Disusun oleh :
Kelompok 5
TANAH GROGOT
TAHUN 2022
i
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
A. Kesempurnaan Ilmu Allah SWT............................................................................2
B. Pengertian Iptek dan Kaitannya dengan Islam......................................................11
BAB III............................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
A. Kesimpulan..........................................................................................................15
DAFTAR PUSAKA.........................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Secara umum, ilmu adalah pengetahuan dan segala bentuk yang diketahui
oleh manusia. Pengertian ilmu tidak berhenti sampai sekedar mengetahui, tetapi
terus berkembang seiring perkembangan pemikiran manusia. Dalam
perkembangannya, istilah ilmu kerap dipakai untuk penamaan fokus kajian seperti
ilmu agama yang mencakup teologi, etika, dan aturan hidup serta ilmu umum
yang mencakup sejarah, fisika, dan lain sebagainya.Seiring perkembangan zaman,
term ilmu ilmu dan pengetahuan juga ikut berkembang hingga menghasilkan
istilah dikhotomi ilmu yang pada prinsipnya membedakan ilmu keagamaan yang
berlandaskan teksteks kitab suci dan ilmu-ilmu sekuler yang lebih berlandaskan
penelitian objektif dan empirik tanpa menyinggung naksah kitab suci yang pada
awalnya digaungkan oleh dunia barat. Namun ketika umat Islam mulai menapaki
dunia lain dan sebagian mereka mencoba merangkak dari teologi keIslaman yang
disinyalir sudah dimulai sejak era dinasti Abbasiyah
iii
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian kesempurnaan Ilmu Allah SWT
2. Bagaimana pengertian teknologi dalam Al’Quran
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kesempurnaan Ilmu Allah SWT
2. Untuk mengetahui teknologi dalam Al’Quran
BAB II
PEMBAHASAN
iv
Katakanlah (Muhammad), “Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis)
kalimat-kalimatTuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai
(penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan
.sebanyak itu (pula).” (Q.S. Al-Kahfi: 109)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa dalam sebuah hadis qudsi
dikatakan bahwa Allah berbicara kepada Nabi Muhammad saw terkait ayat di atas
bahwa jika saja lautan dijadikan tinta maka tidak akan cukup untuk menuliskan
ilmu Allah, bahkan jika ditambahkan lagi sebanyak yang habis tersebut hingga
berkala-kali maka tetap tidak akan cukup untuk merumuskan ilmuilmu Allah.
Maka jika lautan sebagai tinta dan pohon sebagai pena niscaya pena tersebut akan
patah karena tidak sanggup untuk menuliskannya. Allah mengumpamakan bahwa
jika lautan dijadikan tinta dan pohon dijadikan pena untuk menuliskan ilmuilmu
Allah maka tidak akan cukup hingga tinta lautan tersebut mengering. Penggunaan
lautan sebagai tinta seakan mewakili kehidupan lautan yang Allah ciptakan lebih
luas dari daratan di bumi.
v
ك َوحْ يُهٗ ۖ َوقُلْ رَّبِّ ِز ْدنِ ْي ِع ْل ًما ٰٓ ْجلْ بِ ْالقُرْ ٰا ِن ِم ْن قَ ْب ِل اَ ْن يُّ ْق
َ ضى اِلَ ْي ُّ ۚ ك ْال َح
َ ق َواَل تَع ُ ِفَت َٰعلَى هّٰللا ُ ْال َمل
Dalam ayat ini Allah berbicara langsung kepada Nabi saw untuk tidak
gegabah dan tergesa-gesa dalam menyampaikan wahyu-Nya dan senantiasa
meminta keberkahan Allah setiap belajar. Al-Zamakhsyariy menilai ayat ini
memiliki hubungan langsung dengan ayat sebelumnya yang bercerita tentang
fungsi turunnya Alquran sebagai petunjuk perintah, larangan, janji, dan peringatan
bagi manusia yang diturunkan dengan bahasa Arab. Maka ayat ini memerintahkan
Nabi saw untuk tidak berbicara tentang ayat apapun sebelum Jibril as. selesai
menyampaikannya.
