Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN PALIATIF

KEGAWATAN PADA ASUHAN PALIATIF

PRILI

DOSEN:
DISUSUN OLEH KELOMPOK 9 :
1. FADILLA APRILIA HANISA 2014301057
2. MUHAMMAD AKBAR 2014301072
3. NASSA FADILLA GUNAWAN 2014301076
4. RAHMA DWI SANTIKA 2014301084

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES TANJUNG KARANG
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
petunjuk dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kegawatan Pada Asuhan Paliatif” dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan


Paliatif. Disamping itu makalah ini dimaksudkan agar teaman teman sesama
mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuannya tentang kegawatan pada
keperawatan paliatif. Tidak lupa pada kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang membantu penulisan makalah ini.

Bandar lampung, 19 Juli 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Manfaat dan Efek Samping Tindakan Keperawatan Paliatif...........................3

2.2 Manajemen Penyakit Life Limiting (Renal Failure)............................................6

2.3 Manajemen yang Efektif untuk Kegawatan dalam Keperawatan Paliatif...7

2.4 Tanda-Tanda Keperawatan Paliatif yang Memerlukan Rujukan......................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11

3.2 Saran..................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan meningkatkan
kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi
penyakit yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit
melalui identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri
serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual. (World Health
Organization (WHO), 2016).
Latar belakang perlunya perawatan paliatif adalah karena meningkatnya
jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan baik pada
dewasa dan anak seperti penyakit kanker, penyakit degeneratif, penyakit paru
obstruktif kronis, cystic fibrosis, stroke, parkinson, gagal jantung (heart failure),
penyakit genetika dan penyakit infeksi seperti HIV/AIDS yang memerlukan
perawatan paliatif, di samping kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif.
Tujuan perawatan paliatif untuk mengurangi penderitaan pasien,
meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support kepada keluarganya.
Jadi, tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk menyembuhkan penyakit dan
yang ditangani bukan hanya penderita, tetapi juga keluarganya. Meski pada
akhirya pasien meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap
secara psikologis dan spiritual, serta tidak stress menghadapi penyakit yang
dideritanya.
Pada pasien paliatif akan mengalami kegawatan. Kegawatan ini dapat
membuat pasien merasa takut, begitu pun dengan keluarganya. Hal ini dapat
diatasi dengan melakukan manajemen dengan tim kesehatan lainnya.
Manajemen ini perlu diketahui oleh seorang perawat karena perawat yang
menemani pasien selama 24 jam. Oleh karena itu, seorang perawat harus
memahami manajemen yang efektif yang harus dilakukan dalam kegawatan
perawatan paliatif.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil
yaitu :
1. Apa manfaat dan efek samping tindakan asuhan paliatif?
2. Bagimana manajemen penyakit yang life limiting pada renal failure?
3. Bagaimana manajemen yang efektif untuk kegawatan dalam asuhan
paliatif?
4. Bagaimana tanda-tanda kegawatan pada asuhan paliatif yang
mendapat rujukan?

1.3 Tujuan Penulisan


Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Memenuhi penugasan mata kuliah Keperawatan Paliatif.
2. Mengembangkan materi tentang manfaat dan efek samping tindakan
keperawatan paliatif.
3. Mengembangkan materi tentang manajemen penyakit yang life limiting
pada renal failure.
4. Mengembangkan materi tentang manajemen yang efektif untuk
kegawatan dalam asuhan paliatif.
5. Mengembangkan materi tentang tanda-tanda kegawatan pada
keperawatan paliatif yang mendapat rujukan.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan makalah ini yaitu :
1. Agar dapat mengetahui tentang manfaat dan efek samping tindakan
keperawatan paliatif.
2. Agar dapat menjelaskan tentang manajemen penyakit yang life limiting
pada renal failure.
3. Agar dapat menjelaskan tentang manajemen yang efektif untuk
kegawatan dalam asuhan paliatif.
4. Agar dapat menjelaskan tentang tanda-tanda kegawatan pada
keperawatan paliatif yang mendapat rujukan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manfaat dan Efek Samping Tindakan Keperawatan Paliatif

1. Operasi

Manfaat: meningkatkan fungsi tubuh, mempercantik penampilan fisik,


atau memperbaiki bagian tubuh yang rusak atau hancur.

