Anda di halaman 1dari 5

Dwiky Wijaya

P2790522008
Psikososial dan Budaya Dalam Keperawatan

Masyarakat Rumah Sakit dan Kebudayaan


A. Manusia sebagai makhluk individu
 Homo animal = animal educandum
 Individu = Individum kesatuan jiwa dan raga
 Unik = tidak ada manusia yang sama
 Biopsikososial spiritual
B. Manusia sebagai makhluk sosial:
1. Homo Sosius = tak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain Menurut
Ellwood, faktor yang menyebabkan manusia hidup bersama :
 Dorongan untuk mencari makan
 Dorongan mempertahankan diri = zoon politicum
 Dorongan kelangsungan jenis
Abraham Maslow, mengemukakan kebutuhan dasar manusia (Five Basic
Need):
 Biological/fisiological need
 Safety need
 Love need
 Esteem need
 Actualization
2. Hasrat manusia sejak lahir:
 Menjadi satu dengan manusia lainnya
 Menjadi satu dengan suasana (lingkungan) sekitar
C. Masyarakat
1. Pengertian Masyarakat
Koentjaraningrat (1990:146)
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
system adat istiadat tertentu bersifat kontinyu dan terikat oleh rasa identitas
bersama
Mayor Polak
Masyarakat adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak
kolektiva serta kelompok dan tiap kelompok terdiri atas kelompok-
kelompok atau sub kelompok
Gillin & Gillin
Masyarakat adalah kelompok manusia terbesar yang mempunyai kebiasaan,
sikap, tradisi, perasaan, dan peraturan yang sama
Kesimpulan : Masyarakat adalah kelompok manusia yang telah memiliki
tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati
dalam lingkungannya
2. Ciri masyarakat
 Adanya sejumlah orang
 Tinggal dalam satu wilayah tertentu
 Hubungan (interaksi) sosial teratur
 Tujuan yang sama
 Solidaritas antar anggota masyarakat
 Saling ketergantungan
 Ada tatanan/aturan/norma
 Adat istiadat dan kebudayaan
3. Ciri masyarakat Indonesia
a. Masyarakat desa
 Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat
 Hubungan atas dasar adat istiadat yang kuat
 Berlaku hukum tidak tertulis
 Percaya kepada kekuatan gaib
 Tingkat buta huruf relatif tinggi
 Tidak ada lembaga pendidikan khusus bidang teknologi Sistem
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
 Semangat gotong royong tinggi
b. Masyarakat madya
 Hubungan keluarga masih kuat, hubungan kemasyarakatan mulai
kendor
 Adat istiadat masih dihormati, sikap masyarakat mulai terbuka
 Cara berpikir rasional, kepercayaan kekuatan gaib berkurang
 Lembaga pendidikan formal mulai timbul
 Tingkat buta huruf mulai turun
 Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis
 Ekonomi masyarakat mengarah kepada produksi pasaran
 Gotong royong untuk keperluan sosial keluarga dan tetangga
c. Masyarakat modem
 Hubungan antar manusia atas dasar kepentingan pribadi
 HAM terbuka dalam suasana saling mempengaruhi
 Kepercayaan manfaat IPTEK sangat kuat
 Strata masyarakat berdasar profesi dan keahlian
 Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata Hukum yang berlaku
adalah hukum tertulir yang kompleks
 Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi.
D. Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggerakan pelayanan kesetieton perorangan secara panpura yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat,
(Kemenkos 2014). Rumah sakit adalah suatu organisasi yang unik dan
kompleks karena di dalamnya terdapat banyak institusi yang padat karya
dengan berbagai sifat, cin, serta fungsi yang khusus dalam proses
menghasilkan jasa medis dan mempunyai berbagai kelompok profesi dalam
pelayanan rumah sakit, (Hanafiah, 2013).
2. Jenis Rumah Sakit
Rumah sakit berdasarkan pelayanannya diklasifikasikan menjadi rumah
