Anda di halaman 1dari 3

Surah At Takatsur

Arti Surat At Takatsur


1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu
2. sampai kamu masuk ke dalam kubur
3. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu)
4. dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui
5. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin.
6. niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim
7. dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainum yaqin
8. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu
megah-megahkan di dunia itu)

Asbabun Nuzul
Surat At Takatsur termasuk surat Makiyah, menurut pendapat mayoritas ulama termasuk Ibnu
Katsir. Sebagian pendapat menyebutkan, ia merupakan surat ke-16 yang diturunkan kepada
Rasulullah SAW. Yakni setelah surat Al Kautsar, sebelum surat Al Maun.
Surat ini diturunkan dengan mengecam orang-orang yang saling berlomba untuk bermegah-
megahan serta membangga-banggakan harta. Saling berkompetisi dalam gemerlap duniawi.
Mereka lalai dengan nikmat akhirat yang abadi.
Asbabun nuzul lain yang juga dicantumkan Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al Munir, bahwa
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Buraidah. Dia mengatakan, “Ayat ini turun
berkenaan dengan dua kabilah dari kalangan Kaum Anshar. Yakni Bani Haritsah dan Bani
Harits. Mereka saling berbangga dan memperbanyak harta.
Satu kabilah mengatakan, “Adakah di antara kalian orang seperti fulan bin fulan bin fulan?”
Kabilah satunya juga membalas seperti itu. Mereka saling berbangga dengan menyebut
orang-orang yang masih hidup. Kemudian mereka berkata, “Mari ikutlah kami ke kuburan.”
Lantas salah satu dari dua kabilah itu mengatakan, “Adakah di antara kalian orang seperti
fulan bin fulan bin fulan?” Mereka berkata saling menunjuk-nunjuk kuburan tersebut.
Kabilah satunya juga membalas seperti itu. Lalu Allah menurunkan Surat At Takatsur.

Hikmah yang dapat diambil


Hikmah dan pesan yang dapat kita petik dari Surat At Takatsur ini adalah janganlah lengah
dalam persaingan yang tidak sehat, serta tidak menjadi orang-orang yang sombong dan selalu
membanggakan diri dengan terlalu berlebihan. Kesombongan menyebabkan rasa dengki
karena ada rasa tidak suka dengan orang lain yang terlihat lebih dari dirinya sehingga selalu
ada rasa ingin bersaing. Padahal apa yang ada di dunia ini baik harta, kedudukan, kemewahan
sebenarnya adalah fana. Sombong dan bangga yang berlebihan hanya akan membawa
penyesalan. Selalu merasa cukup dan selalu bersyukur dapat menghindarkan diri dari sifat
demikian. Semoga kita semua selalu dihindarkan dari sifat sombong yang berlebihan dan
selalu bersyukur atas segala yang kita punya
Surah An Nasr
Arti Surat An Nasr
1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
2. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,
3. Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.

Asbabun Nuzul
Surat An Nasr adalah surat yang setelah surat At Taubah. Menurut Ibnu Katsir, surat ini
diturunkan di Mina sewaktu Haji Wada’. Namun ada pula yang berpendapat diturunkan
sebelum Fathu Makkah.
Asbabun Nuzul Surat An Nasr ini terkait dengan dua hal. Pertama, ia mengabarkan
kemenangan dan masuk Islamnya orang-orang Arab berbondong-bondong. Kedua, ia
mengisyaratkan telah dekatnya ajal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ibnu Umar
radhiyallahu ‘anhu menjelaskan bahwa surat ini diturunkan pada pertengahan hari-hari
tasyrik. “Maka aku mengetahui bahwa hal ini merupakan al wada’ (perpisahan),” kata Ibnu
Umar.
Mengenai Asbabun Nuzul Surat An Nasr, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menjelaskan bahwa
setelah Allah menurunkan surat ini, Rasulullah memanggil Fatimah radhiyallahu ‘anha.
Fatimah menangis saat Rasulullah mengabarkan bahwa ajalnya telah dekat. Lalu Fatimah
tersenyum karena Rasulullah bersabda:
“Jangan menangis, karena sesungguhnya engkau adalah keluargaku yang paling awal
menyusulku.” (HR. Ad Darimi dan Thabrani; hasan)
Terkait juga dengan asbabun nuzul surat An Nasr, Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu
Abbas bahwa Umar bin Khattab menyertakan beliau dalam majelis para pahlawan perang
Badar. Sebagian pahlawan Badar keberatan Ibnu Abbas dimasukkan dalam majlis itu. Lalu
Umar pun menguji mereka semua. “Apa pendapat kalian mengenai firman Allah idza ja’a
nashrullahi wal fath dalam surat An Nasr?”
“Allah memerintahkan kita untuk bertahmid dan beristighfar kepada-Nya jika Dia menolong
dan memberi kemenangan,” jawab salah seorang dari mereka. Yang lain diam, tidak ada
jawaban berbeda.
“Apakah demikian pendapatmu wahai Ibnu Abbas?”
“Tidak wahai Amirul Mukminin. Idza ja’a nashrullahi wal fath merupakan isyarat ajal
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang Allah beritahukan kepada beliau. Datangnya
kemenangan dan fathu Makkah merupakan tanda ajal beliau.”
“Aku tidak mengetahui tafsir surat An Nasr ini melainkan apa yang kamu katakan,” pungkas
Umar.

Hikmah yang dapat diambil


1. Surat An Nasr diturunkan kepada Rasulullah SAW sebagai berita gembira atas
perjuangan beliau dalam mendakwahkan Islam, yaitu dengan berbagai kemenangan
dalam penaklukan wilayah dan banyaknya yang memeluk Islam serta penaklukan
Mekah dengan cara damai.
2. Turunnya Surat An Nasr merupakan isyarat akan dekatnya kewafatan Rasulullah
SAW, dan telah sempurnanya perjuangan Rasulullah SAW menyampaikan risalah,
sehingga sudah saatnya bagi beliau mempersiapkan diri untuk menghadap Allah
SWT.
3. Allah SWT akan selalu menolong dan memberi kemenangan kepada para hamba-Nya
yang selalu berjuang untuk mendakwahkan Islam dan meninggikan kalimat-kalimat-
Nya.
4. Perintah Allah SWT kepada kita agar berdzikir kepada-Nya dengan memperbanyak
tasbih dan tahmid.
5. Perintah Allah SWT kepada kita agar memperbanyak memohon ampunan (istighfar)
dan bertaubat kepada-Nya, serta mempersiapkan bekal sebaik-baiknya untuk
menghadap Allah SWT. Kita tidak tahu kapan ajal menjemput, berbeda
dengan Rasulullah SAW yang telah diberi isyarat dekatnya ajal beliau.

Anda mungkin juga menyukai