)
yang berisikan dialog-dialog tentang
materi yang akandiajarkan dalam bermain Setelah mencari wortel, ceritanya sang ibu
peran. Adapun cerita yang dibahas adalah mengajak anaknya untuk mencari ikan.
tentang percakapan ibu dan anak yang Lalu Nai sebagai ibu menyuruh anaknya
akan berbelanja ke pasar tradisionaluntuk (Ggt)untuk mencari ikan yang ukurannya
membeli wortel dan ikan. tidak terlalu besar dan tidakterlalu kecil,
Pelaksanaan tindakan di siklus 2 ternyata anaknya kebingungan. Akhirnya
semua anak hadir. Kegiatan di awali anaknya dapat menemukan ikan yang
dengan bercakap-cakap dan berukuran sedang. Setelah selesaikeduanya
mengulastentang kegiatan bermain peran membayar barang belanjaannya kepada
sebelumnya. Kemudian guru pedagang ikan
menceritakan kisah "belanja ke pasar
tradisional" dan menjelaskanbahwa
kegiatannya memainkan drama dengan
cerita yang telah diceritakan tersebut.
Setelah itu guru membagikembali anak-
anak dalam 2 kelompok serta
memberitahukandialog sesuai
tugasnyamasing-masing. Setelah
semuanya siap kemudian guru
mempersilahkankelompok pertama untuk
memulai. Dalamcerita dimulai dari
seorang ibu yang mengajak anaknya
Gambar 4.5
untukbelanja ke pasar tradisional, yang
Mengukur ikan menggunakan
diperankan oleh syarah sebagaiibunya dan
ukuran tidak baku (tali pita)
maima sebagai anaknya. Sesampainya
dipasar syarah yang berperan sebagai ibu
Setelah semua kelompok mendapatkan
menyuruh anaknya yaitu maima
giliran untuk bermainperan, di akhir
untukmemilihkan wortel yang panjang.
kegiatan guru mengkcndisikan anak-anak
lagi untukduduk di atas karpet kemudian
melakukan evaluasi denganbertanya
kegiatan yang telah dilakukan, setelah itu

http ://jurnal.unimus.ac.id
32
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

bertanya kepadasetiap anak tentang apa memba


yang dirasakan selama bermain peran. ndingk
Pada kegiatan yang kedua anak- an
anak terlihat lebih antusias lagidari yang suatu
sebelumnya.Karena semenjak bermain benda
peran di siklus 1anak-anak selalu bertanya Skor Nilai 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
"bu kapan main drama lagi?". Tindakandi 7 2 2 6 0 5 0 0 6 0 2 2 1 6
siklus kedua ini terlihat mengalami Kategori M B B B B B B B B B B B B M
peningkatan yang lebih baiklagi pemahan Nilai B S S S S S S S S S S S S B
anak-anak tentang kemampuan H H H H H H H H H H H H
pengukuran anakusia dini. Hal ini dapat
dilihat ketika kelornpok I yang Ket:
sedangbermain peran memerankan dialog- BB (Belum Berkembang) : 16 – 27
dialog yang ada (peran ibu dananak MB (Mulai Berkembang) : 28 – 39
memilih dan mencari wortel-wortel yang BSH (Berkembang Sesuai Harapan) : 40 – 51
berukuran panjangdan pendek), teman- BSB (Berkembang Sangat Baik) : ≥ 52
temannyayangmenonton di kelompok 2
ikut-ikutan menunjuk wortel yang Tabel diatas menunjukan bahwa hasil dari
berukuran panjang dan kemampuan mengenal konsep pengukuran
pendek.Peningkatan kemampuanmengenal anak usia dini pada siklus kedua ini
konsep pengukuran anakusia dini pada mengalami perkembangan yang lebih baik
tindakan di siklus 2 dapat dilihat dari tabel dari pada siklussebelumnya. Dalam
di bawahini: kategori BSH (Berkembang Sesuai
Tabel 4.7 Harapan) naik menjadi 12 orang. Untuk
Kemampuan Mengenal Konsep kategori MB (Mulai Berkembang) masih
Pengukuran Anak Usia Dini (Siklus 2) ada 2 orang. Untuk kategori BB (Belum
Berkembang) sudah tidak ada0 orang. Dan
N S RNZ RI AE NYGAGA untuk kategori BSB (Berkembang Sangat
Dim H D A H Y Q Z R S S G R H L
o Baik)masih belum muncul pada siklus
ensi N H I F U B W K H R T K I U
. kedua ini 0 orang. Tabel distribusi
1 Pengu frekuensi untuk hasil data diatassebagai
kuran 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 berikut.
(Kema 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 Tabel 4.8
mpaun Distribusi FreekuensiKemampuan
mengu Mengenal Konsep Pengukuran
kur Anak Usia Dini (Siklus 2)
suatu
benda) No. Kategori Interval Tally F %
2 Compa 1 BB 16 – 27 0 0
ring 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 MB 28 – 39 || 2 14,29
(Kema 3 6 6 0 4 9 4 4 0 4 6 6 5 2 ||||
3 BSH 40 – 51 12 85,71
mpuan
|||| ||
4 BSB ≥ 52 0 0
dalam