Ibn „Athiyyah menjelaskan bahwa ayat ini turun karena Nabi saw terburu-
buru untuk menyampaikan ayat yang disampaikan melalui malaikat Jibril as. Ayat
ini memerintahkan agar Nabi saw. Untuk tenang hingga Jibril benar-benar selesai
menyampaikan dan mengajarkan ayat tertentu sehingga Nabi saw tidak lupa
sekaligus telah memahaminya. Maka ayat ini turun sebagai perintah untuk benar-
benar menguasai ilmu dan pengetahuan sebelum menggunakan Alquran dalam
berhukum Untuk itu Allah pertintahkan pada ujung ayat dengan doa; “Ya Allah
tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”, adalah bentuk ketundukkan manusia
kepada kebesaran Allah khususnya dalam masalah ilmu. Dalam ayat ini, tujuan
langsungnya adalah Nabi saw dan Alquran, namun tidak salah jika kita
menganalogikannya dengan ilmu, pengetahuan, dan hukum yang juga perlu
penguasaan materi sebelum mempertanggungjawabkannya di depan manusia saat
vi
di dunia dan di hadapan Allah saat di akhirat kelak. Maka maha besar Allah
dengan segala yang dimiliki-Nya.
Tidak ada satu hal-pun yang bisa dijadikan perbandingan antara pencipta
dan yang diciptakan-Nya. Hal yang tergambar saat melihat sebuah maha karya
maka nilai akan tertuju kepada penciptanya. Kesempurnaan alam semesta dan
kecerdasan manusia cukup menggambarkan kesempurnaan Allah sebagai
pencipta. Keluasan ilmu Allah tidak akan sanggup dicerna seluruhnya oleh segala
keterbatasan manusia maka
“Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim (laki-laki dan perempuan)”. (HR.
Ibnu Majah, shahih)
1
Mufid,F. (2010).Posisi Al-Qur’an Dalam StrukturDan Sumber Ilmu Islam. ADDIN, 33
vii
Berkata al habib abdullah al haddad : “bagian yang wajib dari ilmu atas
tiap-tiap muslim tidaklah banyak,hampir tidak menemukan kesulitan bagi
penuntut ilmu mencarinya insyaa’ allah kerena mudahnya. Dan kerena Allah SWT
akan membantunya atas yang demikian itu, dan memudahkannya apabila niatnya
benar-benar kerena Allah SWT.Dan baginya dalam menuntut ilmu tersebut pahala
yang besar”.Hal ini dapat di pahami dari beberapa hadist berikut”.
Rasullullah bersabda, “Siapa saja yang meliwati suatu jalan yang diliputi dengan
ilmu,maka Allah akan memudahkannya jalan ke surga2
viii
kaum yang berilmu. Allah menyebut lafal Ilmu beberapa kali dalam al-Qur‟an
dan di ulang pada periode Mekkah dan Madinah. Dua belas diantaranya
diturunkan pada periode Mekkah yang disebut ayat-ayat Makiyyah, dan empat
diantaranya diturunkan pada periode Madinah yang disebut ayat-ayat
Madaniyyah. Makiyah adalah surat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
Saw, ketika beliau berada di Mekkah dan belum hijrah ke Madinah. Sedangkan
Madaniyah adalah surah yang diturunkan setelah Nabi hijrah, sekalipun turunnya
di Mekkah.
Sementara Ima>m Muhammad Bin Abi> Muhammad Bin Abi> Bakr Bin
Abdul Qodi>r Ar-Ra<zi dalam kitabnya Mukhta<r As} S}hahi>h Shahih
menerangkan bahwa ilmu ialah mutlak pengetahuan. Ima>m Masruq, salah
seorang Tabi>’in juga mengaitkan makna ilmu dengan takwa. Beliau berkata
“cukuplah menjadi tanda keilmuan seorang tatkala dia merasa takut kepada Allah.
Dan cukuplah menjadi tanda kebodohan seorang apabila dia merasa ujub dengan
amalnya”. Dalam paparan di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa tidak
dikatakan ilmu kecuali dibarengi dengan rasa takut (Taqwa<). Ilmu juga dikaitkan
dengan nalar, yang secara praktis berarti meneliti secara cermat dan berulang-
ix
ulang sehingga dapat ditemukan hakikat pengertiannya, dan juga kegunaanya
dalam kehidupan. seperti Q.S alGhasyiyah: 17-20. Dalam ayat ini secara eksplisit
menjelaskan bahwa manusia supaya melakukan nalar (menalar) terhadap unta,
terhadap langit, terhadap gunung, dan terhadap bumi. Penunjukan objek-objek
nalar ini dapat dipahami sebagai contoh yang realisasinyaadalah petunjuk untuk
melakukan nalar terhadap fenomena apa saja yang ada di alam semesta ini.
x
penting „ilm pengetahuan, maka dapat diinformasikan bahwa „ilm berasal dari
wahyu Tuhan, yaitu suatu informasi yang hanya diberikan oleh Tuhan itu sendiri
dan memiliki keabsahan objektif yang mutlak karena berlandaskan pada
kebenaran ‚Haqq‛ sebagai satu-satunya realitas dalam arti kata sesungguhnya.
