PRILI
DOSEN:
DISUSUN OLEH KELOMPOK 9 :
1. FADILLA APRILIA HANISA 2014301057
2. MUHAMMAD AKBAR 2014301072
3. NASSA FADILLA GUNAWAN 2014301076
4. RAHMA DWI SANTIKA 2014301084
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11
3.2 Saran..................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan meningkatkan
kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi
penyakit yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit
melalui identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri
serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual. (World Health
Organization (WHO), 2016).
Latar belakang perlunya perawatan paliatif adalah karena meningkatnya
jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan baik pada
dewasa dan anak seperti penyakit kanker, penyakit degeneratif, penyakit paru
obstruktif kronis, cystic fibrosis, stroke, parkinson, gagal jantung (heart failure),
penyakit genetika dan penyakit infeksi seperti HIV/AIDS yang memerlukan
perawatan paliatif, di samping kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif.
Tujuan perawatan paliatif untuk mengurangi penderitaan pasien,
meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support kepada keluarganya.
Jadi, tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk menyembuhkan penyakit dan
yang ditangani bukan hanya penderita, tetapi juga keluarganya. Meski pada
akhirya pasien meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap
secara psikologis dan spiritual, serta tidak stress menghadapi penyakit yang
dideritanya.
Pada pasien paliatif akan mengalami kegawatan. Kegawatan ini dapat
membuat pasien merasa takut, begitu pun dengan keluarganya. Hal ini dapat
diatasi dengan melakukan manajemen dengan tim kesehatan lainnya.
Manajemen ini perlu diketahui oleh seorang perawat karena perawat yang
menemani pasien selama 24 jam. Oleh karena itu, seorang perawat harus
memahami manajemen yang efektif yang harus dilakukan dalam kegawatan
perawatan paliatif.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil
yaitu :
1. Apa manfaat dan efek samping tindakan asuhan paliatif?
2. Bagimana manajemen penyakit yang life limiting pada renal failure?
3. Bagaimana manajemen yang efektif untuk kegawatan dalam asuhan
paliatif?
4. Bagaimana tanda-tanda kegawatan pada asuhan paliatif yang
mendapat rujukan?
1. Operasi
Efek Samping:
b. Efek samping obat bius yang bisa menyebabkan mual dan muntah.
2. Kemoterapi
Manfaat:
3. Radioterapi
Manfaat:
a. Sebagai satu-satunya jenis pengobatan untuk kanker.
b. Kombinasi dengan jenis pengobatan lain seperti kemoterapi untuk
menghancurkan sel kanker.
c. Menghentikan pertumbuhan sel kanker yang masih ada setelah
operasi (terapi adjuvant).
d. Memperkecil ukuran kanker sebelum operasi (terapi neoadjuvant).
e. Pada kanker stadium lanjut, guna meringankan gejala yang
disebabkan oleh kanker.
Efek Samping:
a. Radioterapi yang dilakukan di sekitar kepala dan leher,
kemungkinan efek samping antara lain kondisi mulut kering, air liur
yang mengental, sakit tenggorakan, sulit menelan, perubahan rasa
pada makanan yang dikonsumsi, mual, sariawan, dan kerusakan
pada gigi.
4
Manfaat: merangsang sistem kekebalan tubuh sendiri untuk
menghentikan pertumbuhan dan perkembang biakan sel kanker dalam
tubuh.
Efek samping: demam, mual dan muntah, sakit kepala, nyeri sendi dan
otot, gejala flu, sulit bernapas, dan tekanan darah tinggi atau rendah.
5. Terapi hormon
6. Terapi radioisotope
Manfaat:
5
2.2 Manajemen Penyakit Life Limiting (Renal Failure)
6
2.3 Manajemen yang Efektif untuk Kegawatan dalam Keperawatan Paliatif
mediastinum.
