Anda di halaman 1dari 8

InternationalJournalofMycobacteriology 5(2016)249–256

Availableatwww.sciencedirect.com

ScienceDirect

journalhomepage:www.elsevier.com/locate/IJMYCO

Review Article

Epidemiology of multidrug-resistant, extensively drug


resistant, and totally drug resistant tuberculosis in Middle
East countries
(Epidemiologi multidrug-resistant [MDR], extensively drug
resistant [XDR], dan totally drug resistant di Negara-Negara
Timur Tengah

a b c,*
Mohanad M. Ahmed , Ali A. Velayati , Suhad H. Mohammed
a Department of Medical Microbiology, College of Medicine, University of Kerbala, Kerbala, Iraq
b Mycobacteriology Research Centre (MRC), National Research Institute of Tuberculosis and Lung Disease (NRITLD), Shahid Beheshti
University of Medical Sciences, Tehran, Iran
c Department of Clinical Laboratory Analyses, College of Applied Medical Science, University of Kerbala, Kerbala, Iraq

ARTICLE INFO ABSTRAK

Article history: Tahun 2015 berdasarkan kesepakatan dari Millennium Development Goals (MDG) merupakan batas
Received 2 August 2016 waktu untuk mencapai target global tuberculosis . tahun 2016 sampai tahun selanjutnya, tujuan baru di
Received in revised form buat untuk mengakhiri epidemi TB global melalui penerapan kampanye baru yang berjudul 'Strategi
8 August 2016 TB Akhir'. Hambatan utama untuk mengakhiri epidemi TB di beberapa bagian dunia adalah munculnya
Accepted 16 August 2016 dan penyebaran strain Mycobacterium tuberculosis (MTB) yang resistan terhadap obat. Pemahaman
Available online 2 September 2016 akan beban global yang sebenarnya mengenai tuberkulosis yang resistan terhadap obat akan menjadi
masukan yang baik dalam menerapkan Strategi TB Akhir. Dalam artikel ini kami merangkum
pengetahuan terkini tentang pola kasus resistensi obat tuberkulosis di negara-negara Timur Tengah.
Keywords: Negara-negara ini termasuk dalam Eastern Mediterranean Regional Office (EMRO), satu dari enam
MTB kantor regional Organisasi Kesehatan Dunia. Negara-negara Timur Tengah dicirikan oleh lingkungan
MDR geografis dan interaksi penduduk. Namun, mereka berbeda dalam beberapa aspek seperti ekonomi dan
XDR infrastruktur kesehatan. Mengenai ekonomi, negara-negara ini mempunyai tingkatan ststus sosial
TDR mulai dari yang kaya hingga sangat miskin. Prevalensi tuberkulosis dan pola resistensi obat kasus
tuberkulosis juga mengikuti tren variabel dalam negara-negara di wilayah ini. Di hampir semua negara
Timur Tengah, ada laporan kasus TB yang resistan. Terdapat kekurangan dalam infrastruktur dan
fasilitas untuk mendeteksi pola TB resistensi obat. Misalnya, 6 dari 14 negara tidak memiliki kapasitas
di dalam negeri maupun hubungan dengan mitra laboratorium untuk pengujian kerentanan obat lini
kedua dan hanya 4 negara telah terdaftar dalam situs yang melakukan Xpert MTB / RIF.

2016 Asian-African Society for Mycobacteriology. Production and hosting by Elsevier Ltd. This is an open
access article under the CC BY-NC-ND license (http://creativecommons.org/
licenses/by-nc-nd/4.0/).

* Corresponding author at. University of Kerbala, 1125, University Road, Holy Kerbala, Iraq E-mail address:
shm.med.school@gmail.com (S.H. Mohammed).
250 InternationalJournalofMycobacteriology5 (2016)249–256

Contents

The Middle East and its position within World Health Organization regional offices. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 250 TB profile of the Middle
East . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 250 Brief history and definitions of drug resistance in
Mycobacterium tuberculosis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 251 Debate on TDR
TB. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 251 Surveillance of drug resistance in TB in
the Middle East. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 251 Epidemiology of MDR TB in the Middle
East . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 252 Management of MDR TB and treatment outcomes in the Middle
East . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 252 Second-line DST . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 253 Epidemiology of XDR-TB in the Middle East. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . 253 Management of XDR TB patients . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 253 Application of
molecular methods for rapid diagnosis of drug resistance in the Middle East . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 253
Conclusion . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 254 Conflicts of
interest . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 254 References. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 254