Efek Samping:

a. Rasa nyeri karena sayatan pada kulit.

b. Efek samping obat bius yang bisa menyebabkan mual dan muntah.

c. Infeksi akibat luka operasi yang bisa menyebabkan sakit.

d. Terjadi penggumpalan pembuluh darah.

2. Kemoterapi

Manfaat:

a. Menyembuhkan kanker: kemoterapi dapat menghancurkan sel


kanker secara lengkap hingga tidak dapat lagi terlihat. Prosedur
kemoterapi dikatakan berhasil menyembuhkan penyakit jika sel
kanker tidak dapat tumbuh lagi.

b. Merawat kanker: kemo dapat menghambat penyebaran lebih jauh


dari sel kanker dengan cara mengecilkan pertumbuhannya.
Bagaimanapun, pada beberapa kasus, tindakan ini hanya bekerja
selama pasien tersebut melakukannya secara berkelanjutan. Saat
perawatan berhenti, sel-sel kanker dapat tumbuh lagi.

c. Meringankan gejala kanker: kemo dapat digunakan secara khusus


untuk menargetkan tumor tertentu yang menyebabkan tekanan
atau nyeri pada bagian tubuh yang terkena.

d. Meningkatkan kerentanan terhadap infeksi


Efek samping: mual, muntah, kelelahan, hilangnya rambut, anemia,
memar, pendarahan, hilangnya nafsu makan, gangguan tidur,
sembelit, dan depresi.

3. Radioterapi

Manfaat:
a. Sebagai satu-satunya jenis pengobatan untuk kanker.
b. Kombinasi dengan jenis pengobatan lain seperti kemoterapi untuk
menghancurkan sel kanker.
c. Menghentikan pertumbuhan sel kanker yang masih ada setelah
operasi (terapi adjuvant).
d. Memperkecil ukuran kanker sebelum operasi (terapi neoadjuvant).
e. Pada kanker stadium lanjut, guna meringankan gejala yang
disebabkan oleh kanker.

Efek Samping:
a. Radioterapi yang dilakukan di sekitar kepala dan leher,
kemungkinan efek samping antara lain kondisi mulut kering, air liur
yang mengental, sakit tenggorakan, sulit menelan, perubahan rasa
pada makanan yang dikonsumsi, mual, sariawan, dan kerusakan
pada gigi.

b. Terapi radiasi yang dilakukan pada bagian dada dapat


menyebabkan efek samping berupa batuk, napas yang pendek, dan
kesulitan menelan.
c. Di bagian perut, efek samping yang terjadi biasanya mual, muntah,
dan diare.

d. Efek samping dapat berupa iritasi kandung kemih, sering buang


airkecil, diare, dan disfungsi seksual sebagai efek dari terapi radiasi
yang dilakukan di sekitar panggul.
4. Terapi imun

4
Manfaat: merangsang sistem kekebalan tubuh sendiri untuk
menghentikan pertumbuhan dan perkembang biakan sel kanker dalam
tubuh.

Efek samping: demam, mual dan muntah, sakit kepala, nyeri sendi dan

otot, gejala flu, sulit bernapas, dan tekanan darah tinggi atau rendah.

5. Terapi hormon

Manfaat: mencegah penyakit jantung dan osteoporosis pada wanita


yang sudah menopause, mengurangi gangguan di masa menopause
seperti semburan panas (hot flashes), dan kekeringan vagina.

Kerugian: perut kembung, mual, sakit kepala, perubahan suasana hati


(mood) dan emosi, perdarahan vagina, pembengkakan atau
pengerasan payudara.

