Anda di halaman 1dari 4

Resume

Webinar Sesi 11 RSPAD Gatot Soebroto TA. 2022:


“Benjolan Leher Pada Kanker Nasofaring”

Oleh : Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXXIV Yonarhanud 16


Koorcab Divif 3 PG Kostrad
Hari dan Tanggal : Rabu, 6 Juli 2022
Opening Speech : dr. A Budi Sulistiya, Sp.THT-KL(K)., MARS
Moderator : Dr.dr.Sigit Sasongko, M.Kes., Sp. THT-KL
Narasumber:
dr. Feri Danili, Sp.THT-KL (Penanganan Benjolan Leher dengan Kanker Nasofaring)
dr. Letkol CKM (K) dr. Nuraini Mutrikah Sp. Onk-Rad (Terapi Sinar Pada Kanker
Nasofaring)
dr. Ferieda Ariyanti, Sp.PD (Penatalaksanaan Kemoterapi Pada Kanker Nasofaring)
dr. Ety Mariatul Qiptiah, M-Gizi, Sp. GK (Terapi Medik Gizi Pada Kanker Nasofaring)
dr. Astri Kusuma Dewi, Sp. KFR (Peran Rehabilitasi Medis Dalam Tatalaksana
Kanker Nasofaring)

Pendahuluan

Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan suatu penyakit keganasan yang


tumbuh dari sel epitel pada daerah dibelakang rongga hidung. KNF ini berasal dari
dinding lateral nasofaring khususnya pada fossa rossenmuller.

Etiologi atau penyebab dari KNF adalah antara lain:

- Eibstein-barr virus (EBV)


- Merokok
- Faktor genetik (Imunologi)
- Gender(jenis kelamin) lebih sering pada laki-laki karena laki-laki sering
terpapar dengan lingungan luar.
- Faktor Lingkungan sangat berpengaruh terutama polusi udara.
- Obat-obatan Herbal/Minyak: kebiasaan orang dahulu mengunyah daun sirih.
- Ras
- Tingkat sosial ekonomi
- Diet/Makanan: Kebiasaan orang-orang yang makan makanan berpengawet
dan makan makanan yang diasinkan (terutama penduduk pesisir)

Beberapa Negara yang memiliki insiden KNF kasus tertinggi dan kematian
terbanyak antara lain Cina, Indonesia, Vietnam, India dan Malaysia.

95% Penderita KNF datang ke RS dalam keadaan stadium lanjut. Diagnosis


KNF ini sulit dilakukan karena letak anatomisnya terisolasi.

Gejala pada KNF terjadi pada organ kepala antara lain :

-Telinga:Rasa penuh dan berdenging serta nyeri, pendengaran menurun, keluar


cairan.

-Hidung: Buntu, mimisan, bau pada hidung, penciuman tergangu, senggau pada
suara.

-Pada Leher: terdapat benjolan pada leher karena terdapat banyak benjolan.

-Pada mata: penglihatan berganda, penurunan ketajaman pengelihatan dan mata


juling

-Pada Kepala: nyeri kepala hebat, baal pada pipi dan hidung

Gejala lanjutan terjadi perluasan tumor primer pada sekitarnya, Metastase


KGB sekitarnya, dan metastase lanjutan.

Diagnosis pada KNF dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:

-Anamnesis

-Pemeriksaan fisik

-Pemeriksaan Nasofaring

-Biopsi/sitologi nasofaring

-foto radiologi

-Serologi
Penatalaksanaan KNF terdiri dari:

-Biopsi+PA untuk menegakkan diagnosis pasti

-Radioterapi dengan eksterna atau brakiterapi

-Kemoterapi melalui Intravena

-Kombinasi keduanya

Radioterapi merupakan terapi utama pada KNF dan bekerja lokal pada organ
target. Radioterapi ini menggunakan sinar pengion dengan dosis terukur sesuai
volume sel kanker bertujuan mencegah pertumbuhan sel kembali dan memastikan
kematian sel. Radioterapi terdapat 2 jenis yatu brakiterai dan radiasi ekternal

Kemoterapi merupakan terapi tunggal yang diberikan bersamaan dengan


radioterapi melalui intravena dan bekerja secara sistemik.

Pembedahan dilakukan pada kasus kambuh, regional dan bekerja lokal.

Terapi Target diberikan bersamaan dengan kemoterapi atau radioterapi,


terapi ini bekerja selektif pada sel kanker.

Tujuan dari terapi radiasi adalah kuratif dengan tujuan menghilangkan sel
kanker > 50% dengan dosis 70 gy (setara 33-35 fraksi) dan tujuan paliatif untuk
meningkatkan QOL untuk kasus yang mengalami perdarahan, metastasis dan
kambuh dengan dosis 40-50 Gy.

Efek samping dari kemoterapi secara umum: mielosupresi (leukopenia,


trombositopenai dan anemia), mual muntah dan rambut rontok. Sedangkan efek
samping secara khusus sesuai dengan jenis obat-obatan yang diberikan antara lain
diare, hand and foot syndrom (kemerahan pada tangan dan kaki), reaksi alergi,
gangguan ginjal, reaksi alergi, retensi cairan, neurotoksisitas dll.
Kesimpulan

-Kanker Nasofaring merupakan kanker yang cukup sering ditemukan di Indonesia


dan dalam pelaksanaanya sering kali membutuhkan multi modalitas.

-Kemoterapi dalam kanker nasofaring dapat diberikan bersamaan dengan radiasi,


sebelum dan sesudah radiasi atau diberikan sebagai terapi sistemik.

-Dibutuhkan persiapan dan tatalaksana yang hidrostik untuk mencegah terjadinya


efek samping kemoterapi.

Anda mungkin juga menyukai