PROTOKOL
SYARTIWIDYA
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Masalah
3
1.3. Tujuan
3
1.4. Manfaat
4
2 METODE
2.1. Disain, Tempat d
4
DAFTAR GAMBAR
1 Peta Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau 5
5 Alur pelaksanaan penelitian 6
DAFTAR TABEL
1 PENDAHULUAN
tahun 2015 mencapai 82 713 Ha, yang terdiri dari perkebunan rakyat
seluas 62 513 Ha (75.57%) dan perkebunan besar swasta seluas 20 200 Ha
(24.43%). Penyebaran areal sagu di Provinsi Riau terdapat di 5 kabupaten,
salah satunya adalah Kabupaten Kepulauan Meranti yang memiliki luas
areal tanaman sagu terluas yaitu sebesar 41 130 Ha dan dijadikan sebagai
kawasan pengembangan ketahanan pangan nasional (Disbun Riau 2016).
Sagu sebagai penghasil pati terbesar menjanjikan produksi pati sepanjang
tahun. Setiap batang bisa memproduksi sekitar 200 kg tepung sagu basah
per tahun, atau 25 hingga 30 ton per Ha (Dishutbun Kepulauan Meranti
2014).
Meskipun konsumsi sagu memiliki potensi kesehatan yang tinggi,
namun penelitian mengenai konsumsi sagu suatu populasi terhadap
sindrom metabolik sebagai faktor risiko kejadian DM tipe 2 pada populasi
tersebut belum ditemukan dalam literatur. Berdasarkan fakta tersebut
peneliti tertarik untuk menemukan bukti empiris dampak konsumsi sagu
yang biasa dikonsumsi masyarakat di Kabupaten Kepulauan Meranti bagi
status gizi (IMT) dan kesehatan khususnya sindrom metabolik yang
mendorong terjadinya DM tipe 2, karena dari hasil survei pendahuluan
masih banyak masyarakat yang mengonsumsi sagu di daerah tersebut.
Masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti mengonsumsi sagu dalam
bentuk makanan pokok yang dibarengi dengan lauk-pauk maupun dalam
bentuk pangan olahan seperti mi sagu, sagu rendang, sagu lemak,
sempolet, kerupuk sagu, bihun, kue bangkit, kue semprong, cendol sagu,
gobak, ongol-ongol dan lain-lain (Dishutbun Kepulauan Meranti 2014).
1.2. Masalah
Tujuan Umum
4
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis konsumsi sagu
dan kaitannya dengan sindrom metabolik sebagai faktor risiko kejadian penyakit
DM tipe 2 di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau.
Tujuan Khusus
1. Menganalisis karakteristik konsumsi sagu (preferensi, frekuensi, jumlah
konsumsi) di Kabupaten Kepulauan Meranti
2. Menganalisis sindrom metabolik (obesitas, kadar glukosa darah, tekanan darah
dan kolesterol total) pada masyarakat di Kabupaten Kepulauan Meranti.
1.4. Manfaat
2 METODE
Instrumen pengumpulan
data yang digunakan adalah
kuesioner untuk menggali data/informasi yang beragam dari responden.
Sebelum kuesioner digunakan, dilakukan uji coba kuesioner untuk
mencari validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Uji validitas berguna
untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid, artinya ketepatan
mengukur instrumen tersebut tepat untuk mengukur sebuah variabel yang
akan diukur. Setelah dilakukan uji validitas, dilanjutkan dengan uji
reliabilitas data. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan mengambil
sampel kecil (30-50). Uji validitas dilakukan dengan cara melakukan
korelasi antar skor masing-masing sub variabel (pernyataan) dengan skor
total. Suatu sub variabel (pernyataan) dikatakan valid bila skor variabel
berkorelasi secara signifikan dengan skor total, berdasarkan teknik korelasi
pearson producy moment (Hastono, 2007).
Setelah pernyataan sikap dan persepsi dinyatakan valid, maka
dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan untuk
mengetahui konsistensi atau kestabilan jawaban terhadap pernyataan yang
6
dilakukan dengan cara one shot atau diukur hanya sekali, yang kemudian
hasilnya dibandingkan dengan pernyataan yang lain. Hasil uji reliabilitas
diperoleh dengan cara membandingkan nilai cronbach’s alpha dengan
nilai standar yaitu 0,361. Jika nilai cronbach’s alpha ≥ 0,361, maka sub
variabel (pernyataan) tidak reliable.