Dengan demikian, tidak diragukan lagi bahwa kata „ilm ialah istilah kunci
dalam al-Qur‟an, sebagaimana ayat Al-rasikhu>na Fi>l Ilmi ‚Orang-orang yang
sangat dalam pengetahuannya‛ yang menunjukkan orang-orang yang beriman
sejati. Selain al-Qur‟an, hadis juga ditetapkan sumber „ilm yang benar. Dan dari
sana sudah bisa dilihat bahwa bentuk pengetahuan mutlak, ketinggian dan nilai
dari wahyu Ilahi tidak dapat diperselisihkan kembali dan didiskusikan. Contohnya
saja orang Muslim dan orang kafir, masing-masing akan berpegang teguh pada
hakikat sumber pengetahuannya, akan tetapi perlu diketahui bahwa keduanya
mampu melengkapi pengetahuan manusia
salah satu ulama besar umat muslim, Imam Syafi’i menyampaikan tentang
adab menuntut ilmu. Beberapa poin penting tentang Adab Menuntut Ilmu
Menurut Imam Syafi’i yang diringkas dari pendapat ulama tersebut. Calon ahli
ilmu tidak akan tinggal diam. Ia tempuh perjalanan jauh dari rumahnya untuk
menuntut ilmu. Ia akan dapatkan ilmu yang membuatnya mulia dan tinggi
derajatnya di sisi Rabb-Nya, ia akan dapatkan pengganti asyiknya mainan.
xi
MasyaaAllah beliau menjawab dengan mantab, “Nanti, istirahatku ketika kakiku
telah menapak di surga.” Niatkan; Menuntut ilmu dalam rangka berjuang fi
sabilillah
xii
mewariskan dinar dan dirham, melainkan mewariskan ilmu. Barangsiapa yang
mengambil ilmu berarti mengambil bagian yang besar.” (HR. Tirmidzi)
3
Depeartemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, ( Bandung:Diponigoro)
xiii
sekelilingnya. Dalam ayat-ayat Al-Qur’an, Allah SWT memberi bimbinganNya
dengan memberi contoh apa saja yang dapat diamati dan untuk tujuan apa
pengamatan itu dilakukan, agar manusia selalu melakukan observasi untuk
mencari titik terang dari apa yang telah Allah gambarkan, karena alam semesta
dan proses-proses yang terjadi di dalamnya sering kali dinyatakan sebagai “ ayat-
ayat Allah ”. Maka, meneliti kosmos atau alam semesta dapat diartikan sebagai “
membaca ayatullah ”. Dalam Al-Qur’an surat Al ‘Alaq ayat 1-5, Tuhan telah
mengisyaratkan agar manusia mau belajar mengusai ilmu pengetahuan. Perintah
Tuhan ini dalam firmannya:
Jadi, dalam Al-Qur’an selain beribadah Tuhan juga menyuruh kita untuk
mebaca dan belajar atau mencari ilmu. Ilmu akan membawa manusia kepada
pengakuan akan kebesaran Allah SWT dan hanya orang-orang berilmu sajalah
yang mudah menerima kenyataan akan kebesaran Allah SWT tersebut. Di ayat
yang lain Allah juga memberikan pelajaran kepada manusia dalam hal penciptaan
teknologi yaitu bom, yaitu pada saat peristiwa kelahiran Rasulullah yang
bertepatan akan di robohkannya ka’bah oleh raja Abrahah kemudian Allah
xiv
mengutus burung Ababil untuk menghancurkan mereka dengan membawa batu
dari api yang sangat panas, sehingga menimbulkan ledakan peristiwa tersebut di
abadikan dalam surat Q.S.Al-Fiil ayat 1-5:
Yang dimaksud dengan tentara bergajah ialah tentara yang dipimpin oleh
Abrahah Gubernur Yaman yang hendak menghancurkan Ka'bah. sebelum masuk
ke kota Mekah tentara tersebut diserang burung-burung yang melemparinya
dengan batu-batu kecil sehingga mereka musnah. Dalam ayat-ayat Al-Qur’an,
Allah SWT memberi bimbinganNya dengan memberi contoh apa saja yang dapat
diamati dan untuk tujuan apa pengamatan itu dilakukan, agar manusia selalu
melakukan observasi untuk mencari titik terang dari apa yang telah Allah
gambarkan, karena alam semesta dan prosesproses yang terjadi di dalamnya
sering kali dinyatakan sebagai “ ayat-ayat Allah ”. Maka, meneliti kosmos atau
alam semesta dapat diartikan sebagai “ membaca ayatullah ”. Allah telah
menggambarkan tentang teknologi dalam Al-Qur’an, teknologi bagi para
pendahulu kita para utusan Allah.4
1. Ibnu sina (bapak kedokteran) Dialah abu ‘ali al-husain bin Abdullah Bin sina,
dikenal juga sebagai “Avicenna” di Dunia barat dia adalah seorang filsuf, ilmuan
dan juga dokter kelahiran di Persia, karyanya yang sangat terkenal adalah “Qonun
fi thib” yang merupakan referensi di bidang kedokteran selama berabad-abad.