7
Mengatasi tumor primernya paresentesis, dapat memberikan keringanan
simptomatik yang dramatik, tetapi pengumpulan kembali cairan asites
juga akan sangat cepat. Paresentesis yang berulang akan menyebabkan
kehilangan protein yang sangat mengganggu dan disetai oleh angka
kompliasi yang tinggi.
11. Manajemen Efusi Pleura
Torakosintesis: memberikan keringanan pada penderita, torakosintesis
berulang tidak dianjurkan karena resiko terjadi infeksi, kehilangan
protein, dan komplikasi lainnya.
12. Manajemen Obstruksi Jalan Nafas
Terapi oksigen kortikosteroid: mengurangi edema jalan nafas.
13. Manajemen penderita metastasis otak dan tumor: terapi radiasi.
8
yang tidak terkontrol, dapat terjadi secara mendadak dan memburuk
dengan sangat cepat. diagnosis: anoreksia, mual, muntah, poliuria, dan
perubahan kesadaran.
9
dada merupakan gejala awal. Pada perkusi akan didapatkan suara redup.
Torakosintesis diperlukan untuk mengkonfirmasi adanya keganasan dan
cairan efusi dalam jumlah cukup untuk pemeriksaan sitologi dan kimiawi.
11. Obstruksi jalan nafas, dapat disebabkan oleh tumor yang berkembang
dari tempat-tempat laring hingga karina. Pemeriksaan fisik: riwayat
gangguan dicurigai atau bronkoskopi yang disertai penyikatan,
pengecatan/pewarnaan serta biopsi. Pernafasan yang berat. Pada
radiografi thoraks: ditemukan massa mediastinum atas massa melebar
dan deviasi atau kompresi dari kolom trakea. Diagnosa histopatologi
dapat dibuat dari sitologi cairan ludah, aspirasi jarum, biopsi.
13. Kompresi pada simpul saraf disebabkan oleh tumor yang menimbulkan
kerusakan yang berat, termasuk paraplegi, inkontinensia dan kuadriplegi.
Diagnosis: Mengalami sakit pada bagian punggung atau kepala yang
bersifat sentral.
14. Pemeriksaan MRI : deteksi dan lokalisasi kompresi tulang belakang dan
nyeri berat
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tindakan perawatan paliatif antara lain operasi, kemoterapi, radioterapi,
terapi imun, terapi hormon, dan terapi radioisotope. Masing-masing tindakan
tersebut memiliki manfaat dan efek samping. Manajemen perawatan paliatif
dalam kasus gagal ginjal kronik antara lain manajemen diet, dialisis, transplantasi
3.2 Saran
Perawatan paliatif sangat identik dengan keadaan kegawatan dari pasien.
Keadaan kegawatan ini akan menyebabkan rasa cemas pada pasien dan
keluarganya. Sebagai seorang perawat harus memahami dan melaksanakan
manajemen yang efektif untuk tindakan yang harus dilakukan untuk mangatasi
kegawatan dalam keperawatan paliatif.
DAFTAR PUSTAKA
Kompas. 2015. Terapi Hormon Bukan Untuk Cegah Penyakit. Tersedia Pada
lifestyle.kompas.com/read/2012/10/23/16355866/Terapi.Hormon.Bukan
.u ntuk.Cegah.Penyakit. Diakses Pada Minggu, 14 April 2019 Pukul 19.40
WITA.
------. 2016. Apa Itu Bedah: Gambaran Umum, Keuntungan, dan Hasil yang
Diaharpkan.Tersedia Pada docdoc.com/id/info/procedure/bedah/.
Diakses pada Minggu, 14 April 2019 Pukul 21.30 WITA.
------. 2016. Apa Itu Kemoterapi: Gambaran Umum, Keuntungan, dan Hasil yang
Diaharpkan. Tersedia Pada docdoc.com/id/info/procedure/kemoterapi/.
Diakses pada Minggu, 14 April 2019 Pukul 21.30 WITA.
11