Keterangan :
no = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
s = simpangan baku (didasarkan pada IMT)
t2α/2 = 1.96, dengan α = 0.05
ʋ=
d = ketelitian/derajat ketepatan (presisi penduga) = 0.7
Sehingga jumlah sampel minimum untuk tiga desa yang terpilih didasarkan
pada besaran IMT dan populasi di desa tersebut. Untuk mencegah kekurangan
sampel karena response rate tidak mencapai 100%, maka jumlah sampel tersebut
ditambah 10%.
Kriteria inklusi yaitu :
1. Usia subjek adalah 35-64 tahun berdasarkan kriteria umur di dalam Riskesdas
2013
2. Tidak sedang dirawat dirumah sakit
3. Tidak sedang sakit berat/kronis dengan konsumsi obat tertentu
4. Bersedia menandatangani formulir persetujuan (inform consent)
Kriteria ekslusi yaitu :
1. Mempunyai riwayat PTM dengan terapi atau pengobatan tertentu
2. Terlibat didalam penelitian lain
3. Tidak memenuhi prosedur penelitian
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer
yaitu data yang peroleh dari wawancara, pengisian kuesioner dan
pengukuran langsung untuk kadar glukosa darah, tekanan darah dan
kolesterol total serta indeks massa tubuh (IMT), lingkar perut dan lingkar
pinggang. Pengumpulan data akan dilakukan dengan dibantu oleh
enumerator, tenaga kesehatan dan dibantu oleh pihak desa yang
sebelumnya telah diberikan penjelasan mengenai rencana penelitian,
berbagai data yang akan dikumpulkan dan cara pengumpulannya.
Pengumpulan data diawali dengan pengisian kuesioner oleh responden
disertai dengan wawancara dan pengukuran langsung baik itu pengukuran
antropometri maupun pengukuran kadar glukosa darah, tekanan darah dan
kolesterol total. Karakteristik sampel yang dikumpulkan meliputi nama,
jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, pengeluaran,
kebiasaan makan, pengetahuan gizi, kebiasaan lainnya (merokok, minum
alkohol, sedentari) dan riwayat serta keluhan gejala penyakit DM tipe 2,
hipertensi dan kolesterol. Pola konsumsi diperoleh dari data Semi
Quantitatif FFQ (Food Frequency Questionnaire) yang meliputi
kebiasaan makan dan frekuensi makanan yang dikonsumsi, dan penekanan
pertanyaan pada bahan pangan sumber karbohidrat khususnya sagu dan
olahannya. Selain itu untuk melihat makanan yang dikonsumsi setiap hari
akan dilakukan wawancara dengan menggunakan Food Recall 2x24 jam.
Pengukuran antropometri dilakukan dengan menggunakan alat
timbang SECA (ketelitian 0.1 kg) untuk berat badan dan stasiometer
(ketelitian 0.1 cm) untuk pengukuran tinggi badan. Selanjutnya dari data
tersebut akan diperoleh IMT. Pengukuran lingkar perut dan lingkar
pinggang dilakukan dengan menggunakan pita meter. Pengukuran kondisi
klinis/biomarker yaitu pengukuran kadar glukosa darah dilakukan dengan
metode pengukuran gula darah sewaktu-waktu, yaitu kadar glukosa darah
tanpa memperhatikan kapan terakhir makan dengan batas normal ≤200
mg/dL. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter, dan
pengukuran kolesterol total dengan menggunakan alat bantu kit set
pemeriksaan kolesterol darah total merk EasyTouch Model:ET-301F Made
In Taiwan beserta Cholesterol Test Strips, Depkes RI AKL 10101902216.