Sehingga dengan keilmuannya itu dia dijuluki sebagai bapak kedokteran.
2. Abbas ibn firnas (penemu konsep terbang) Dia adalah Abbas qosim bin firnas
lahir di Andalusia di kota iznrand onda, pada tahun 810M, ia merupakan penemu
konsep pesawat terbang, sejarah mencatat bahwa Abbas merupakan orang
4
Hasibuan, N. (2014). Peran Islam dalam perkembangan teknologi pendidikan.
LOGARITMA: Jurnal Ilmu-ilmu Kependidikan dan Sains, 2(1), 108-126
xv
pertama yang melakukan ji coba penerbangan terkendali. Dengan mengunakan
alat kendali yang dipasang pada dua set sayap, ibnu firnas juga bisa mengontrol
serta mengatur ketinggian terbangnya, selain itu juga bisa mengubah arah
terbangnya di buktikan dengan uji coba peluncurannya dengan mendarat kembali
ke awal peluncurannya. Dan kemudian meninggal sekitar 12 tahun setelah
peluncuran keduanya yang mengakibatkan kondisi kesehatannya memburuk dan
wafat pada tahun 888M. sebagai bentuk penghormatan pemerintah Libya
mengeluarkan perangko bergambar ibnu firnas.
3. Al-Jazari (penemu konsep robotic modern) Bernama Abu al-‘izl ismail ibnu al-
razzi al-jazari adalah seorang ilmuan dari aljazira, Mesopotamia yang hidup pada
abad pertengahan. Dia adalah penemu konsep robotic modern pertama dalam
bukunya yang berjudul fi ma’rifat al-hiyal alhandasiyya (buku pengetahuan ilmu
mekanik). Ia mengembangkan rinsip hidrolik untuk menggerakan mesin yang
kemudian pada zaman ini dikenal sebagai mesin robot.
5. Al-Khawarizimi (penemu angka Nol) Sampai saat ini, sangat sedikit sekali
orang yang mengetahui riwayat hidup AlKhawarizimi. Ia lahir pada tahun 800M
dan meninggal setelah tahun 847M namalengkapnya adalah abu Abdullah ibnu
musa. Ia merupakan seorang ilmuan, astronomi dan juga dalam bidang Aljabar. Ia
terkenal karena penemuannya yaitu dalam bidang Aljabar yaitu menemukan
angka Nol.
6.Ibnu Al-Haitham (penemu teknologi optic) Ibnu Al-Haitham menjadi salah satu
tokoh Islam yang berpengaruh di dunia teknologi. Ilmuwan ini menciptakan
xvi
teknologi optik yang saat digunakan pada perangkat kamera. Teknologi temuan
Ibnu Al-Haitham menginspirasi Rogen Bacon dan Kepler untuk menciptakan
mikroskop dan teleskop.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan, dalam Al-Qur’an dapat dilihat bahwa
setelah Allah menyatakan Adam sebagai khalifah dimuka bumi, maka ia
dipersiapkan dengan ilmu pengetahuan. Ilmu Agama yang telah diwajibkan oleh
Allah untuk kita tuntut memiliki keutamaan antara lain: Ilmu adalah warisan Nabi,
menuntut Ilmu adalah jalan menuju surga, dengan ilmu, Allah meninggikan
derajat seorang hamba. Memehami Ilmu Agama merupakan pertanda bahwa Allah
menghendaki kebaikan bagi seorang hamba,. Perkembangan iptek adalah hasil
dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan
mengembangkan iptek. Ada dua pereran islam dalam perkembangan iptek, yang
pertama menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu
pengentahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan
iptek.
xvii
DAFTAR PUSAKA
xviii