Anda di halaman 1dari 2

TEMA : BERGIAT DALAM BERKORBAN (BILANGAN 25:13)

SUB TEMA : BERGIAT DALAM BERKORBAN


DALAM PERJANJIAN LAMA, BERKORBAN TIDAK DAPAT DILEPASKAN DARI KATA MEZBAH. ְ‫?מִ זְּבֵחַ לְֹלא זְבַח‬
(MIZBEAKH LELO ZEBAKH?) MEZBAH TANPA KORBAN? INI ADALAH KEMUSTAHILAN, SEBAB TIDAK ADA
MEZBAH TANPA KORBAN.
IBADAH PERJANJIAN LAMA TIDAK BISA DIPISAHKAN DARI KORBAN. Setiap Ibadah harus ada
pengorbanan. Ibadah dalam bahasa Ibrani dari kata ‫( עָ בֹֹודַ ה‬ABODA), KATA ABODA TIDAK HANYA
BERARTI IBADAH, NAMUN JUGA MEMILIKI PENGERTIAN PEKERJAAN, SEMUA HAL YANG KITA KERJAKAN.
Ibadah dan pekerjaan kita lakukan secara intensif terus menerus sepanjang hidup kita.
MOTIIFASI KITA BERKORBAN TIDAK BOLEH SALAH DAN BERSIFAT TRANSAKSIONAL.
PENGORBANAN DALAM PERJANJIAN LAMA SEPERTI KORBAN BAKARAN, KORBAN KESELAMATAN,
KORBAN PENDAMAIAN, KORBAN PENEBUS SALAH DSB, BERTUJUAN UNTUK MENGHINDARKAN KITA
DARI HUKUMAN DAN TUNTUTAN DOSA. BERBEDA DENGAN PERJANJIAN BARU KITA BERKORBAN BUKAN
SUPAYA KITA SELAMAT. Dalam 1 Petrus 1:18 Jelas dinyatakan Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah
ditebus 1  c  dari cara hidupmu d  yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan
dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, 1:19 melainkan dengan
darah e  yang mahal, yaitu darah Kristus 2  yang sama seperti darah anak domba f  yang tak
bernoda dan tak bercacat. jadi jelas kita selamat justru karena pengorbanan Yesus di kayu salib. KasihNya dalam Yohanes 3:16
dibuktikan lewat pengorbananNya. Hal inilah yang harus kita fahami, sehingga kita tidak salah
pengertian dalam berkorban. Berbeda dengan orang Israel yang giat berkorban tetapi dengan
pengertian yang salah (Roma 10:2) dalam Perjanjian lama kita melihat bahwa jika seseorang berdosa,
maka ia harus membawa binatang yang tak bercacat cela ke hadapan imam, lalu imam memeriksa
binatang itu, jika dinyatakan layak, maka orang berdosa itu harus menumpangkan tangan atas kepala
binatang itu (Imamat 1:4; 3:2; 4:4) sehingga terjadi pertukaran di sana, segala dosa dan kesalahannya
pindah ke binatang itu dan segala kesempurnaan ketidak bercacatan binatang itu pindah ke orang Israel
itu. Upah dosa adalah maut, sehingga binatang yang sudah dirasuki dosa orang Israel itu dibakar
sementara orang Israel yang menerima kebenaran binatang itu pulang membawa berkat. Dalam
Perjanjian baru kita tidak diselamatkan oleh korban binatang melainkan oleh Yesus Kristus. Bagaimana
harusnya kita berkorban bagi Yesus yang sedemikian mengasihi kita? Markus 12 :33 Memang mengasihi
Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga
mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran
dan korban sembelihan. Ini merupakan respon orang Farisi terhadap jawaban Yesus atas pertanyaan
mereka mengenai hokum manakah yang terutama, dan Yesus berkata, "Hukum yang terutama ialah:
Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu 4 , dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap
kekuatanmu. m Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia 5 seperti dirimu sendiri. n
Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." Mengasihi Tuhan harus diwujudkan
dalam Bergiat dalam berkorban, bahwa segenap hati, jiwa kita kita korbankan untuk diisi oleh kehendak
dan keinginan Tuhan, pikiran kita diisi oleh kebenaran firman Tuhan serta seluruh kekuatan kita kita
gunakan untuk melakukan segala hal yang menyenangkan hati Tuhan, ini terkait dengan pengertian
ibadah ‫ עבֹודַ ה‬aboda dalam Perjanjian lama. Hukum Taurat berisi 10 hukum yang 4 diawal mengatur
hubungan dan kasih kita pada Tuhan dan 6 hukum mengatur tentang hubungan dan kasih kita terhadap
sesama. Inti dari perintah Perjanjian baru adalah hukum kasih, kasih kepada Allah dan kasih kepada
Tuhan. Sebagai contoh Markus 12:41-44 seorang janda yang mempersembahkan seluruh miliknya
kepada Tuhan, di dasari oleh kasihnya yang total kepada Tuhan. Seperti janda dalam masa Elia yang
memberikan roti lebih dulu pada Elia sebagai nabi Tuhan. Secara logika dia tau bahwa itu adalah hari
terakhir persediaan mereka dalam hidup ditengah masa kelaparan. Namun kasihnya kepada Tuhan
membuat dia berkorban mengutamakan Tuhan. Dimana ada kasih yang tulus di sana keajaiban
terjadi. Pada akhirnya kita tahu bahwa hari itu bukanlah hari terakhir bagi persediaan janda itu,
tetapi menjadi hari pertama dimana Tuhan yang menyediakan dan menjamin hidup mereka selama
masa kelaparan itu.
Alkitab mengajarkan bahwa Allah mengasihi kita, dan Tuhan berkorban bagi kita. Kesalahan dosa
manusia harus ditebus dengan kasih dan pengorbanan. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa Kasih
dan pengorbanan berjalan berdampingan. Jika kita siap mengasihi maka tentunya kita siap berkorban.
Kasih tanpa pengorbanan hanyalah kebohongan dan kemunafikan.
Apakah engkau mengasihi Tuhan? Maka konsekuensinya adalah kita harus siap dan giat berkorban bagi
Tuhan.
Apakah engkau peduli terhadap pekerjaan Tuhan? Maka konsekuensinya adalah kita harus siap
berkorban mendukung pekerjaan Tuhan.
Apakah engkau mengasihi orang tuamu? Maka konsekuensinya adalah kita haruss siap berkorban bagi
orang tua kita.
Apakah engkau mengasihi suamimu? Maka konsekuensinya adalah kita harus siap berkorban bagi suami
kita.
Apakah engkau mengasihi istrimu? Maka konsekuensinya adalah kita harus siap berkorban bagi istri kita.
Apakah engkau mengasihi anak anakmu? Maka konsekuensinya adalah kita harus siap berkorban bagi
anak anak kita.
Apakah engkau mengasihi saudara dan sesamamu? Konsekuensinya adalah kita siap berkorban bagi
saudara dan sesama kita. Kasih tanpa pengorbanan hanyalah kebohongan dan kemunafikan. Apakah
engkau siap berkorban atau hanya sekedar kata dan ucapan?
Biar kita sendiri yang menjawab lewat sikap dan tindakan kita yang semakin Bergiat dalam berkorban
serta mengasihi Tuhan. Tuhan Yesus memberkati

Anda mungkin juga menyukai