6. Terapi radioisotope

Manfaat:

a. Membasmi berbagai jenis kanker pada organ dan jaringan di dalam


tubuh.

b. Selama terapi, pasien dapat berawat jalan.

c. Jangka waktu pengobatan tidak lama.

d. Pemulihan setelah terapi menjadi lebih cepat.

e. Efek samping yang sangat kecil.

f. Tidak merusak sel-sel sehat akibat radiasi implan.

Kerugian: mual, muntah, kulit kering, sering buang air kecil,


pendarahan vagina, muncul cairan berbau pada vagina, nyeri perut,
demam, diare, dan cepat lelah.

5
2.2 Manajemen Penyakit Life Limiting (Renal Failure)

Perawatan yang biasa di gunakan dalam penanganan gangguan ginjal


kronik terminal adalah manajemen diet, dialisis, dan transplantasi ginjal.
Manejemen diet di berikan kepada penderita sejak dari tahap awal sampai tahap
akhir.
a) Manajemen diet bertujuan untuk membantu mempertahankan status
gizi yang optimal mencegah faktor- faktor pemberat, mencoba untuk
memperlambat penurunan fungsi ginjal, mengurangi dan
menghilangkan gejala yang mengganggu dan mengatur keseimbangan
elektrolit.
b) Dialistis merupakan tindakan terapi keperawatan yang harus di lakukan
oleh penderita gagal ginjal baik akut atau kronis. Dialisis saat ini hanya
mengeluarkan 48 sampai 52% dari toksin urenik, oleh karena itu
penderita tetap memerlukan pembatasan pemasukan makanan dan
minuman yang ketat serta intervensi obat-obatan untuk mengatur aspek-
aspek dari kegagalan fungsi ginjal yang lain serta untuk mencegah
terjadinya akumulasi sisa-sisa metabolisme diantaranya waktu dialisa.
c) Transplantasi ginjal merupakan upaya terakhir dalam perawatan
penderita gangguan ginjal. Hal ini terutama dilakukan apabila fungsi
ginjal yang tersisa sangat sedikit bahkan tidak ada. Prinsip utama nya
adalah mengganti ginjal yang rusak dengan ginjal yang sehat lewat
proses operasi.
d) Dukungan sosial adalah informasi dari orang lain bahwa ia di cintai dan
di perhatikan, memiliki harga diri dan di hargai serta merupakan
bagian dari jaringan komunikasi dan kewajiban bersama.
e) Dukungan spiritual
Anjurkan klien untuk melakukan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
Ajak keluarga untuk mengikuti ibadah bersama dengan klien.Anjurkan
klien untuk mengikuti kegiatan ibadah di masyarakat,misalnya
pengajian.

6
2.3 Manajemen yang Efektif untuk Kegawatan dalam Keperawatan Paliatif

1. Manajemen Untuk Sindroma Vena Kava Superior

Perikardiosentesis : meringankan temponade.

Penatalaksanaan definitif : operasi.

Pada kondisi hemodinamik yang stabil : kemoterapi dan radioterapi pada


jenis kanker yang responsif.
2. Manajemen adanya Masa Trakeal atau Mediastinum

Radioterapi : mengecilkan masa pada trakeal atau

mediastinum.

3. Pemantauan balans cairan dan status kardiopulmoner untuk mencegah


kelebihan cairan dan gagal jantung.
4. Terapi furosemid dan hidrasi dengan cairan saline dapat menurunkan
hiperkalsemia.
5. Manajemen hidrasi intra vena bila kadar > 7 mg/dl: alkalinisasi dengan Na
bicarbonate.
6. Hemodialisa untuk indikasi kasus yang berat terutama gagal ginjal kronik.
7. Manajemen hidrasi dan alkalinisasi hemodialisa jika diperlukan untuk
penyakit gagal ginjal kronik.
8. Manajemen untuk Hiponatremia
Batasi intake cairan 500 m/hri. Terapi radiasi dan pemberian
kortikosteroid dapat mengurangi sindroma berat hormon diuretik karena
metastase ke otak.
9. Manajemen untuk Hiponatremia Berat dan Hipoglikemia

Manajemen : mengatasi kekurangan darah adalah tindakan yang pertama


kali dilakukan. Bila kelebihan cairan dapat diberikan furosemid.