The Middle East and its position within World Health Within the United Nations system, the directing and coor-dinating
Organization regional offices authority for public health in Middle East countries is the WHO Eastern
Timur Tengah dan Posisinya Dalam Kantor Regional Mediterranean Regional Office (EMRO), which is one of six regional
World Health Organization offices. EMRO serves additional countries (has 21 member states and
Palestine; West Bank and Gaza Strip; see: www.emro.who.int). Most of
the available data on the burden of MDR TB within EMRO countries are
Timur Tengah adalah istilah yang pertama kali digunakan pada awal abad based on WHO estimates, as no population-based representa-tive surveys
terakhir [1]. Ini memiliki definisi geografis, dengan maksud politik [2]. have been conducted yet in most of the coun-tries. In most of the cases,
Secara geografis, Timur Tengah adalah wilayah yang membentang dari data other than annual WHO reports are obtained from small studies that
sisi barat sub bagian India ke Mediterania Timur dan dari Semenanjung are designed to collect information from cases handled in referral
Arab di Selatan ke Turki di Utara. Ada 16 negara yang membentuk Timur hospitals, which makes these studies unreliable sources of data. In con-
Tengah, yaitu Mesir, Iran, Irak, Turki, Arab Saudi, Yaman, Suriah, Uni
trast, WHO estimates are based on modeling systems, and most of these
Emirat Arab (UEA), Yordania, Palestina, Lebanon, Oman, Kuwait, Qatar,
contain discrepancies between the estimates and detection rates for each
Bah-hujan, dan Israel [3]. Menurut database World Health Organisation
country [12,13].
(WHO), hampir 400 juta orang, sekitar 5% dari populasi dunia, tinggal di
Timur Tengah: Mesir (90 juta), Iran (78 juta), Turki (78 juta), Irak (35
juta) dan Arab Saudi (31 juta) menjadi negara yang paling padat penduduk
[4]. Enam negara berada di Gulf Cooper-ation Council (GCC); Arab
Saudi, Qatar, Bahrain, Kuwait, Oman, dan UAE [5]. Arab Saudi adalah
negara terbesar di antara GCC, diikuti oleh UEA (9,1 juta), Oman (4,2 TB profile of the Middle East
juta), Kuwait (3,8 juta), Qatar (2,2 juta), dan yang terkecil adalah Bahrain Profil TB Timur Tengah
dengan populasi 1,4 juta [4].
Metode yang digunakan untuk memperkirakan kejadian TB di negara-
Berdasarkan sejarah, peradaban dan agama telah dianut di Timur Tengah negara Timur Tengah adalah variabel. Di negara-negara seperti Iran,
dan membentuk kerangka kerja untuk interaksi manusia [6]. Beberapa Suriah, Yordania, dan Palestina, data pemberitahuan kasus digabungkan
interaksi manusia dapat menimbulkan konsekuensi medis, seperti: dengan pendapat ahli tentang kesenjangan deteksi kasus (yang tidak
gelombang migrasi manusia dan pemukiman; antar perkawinan dilaporkan dan yang tidak terdiagnosis). Di Turki, Arab Saudi, Qatar,
antarperadaban; peperangan dan ketidakstabilan politik; serta perdagangan Kuwait, dan Oman, pemberitahuan disesuaikan dengan jumlah standar
dan industri [3,7,8]. Sejak awal 2011, pemberontakan dan perubahan atau ukuran kurang pelaporan dari penelitian sebelumnya/penelitian yang
politik secara dramatis telah melanda Timur Tengah, dengan peristiwa ada (survei dilakukan untuk mengukur tingkat kasus TB terdeteksi yang
besar yang terjadi di Mesir, Suriah, dan beberapa negara Teluk dan tidak dilaporkan, dan untuk memperhitungkan kesenjangan deteksi kasus).
Yaman [2]. Efek dari kejadian ini pada sistem kesehatan perlu ditangani. Di Mesir, Irak, dan Yaman, penelitian capture-recapture baru-baru ini
Tuberkulosis (TB) telah menjadi penyakit yang dikenal di Timur Tengah dilakukan (capture-recapture adalah jenis pemodelan yang dirancang
sejak zaman kuno [9]. Sumber penularan TB eksternal yang konsisten untuk memungkinkan kuantifikasi tingkat under-reporting (tidak
adalah sejumlah besar orang yang bermigrasi ke Timur Tengah karena dilaporkan/kurang pelaporan) diagnosis kasus).
alasan ekonomi atau agama [10]. Banyak dari imigran atau pelancong
yang datang ke Timur Tengah dari negara-negara yang endemik untuk TB Pada tahun 2014, terdapat total 58.252 kasus TB di Timur Tengah, dan
yang resistan terhadap banyak obat (MDR), seperti Asia Tenggara, anak 96% kasus terdeteksi di tujuh negara (Iran, Irak, Turki, Mesir, Suriah,
benua India, Uni Soviet, dan Afrika Timur [11]. Arab Saudi, dan Yaman). Kontributor terbesar untuk masalah TB di
wilayah ini adalah Turki, yang terdiri dari 22% kasus. Terdapat lima
negara yang melaporkan masalah TB <25 / 100.000 penduduk,
dibandingkan hanya satu negara pada tahun 1990 [13], sedangkan dua
negara (Irak dan Yaman) melaporkan masalah > 50 / 100.000.
InternationalJournalofMycobacteriology5 (2016)249–256 251