sakil umum dan rumah sakit. khusus. Rumah sakit umum adalah rumah
sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua. bidang dan jenis
penyakit, sedangkan rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang
memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jonis penyakit
tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit
atau kekhususan lainnya. (Kemenkes 2014)
3. Masyarakat Rumah Sakit
Masyarakat rumah sakit adalah kumpulan individu yang berada di
rumah sakit baik sebagai pemben Layanan maupun sebagai penerima
layanan. Masyarakat rumah sakit sebagai pemberi layanan antara lain terdin
dan dokter, perawat, apoteker, analis kesehatan, radiografer, sanitarian,
nutrician, dan lain-lain. Mayarakat rumah sakit penerima layanan bisa
sebagai individu atau keluarga di tiap tatanan pelayanan rawat jalan, rawat
inap, dan gawat darurat. Setiap kelompok masyarakat rumah sakit tersebut
berinteraksi satu sama lainnya dalam waktu tertentu melalui tatanan atau
sistem tertentu dengan tujuan tertentu,
4. Peran budaya (organisasi) terhadap Rumah Sakit
Budaya organisasi merupakan ketentuan aturan dan norma yang tidak
tertulis yang menjadi standar perilaku yang dapat ditenma dongan baik oleh
anggota organisasi. (Schein dalam Sunarto 2004) Budaya organisasi
merupakan nilai dan norma yang berlaku disuatu organisasi dan dianut
secara bersama-sama oleh para anggotanya yang merupakan taktor penting
dalam menentukan keberhasilan organisasi mencapai tujuannya. Semakin
kuat suatu budaya, semakin besar pengaruhnya terhadap perilaku dan
kinerja seorang pegawai. Rumah sakit dihadapkan pada upaya mampu
melakukan pengelolaan terhadap sumber daya manusia yang ada karena
sumber daya ini semakin besar peranannya bagi kesuksesan organisasi dan
merupakan pelaku dari semua kegiatan dan aktivitas yang nyata. (Muluk,
1999).
Berdasarkan konteks tersebut, pemahaman atas budaya organisasi
merupakan sarana terbaik bagi rumah sakit untuk memahami sumber daya
manusia dalam rumah sakit karena budaya organisasi merupakan nial,
kepercayaan, norma Institusional serta sikap-sikap individual yang menjadi
pola dasar yang diciptakan, ditemukan, atau dikembangkan dalam proses
memecahkan masalah dan mengambil keputusan ketika beradaptasi dengan
lingkungan eksternal dan mengelola integrasi internal organisasi oleh
anggota organisasi itu sendiri.
Kebudayaan rumah sakit mempunyal premis sangat penting, "nyawa
sangat berharga, perlu berbagai upaya yang dilakukan rumah sakit untuk
menyelamatkan nyawa pasien".
E. Penerapan Prinsip Sosial Budaya dalam praktik Keperawatan di Rumah Sakit
Menurut Henry S Maas, prinsip dasar sosial budaya dalam pelayanan
keperawatan di rumah sakit adalah:
1. Penerimaan
2. Komunikasi
3. individualisasi
4 Partisipasi
5. Kerahasiaan
6. Kesadaran din dari perawat
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, perawat harus
memperhatikan latar belakang budaya pasien dengan menggunakan strategi
dalam asuhan keperawatan yaitu:
1. Perlindungan/mempertahankan budaya
2. Mengakomodasi/negosiasi budaya
3. Mengubah/mengganti budaya

Referensi :
Maslow, A, 1994. Motivasi dan Kepribadian (Teori Motivasi dengan
Pendekatan Hierarki Kebutuhan Manusia). Jakarta : PT. PBP. Alwasilah,
A. C. 2002.
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta. Djambata
Polak, Mayor. 1979. Sosiologi Suatu Pengantar Ringkas. Jakarta: Ikhtiar Baru
Press.
Gillin dan Gillin, Cultural Sociology a Revision of an Introduction to
Sociology, The Millan Company. 1954

Anda mungkin juga menyukai