Tabel 1 Jenis variabel dan skala pengukuran
No Variabel Cara ukur dan alat ukur Hasil ukur Skala ukur
Variabel independen
1. Konsumsi sagu Kuesioner: Skor tertinggi: 210, skor Ordinal
- Kuesioner SQ-FFQ terendah:35. Untuk
menggunakan skala memudahkan deskriptif
linkert, dengan skor : dikategorikan:
1=tidak pernah, - Tinggi dengan skor :
2=sangat jarang, 115-210
3=jarang, - Sedang dengan skor: 71-
4=kadang-kadang, 114
5=sering dan - Rendah dengan skor: 1-
6=selalu 70
Variabel dependen
2. Antropometri untuk Pengukuran langsung Dikategorikan dengan cutt Ordinal
Indeks Massa Tubuh) (berat badan dan tinggi off point :
badan) dengan secca dan Sangat Kurus :<17.0
stasiometer Kurus : 18.0-17.0
Normal : 18.5-24.9
Gemuk : 25-29.9
Obes : ≥30.0
Variabel perancu
7. Karakteri Pengisian data Data dikode dengan angka
stik karakteristik responden 1 sampai seterusnya
responden Interval
: Nominal
- Usia Nominal
- Jenis kelamin Nominal
- Pendidikan Interval
- Pekerjaan Interval
- Penghasilan
- Pengeluaran
8. Riwayat dan keluhan Kuesioner Deskriptif Tidak ada
penyakit DM tipe 2,
tekanan darah dan
kolesterol total
panelis yang memberikan penilaian skala (3) biasa, (4) suka, dan (5) sangat suka
terhadap total panelis.
Tahapan ini merupakan tahap dimana data mentah (raw data) yang telah
dikumpulkan oleh enumerator kemudian diolah ke program STATA untuk
dikategorikan sesuai dengan kerangka konsep dan definisi operasional. Tahapan
pengolahan data dilakukan sebagai berikut:
1. Pemeriksaan data (editing), yaitu dilakukan pemeriksaan kembali terhadap
kuesioner yang telah diisi. Langkah ini dilakukan untuk verifikasi data dengan
melihat kelengkapan, kejelasan, relevansi dan konsistensi data pada variabel
yang diteliti.
2. Transformasi data (coding), yaitu dibuat kode pada setiap variabel penelitian
untuk memberikan kemudahan dalam proses entri data. Pada beberapa variabel
12
penelitian yang membutuhkan perubahan tertentu akan dibuat kode ulang. Hal
ini digunakan untuk mempermudah pada saat analisis data dan untuk
memenuhi kriteria penggunaan beberapa uji statistik.
3. Memasukan data (entry), yaitu dilakukan pemasukan data ke dalam
tamplate yang telah dibuat. Daftar pertanyaan yang telah diberi kode
dimasukkan ke dalam software komputer.
4. Membersihkan data (cleaning), yaitu data yang telah dimasukkan dicek
kembali untuk memastikan bahwa data tersebut bersih dari kesalahan,
baik kesalahan pengkodean maupun kesalahan dalam membaca kode.
Dengan demikian diharapkan data tersebut benar-benar siap untuk dianalisis
Data yang telah di editing, coding, entry dan cleaning akan diolah
dengan menggunakan Microsoft Exell 2010 dan SPSS. Analisis data
dilakukan dengan 2 cara yaitu :
a. Secara deskriptif, dilakukan dengan univariat, yaitu menentukan nilai rata-rata,
standar deviasi, median, modus dan range untuk data numerik, dan persentase
untuk data kategorik
b. Secara inferensial, berupa statistik non parametrik dengan skala pengukuran
ordinal pada pola konsumsi sagu, IMT dan kadar glukosa darah, dilakukan
dengan bivariat dan multivariat. Analisis bivariat berupa uji beda/uji korelasi
untuk mengkaji kekuatan hubungan antara peubah-peubah yang terlibat antara
masing-masing peubah respon. Dalam penelitian ini uji yang digunakan untuk
uji beda adalah chi-square sedangkan uji spearman dilakukan untuk uji
korelasi. Tingkat kepercayaan yang digunakan 95 % dan P value ≤0,05, artinya
hipotesis akan bermakna jika P≤0,05 dan confidence interval tidak mencakup
angka satu. Analisis multivariat untuk mengidentifikasi hubungan variabel
independen utama yaitu konsumsi sagu dengan melibatkan semua variabel
dependen menggunakan regresi berganda.
DAFTAR PUSTAKA
13