Di negara-negara GCC pada tahun 2014, jumlah total kasus TB yang Selain itu, akan ada beberapa obat baru yang akan dirilis segera atau di
dilaporkan adalah 3,336 di Arab Saudi, 743 di Kuwait, 465 di Qatar, 358 masa mendatang, namun, belum ada DST yang dapat dikembangkan
di Oman, dan 61 di UEA. Bahrain tidak melaporkan data apa pun kepada untuk menguji kerentanan mereka [30]. TDR TB strain yang dilaporkan
WHO pada tahun 2014. Perkiraan insiden dan prevalensi tertinggi terjadi tidak dapat diabaikan karena tidak hanya resisten terhadap semua obat
di Qatar (29 dan 37 per 100.000 penduduk, masing-masing) sedangkan anti-TB yang tersedia, tetapi juga berbeda secara morfologi. Pada
yang terendah di UAE (1,6 dan 2,7 per 100.000 populasi pada negara mikroskop elektron, strain tersebut menunjukkan bentuk morfologi yang
masing-masing). berbeda [33,34]. Dinding sel dari strain TB TDR lebih tebal daripada
strain MDR TB dengan penampakan struktur mirip pilus [35-37].
Kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut untuk secara tepat mendefinisikan
strain TB TDR mungkin akan sangat jelas. Namun, dibandingkan dengan
Brief history and definitions of drug resistance in
jumlah data yang ada untuk mendefinisikan TB XDR, mungkin harus
Mycobacterium tuberculosis
Sejarah singkat dan definisi resistensi obat di Mycobacterium tuberculosis dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menegaskan apakah definisi TDR
TB ditolak atau diterima. Sebaliknya, TDR TB dapat mewakili masalah
Resistensi terhadap antimikroba merupakan bagian dari fenomena klinis di negara-negara Timur Tengah. Mengingat terbatasnya
alam,meskipun demikian resistensi terhadap obat TB terjadi akibat ketersediaan obat di wilayah geografis tertentu dan tidak adanya
perbuatan manusia, umumnya dapat disebabkan oleh seleksi buatan dari laboratorium yang mampu menguji kerentanan terhadap obat anti-TB
mutasi spontant resistensi obat akibat tidak adekuat atau penggunaan yang tambahan, akan lebih mudah untuk menggunakan istilah TDR di wilayah
tidak kompit dalam pengobatan. Perkembangan resistansi terhadap obat geografis terbatas di mana strain tersebut dideteksi sebagai istilah dalam
anti-TB dideteksi segera setelah mulai dikenalkan penggunaan mencerminkan pilihan terapi yang sebenarnya.
streptomisin pada tahun 1947 [18,19]. Selama 40 tahun terakhir, telah
terjadi kemunculan dan peningkatan pengenalan` dari beberapa pola
resistensi obat pada strain TB [15-17]. Saat ini, berdasarkan konsensus
terdapat dua pola resistensi obat yang penting: TB MDR dan extensively
drug-resistant (XDR) TB [15-17]. MDR TB didefinisikan sebagai
resistansi terhadap setidaknya isoniazid dan rifampicin; dua obat anti-TB
lini pertama yang paling efektif dan kurang toksik [20-22]. TB XDR
Surveillance of drug resistance in TB in the Middle East
didefinisikan sebagai MDR TB yang juga memiliki resistensi terhadap
Pengawasan resistensi obat di TB di Timur Tengah
setidaknya fluoroquinolone dan satu obat suntik lini kedua (amikacin,
kanamisin, dan / atau kapreomisin); dua golongan obat anti-TB lini kedua
Pendekatan yang paling efektif untuk memantau kecenderungan resistansi
paling ampuh [23-26]. Definisi pola resistensi obat didasarkan pada data
obat pada kasus TB yang baru dan sebelumnya diobati adalah dengan
klinis, epidemiologi, dan laboratorium. Data ini divalidasi oleh beberapa
menerapkan pengawasan berkelanjutan untuk TB MDR, melalui DST
laboratorium yang telah diakui. Misalnya, definisi TB XDR dipilih
pasien TB rutin dan pengumpulan serta analisis data secara sistematis
berdasarkan data dari 14 Laboratorium Referensi TB Supranasional
[15]. Memang, tingkat MDR / XDR TB secara global ditemukan jauh
termasuk uji kerentanan obat (DST) hasil dari 18.225 pasien yang
lebih tinggi dari yang diharapkan sebelumnya [38]. Namun, kesadaran
dikumpulkan dari 48 negara pada tahun 2000–2004 [27].
global tentang risiko penyebaran pola resistensi obat sangatlah terlambat
[39]. Secara internasional, banyak negara telah membentuk sistem
Seiring waktu, pola resistensi obat anti-TB yang lebih baru telah
surveilans berkualitas tinggi untuk melacak resistensi obat di TB. Oleh
berkembang dan menyebar. Selama 10 tahun terakhir, beberapa penelitian
karena terbatas sumber daya seperti kurangnya kapasitas atau sumber
yang dipublikasikan melaporkan amunculnya strain yang terbukti resisten
daya laboratorium, DST rutin tidak dapat diakses oleh semua pasien TB.
terhadap semua obat anti-TB yang ada [23-28]. Strain ini dihipotesiskan
Hal ini membuat pengawasan terus menerus untuk TB MDR melalui
menjadi TB XDR, dengan resistansi terhadap obat TB lini kedua
pasien DST TB menjadi tidak praktis. Pendekatan alternatif yang
tambahan [23-26]. Definisi dari pola resistensi obat TB di luar XDR
direkomendasikan untuk pengawasan berkelanjutan untuk TB MDR,
adalah kontroversi dan menjadi` perdebatan besar. Pada 2007, akronim
melalui DST pasien TB rutin adalah dengan melakukan survei setiap 5
baru (TB XXDR = extremely drug-resistant TB) disarankan untuk
tahun untuk menyelidiki beban resistensi obat. Di negara-negara Timur
menunjuk pola resistensi di dua isolat yang diambil dari kasus di Italia
Tengah, pada tahun 2014, survei resistansi obat pertama diselesaikan di
[23]. Kedua kasus ‘‘ XXDR-TB ”itu terbukti tidak dapat menggunakan
Irak dan survei ulang dilakukan di Iran [12]. Di negara-negara Timur
semua obat lini pertama dan kedua. Dua tahun kemudian, laporan dari
Tengah, DST rutin tidak dapat diakses oleh semua pasien. Di Qatar,
Iran diterbitkan menggambarkan karakterisasi strain yang resisten
Oman, dan Kuwait, beban TB rendah, dan karenanya, semua kasus (baru
terhadap semua obat anti-TB yang dikenal [24]. Para penulis
dan pengobatan kembali retreatment) diuji untuk TB MDR. Sebaliknya,
mengusulkan akronim TB yang benar-benar resistan terhadap obat (TDR)
di negara-negara lain, proporsi kasus yang diuji berkisar antara 1% hingga
untuk menunjukkan pola resistensi ini. Pada tahun 2012, sebuah laporan
84% dalam kasus baru dan dari 15% hingga 60% dalam kelompok pasien
dari India menggambarkan isolasi TDR TB dari pasien India [25]. Namun
pengobatan kembali retreatment. Beberapa negara seperti Palestina tidak
demikian, ada perdebatan berkelanjutan tentang pemilihan kriteria untuk
menguji kasus apa pun [12]. Oleh karena itu, di banyak negara Timur
menetapkan tingkat resistansi obat TB di luar TB XDR [29].
Tengah, sejumlah besar kasus TB yang dilaporkan tidak diuji untuk TB
MDR, dan dengan demikian, angka-angka yang tidak diketahui dari kasus
Debate on TDR TB TB MDR terlewatkan. Ini mungkin merupakan kontribusi sehingga
Debat tentang TDR TB kurangnya pelaporan TB MDR di negara-negara Timur Tengah

Pihak berwenang termasuk WHO, ragu untuk memberikan definisi untuk


resistansi di luar TB XDR [30-32]. Alasannya meliputi masalah seputar
keandalan metode DST saat ini; dampak negatif yang diharapkan dari kata
'total' (total resiten terhadap semua obat) pada pasien, kontak, dan
pengasuh; dan kecukupan bukti dan studi yang tersedia [31].
252 InternationalJournalofMycobacteriology5 (2016)249–256

