A. Tanah eigendom
B. Tanah Swapraja
C. Tanah Absentee
D. Verponding
E. erfpacht
3. Istilah untuk surat nomor tagihan pajak atas tanah/bangunan yang dimaksudkan, yang sekarang dikenal
dengan Surat Pajak Hasil Bumi dan Bangunan (SPPT PBB) adalah .....
A. Verponding
B. Erfpacht
C. Verponding
D. Egindom
E. Swapercht
8. Pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta tanah tertentu adalah ....
A. Badan Pertanahan Nasional
B. Kantor Pertanahan
C. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
D. Menteri
E. Notaris
9. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka proses pendaftaran tanah untuk pertama kali, meliputi pengumpulan dan
penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah untuk
keperluan pendaftarannya disebut .....
A. Pendaftaran tanah secara sistematik
B. Pendaftaran tanah untuk pertama kali
C. Pendaftaran tanah secara sporadik
D. Yuridis
E. Ajudikasi
10. Dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data yuridis dan data fisik suatu obyek pendaftaran tanah yang sudah
ada haknya disebut .....
A. Daftar tanah
B. Daftar nama
C. Sertipikat
D. Buku tanah
E. Surat ukur
11. Tanah yang tidak dipunyai dengan sesuatu hak atas tanah disebut ....
A. Tanah Negara atau tanah yang dikuasai langsung oleh Negara
B. Tanah pemerintah
C. Tanah sertifikasi
D. Tanah warisan
E. Tanah hasil sita
14. Pelimpahan Kewenangan Pemberian dan Pembatalan Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah Negara diatur di .....
A. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 tahun 1999
B. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 tahun 1997
C. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 tahun 1999
D. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006
E. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006
16. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 mencakup peraturan
mengenai .......
A. Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Badan Pertanahan Nasional
B. Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997
C. Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan
D. Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi dan Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota
E. Organisasi dan Tata Kerja Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
17. Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi dan Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota ditetapkan dalam .....
A. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006
B. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia 17 tahun 2020
C. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 tahun 1999
D. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 tahun 1999
E. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006
18. Peraturan yang membahas tentang Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah Dan Benda-Benda Yang Ada Di Atasnya adalah
A. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1964
B. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1985
C. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1964
D. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1961
E. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992
19. Undang-undang yang mengatur mengenai Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan
Dengan Tanah yaitu ....
A. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1996
B. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004
C. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999
D. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997
E. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1995
20. Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 Tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan
telah ditetapkan dalam .....
A. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004
B. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2001
C. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2000
D. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999
E. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003
21. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1956 membahas mengenai .....
A. Nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan Milik Belanda
B. Penggunaan Dan Penetapan Luas Tanah Untuk Tanaman-Tanaman Tertentu
C. Perumahan Dan Pemukiman
D. Pengawasan Terhadap Pemindahan Hak Atas Tanah-Tanah Perkebunan
E. Pernyataan Perlunya Beberapa Tanah Partikelir Dikembalikan Menjadi Tanah Negeri
23. Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum ditegaskan dalam .....
A. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009
B. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011
C. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009
D. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009
E. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012
24. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1977 mengatur tentang .....
A. Pemilikan Tanah Petanian Secara Guntai (Absentee) Bagi Para Pensiunan Pegawai Negeri
B. Perwakafan Tanah Milik
C. Pelaksanaan Pembagian Tanah Dan Pemberian Ganti Kerugian
D. Hubungan Sewa-Menyewa Perumahan
E. Penggunaan Tanah-Tanah Untuk Lintas Lintas Kereta Api
25. Penyediaan Dan Penggunaan Tanah Untuk Keperluan Tempat Pemakaman ditetapkakn dalam .....
A. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1977
B. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1988
C. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1987
D. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1977
E. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991
26. Rancangan Undang-Undang tentang Pertanahan disusun berdasarkan falsafah UUPA yang bersumber pada .....
A. Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
B. Pasal 33 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
C. Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
D. Pasal 34 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
E. Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
27. Pemanfaatan Tanah Hak Guna Usaha Dan Hak Guna Bangunan Untuk Usaha Patungan Dalam Rangka Penanaman
Modal Asing terdapat dalam ......
A. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1980
B. Keputusan Presiden No. 131 Tahun 1961
C. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 1980
D. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012
E. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 1980
28. Lembaga pemerintah nonkementerian di Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral adalah .....
A. Lembaga Partanahan Indonesia
B. Deputi Bidang Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat
C. Badan Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat
D. Badan Pertanahan Nasional (BPN)
E. Badan Pertanahan Negara
29. Badan Pertanahan terdiri dari beberapa bidang berikut kecuali ....
A. Sekretariat Utama
B. Deputi Bidang Survei, Pengukuran, dan Pemetaan
C. Deputi Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah
D. Inspektorat Utama
E. Inspektorat Jendral
30. Dalam melaksanakan fungsinya, BPN menjalankan beberapa program pertanahan, antara lain sebagai berikut
kecuali ....
A. Prona
B. Perpajakan
C. Redistribusi
D. IP4T
E. UKM
31. Yang tidak termasuk dalam agenda kebijakan Badan Pertanahan Nasional adalah ....
A. Membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan Nasional
B. Melakukan penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan
C. Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa, dan konflik pertanahan diseluruh Indonesia secara
sistematis
D. Membangun Sistem Informasi Pertanahan Nasional (SIMTANAS), dan sitem pengamanan dokumen pertanahan
di seluruh Indonesia.
E. Mengembangkan dan memperbarui politik, hukum dan kebijakan Pertanahan
33. Diawali dari tahun 2005, pertanahan nasional dibangun dan dikembangkan atas dasar empat (4) prinsip
pengelolaan sebagai berikut kecuali ......
A. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada kesejahteraan masyarakat,
B. Pengelolaan pelayanan dan pelaksanaan pendaftaran, serta sertifikasi tanah secara menyeluruh di seluruh
Indonesia.
C. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada keadilan penguasaan dan pemilikan tanah,
D. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada keberlanjutan system kemasyarakatan dan
Kebangsaan Indonesia
E. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada harmoni sosial
34. Dalam logo Badan Pertanahan Nasional terdapat gambar 4 (empat) butir padi yang melambangkan ....
A. Kebijaksanaan, kedewasaan serta keseimbangan
B. Sumber penghidupan manusia
C. Kemakmuran dan kesejahteraan
D. Poros keseimbangan
E. Agenda pertanahan yang akan dan telah dilakukan BPN RI
35. Gambar lingkaran bumi dalam logo Badan Pertanahan Nasional melambangkan .....
A. Poros keseimbangan
B. Sumber penghidupan manusia
C. Kemakmuran dan kesejahteraan
D. Bumi, alam raya dan cerminan dapat dipercaya dan teguh
E. Kehangatan, pencerahan, intelektual dan kemakmuran
36. Aadah atau area untuk berkarya bagi BPN RI yang berhubungan langsung dengan unsur-unsur yang ada didalam
bumi yang meliputi tanah, air dan udara digambarkan dengan ....
A. Gambar 4 (empat) butir padi
B. Gambar sumbu
C. Gambar 11(sebelas) bidang grafis bumi
D. Gambar garis tegak lurus
E. Gambar lingkaran bumi
37. Warna Kuning Emas yang terdapat dalam logo Badan Pertanahan Nasional mengandung maksud sebagai .....
A. Bumi, alam raya dan cerminan dapat dipercaya dan teguh
B. Kehangatan, pencerahan, intelektual dan kemakmuran
C. Kebijaksanaan, kedewasaan serta keseimbangan
D. Bidang bumi yang berada diluar jangkauan wilayah kerja BPN RI
E. Kemakmuran, keadilan, kesejahteraan sosial dan keberlanjutan
38. Sebuah asosiasi nasional yang bergerak dalam pengembangan perumahan dan permukiman di Indonesia yaitu ....
A. Asosiasi Pengembang Permukiman dan Perumahan Indonesia
B. Organisasi Pembangunan dan Pengembangan Perumahan Permukiman Indonesia
C. Asosiasi Pembangunan Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia
D. Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia
E. Organisasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia
39. Alternatif penyelesaian perselisihan, sengketa dan perkara melalui mediasi untuk diajarkan kepada peserta
PPRA/PPSA Lemhannas RI disahkan oleh Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional RI melalui ......
A. Surat Perintah Nomor Sprin/1235/IX/2009
B. Surat Perintah Nomor Sprin/2345/IX/2009
C. Surat Perintah Nomor Sprin/4521/X/2009
D. Surat Perintah Nomor Sprin/2345/XI/2009
E. Surat Perintah Nomor Sprin/4521/IX/2009
40. Layanan pertanahan bergerak (mobile land service) yang bersifat pro aktif atau "jemput bola" ke tengah-tengah
masyarakat yang diresmikanoleh BPN adalah ....