10. Manajemen Mengatasi Asites

7
Mengatasi tumor primernya paresentesis, dapat memberikan keringanan
simptomatik yang dramatik, tetapi pengumpulan kembali cairan asites
juga akan sangat cepat. Paresentesis yang berulang akan menyebabkan
kehilangan protein yang sangat mengganggu dan disetai oleh angka
kompliasi yang tinggi.
11. Manajemen Efusi Pleura
Torakosintesis: memberikan keringanan pada penderita, torakosintesis
berulang tidak dianjurkan karena resiko terjadi infeksi, kehilangan
protein, dan komplikasi lainnya.
12. Manajemen Obstruksi Jalan Nafas
Terapi oksigen kortikosteroid: mengurangi edema jalan nafas.
13. Manajemen penderita metastasis otak dan tumor: terapi radiasi.

2.4 Tanda-Tanda Keperawatan Paliatif yang Memerlukan Rujukan

1. Efusi perikardial dan temponade jantung terjadi pengumpulan cairan dan


infiltrasi sel-sel ganas metastatik ke jaringan perikardium. Gejala: sesak
nafas, ortopnea, nyeri dada dan perubahan status kejiwaan. Pemeriksaan
fisik : takikardi, takipnea, hipotensi, pulsus paradoksus, suara jantung
yang menghilang dan gesekan perikardial. Foto thoraks : pembesaran
kontur jantung, disertai efusi pleura.

2. Sindroma vena kava superior. Biasanya disebabkan oleh kanker paru


terutama small cell lung carsinoma (SLCC). Berat ringannya ditentukan
oleh besarnya obstruksi vena kava dan keberhasilan sistem kolateral vena
kompensatorik yang terjadi. Ekhokardiografi : dapat dilihat kolaps atrium
kanan dan ventrikel pada saat diastolik.

3. Diagnosis : sakit kepala, mual, muntah, gangguan penglihatan dan sinkop.


suara serak, sesak nafas, disfagia atau sakit punggung. Thoraks: adanya
masa trakeal atau di mediastinum. Pemeriksaan biopsi: untuk
histopatologi. Hiperkalsemia sebagai akibat metabolik dari keganasan

8
yang tidak terkontrol, dapat terjadi secara mendadak dan memburuk
dengan sangat cepat. diagnosis: anoreksia, mual, muntah, poliuria, dan
perubahan kesadaran.

4. Sindroma lisis tumor adalah sekelompok gangguan metabolik yang dapat


menjadi penyulit pada pengobatan kanker. Lisis tumor yang terjadi akan
melepaskan dalam jumlah besar beberapa bahan-bahan tertentu seperti
asam urat, fosfat, dan kalium ke dalam sirkulasi.