Epidemiology of MDR TB in the Middle East Tingkat prevalensi TB MDR secara keseluruhan tercatat sebesar 4,0% di
Epidemiologi TB MDR di Timur Tengah seluruh wilayah GCC [48]. Di Kuwait, Mokaddas dkk. [49] pada tahun
2008 menganalisis kejadian dan kecenderungan resistensi obat di antara
Secara global, diperkirakan 3,3% kasus TB baru dan 20% dari kasus yang semua strain M. tuberculosis yang terkait di Kuwait selama periode 10
diobati sebelumnya merupakan TB MDR; perningkatan sedikit berubah tahun, dari tahun 1996 hingga 2005. Tingkat resistensi MDR adalah 0,9%,
dalam beberapa tahun terakhir [12]. Demikian pula, di negara-negara dan tingkatnya hampir stabil selama periode 10 tahun. Mirip dengan
EMRO, proporsi kasus TB MDR menyumbang 3,2% kasus TB baru dan Negara-negara Teluk lainnya, sebagian besar kasus TB diidentifikasi pada
18% kasus dengan pengobatan sebelumnya pada tahun 2014. Sedikitnya ekspatriat (pendatang di negara tersebut). Di Arab Saudi, survei nasional
kasus TB MDR tetap menjadi tantangan serius untuk pengendalian TB pertama untuk kasus TB MDR [50] membandingkan antara data perkiraan
[40]. Kuragnya deteksi menyebabkan proporsi kasus yang rendah saat WHO, berdasarkan pekerjaan pemodelan, dan survei nasional. Laporan
pengujian untuk TB MDR [15,40]. Pada tahun 2014, hanya 4,6% dari WHO tahun 2011 menunjukkan bahwa masing-masing 1,2% (0,7-1,6%)
kasus baru dan 52% dari dengan pengobatan sebelumnya diuji untuk TB dan 9,0% (5,6–12,4%) dari kasus yang baru dan sebelumnya telah
MDR. mendapat pengobatan adalah TB MDR [51]. Namun, survei nasional
menunjukkan TB MDR masing-masing pada 1,8% dan 15,9% kasus TB
Di Turki, beberapa penelitian berbasis populasi dan rumah sakit yang baru dan telah mendapat pengobatan . Survei ini mengkonfirmasikan
menunjukkan bahwa proporsi kasus TB yang resistan terhadap obat lebih bahwa proporsi TB MDR di Arab Saudi rendah, meskipun angka tersebut
tinggi daripada rata-rata global [41-46]. Misalnya, dalam sebuah sedikit lebih tinggi daripada perkiraan WHO. Dalam survei ini, prediktor
penelitian menggunakan 397 M. tuberculosis isolat klinis yang independen terkuat TB MDR adalah riwayat pengobatan TB aktif, lahir di
dikumpulkan dari Malatya, Turki, pada periode 2000-2007, ketahanan luar negeri, memiliki TB paru, dan tinggal di bagian barat negara tersebut.
terhadap obat anti-TB ditemukan pada 29% (114 dari 397) dari isolat Menurut survei ini, tampaknya resistansi obat bukan masalah utama di
penelitian. , sementara tingkat MDR adalah sekitar 4,5% (18 dari 397). Arab Saudi, di mana proporsi TB MDR di antara kasus-kasus yang baru
Laporan 2012 tentang memerangi tuberkulosis di Turki [47] menyajikan didiagnosis adalah yang paling rendah dilaporkan secara global dan di
data tentang tingkat kasus TB MDR pada tahun 2005, 2009, 2011, dan EMR WHO. Memang, MDR TB tidak terdistribusi secara merata di
2012. Pada tahun 2005, jumlah pasien TB MDR yang dilaporkan di antara seluruh Arab Saudi tetapi lebih terkonsentrasi di provinsi-provinsi barat
kasus yang baru didiagnosis, adalah 101 (3,1% ); tingkat TB MDR dalam dan dalam populasi besar merupakan pekerja imigran.
kasus retensi adalah 17,7% (90 pasien); dan tingkat TB MDR dalam
semua kasus adalah 5,1% (191 pasien). Pada tahun 2009, dilaporkan
bahwa jumlah pasien TB MDR adalah 99 (2,7%) di antara kasus yang
baru didiagnosis, dan 123 (20,5%) dalam kasus retensi, dan total jumlah
kasus TB MDR adalah 222 (5,1% ) [47]. Tingkat kasus TB MDR baru
adalah 2,7% (116 orang); pasien dengan pengobatan sebelumnya adalah
24,3% (146 orang); dan semua kasus TB MDR adalah 5,4% (262 orang)
pada tahun 2011. Pada tahun 2012, tingkat kasus TB MDR baru adalah Management of MDR TB and treatment outcomes in the
3,2%; bahwa pasien dengan pengobatan sebelumnya adalah 21,8% (140 Middle East
orang); dan semua kasus adalah 5,4% (291 orang). Menurut laporan WHO Manajemen TB MDR dan hasil pengobatan di Timur
tahun 2014, persentase perkiraan TB MDR dalam kasus baru adalah 2,5% Tengah
(2,1-3%) dan dalam kelompok retreatment pasien dengan pengobatan
ulang , itu adalah 18% (15-21%). Perkiraan jumlah kasus TB MDR di
Kelompok Kerja WHO, DOTS-Plus untuk MDR TB didirikan pada tahun
antara kasus TB pulmonary adalah 190 (160-230) dan di antara kasus-
1999 untuk memimpin upaya global untuk mengendalikan penyakit.
kasus baru dan 170 (140-200) di antara kasus-kasus retreatment pasien
DOTS-Plus adalah strategi manajemen kasus di bawah naungan Kursus
dengan pengobatan ulang . Namun, jumlah laboratorium yang
Singkat Perawatan Teramati Langsung (DOTS untuk mengelola MDR TB
mengkonfirmaii kasus TB MDR adalah 349 kasus, dan 257 pasien dengan
yang mencakup dua elemen: pertama adalah pengobatan pasien TB MDR
pengobatan TB MDR.
menggunakan obat lini kedua; dan kedua adalah langkah-langkah untuk
mengendalikan infeksi). Implementasi DOTS-Plus yang efektif
Laporan WHO tahun 2015, termasuk data tentang kasus TB MDR di Iran. membutuhkan DOTS yang telah dilaksanakan secara efisien [52] .Tujuan
Persentase perkiraan TB MDR dalam kasus-kasus baru adalah 0,8% (0,3- utama untuk strategi DOTS-Plus adalah untuk mengurangi morbiditas dan
1,4%) dan dalam kelompok retreatment pasien dengan pengobatan ulang mortalitas dari TB MDR, serta untuk memotong rantai penularan [53].
12% (6,2-19%). Perkiraan jumlah kasus TB MDR di antara kasus TB paru Sehingga strategi DOTS-Plus dilaksanakan secara efektif, Kelompok
yang diberitahukan adalah 55 (21-96) kasus-kasus baru, dan 76 (38-110) Kerja WHO DOTS-Plus membentuk Komite Cahaya Hijau Green Light
kasus-kasus retreatment pasien dengan pengobatan ulang. Namun, ada 48 Committee (GLC) pada bulan Juni 2000 sebagi '' Models of Good Practice
kasus TB yang dikonfirmasi dan 53 pasien yang memulai pengobatan TB '' untuk pasien TB MDR. Komite ini memastikan standart sebelum
MDR. Di negara-negara GCC, perkiraan prevalensi kasus TB MDR, bertemu dengan para penyelenggara DOTS-Plus dimana pun dan juga
kasus TB baru berkisar dari 1,7% di UAE hingga 6,3% di Bahrain, menyediakan dukungan teknis untuk menerapkan protokol DOTS-Plus.
sedangkan perkiraan prevalensi di antara kasus yang telah melakukan Salah satu fungsi utama komite ini adalah berkolaborasi dengan produsen
pengobatan berkisar dari 0% di Kuwait dan Oman hingga 16% di Arab obat lini kedua untuk mempertahankan nsuplai berkelanjutan sehingga
Saudi [ 12]. Studi tentang Areeshi et al. pada tahun 2014 membahas obat-obatan terjamin kualitasnya dengan harga terjangkau [54]. Negara-
prevalensi resistensi obat dalam isolasi klinis M. tuberculosis dari negara- negara yang memenuhi persyaratan kerangka kerja, dengan fondasi DOTS
negara GCC berdasarkan tinjauan dan analisis laporan yang diterbitkan yang kuat dan rencana yang kuat untuk mengelola TB yang resistan
antara Januari 2002 dan Maret 2013. Penelitian ini mendapatkan 11.393 terhadap obat, dapat memperoleh manfaat dari obat lini kedua yang
isolat M. tuberculosis dari negara-negara GCC. Tingkat prevalensi terjamin kualitasnya dengan harga yang lebih rendah. GLC juga
tertinggi TB MDR ditemukan di UAE (9,2%), diikuti oleh Kuwait (5,9%) menawarkan bantuan teknis dalam implementasi program pengendalian
dan Arab Saudi (4,3%). TB yang resistan dan memonitor pelaksanaan.
InternationalJournalofMycobacteriology5 (2016)249–256 253

