Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pengolahan Hasil Laut
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun Laporan Praktik Kerja Lapang II.
Penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapang II ini dapat dilaksanakan dengan baik
berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ilham, S.St.Pi., M.Aq., M.Sc., Ph.D Direktur Politeknik Kelautan dan
Perikanan Jembrana.
2. Ibu Siluh Putu Sri Dia Utari, S.Pi., M.Si selaku Ketua Program Studi
Pengolahan Hasil Laut.
3. Ibu Pinky Natalia Samanta, S.S.T.Pi., M.Si selaku Dosen Pembimbing atas
bimbingan dalam proses penyusunan laporan Praktik Kerja Lapang II
(PKL).
4. Pimpinan PT. Panca Mitra Multiperdana yang telah memberikan izin
tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapang II (PKL).
5. Orang Tua yang senantiasa memberikan doa dan dukungan dalam
penyusunan laporan Praktik Kerja Lapang II (PKL).
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Praktik
Kerja Lapang II (PKL).
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih belum
sempurna, untuk itu segala kritik dan saran penulis harapkan demi kesempurnaan
laporan ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
I. PENDAHULUAN
1
menunjukkan masih kurang baiknya proses produksi pada industri perikanan di
Indonesia, maka dari itu pentingnya menerapkan standar keamanan pangan.
Berdasarkan UU No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, Pasal 111 Ayat (1)
menyatakan bahwa makanan dan minuman yang digunakan masyarakat harus
didasarkan pada standar atau persyaratan kesehatan. Dengan demikian,
makanan dan minuman yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dilarang
untuk diedarkan. Oleh karena itu, GMP merupakan salah satu aspek penting untuk
disosialisasikan dan diterapkan.
Good Manufacturing Practices (GMP) adalah salah satu pengaplikasian
kegiatan pengendalian mutu agar menghasilkan produk yang berkualitas dengan
melakukan pengendalian yang baik dan teratur (Hermansyah dkk, 2013). GMP
merupakan persyaratan dasar yang harus dipenuhi dalam suatu industri jika ingin
menghasilkan produk pangan yang berkualitas dan aman secara konsisten.
Bahkan, beberapa negara mewajibkan GMP sebagai standar proses pengolahan
produk makanan. Dikarenakan GMP dipercaya membantu dalam meminimalisir
resiko dalam proses pengolahan makanan dan meningkatkan keamanan produk.
Pada praktik kerja lapang ini penulis tertarik mengambil judul “Penerapan
GMP (Good Manufacturing Practice) Pada Pembekuan Udang Vannamei
(Litopenaeus vannamei) Bentuk PDTO (Peeled Deveined Tail On) Di PT. Panca
Mitra Multi Perdana, Situbondo-Jawa Timur”.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktekk Kerja Lapang (PKL) II ini adalah:
1. Taruna dapat mengetahui proses pembekuan Udang Vannamei bentuk PDTO
di PT. Panca Mitra Multiperdana, Situbondo-Jawa Timur.
2. Taruna dapat mengetahui penerapan GMP pada PT. Panca Mitra
Multiperdana, Situbondo-Jawa Timur
2
II. METODOLOGI
3
B. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti dengan
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain) yang berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam
arsip (data dokumenter) yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 2011,
p. 147). Data sekunder yang digunakan pada praktik yaitu data tidak langsung atau
data yang didapatkan melalui internet yaitu SNI proses pembekuan udang
vannamei dan data GMP seperti lingkungan sarana produksi, bangunan dan
fasilitas pabrik, peralatan pengolahan, fasilitas sanitasi dan higiene, higiene
karyawan, penyimpanan, transportasi, laboratorium pemeriksaan, bahan
pengemas, mutu produk akhir, labeling dan manajemen pengawasan.
4
D. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu cara yang
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang
dapat mendukung penelitian.