http ://jurnal.unimus.ac.id
33
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

Ket: Jumlah Item : 16 Kategori: 4 Nilai bendamenggunakan satuan ukur tidak baku
Tertinggi: 4 selanjutnya semakinberkembang dengan
baik. Membedakan panjang-pendek,
Tabel di atas menunjukan adanya tinggi-rendah, dan menyebutkan benda
peningkatan lagi dalam kemampuan semua kemampuannya meningkat dan
mengenal konsep pengukuran untuk anak berkembang lebih baik lagi.Hasil refleksi
usia dini dibandingkan pada siklus l. Pada pada siklus kedua ini mendorong penulis
siklus 2 sebanyak 85.71% sudahada pada danguru untuk merancang kegiatan
kategori berkembang sesuai harapan bermain peran, yang lebih menariklagi
(BSH). Sedangkandalam kategori mulai dengan menuangkan materi-materi tentang
berkembang (MB) jumlahnya semakin pengukuran anakusia dini di dalam
sedikit menjadi l4,29%. Sedangkan untuk skenario cerita bermain peran,
kategori belum berkembang (BB) sudah sehinggaindikator-indikator yang menjadi
tidak ada lagi, dengan kata lain sudah 0%. aspek penilaian tercapai
Untuk kategori berkembang sangat baik secarakeseluruhan.
(BSB) pada siklus keduaini masih sama c). Siklus 3
dengan siklus sebelumnya belum muncul Tema pembelajaran pada siklus 3
masih berjumlah 0%. Peningkatan ini masih bertema “Tanaman” dan sub
kemampuan mengenal konsep pengukuran temanya adalah “Jenis sayuran”. Peneliti
anak usiadini pada siklus kedua danguru merancang skenario bermain
digambarkan padu diagram berikut ini. peran pada siklus 3 ini tentang “ makan
Diagram 4.3 di restoran". Untuk media yangdigunakan
Presentase Peningkatan Kemampuan peneliti dan guru menyiapkan media
Mengenal Konsep Pengukuran Anak nyataberupa seperti wortel, sosis, bakso.
Usia Dini (Siklus 2) Guru bercerita tentang "makan di
restoran". Setelahselesai bercerita.
Presentase kemudian guru bertanya ''mau bermain
Kemampuan peranlagi?", anak-anak serempak
85.71
menjawab "mau". Kemudian
100 14.29 waitertersebut memberikan menunya
0 0
0 kepada chef di dapur.
Chef'memintabantuan kepada asistennya
dengan memberikan instruksi. Guru dan
yang berperan sebagaichef "chef tolong
potong sosisdengan ukuran ter panjang,
Setelah selesai melakukan tindakan wortel dipotong lebih pendek darisosis,
di siklus 2, peneliti danguru kembali lalu stik nuget dipotong lebih pendek ".
berkomunikasi untuk melakukan diskusi Lalu asisten chef menjawab " baik chef'
perihalevaluasi pelaksanaan tindakan yang
kedua ini. Kemampuan pengukuran juga
semakin meningkat, seperti
menyebutkanbenda berukuran panjang,
pendek, tinggi, rendah, lalu mengukur
http ://jurnal.unimus.ac.id
34
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

"mmm.Yangpaling panjang sosis kan?.