Pada tahun 2015, 10 negara di Timur Tengah melaporkan hasil Di Timur Tengah, beberapa negara telah mendokumentasikan keberadaan
dari total 522 kasus TB MDR yang diberitahukan mulai pengobatan pada kasus TB XDR. Di Turki, sembilan kasus XDR TB dilaporkan pada
tahun 2012. Dengan studi kohort dalam skala negara didapatkan kisaran periode 2010-2012. Tiga dari pasien ini lahir di Turki, sementara tiga
antara 2 hingga 291 kasus. Enam negara melaporkan hasil untuk> 10 lainnya lahir di luar Turki [47]. Di dalam GCC, hanya Oman dilaporkan
kasus TB MDR per negara. Tingkat keberhasilan pengobatan berada di terdapat data tentang TB XDR; Oman melaporkan empat kasus TB XDR
kisaran dari 20% di Arab Saudi hingga 66% di Turki. Jumlah kasus yang yang telah mendapatkan pengobatan lini kedua pada tahun 2012, dan pada
dilaporkan dalam kelompok tahunan terus meningkat. Kecuali untuk tahun 2014, hanya dua yang menunjukkan keberhasilan pengobatan. Di
Saudi Arabia, proporsi kegagalan, kelalaian, dan kematian sebanding Iran, kasus XDR juga dilaporkan [55,59,60]. Penelitian yang dilakukan
dengan tingkat keberhasilan pengobatan rata-rata yang dicapai dalam oleh Masjedi dkk. [59] mewakili 2 tahun surveilans di pusat kesehatan
proyek GLC dan dengan penelitian lain yang dilaporkan [12]. tersier untuk menentukan keberadaan dan transmisi TB XDR di antara
Dalam sebuah penelitian retrospektif di Iran, semua pasien TB pasien dengan MDR TB di Iran. Dalam penelitian itu, pengujian
MDR dirawat di rumah sakit tersier di Teheran, Iran, selama 2004-2007. kerentanan terhadap obat lini pertama untuk 1284 M. tuberculosis isolat
Lima puluh satu pasien dilibatkan, 12 dengan kriteria TB XDR. mengungkapkan adanya 113 kasus TB MDR. Uji kerentanan strain TB
Keberhasilan hasil adalah 81,2% pada pasien dengan TB MDR dan MDR untuk obat lini kedua menunjukkan adanya 12 (10,9%) kasus TB
keberhasilan hasil sebesar 41,6% pada pasien dengan TB XDR. XDR. Mereka melakukan penyelidikan genotip untuk mengetahui
Studi kohort oleh Gadallah et al. [56] pada tahun 2015 tentang keterkaitan genetik di antara isolat TB XDR dan menemukan bahwa
TB pertama pengobatan nasional Mesir dari 2006 hingga 2010. Dimana semuanya berasal dari salah satu dari dua kelompok epidemiologi: baik
dalam kohort ini, jumlah kasus TB MDR yang dikonfirmasi oleh kelompok keluarga tunggal (4 kasus) atau sekelompok kontak dekat (8
laboratorium adalah 228; di mana, 225 adalah kasus paru-paru. Sebanyak kasus). Dalam salah satu dari dua kelompok, pasien indeks memperoleh
158 (119 sembuh dan 39 pengobatan tuntas) pasien mencapai hasil yang strain XDR TB dari individu yang terinfeksi oleh strain TB MDR dan
sukses (69,3%), 16 (7,1%) pengobatan gagal, 27 (11,8%) hilang untuk ditransmisikan oleh kontak individu [59].
ditindaklanjuti (tidak follow-up lanjutan), dan 27 (11,8%) meninggal.
Prediktor ketidak-berhasilan adalah keterlambatan dalam konversi kultur
sputum menjadi P2 bulan, lesi paru sedang atau luas, dan riwayat diabetes
[56].

Management of XDR TB patients


Manajemen pasien TB XDR
Second-line DST
DST lini kedua Pengobatan pasien TB XDR bermasalah dan sering membutuhkan
setidaknya 18-24 bulan dari empat hingga enam obat anti-TB lini kedua.
Karena proporsi kasus TB XDR yang meningkat terdeteksi secara global, Secara global, total 49 negara dan wilayah dilaporkan mengobati orang
pasien dengan TB MDR memerlukan DST untuk obat lini kedua untuk dengan TB XDR, dan 41 negara melaporkan hasil untuk kohor dari 2012.
memperbaiki dan mengoptimalkan rejimen pengobatan mereka. Memang, Pada kohor tersebut, ada 2.685 pasien TB XDR. Sebanyak 682 (26%)
salah satu target yang termasuk dalam Global Plan to Stop TB 2011– telah menyelesaikan pengobatan dengan berhasil; 809 (30%) meninggal;
2015 adalah bahwa pada tahun 2015, semua pasien dengan TB MDR akan pengobatan gagal untuk 510 (19%); dan 684 (25%) mangkir atau hasil
diuji untuk XDR TB [14]. Namun, target ini tampaknya jauh dari yang pengobatan mereka tidak dievaluasi [12]. Tingkat keberhasilan global
dicapai di sebagian besar negara-negara Timur Tengah karena kurangnya yang rendah dalam mengobati XDR TB menunjukkan kebutuhan yang
kapasitas untuk melakukan DST lini kedua. Iran, Mesir, Oman, Turkey, mendesak akan regimen yang lebih efektif. Di negara EMRO, ada 43
dan UEA telah membangun kapasitas dalam negeri untuk DST lini kedua, kasus XDR TB yang dimulai pada pengobatan lini kedua pada tahun
sedangkan Irak, Qatar, Lebanon, dan Palestina bergantung pada 2012, yang menunjukkan tingkat keberhasilan pengobatan sebesar 33%.
laboratorium mitra di luar negeri (termasuk WHO Laboratorium Referensi
Supranasional) untuk pengujian. Namun, Kuwait, Jor-dan, Arab Saudi,
Suriah, dan Yaman dengan kasus TB MDR yang dilaporkan Di negara-negara Timur Tengah, hanya tiga negara yang melaporkan hasil
mengindikasikan bahwa mereka tidak memiliki kapasitas dalam negara pengobatan kasus TB XDR: Turki, Iran, dan Oman. Pada 2015, Turki dan
atau hubungan dengan laboratorium mitra untuk DST lini kedua [12] Oman melaporkan hasil pengobatan delapan kasus TB XDR yang
memulai pengobatan pada tahun 2012. Di Turki, kohort termasuk enam
kasus, dan empat dari mereka menyelesaikan pengobatan dengan berhasil.
Di Oman, kohor terdiri dari dua kasus, dan satu berhasil diobati [12].
Epidemiology of XDR-TB in the Middle East Tingkat keberhasilan pengobatan ini lebih tinggi dari tingkat global. Di
Iran, laporan Tabarsi et al. [55] mendiskusikan hasil pengobatan MDR
Epidemiologi TB-XDR di Timur Tengah
non-XDR TB (39 pasien) dan XDR TB (12 pasien) dari 2004 hingga
2007. Tingkat keberhasilan pengobatan adalah 87,2% dalam kasus TB
Deskripsi awal kasus TB XDR pada tahun 2006 oleh Pusat MDR non-XDR, sedangkan itu turun menjadi 41,7 % dalam kasus TB
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS [57]. Wabah nosokomial XDR.
serius TB XDR diidentifikasi pada 2005 di Church of Scotland Hospital di
Kwazulu-Nata, Tugela Ferry, Afrika Selatan. Strain penyebab untuk
Application of molecular methods for rapid diagnosis of
wabah ini dengan cepat berakibat fatal dengan tingkat kematian 98% [58]. drug resistance in the Middle East
Hingga akhir 2014, 105 negara telah melaporkan kasus TB XDR. Penerapan metode molekuler untuk diagnosis cepat
Persentase rata-rata kasus TB XDR di antara kasus TB MDR adalah 9,7%. resistensi obat di Timur Tengah
Sebanyak 49 negara dan wilayah dilaporkan melakukan pengobatan pada Jelas, terdapat pelaporan yang kurang pada TB MDR / XDR di negara-
orang dengan TB XDR [12]. negara Timur Tengah. Salah satu alasannya adalah terbatasnya kapasitas
infrastruktur untuk menyediakan cakupan layanan DST yang luas.
254 InternationalJournalofMycobacteriology5 (2016)249–256