5
III. KEADAAN UMUM UNIT USAHA
6
Multiperdana merupakan udang siap saji yang dipasarkan ke konsumen melalui
ritel-ritel modern dan restoran. Perusahaan ini telah mendapatkan kepercayaan
dari pelanggan karena produk-produk perusahaan dilengkapi dengan standar
mutu yang diakui Internasional seperti BAP, BSCI, dan BRC. Pelanggan
perusahaan didominasi oleh peritel besar di Negara asalnya masing-masing
seperti Walmart, Blue sea, Certifres, dan Cp food di Amerika Serikat, serta Maruha
Nichiro dan Merubeni di Jepang. Untuk memenuhi kebutuhan ekspor dari berbagai
Negara tersebut, perusahaan memiliki kemampuan untuk menjaga pasokan
udang segar berkualitas selama satu tahun dengan didukung oleh utilitas cold
storage berkisar pada 40%, dan utilitas produksi berkisar 60%, dengan kapasitas
produksi 42.200 ton.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan ekspor serta menjalankan proses
produksi, PT. Panca Mitra Multiperdana tersebar menjadi 8 pabrik. Pabrik-pabrik
PT. Panca Mitra Multiperdana berlokasi di Situbondo (6 pabrik) dan Tarakan,
kalimantan Utara (2 pabrik). Total karyawan yang dipekerjakan adalah 332 orang
karyawan tetap dan 4.042 orang karyawan tidak tetap. Jenis produk yang
dihasilkan antara lain Head On Block frozen dan semi IQF, Head Less Block frozen
dan IQF, PD Block dan IQF, PTO/PUD skewerd, dan PD cooked IQF. PT. Panca
Mitra Multiperdana menggunakan Brand antara lain Leader Brand dan Perdana
Brand.
7
• Mendelegasikan sebagian dari tanggung jawab dan wewenang kepada
Manager
B. General Manager
Tanggung jawab dan weewnang:
• Bertanggung jawab penuh atas keberlangsungan hidup perusahaan
• Menyelenggarakan Koordinasi dan pengawasan atas perencanaan
kerja perusahaan
• Mendelegasikan sebagian dari tanggung jawab dan wewenang kepada
manager
C. Plant Manager
Tanggung jawab dan wewenang:
• Bertanggung jawab pada General Manager pada pengawasan
terhadap semua staff pelaksana pada masing-masing bagian
• Mendampingi General Manager dan sebagai pengganti General
Manager saat berhalangan
• Memberi informasi mengenai segala aktivitas perusahaan kepada
General Manager
• Bertanggung jawab atas berlangsungnya produksi dalam pabrik
D. Marketing Manager
Tanggung jawab dan wewenang:
• Bertanggung jawab pada pemasaran
• Mencari daerah pemasaran dan melakukan hubungan yang baik pada
konsumen
E. Quality Control dan Laboratorium
Tanggung jawab dan wewenang:
• Bertanggung jawab penuh pada General Manager
• Melaksanakan inspeksi rutin mutu produk baik secara organoleptik
maupun secara mikrobiologis dan merangkumnya dalam bentuk
laporan
• Melaksanakan kegiatan control sanitasi produksi dan lingkungan pabrik
• Bersama bagian produksi melaksanakan pemecahan masalah jika
terdapat penyimpangan terhadap mutu yang telah ditetapkan
• Melaksanakan kegiatan pendataan produk untuk ekspor dan
menetapkan data produk yang blanklist
8
• Menerima masukan dari Plant Manager atau Marketing atau keluhan
dari pelanggan atas produk
• Menetapkan jenis dan konsentrasi pengguna bahan pembantu
produksi selama proses
• Melaksanakan pengawasan terhadap ketertiban penggunaan sarana
dan prasarana kerja yang berkaitan dengan sanitasi dan hygiene
karyawan
F. Bagian Produksi
Tanggung jawab dan wewenang:
• Bertanggung jawab penuh pada Plant manager
• Melaksanakan pendataan pada hasil proses berdasarkan bentuk
produk, asal raw material dan tanggal produksi
• Melaksanakan kegiatan sanitasi pertahapan proses selama
berlangsungnya produksi
• Bekerja sama dengan bagian QC dan Laboratorium dalam
melaksanakan kegiatan peningkatan keterampilan karyawan secara
bertahap
• Bekerjasama dengan Personalia, QC dan Laboratorium dalam
menegakkan disiplin kerja karyawan
G. Bagian Umum dan Personalia
Tanggung jawab dan wewenang:
• Bertanggung jawab kepada Plant Manager
• Melaksankan aturan sistem ketenagakerjaan sesuai per Undang-