Dan yang paling pendek baso, ya kan pah.
Pada tindakan di siklus 3 ini semua
anak terlihat senang dansemakin enjoy
memerankan perannya masing-masing,
semuanyasudah menunjukan sikap percaya
Gambar 4.6 diri dan tidakragu-ragu atau malu-malu.
Kegiatan chef memotong bahan Dalam kemampuan pengukuran secara
makanan denganUkuranyang berbeda keseluruhan semua anak sudah semakin
berkembang denganbaik. Perkembangan
Kemudian chef meminta asistennya untuk peningkatan kemampuan mengenal konsep
menusuk semua bahan makanan pengukuran anak usia dini setelah tindakan
menjadisate sosis, tetapi harus berurutan pada siklus 3 dapatterlihat pada tabel
ukurannya dari bahan makananyang berikut ini:
berukuran ter panjang ke terpendek.
Kemudian asisten chefmenjawab "berarti Tabel 4.9
Kemampuan Mengenal Konsep Pengukuran
sosis, wortel, stik nuget dan terakhir bakso
Anak Usia Dini (Siklus 3)
yachef" Dan chef menjawab "ya benar,
lakukan cepat", laluasistennya menjawab N S R N Z R I A E N Y G A G A
Dim
"baik chef'”. o
ensi
H D A H Y Q Z R S S G R H L
. N H I F U B W K H R T K I U
1 Peng
ukur
an 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1
(Ke 8 8 8 2 8 2 8 8 2 8 8 2 2 8
mam
paun
men
guku
r
suatu
Gambar 4.7 bend
Kegiatan anak – anak PAUD sedang a)
membuat sate sosis 2 Com
parin
g 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2
Setelah chef dan asistenya selesai (Ke 6 0 8 4 7 0 6 5 2 7 6 8 0 9
membuat sate sosis, kemudian makanan mam
diantarkan kembali oleh waiter ke meja puan
pembeli. "wah asyik, mmm enak" seru Ghi dala
m
. Kemudian ayahGhi yang diperankan oleh mem
Nsh bertanya kepada anaknya band
"cobasebutkan makanan apa yang ukuran ingk
paling panjang dan sebutkanukurannya an
yang paling pendek. “Lalu Ghi menjawab suatu
bend
a

http ://jurnal.unimus.ac.id
35
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

Skor 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 (BSB). Dalamkategori berkembang sesuai