Penggunaan metode dan teknologi molekuler merupakan alternatif [2] M. Cammett, I. Diwan, A. Richards, et al, A Political Economy of the
potensial untuk DST konvensional, terutama pada tingkat yang lebih Middle East, Westview Press, 2015. Boulder, Colorado, USA.
rendah dari sistem kesehatan. Selama 20 tahun terakhir, beberapa metode
dan teknologi molekuler dievaluasi untuk identifikasi cepat kasus TB [3] W.L. Cleveland, M. Bunton, A History Of The Modern Middle East,
Westview Press, 2016. Boulder, Colorado, USA.
MDR / XDR di Timur Tengah [61–67]. Terdapat Dua tes molekuler cepat
[4] World Health Organization. Tuberculosis country profiles. Available
yang didukung oleh WHO untuk diagnosis TB dengan resistansi obat: tes
from: <http://www.who.int/tb/country/data/ profiles/en/>, 2016
line-probe dan Xpert MTB / RIF. Saat ini, uji reaksi berantai polymerase
(accessed 10.06.2016).
real-time untuk resistansi rifampisin, tes Xpert MTB / RIF (Cepheid,
[5] S. Hamdan, A Call for Private Investment in Gulf Health Care, New York
Sunnyvale, CA, USA), adalah satu-satunya teknologi yang otomatis Times, 2012. New York (NY), USA.
terkini yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi secara simultan dari [6] W.B. Fisher, The Middle East (Routledge Revivals): A Physical, Social
TB resistansi terhadap rifampicin [14]. Utilitas kedua teknologi and Regional Geography, Routledge, 2013. Abingdon-on-Thames, UK.
dilaporkan dalam beberapa studi lapangan dan eksperimental [68]. Pada
2010, WHO merekomendasikan penggunaan Xpert MTB / RIF untuk [7] B.D. Gushulak, D.W. MacPherson, The basic principles of migration
diagnosis awal pasien yang diduga memiliki TB MDR atau TB terkait health: population mobility and gaps in disease prevalence, Emerg.
HIV (rekomendasi kuat) [51]. Setelah didukung dan direkomendasikan Themes. Epidemiol. 3 (2006) 1.
oleh WHO, penggunaan Xpert MTB / RIF telah dengan cepat diperluas di [8] R. Hasan, Drug resistant tuberculosis: challenges of
banyak negara. Pada akhir Desember 2014, data WHO menunjukkan urbanization, Int. J. Mycobacteriol. 3 (2014) 79–81.
bahwa total 3763 perangkat Xpert telah diperkenalkan ke layanan publik [9] I. Hershkovitz, H.D. Donoghue, D.E. Minnikin, et al, Detection and
di 116 dari 145 negara dengan harga yang terjangkau [12]. Studi lapangan molecular characterization of 9000-year-old Mycobacterium tuberculosis
from a Neolithic settlement in the Eastern Mediterranean, PLoS One 3
telah mendokumentasikan dampak positif dari ekspansi Xpert dalam
(2008) e3426.
meningkatkan penemuan kasus dan deteksi resistensi obat [69].
[10] F.I. Al Hosani, G.A. Yahia, Prevalence of pulmonary tuberculosis among
expatriates subjected to medical visa screening in Abu Dhabi, United
Meskipun rekomendasi WHO untuk penggunaan teknologi Xpert MTB / Arab Emirates, J. Epidemiol. Global Health. 3 (2013) 23–30.
RIF dan penggunaannya yang diperluas, sejumlah negara di Timur
Tengah yang telah membeli teknologi ini. Turkey dan Irak memiliki [11] M. Al-Zarouni, N. Dash, M. Al Ali, et al, Tuberculosis and MDR-TB in
jumlah situs terdaftar pengoperasian Xpert MTB / RIF tertinggi (24 situ the northern emirates of United Arab Emirates: a 5-year study, Southeast
XPert MTB dan 11 situs RIF). Iran memiliki tiga situs dan Yordania Asian, J. Trop. Med. Public Health 41 (2010) 163–168.
memiliki satu situs. Negara-negara Timur Tengah lainnya belum memiliki
situs terdaftar terhadap teknologi ini. Anehnya, tidak satu pun dari negara- [12] World Health Organization, Global Tuberculosis Report 2015, WHO,
negara GCC telah melaporkan atau mendaftarkan situs untuk melakukan Geneva, 2015.
Xpert MTB / RIF. Sementara beberapa negara tidak dapat menggunakan [13] World Health Organization, Global Tuberculosis Report 2010, WHO,
Xpert MTB / RIF, karena krisis ekonomi, seperti di Yaman dan Suriah, Geneva, 2010.
namun beberapa negara dengan industri yang kaya tidak menggunakan [14] World Health Organization, Global Tuberculosis Report, 2013, Geneva,
2013.
teknologi tidak jelas mengapa.
[15] World Health Organization, Towards Universal Access to Diagnosis
.
and Treatment of Multidrug-Resistant and Extensively Drug-Resistant
Tuberculosis by 2015: WHO Progress Report 2011, WHO, Geneva,
2011.
[16] G.B. Migliori, G. Sotgiu, L. D’Ambrosio, et al, TB and MDR/ XDR-TB
Kesimpulan in European Union and European Economic area countries: managed or
mismanaged?, Eur Respir. J. 39 (2012) 619–625.
Kurangnya pelaporan kasus TB MDR / XDR di Timur Tengah. Rendah
[17] N.R. Gandhi, P. Nunn, K. Dheda, et al, Multidrug-resistant and
Cakupan DST di banyak negara Timur Tengah adalah salah satu kendala
extensively drug-resistant tuberculosis: a threat to global control of
utama yang membatasi deteksi TB MDR di antara orang yang didiagnosis tuberculosis, Lancet 375 (2010) 1830–1843.
dengan TB. Hanya sebagian kecil dari kasus TB baru (dikonfirmasi [18] J. Crofton, The chemotherapy of tuberculosis. With special reference to
secara bakteriologis) dan kelompok kasus yang telah mendapatkan patients whose bacilli are resistant to the standard drugs, Br. Med. Bull.
pengobatan TB, yang diuji untuk TB MDR. Hal ini menunjukkan bahwa 16 (1960) 55–60.
akses ke layanan laboratorium TB di negara-negara Timur Tengah rendah [19] J. Crofton, Drug treatment of tuberculosis. II. Treatment of patients
with tubercle bacilli resistant to standard chemotherapy, BMJ 2 (1960)
dan di bawah target yang dibayangkan oleh perencanaan WHO. Untuk
449–451.
memperluas cakupan DST diagnostik merupakan salah satu syarat untuk
[20] A. Skrahina, H. Hurevich, A. Zalutskaya, et al, Alarming levels of drug-
meningkatkan deteksi MDR dan XDR TB. resistant tuberculosis in Belarus: results of a survey in Minsk, Eur. Respir.
J. 39 (2012) 1425–1431.
Conflicts of interest [21] E.W. Orenstein, S. Basu, N.S. Shah, et al, Treatment outcomes among
patients with multidrug-resistant tuberculosis: systematic review and
meta-analysis, Lancet Infect. Dis. 9 (2009) 153–161.
None.
[22] J.C. Johnston, N.C. Shahidi, M. Sadatsafavi, et al, Treatment outcomes
of multidrug-resistant tuberculosis: a systematic review and meta-
REFERENCES analysis, PLoS One 4 (2009) e6914.
[23] G.B. Migliori, G. De Iaco, G. Besozzi, et al, First tuberculosis cases in
Italy resistant to all tested drugs, Euro. Surveill. 12 (2007). E070517 1.