A. Larasita
B. AMINDO
C. APERSSI
D. APHI
E. AKI
41. Sebuah organisasi yang tergabung dalam himpunan rumah susun di Indonesia disebut ....
A. Organisasi Perhimpunan Rumah Susun Indonesia (OPRSI)
B. Asosiasi penghuni Rumah Susun Indonesia (APRSI)
C. Asosiasi Perhimpunan penghuni Rumah Susun Indonesia (APERSSI)
D. Asosiasi Mediator Indonesia (AMINDO)
E. LARASITA
42. Beberapa penyebab munculnya kasus-kasus pertanahan sangat bervariasi, antara lain sebagai berikut kecuali ....
A. Harga tanah yang meningkat dengan cepat.
B. Kondisi masyarakat yang semakin sadar dan peduli akan kepentingan/haknya
C. Iklim keterbukaan yang digariskan pemerintah
D. Perebutan hak milik berdasarkan warisan turun temurun tanpa bukti jelas
E. Pengadaan tanah untuk pembangunan: pengurusan, peralihan, serta pembebanan hak
atas tanah
43. Pemerintah Indonesia tahun 2013 ini akan mendorong realisasi pembangunan infrastruktur bidang pertanahan
melalui program .....
A. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
B. Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG)
C. Pembentukan Satuan Tugas Agen Perubahan (Agent Of Changes) di lingkungan Kantor Wilayah (Kanwil) BPN
Provinsi
D. Reformasi Birokrasi Pertanahan
E. Program Larasita
44. Berdasarkan Peraturan Kepala BPN RI Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan Kasus
Pertanahan, kasus pertanahan meliputi .....
A. Sengketa mengenai harga tanah yang meningkat secara cepat
B. Perebutan wilayah kekuasaan tanah/hak milik
C. Sengketa, konflik dan perkara pertanahan yang disampaikan kepada Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia (BPN)
D. Sengketa tanah, bangunan pemerintah yang menempati wilayah tanah rakyat
E. Segala bentuk yang berhubungan dengan tanah yang diadukan oleh masyarakat ke BPN
47. Secara garis besar Tipologi kasus pertanahan dikelompokkan menjadi beberapa hal berikut kecuali .....
A. Penguasaan tanah tanpa hak
B. Sengketa batas
C. Sertipikat ganda
D. Jual satu kali dalam setahun
E. Akta Jual Beli Palsu
48. Jenis sengketa mengenai perbedaan pendapat, nilai kepentingan mengenai letak, batas dan luas bidang tanah yang
diakui satu pihak yang telah ditetapkan oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia maupun yang masih
dalam proses penetapann batas disebut .....
A. Sengketa batas
B. Kekeliruan penunjukan batas
C. Penguasaan tanah tanpa hak
D. Sengketa waris
E. Tumpang tindih
49. Penanganan suatu kasus pertanahan yang disampaikan atau diadukan dan ditangani oleh Badan Pertanahan
Nasional RI dilakukan dengan tahapan sebagai berikut kecuali ....
A. Pengolahan data pengaduan, penelitian lapangan/koordinasi/investigasi.
B. Penyelenggaraan gelar kasus/penyiapan berita acara.
C. Menyusun suatu rekomendasi penyelesaian kasus.
D. Analisis/Penyusunan Risalah Pengolahan Data/surat keputusan.
E. Monitoring dan evaluasi terhadap hasil penanganan kasus.
50. Terdapat lima kriteria yang dilakukan oleh BPN RI dalam upaya penyelesaian kasus pertanahan. Adapun yang
dimaksud dalam kriteria 4 (K4) yaitu ....
A. Penerbitan surat pemberitahuan penyelesaian kasus pertanahan dan pemberitahuan kepada semua pihak yang
bersengketa.
B. Penerbitan Surat Keputusan tentang pemberian hak atas tanah, pembatalan sertipikat hak atas tanah,
pencatatan dalam buku tanah atau perbuatan hukum lainnya sesuai Surat Pemberitahuan Penyelesaian Kasus
Pertanahan.
C. Pemberitahuan Penyelesaian Kasus Pertanahan yang ditindaklanjuti mediasi oleh BPN sampai pada kesepakatan
berdamai atau kesepakatan yang lain disetujui oleh pihak yang bersengketa.
D. Pemberitahuan Penyelesaian Kasus Pertanahan yang menyatakan bahwa penyelesaian kasus pertanahan yang
telah ditangani bukan termasuk kewenangan BPN dan dipersilakan untuk diselesaikan melalui instansi lain.
E. Pemberitahuan Penyelesaian Kasus Pertanahan yang intinya menyatakan bahwa penyelesaian kasus
pertanahan akan melalui proses perkara di pengadilan.