Nilai 4 8 6 6 5 2 4 3 4 5 4 0 2 7 harapan menjadi 78,57%. Dan
Katego B B B B B B B B B B B B B B
untukkategori belum berkembang (BB)
ri Nilai S S S S S S S S S S S S S S
H H H B H B H H B H H H H H dan kategori mulai berkembang(MB)
Ket: sudah tidak muncul lagidengan hasil 0%.
BB (Belum Berkembang) : 16 – 27
Diagram 4.4
MB (Mulai Berkembang) : 28 – 39
Peningkatan Kemampuan Mengenal
BSH (Berkembang Sesuai Harapan) : 40 – 51
BSB (Berkembang Sangat Baik) : ≥ 52 KonsepPengukuran AnakUsia Dini
(Siklus 3)
Tabel diatas menunjukan bahwa hasil dari
kemampuanmengenal konsep pengukuran Presentase
anak usia dini pada siklus Kemampuan
ketigamengalami perkembangan yang
78.57
lebih baik dari pada siklussebelumnya. 100
Dalam kategori BSH (Berkembang sesuai 50 21.43
0 0
Harapan)pada siklus ini berubah menjadi 0
11 orang. , sisanya sebanyak3 orang masuk
pada kategori BSB (Berkembang
SangatBaik). Sedangkan MB (Mulai Setelah pelaksanaan tindakan di
Berkembang) dan BB(Belum siklus 3 selesai peneliti danguru berdiskusi
Berkembang) tidak muncul lagi. kembali untuk melakukan evaluasi
Tabel 4.10 kegiatan yangtelah dilakukan. Hasil
Distribusi Frekuensi Mengenal
diskusi menyimpulkan bahwa
Konsep PengukuranAnak Usia Dini (Siklus
meskipuntidak semua anak berkembang
3)
masuk pada kategori berkembangsangat
No. Kategori Interval Tally F % baik (BSB), namun secara rata-rata anak-
1 BB 16 – 27 0 0 anak sudahberkembang sesuai harapan
2 MB 28 – 39 0 0 (BSH) dalam mengenal konsep
|||| pengukuran anak usia dini.
3 BSH 40 – 51 |||| 11 78,57 Tabel 4.11
| Peningkatan Kemampuan Mengenal
4 BSB ≥ 52 ||| 3 21,43 Konsep Pengukuran Anak Usia Dini
Setelah Penerapan Metode Bermain
Ket: Jumlah Item : 16 Kategori:4 Nilai Peran (Siklus 3)
Tertinggi:4
Siklus BB MB BSH BSB
Tabel diatas menunjukkan adanya
Pra
peningkatan lagi dalamkemampuan
tindakan 8 6 0 0
mengenal konsep pengukuran untuk anak
(Observasi orang orang orang orang
usia dinidibandingkan pada siklus 2. Pada
Awal)
siklus 3 sebanyak 21,43% sudahberada
0 12 2 0
dalam kategori berkembang sangat baik Siklus 1
orang orang orang orang
http ://jurnal.unimus.ac.id
36
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

0 2 12 0 TK B di TK Tunas Putra dalam rangka


Siklus 2
orang orang orang orang mengenai konsep pengukuran,
0 0 11 3 sepertimengenalkan tinggi rendah dan
Siklus 3
0rang orang orang orang mengurutkan panjang-pendek
masihmenggunakan media berupa kertas
Tabel di atas adalah hasil dari keseluruhan lembar kerja, dimana anak hanyamemberi
mulai dari pratindakan (observasi awal). tanda (v ) untuk gambar yang lebih tinggi
sampai setelah tindakan siklus ltindakan dan tanda (x) untukgambar yang lebih
siklus 2 sampai tindakan siklus1. Terlihat rendah. Jika perintahnya mengurutkan dari
jelas bahwaperkembangan dari saat yang pendek keyang panjang maka
observasi awal sangat signitikan sampai sebaliknya,yang di beri angka I adalah
setelah tindakan di siklus 3 gambar yangpaling pendek, dan angka 2
Pembahasan adalah gambar yang lebih panjang sedikit
Pembahasan hasil penelitian ini dariyang urutan pertama, begitu seterusnya
mengacu pada tiga hal yang sampai angka 5 untuk gambaryang paling
berkaitandengan rumusan masalah. (1) panjang.. Kemampuan anak-anak dalam
bagai mana kemampuan mengenal konsep mengenal konsep pengukuran anak
pengukuran pada anak-anak kelompok TK usiadini untuk kategori belum berkembang
B Tunas Putra. (2) bagaimana penerapan (BB) masih tinggi ada 8orang anak atau
metode bermain peran dalam sebesar 57,14%. Sisanya 6 orang pada
meningkatkankemampuan mengenal kategori mulai berkembang (MB) atau
konsep pengukuran pada anak-anak sebesar 12,86% . Berarti dalam kategori
kelompok TK Bdi TK Tunas Putra. Dan berkembang sesuai harapan (BSH) dan
yang (3) bagaimana kemampuanmengenal kategori berkembang sangat baik (BSB)
konsep pengukuran pada anak-anak belum muncul (0%). Hal itu berarti masih
kelompok TK B di TK Tunas Putra dengan banyak anak-anak pada kelompok TK B di
menggunakan metode bermain peran. TK Tunas Putra yang belum memahami
Dalam memperkenalkankonsep tentang konsep pengukuran anak usia dini
pengukuran anak usia dini pada anak-anak seutuhnya.
kelompok TK B di TKTunas Putra belum Untuk memudahkan anak
menggunakan metode yang aktif memahami tentang konsep-konsep
danmenyenangkan anak sepenuhnya. Hal pengukuran, maka anak hendaknya banyak
ini untuk belajar mengukur sebuah benda, dilibatkan secara langsung selama proses
anak hanya diberikan soal-soal lembar pembelajaran . Karena faktor dari guru
kerja ataubiasa yang disebut dengan LKS. sangat besar dalam proses pembelajaran .
.Masitoh dkk.(2005.97) "pendekatan Hughes (Sudono, 1995:65) berpendapat
belajar aktif adalah suatu pendekatan yang bahwa "usaha guru yang keras akan
harusdirencanakan sedemikian rupa memberikan hasil terbaik kepada anak
sehingga proses yangberlangsung sehingga akan menentukan kualitas dalam
dalamkegiatan belajar benar-benar dapat kegiatan bermain di TK". Salah satu upaya
mendukung perkembangan dan belajar yang dilakukan untuk meningkatkan
anak seoptirnal mungkin". Proses kemampuan mengenal konsep pengukuran
pembelajaran yang terjadi pada kelompok anak usia dini adalah melalui metode