[1] M.A. Beg, The Middle East in the Twentieth Century—


[24] A.A. Velayati, M.R. Masjedi, P. Farnia, et al, Emergence of new forms of
Chronology of Events, Cambridge University Press, Cambridge, totally drug-resistant tuberculosis bacilli: super
2006.
InternationalJournalofMycobacteriology5 (2016)249–256 255

extensively drug-resistant tuberculosis or totally drug-resistant tuberculosis isolates from patients in a population with high tuberculosis
strains in Iran, Chest 136 (2009) 420–425. incidence in Turkey, Microb. Drug Resist. 9 (2003) 361–366.
[25] Z.F. Udwadia, R.A. Amale, K.K. Ajbani, et al, Totally drug-resistant
tuberculosis in India, Clin. Infect. Dis. 54 (2012) 579– 581. [45] T. Karagoz, P. Pazarli, O.Y. Mocin, et al, Evaluation of drug resistance in
pulmonary tuberculosis patients at Sureyyapasa Chest Diseases Hospital,
[26] N.S. Shah, A. Wright, G.H. Bai, et al, Worldwide emergence of Istanbul, Turkey, Int. J. Tuberc. Lung Dis. 12 (2008) 631–635.
extensively drug-resistant tuberculosis, Emerg. Infect. Dis. 13 (2007)
380–387. [46] M. Agarwal, S. Gunal, R. Durmaz, et al, Integration of Mycobacterium
[27] N. Shah, A. Wright, F. Drobniewski, et al, Extreme drug resistance tuberculosis drug susceptibility testing and genotyping with
in tuberculosis (‘‘XDR-TB”): global survey of supranational epidemiological data analysis to gain insight into the epidemiology of
reference laboratories for Mycobacterium tuberculosis with drug-resistant tuberculosis in Malatya, Turkey, J. Clin. Microbiol. 48
resistance to second-line drugs, Int. J. Tuberc. Lung Dis. 9 (Suppl. (2010) 3301–3305.
1) (2005) S77. [47] TC. Ministry of Health DoT, Ankara. The 2012 report of fighting
[28] Z. Udwadia, D. Vendoti, Totally drug-resistant tuberculosis (TDR-TB) tuberculosis in Turkey. 2013.
in India: every dark cloud has a silver lining, J. Epidemiol. Commun. [48] M.Y. Areeshi, S.C. Bisht, R.K. Mandal, et al, Prevalence of drug
Health 67 (2013) 471–472. resistance in clinical isolates of tuberculosis from GCC: a literature
[29] World Health Organization, Policy Guidance on Drug-Susceptibility review from January 2002 to March 2013, J. Infect. Dev. Ctries. 8 (2014)
Testing (DST) of Second-Line Antituberculosis Drugs, WHO, Geneva, (2002) 1137–1147.
2008. [49] E. Mokaddas, S. Ahmad, I. Samir, Secular trends in susceptibility
[30] G.B. Migliori, G. Sotgiu, N.R. Gandhi, et al, Drug resistance beyond patterns of Mycobacterium tuberculosis isolates in Kuwait, 1996–2005,
extensively drug-resistant tuberculosis: individual patient data meta- Int. J. Tuberc. Lung Dis. 12 (2008) 319– 325.
analysis, Eur. Respir. J. 42 (2013) 169–179.
[31] P. Cegielski, P. Nunn, E.V. Kurbatova, et al, Challenges and [50] S. Al-Hajoj, B. Varghese, M.M. Shoukri, et al, Epidemiology of
controversies in defining totally drug-resistant tuberculosis, Emerg. antituberculosis drug resistance in Saudi Arabia: findings of the first
Infect. Dis. 18 (2012) e2. national survey, Antimicrob. Agents Chemother. 57 (2013) 2161–2166.
[32] A.A. Velayati, P. Farnia, M.R. Masjedi, Totally drug-resistant
tuberculosis (TDR-TB): a debate on global health communities, Int. J. [51] World Health Organization, Global Tuberculosis Report 2011, WHO,
Mycobacteriol. 2 (2013) 71–72. Geneva, 2011.
[33] A.A. Velayati, P. Farnia, M.A. Merza, et al, New insight into [52] M.A. Espinal, C. Dye, Can DOTS control multidrug-resistant
extremely drug-resistant tuberculosis: using atomic force microscopy, tuberculosis?, Lancet 365 (2005) 1206–1209
Eur. Respir. J. 36 (2010) 1490–1493. [53] World Health Organization, Anti-Tuberculosis Drug Resistance in the
[34] P. Farnia, R.M. Mohammad, M.A. Merza, et al, Growth and cell-division World: Third Global Report, WHO, Geneva, 2004.
in extensive (XDR) and extremely drug resistant (XXDR) tuberculosis
strains: transmission and atomic force observation, Int. J. Clin. Exp. Med. [54] A. Pablos-Me´ndez, D.K. Gowda, T.R. Frieden, Controlling
3 (2010) 308–314. multidrug-resistant tuberculosis and access to expensive drugs: a
[35] A.A. Velayati, P. Farnia, T.A. Ibrahim, et al, Differences in cell wall rational framework, Bull. WHO 80 (2002) 489–495.
thickness between resistant and nonresistant strains of Mycobacterium [55] P. Tabarsi, E. Chitsaz, P. Baghaei, et al, Impact of extensively drug-
tuberculosis: using transmission electron microscopy, Chemotherapy 55 resistant tuberculosis on treatment outcome of multidrug-resistant
(2009) 303–307. tuberculosis patients with standardized regimen: report from Iran,
[36] A.A. Velayati, P. Farnia, M.R. Masjedi, et al, Totally drug-resistant Microb. Drug Resist. 16 (2010) 81– 86.