5. Hiperurisemia kelainan akibat pengobatan leukimia, gangguan


mieloproliferatif, limfoma atau mieloma. Diagnosis : uremia, hematuri,
dan rasa nyeri menandakan adanya batu ginjal. Asam urat >10: oliguri
atau anuri dengan atau tanpa adanya kristal asam urat, kadar nitrogen,
dan kreatinin serum meningkat.
6. Hiponatremia disebabkan oleh seleksi atopik atau tidak normal dari
hormon antidiuretik (ADH). Diagnosis: anoreksia, mual, muntah, dan rasa
lemah. Na <130 mEq/L atau kurang, kadar <115 mEq/L biasanya sudah
disertai dengan gangguan kesadaran atau kejang.
7. Hiponatremia berat bila disertai komplikasi gangguan neurologik dapat
merupakan indikasi pemberian infus salin hipertonik.
8. Hipoglikemia merupakan efek langsung dari penyakit keganasan dan tidak
jarang dilaporkan. Hipoglikema yang diakibatkan oleh tumor biasanya
dicetuskan oleh puasa atau olahraga, dimana hipoglikemi berkepanjangan
dapat menyebabkan kerusakan otak secara permanen.
9. Asites, biasanya disebabkan oleh karsinoma peritoneal yang seringkali
menyertai kanker ovarium, payudara, dan gastrointestinal. Diagnosis:
pada pemeriksaan fisik menunjukkan abdomen yang membuncit, shifting
dullness dan penemuan-penemuan lain yang lazim didapatkan pada
asites.
10. Efusi pleura merupakan proses eksudatif yang biasanya dihubungkan
dengan adanya implantasi sel kanker pada pleura viseral atau parietal.
Doagnosis: gejala-gejala sesak nafas, batuk kering, dan rasa tidak enak di

9
dada merupakan gejala awal. Pada perkusi akan didapatkan suara redup.
Torakosintesis diperlukan untuk mengkonfirmasi adanya keganasan dan
cairan efusi dalam jumlah cukup untuk pemeriksaan sitologi dan kimiawi.

11. Obstruksi jalan nafas, dapat disebabkan oleh tumor yang berkembang
dari tempat-tempat laring hingga karina. Pemeriksaan fisik: riwayat
gangguan dicurigai atau bronkoskopi yang disertai penyikatan,
pengecatan/pewarnaan serta biopsi. Pernafasan yang berat. Pada
radiografi thoraks: ditemukan massa mediastinum atas massa melebar
dan deviasi atau kompresi dari kolom trakea. Diagnosa histopatologi
dapat dibuat dari sitologi cairan ludah, aspirasi jarum, biopsi.

12. Peningkatan tekanan intrakranial merupakan komplikasi metastasis dari


tumor pada sistem saraf naiknya tekanan pada otak termasuk papiledema
dan rigiditas leher. Diagnosis MRI atau CT pada otak perlu dilakukan.
Penyebabnya adalah tumor-tumor yang berlokasi di parenkim otak.
Gejala peningkatan TIK: sakit kepala, muntah, pandangan mata kabur,
diplopia, kelambanan pada fungsi mental, dan berkurangnya kecepatan.
Sakit kepala yang hebat terjadi pada pagi hari diikuti dengan batuk dan
muntah.

13. Kompresi pada simpul saraf disebabkan oleh tumor yang menimbulkan
kerusakan yang berat, termasuk paraplegi, inkontinensia dan kuadriplegi.
Diagnosis: Mengalami sakit pada bagian punggung atau kepala yang
bersifat sentral.

14. Pemeriksaan MRI : deteksi dan lokalisasi kompresi tulang belakang dan
nyeri berat

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tindakan perawatan paliatif antara lain operasi, kemoterapi, radioterapi,
terapi imun, terapi hormon, dan terapi radioisotope. Masing-masing tindakan
tersebut memiliki manfaat dan efek samping. Manajemen perawatan paliatif
dalam kasus gagal ginjal kronik antara lain manajemen diet, dialisis, transplantasi

ginjal, dukungan social, dan dukungan spiritual. Manajemen efektif untuk


kegawatan dalam perawatan paliatif antara lain perikardiosentesis, operasi,
kemoterapi, pemantauan balans cairan dan status kardiopulmoner, terapi
furosemid, manajemen hidrasi intra vena, hemodialisa, pemberian
kortikosteroid, torakosintesis, dan terapi oksigen kortikosteroid. Tanda-tanda
kegawatan dalam perawatan yang harus mendapat rujukan adalah efusi
perikardial dan temponade jantung, sindroma vena kava superior, hiperkalsemia,
sindroma lisis tumor, hiperurisemia, hiponatremia, hiponatremia berat,
hipoglikemia, asites, efusi pleura, obstruksi jalan nafas, peningkatan tekanan
intracranial, kompresi pada simpul saraf, dan nyeri berat.