http ://jurnal.unimus.ac.id
37
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

bermain peran. Bermain peran merupakan untuk memilih wortel yang ukurannya
salah satu pembelajaran yang melibatkan panjang, dan mencari ikan yang berukuran
anak-anak secara aktif dalam memainkan sedang. Ketika kegiatan mengukur
peran-peran tertentu, dalam kegiatan ini dilakukan saat bermain peran berlangsung,
anak akan banyak mendapatkan anak-anak dari kelompok lain sudah
pengalaman yang baik untuk dirinya terlihat antusias ingin segera mencoba
sendiri, orang lain ataupun lingkungan di mengukur secara langsung menggunakan
sekitarnya (Nugraha:2012). Sehingga ukuran satuan tidak baku seperti sedotan
melalui bermain peran anak dapat belajar dan pita
tentang kehidupannya, karena mereka akan Kegiatan pada siklus ketiga adalah
berpura pura belajar untuk memecahkan bermain peran "makan direstoran" Dalam
masalah yang ditemui sebagai bekal dalam cerita ini ada sebuah keluarga kecil yang
pengalaman hidupnya, untuk mencari dan makan direstoran dan memesan makanan
memecahkan permasalahan yang "sate sosis".. Dalam skenario cerita saat
berhubungan dengan konsep pengukuran. proses memasak sate sosis terjadi
Penerapan metode bermain peran percakapan antara chef dan assistennya
untuk meningkatkan kemampuan yang berhubungan dengan pengukuran.
mengenal konsep pengukuran anak usia Kemudian wortel harus dipotong lebih
dini dalam penelitian ini dilaksanakan pendek dari sosis, stik nuget dipotong
melalui tiga siklus, dimana masing-masing lebihpendek dari wortel dan baso di potong
siklushanya diberikan I tindakan, lebihpendek dari stik nuget , kemudian
mengingat desain penelitian menggunakan chef meminta bantuan kepada asistennya
model Kurt Lervin. Kegiatan di siklus untuk menusuk bahan-bahan tersebut
pertama bermain drama tentang "jalan- sesuai urutan ukuran dari yang terpanjang
jalan kekebun binatang". Anak-anak ke yang terpendek. Melalui siklus ketiga
berperan sebagai siswa/i dari sekolah awan ini diharapkan anak-anak akan benar-benar
biru yang akan melakukan fieldtrip ke mengenal tentang konsep pengukuran yang
kebun binatang, dan gurunya diperankan sesuai usia Taman Kanak-kanak.
oleh guru kelas langsung. Bermain peran Mengenal benda yang berukuran panjang-
”Jalan-jalan ke kebun binatang" pada pendek dan tinggi-rendah, menyebutkan
siklus I untuk mengetahui ukuran benda yang ter panjang, ter pendek, ter
panjang/pendek, tinggi/rendah, serta tinggi, selain itu mengetahui tentang
membedakan ukuran panjang-pendek dan ukuran yang non standar yang biasa
tinggi-rendah. digunakan oleh anak usia pra sekolah.
Kegiatan di siklus yang kedua Hasil dari pengamatan setiap
anak-anak bermain peran "belanja siklusnya menunjukan bahwa anak-anak
kepasar". Dalam bermain peran di terlihat senang, enjoy dan semangat.
pedagang sayuran, pedagang ikan, tukang Dalam setiap siklus, kemampuan
becak, ibu dan anak yang mau berbelanja. mengenal konsep pengukuran anak usia
Ketika transaksi belanja di pasar dibuat dini selalu mengalami perubahan angka
percakapan tentang konsep pengukuran presentase yang meningkat. Kemampuan
untuk anak usia dini. Pada siklus tindakan mengenal konsep pengukuran anak usia
2 terjadi percakapan antara ibu dan anak dini dapat dilihat dari 2 dimensiyaitu