tuberculosis strains: evidence of adaptation at the cellular level, Eur.
Respir. J. 34 (2009) 1202–1203. [56] M.A. Gadallah, A. Mokhtar, M. Rady, et al, Prognostic factors of
[37] A.A. Velayati, P. Farnia, M.R. Masjedi, Pili in totally drug resistant treatment among patients with multidrug-resistant tuberculosis in Egypt,
Mycobacterium tuberculosis (TDR-TB), Int. J. Mycobacteriol. 1 J. Formos. Med. Assoc. (2015). <http://
(2012) 57–58. dx.doi:10.1016/j.jfma.2015.10.002>. [Epub ahead of print].
[38] T. Dalton, P. Cegielski, S. Akksilp, et al, Prevalence of and risk factors [57] Emergence of Mycobacterium tuberculosis with extensive resistance
for resistance to second-line drugs in people with multidrug-resistant to second-line drugs—worldwide, 2000–2004, MMWR Morb. Mortal
tuberculosis in eight countries: a prospective cohort study, Lancet 380 Wkly. Rep. 55 (2006) 301. Centers for Disease Control and
(2012) 1406–1417. Prevention.
[39] S.E. Hoffner, The role of drug susceptibility testing in M/XDR-TB. Too [58] N.R. Gandhi, A. Moll, A.W. Sturm, et al, Extensively drug-resistant
little and too late -are we doing the right things?, Int J. Mycobacteriol. 2 tuberculosis as a cause of death in patients co-infected with tuberculosis
(2013) 191–193. and HIV in a rural area of South Africa, Lancet 368 (2006) 1575–1580.
[40] World Health Organization, Anti-Tuberculosis Drug Resistance in the
World: Fourth Global Report (WHO/ International Union Against Lung [59] M.R. Masjedi, P. Farnia, S. Sorooch, et al, Extensively drug-resistant
Disease and Tuberculosis Global Project on Anti-Tuberculosis Drug tuberculosis: 2 years of surveillance in Iran, Clin. Infect. Dis. 43 (2006)
Resistance Surveillance 2002–2007), WHO, Geneva, 2008. 841–847.
[60] M.R. Masjedi, P. Tabarsi, P. Baghaei, et al, Extensively drug-resistant
[41] I. Balci, O. Dikensoy, A. Bayram, et al, Drug-resistant tuberculosis at the tuberculosis treatment outcome in Iran: a case series of seven patients, Int.
University Hospital in Gaziantep, South-eastern Turkey, J. Int. Med. J. Infect. Dis. 14 (2010) e399–402.
Res. 28 (2000) 300–306. [61] M.M. Ahmed, S.H. Mohammed, H.A. Nasurallah, Mutation in katG315
[42] J.S. Bengisun, D. Karnak, I. Palabiyikoglu, et al, Mycobacterium is, possibly, a good prognostic marker for treatment with second-line
tuberculosis drug resistance in Turkey, 1976–97, Scand. J. Infect. Dis. 32 drugs in multi-drug resistant tuberculosis: a preliminary study, Ind. J.
(2000) 507–510. Med. Microbiol. 31 (2013) 395–400.
[43] R. Durmaz, T. Zozio, S. Gunal, et al, Population-based molecular [62] M.M. Ahmed, S.H. Mohammed, H.A. Nasurallah, et al, Snapshot of the
epidemiological study of tuberculosis in Malatya, Turkey, J. Clin. genetic diversity of Mycobacterium tuberculosis isolates in Iraq, Int. J.
Microbiol. 45 (2007) 4027–4035. Mycobacteriol. 3 (2014) 184–196.
[44] R. Durmaz, I.H. Ozerol, B. Durmaz, et al, Primary drug resistance [63] K. Taghavi, P. Farnia, M. Varahram, et al, Rapid detection of isoniazid
and molecular epidemiology of Mycobacterium resistance in Mycobacterium tuberculosis by a single
256 InternationalJournalofMycobacteriology5 (2016)249–256

multiplex allele-specific polymerase chain reaction assay, Cell J. 13 [67] Z. Allegui, A. Ghariani, H. Draoui, et al, Detection of isoniazid and
(2011) 97–102. rifampin resistance of Mycobacterium tuberculosis by a multiplex allele-
[64] N.M. Al-Mutairi, S. Ahmad, E. Mokaddas, First report of molecular specific polymerase chain reaction (PCR) assay, Int. J. Mycobacteriol. 1
detection of fluoroquinolone resistance-associated gyrA mutations in (2012) 34–39.
multidrug-resistant clinical Mycobacterium tuberculosis isolates in [68] B. Buyankhishig, T. Oyuntuya, B. Tserelmaa, et al, Rapid molecular
Kuwait, BMC Res. Notes 4 (2011) 123. testing for multi-resistant tuberculosis in Mongolia: a diagnostic accuracy
[65] S. Ahmad, N.M. Al-Mutairi, E. Mokaddas, Comparison of study, Int. J. Mycobacteriol. 1 (2012) 40–44.
performance of two DNA line probe assays for rapid detection of
multidrug-resistant isolates of Mycobacterium tuberculosis, Ind. J. [69] J.K. Boakye-Appiah, A.R. Steinmetz, P. Pupulampu, et al, High
Exp. Biol. 47 (2009) 454–462. prevalence of multidrug-resistant tuberculosis among patients with
[66] P. Tahmasebi, P. Farnia, F. Sheikholslami, et al, Rapid identification rifampicin resistance using GeneXpert Mycobacterium
of extensively and extremely drug resistant tuberculosis from tuberculosis/rifampicin in Ghana, Int. J. Mycobacteriol. 5 (2016) 226–
multidrug resistant strains; using PCR-RFLP and PCR-SSCP, Iran J. 230.
Microbiol. 4 (2012) 165–170.

Anda mungkin juga menyukai