3.2 Saran
Perawatan paliatif sangat identik dengan keadaan kegawatan dari pasien.
Keadaan kegawatan ini akan menyebabkan rasa cemas pada pasien dan
keluarganya. Sebagai seorang perawat harus memahami dan melaksanakan
manajemen yang efektif untuk tindakan yang harus dilakukan untuk mangatasi
kegawatan dalam keperawatan paliatif.
DAFTAR PUSTAKA

Alodokter. 2018. Manfaat Pengobatan Radioterapi untuk Kanker. Tersedia Pada


alodokter.com/manfaat-radioterapi- untuk-pengobatan-kanker. Diakses
pada Minggu, 14 April 2019 Pukul 20.00 WITA.

Alodokter.2018. Terapi Penggantian Hormon. Tersedia Pada


alodokter.com/terapi-penggantian-hormon. Diakses Pada Minggu, 14
April 2019 Pukul 19.00 WITA.
Eli. 2015. Keperawatan Paliatif Gagal Ginjal Kronik. Tersedia Pada
scribd.com/doc/290956458/keperawatan-paliatif-Gagal-Ginjal-Kronik.
Diakses Pada Minggu, 14 April 2019 Pukul 22.00 Wita.

Irene. 2019. Imunoterapi Bagi Pasien Kanker. Tersedia Pada


hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/imunoterapi-untuk-kanker/.
Diakses Pada Minggu, 14 April 2019 Pukul 20.30 WITA.

Kompas. 2015. Terapi Hormon Bukan Untuk Cegah Penyakit. Tersedia Pada
lifestyle.kompas.com/read/2012/10/23/16355866/Terapi.Hormon.Bukan
.u ntuk.Cegah.Penyakit. Diakses Pada Minggu, 14 April 2019 Pukul 19.40
WITA.

Nimas. Efek Samping Pengobatan Radioterapi untuk Pasien Kanker. Tersedia


Pada hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/efek-samping-radioterapi-
kanker/. Diakses Pada Minggu, 14 April 2019 Pukul 20.40 WITA.

Rahman,Lanny. 2016. Kegawatan dalam Paliatif Care. Tersedia Pada


slideplayer.info/slide/5304339/. Diakses Pada Minggu, 14 April 2019
Pukul 20.00 WITA.

Veronica.,dkk. 2018. Perawatan Paliatif. Tersedia Pada


rscarolus.or.id/article/perawatan-paliatif. Diakses Pada Minggu, 14 April
2019 Pukul 19.00 WITA.

World Health Organization. (2017). Definition of Palliative Care. Tersedia Pada


who.int/cancer/palliative/definition/en/. Diakses Pada Minggu, 14 April
2019 Pukul 18.40 WITA.

Yuliati. 4 Komplikasi yang Mungkin Terjadi Setelah Operasi.Tersedia Pada


hellosehat.com/hidup- sehat/tips-sehat/komplikasi-setelah-operasi-yang-
terjadi// Daikses Pada Minggu, 14 April 2019 Pukul 20.00 WITA.

------. 2016. Apa Itu Bedah: Gambaran Umum, Keuntungan, dan Hasil yang
Diaharpkan.Tersedia Pada docdoc.com/id/info/procedure/bedah/.
Diakses pada Minggu, 14 April 2019 Pukul 21.30 WITA.

------. 2016. Apa Itu Kemoterapi: Gambaran Umum, Keuntungan, dan Hasil yang
Diaharpkan. Tersedia Pada docdoc.com/id/info/procedure/kemoterapi/.
Diakses pada Minggu, 14 April 2019 Pukul 21.30 WITA.

------. 2018. Manfaat, Efek Samping, Dosis Brachytherapy. Tersedia Pada


honestdocs.id/brachytherapy. Diakses Pada Minggu, 14 April 2019 Pukul
20.00 WITA.

11

Anda mungkin juga menyukai