http ://jurnal.unimus.ac.id
38
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

dimensi mengukur suatu benda dan l2 orang (85,71%). kategori sesuai dengan
dimensi membandingkan , hal ini sesuai harapanBSH) baru 2 orang (14,29%) serta
dengan pernyataan Coply (2001 :132) kategori berkembang sangat baik (BSB)
Hasil observasi yang terjadi pada pra masih (0%).
siklus, setelah menjumlahkan skor yang Pada tindakan di siklus 2, setelah
diperoleh setiap anak dari hasil penilaian diterapkan bermain peran drama terpimpin
tentang kemampuan mengenal konsep "belanja ke pasar tradisional" terlihat
pengukuran anak usia dinipada penilaian kemampuan mengenal konsep pengukuran
belum berkembang (BB) ada 8 orang anak usia dini, presentase meningkat. Hal
(57,14%) sisanya 6 orang(42,86%) pada ini kategori berkembang sesuai harapan
kategori mulai berkembang (MB). Berarti (BSH) meningkat dratis dari 2 orang
pada kategori berkembang sesuai harapan (14,29%) menjadi 12 orang(85,71%),
(BSH) dan berkembang sangat baik (BSB) kategori mulai berkembang (MB) dari 12
belummuncul (0%). Metode yang dipilih orang (85,71) menjadi 2 orang (14,29%)
yaitu melalui metode bermain peran, dan kategori belum berkembang (BB)
melalui metode bermain peran anak-anak tidak ada (0%), dan berkembang sangat
akan lebih terlihat aktif dan pengalaman baik (BSB) belum terlihat (0%) .
yang didapatkan akanlebih nyata Hasil pengamatan selama tindakan
dibandingkan dengan menggunakan di siklus 3 ini anak-anak semakin antusias
lembar kerja siswa (LKS).Seperti Nugraha dan semangat, bahkan anak-anak sudah
(2012) menyatakan bahwa "Bermain peran lebih terbiasa untuk memainkan peran
merupakan salah satu pembelajaran yang yang dimainkannya dan mengetahui bahwa
melibatkan anak-anak secara aktif dalam dalam bermain peran yang dilakukannya
memainkan peran-peran tertentu, dalam sedang mempelajari macam-macann
kegiatan ini anak akan banyak menyelidiki ukuran. Pada siklus ketiga ini penilaian
dan mendapatkan pengalaman baik untuk kategori berkembang sangat baik (BSB) 3
dirinya sendiri, orang lain ataupun orang (21,43%), l1 orang (78,57%) pada
lingkungan di sekitarnya. Jadi melalui kategori berkembang sesuai harapan
metode bermain peran anak-anak akan (BSH), kategori mulai berkembang (MB)
belajar sambil bermain, sehingga materi dan belum berkembang (BB) sudah tidak
yang anak terima akan mudah dimengerti ada (0%).Hasil pengamatan secara
jika suasana hati anak terasa senang, keseluruhan, menggambarkan bahwa
terutama materi tentang mengenal konsep kemampuan mengenal konsep pengukuran
pengukuran anak usia dini. anak usia dini mengalami peningkatan dari
Setelah diterapkannya bermain satu siklus ke siklus lainnya. Setelah
peran drama terpimpin “Jalan-jalan penerapan metode bermain peran sebagian
kekebun binatang" pada siklus1, ternyata besar anak-anak kelompok TKB di TK
terjadi perubahan tentang perkembangan Tunas Putra sudah menunjukan mulai
anak-anak dalam mengenal konsep mengenal konsep pengukuran untuk anak
pengukuran anak usia dini. Pada kategori usia dini, seperti mengidentifikasi apakah
belum berkembang (BB), sudah (0%), benda tersebut berukuran panjang, pendek,
kategori mulai berkembang (MB) terjadi tinggi rendah, lalu mengukur
peningkatan dari 6 orang(42,86%) menjadi menggunakan alat ukur tidak baku yang

http ://jurnal.unimus.ac.id
39
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

biasa di pakai untuk anak usia prasekolah 2009) "bahwa bermain peran merupakan
di Taman Kanak-kanak. Perbandingan salah satu proses belajar yang tergolong
peningkatan kemampuan mengenal konsep dalam simulasi"
pengukuran anak usia dini pada setiap Kesimpulan
siklus dapat dilihat pada grafik berikut ini. 1. Kemampuan mengenal konsep
pengukuran anak usia dini pada
kelompok TK B di TK Tunas Putra
sebelum diterapkannya metode
100.00% 85.71%85.71%
78.57% bermain peran (pra siklus)
80.00% 57.14%
60.00% 42.86% menunjukkan kemampuan kategori
BB penilaian belum berkembang (BB)
40.00%
14.29% 21.43%
14.29%
20.00% 0%
0%0%0%0%0%0% 0% MB sebanyak 8 (57,14%), kategori mulai
0.00% BSH berkembang (MB) sebanyak6 orang
BSB (42.86%), kategori berkembang sesuai
harapan (BSH) dan berkembang sangat
baik (BSB) belum muncul (0%),
Rendahnya kemampuan mengenal
konsep pengukuran dikarenakan
Grafik 4.1 metode pembelajarannya belum
Perbandingan Kemampuan Mengenal optimal, masih menggunakan lembar
Konsep Pengukuran Anak Usia Dini per kerja siswa (LKS) sehingga anak-
Siklus anaknya kurang terlibat secara aktif.
2. Penerapan metode bermain peran
Berdasarkan pemaparan tiap siklus untuk meningkatkan kemampuan
pada grafik di atas dapat disimpulkan mengenal konsep pengukuran anak
bahwa penerapan metode bermain peran usia dini dalam penelitian ini
memberikan peran dalam meningkatkan dilaksanakan melalui tiga siklus, siklus
kemampuan mengenal konsep pengukuran 1 temaadalah "binatang" dengan sub
anak usia dini. Hal ini dikarenakan tema "binatangdarat”. Kemudian di
metode bermain peran memberikan siklus 2 dan 3 tema digunakan
metode belajar yang aktif dan "tanaman" dan sub tema “Jenis-jenis
menyenangkan, seperti pendapat Nugraha sayuran". Kegiatan di siklus 1 bermain
(2012) "bermain peran merupakan salah drama tentang “Jalan-jalan ke kebun
satu pembelajaran yang melibatkan anak- binatang". Anak-anakberperan sebagai
anak secara aktif dalam memainkan peran- siswa/i dari sekolah awan biru yang
peran tertentu, anak banyak menyelidiki akan rnelakukan fieldtrip ke kebun
dan mendapatkan pengalaman yang baik binatang, Kegiatan disiklus 2 anak-
untuk cirinya sendiri, orang lain ataupun anak bermain peran "belanja ke
lingkungan di sekitarnya". Bermain pasar",kegiatannya mencari wortel dan
peran yang dilakukan merupakan proses ikan yang berukuran panjang.
belajar yang dikemas dengan suasana Kegiatan pada siklus 3 bermain peran
menyenangkan sehingea tidak memberikan "makan di restoran". Dalam cerita
rasa bosan terhadap anak,seperti pendapat inisebuah keluarga kecil yang makan
Moedjiyono dan Dimyati (Muthoharoh:
http ://jurnal.unimus.ac.id
40
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

di restoran dan memesan makanan National Association for the


''sate sosis". Education of Yuong Children ......
3. Kemampuan mengenal konsep Faiq.M.(2013)Bermain Peran (Role
pengukuran pada anak-anak kelompok playing). Sebuah strategi
TK B di TK Tunas Putra setelah Pembelajaran Efektaf (online)
diterapkannya metode bermain peran Tersedia di http://penelitian
menunjukan peningkatan yang cukup tindakan kelas –bermain-
baik. Melalui hasil pengolahan data blogspot.com/20013/01/strategi-
dapat diketahui bahwa kemampuan bermain–peran-role-playing, html
mengenal pengukuran pada anak-anak (diakses 25 Januari 2015).
kelompok TK B meningkat, pada Hurlock, E (1987),Perkembangan Anak
kategori berkembang sangat baik ,Jakarta, Erlangga.
(BSB) ada 3 orang (21,43%), l l orang Masitoh,dkk (2007), Strategi
(78,57%), pada kategori berkembang Pembelajaran TK, Jakarta , Universitas
sesuai harapan (BSH), kategori mulai Terbuka.
berkembang (MB) dan belum Moeslischatoen, R (2004), Metode
berkembang (BB) sebanyak (0%). Pengajaran di Taman Kanak-
DAFTAR PUSTAKA kanak, Jakarta, PT Rineka Cipta
Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Mutiah, D (2010), Psikologi Bermain Anak
Kelas. Jakarta, Penerbit Bumi Aksara. Usia Dini, Jakarta, Presada Media.
...... Nugraha dan Rachmawati,A.Y (2004),
Asmawati, dkk. (2010). Pengelolaan Metode Pengembangan Sosial
Kegiatan Pangembangan Anak Emosional Jakarta Pusat Penerbit
Usia Dini,Jakarta. Universitas VT
Terbuka. Rachman, A (2008), Bermain peran
Budiyono. S. (2010). Satuan Baku dan Penting Bagi Pertumbuhan Potensi
Satuan Tidak Baku (online). Anak (online), Tersedia di
Tersedia http://abumishi multiply
di.http'//budiyonosetyo.blogspot.c com/journal/item/74htq (diakses, 5
om/2010/06/satuan-baku-dan Agustus 2015)
satuan tidak-baku. html (diakses Sriningsih, N (2009), Pembelajaran
20 September 2015) ...... Matematika Terpadu untuk Anak
Chairunnisa, A. (2012). Usia Dini, Jakarta, Pustaka
PembelajaranPengukuran Sebelas.
Matematika SD. (online) tersedia Sudono, A (1995), AlatPermainan dan
di: Sumber Belajar TK, Jakarta,
http://anahniumu)'.blogspot.com/ Depdikbud Dirjen Dikti Proyek
2012103/pembelajaran- Pendidikan Akademik.
pengukuran-matematika-sd.html Suharmanto, F (2010), Arti Pengukuran
(diakses 6 Oktober 2015) ...... Dalam Pendidikan (online).
Copley,JV ,(2001), The Young Child and Tersedia di
Mathematies, Washington, DC http://bangfajarswordpress.com/20
09/03/arti-pengukuran-dalam-

http ://jurnal.unimus.ac.id
41
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e-ISSN : 2549 - 8401

pendidikan/ (diakses 20 September


2015)

http ://jurnal.unimus.ac.id
42

Anda mungkin juga menyukai