Undangan ketenagakerjaan yang berlaku
• Melaksanakan kegiatan kebersihan area lingkungan pabrik
H. Bagian Accounting
Tanggung jawab dan wewenang:
• Bertanggung jawab pada General Manager
• Melaksanakan rekapitulasi stock barang jadi
• Menganalisa hasil-hasil produksi yang dikaitkan dengan rugi-laba dari
pembelian bahan baku
• Bekerjasama dengan Marketing Manager dan atas intruksi General
Manager menetapkan harga pokok produksi sesuai dengan jenis
produk
9
• Melaksanakan auditing terhadap barang milik perusahaan dan produk
jadi secara periodik
I. Bagian Mechanical enggineering
Tanggung jawab dan wewenang:
• Bertanggung jawab terhadap Plant Manager
• Melaksanakan pengawasan, perawatan dan perbaikan terhadap
seluruh fasilitas mesin pabrik dan peralatan bantu produksi
J. Bagian Purchasing
Tanggung jawab dan wewenang:
• Bertanggung jawab terhadap Plant Manager
• Bertanggung jawab terhadap pengadaan raw material dengan jumlah
dan kualitas yang telah ditentukan
K. Bagian Gudang
Tanggung jawab dan wewenang:
• Bertanggung jawab dalam mengatur sirkulasi dan penyimpanan bahan
pembantu produksi, packaging material dan labelling serta data
stocknya
10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
11
penampungan udang dengan menggunakan box besar berbentuk lingkaran atau
persegi.
4. Pemotongan kepala
Setelah melewati pencucian 1, udang dari box besar diangkat
menggunakan ember kotak dan diberikan es flek (serpihan es), setelah itu box
kecil yang berisi udang ditempatkan kedalam conveyor. Kemudian perbox kecil
yang berisi udang diambil oleh karyawan yang akan dipotong bagian kepala tetapi
menyisakan jengger. Selama pemotongan kepala udang terdapat keran kecil yang
berfungsi mengaliri air untuk membersihkan udang, keran air kecil terdapat
disetiap 1 tempat pemotongan kepala, selanjutnya langsung diletakkan pada
conveyor yang menuju washingtank, saat melakukan proses pemotongan kepala,
karyawan diwajibkan menggunakan sarung tangan yang bertujuan untuk
menghindari kontaminasi silang.
5. Pencucian 2
Setelah udang menjadi produk headless maka udang harus dilakukan
pencucian kedua untuk membersihkan sisa jengger dan kotoran yang masih
menempel pada udang, pencucian kedua menggunakan mesin washingtank yang
berisi air sebanyak 2.045 liter dengan suhu dibawah -5°C yang terhubung dengan
mesin conveyor yang menuju mesin grading pada bagian sizing.
6. Pemisahan ukuran
Dari mesin washingtank yang tersambung dengan mesin grading yang
berfungsi untuk memisahkan size udang secara otomatis, untuk sizenya disetting
sesuai Head on. Setelah udang dipisahkan sesuai sizenya, maka udang langsung
menuju mesin conveyor guna dilakukan pensortiran, pada tahap pensortiran
dilakukan secara manual, dengan tujuan mengevaluasi kembali pensortiran yang
dilakukan dengan mesin grading juga memisahkan udang berdasarkan mutu.
Setelah melalui mesin grading udang ditampung menggunakan keranjang dengan
berat ±25 kg dan tetap mempertahankan rantai dingin -5°C. Dilakukan pengecekan
kembali tujuannya untuk mengetahui penyusutan dari Head on agar mencapai
target yang ditentukan.
7. Pengupasan
Selanjutanya udang diambil dari box besar setelah grading menggunakan
box kecil yang diatasnya diberikan es flek lalu ditempatkan keconveyor. Didekat
conveyor selalu ada tempat untuk mencuci atau membersihkan wadah.
Pengupasan udang dengan cara membuang kulit dan kotoran dipunggung
12
dinamakan produk PDTO (Peeled deveined tail on). Pengupasan kulit udang
disisakan ekornya, sedangkan pembuangan kotoran udang dengan cara udang
dibelah sedikit menggunakan pisau, sisakan satu ruas dari atas lalu belah sedikit
sampai ruas terakhir atau dekat dengan ekor, hasil pengupasan ditaruh
keconveyor berjalan dan limbahnya dibuang melalui bawah conveyor.
8. Pencucian 3
Selanjutnya setelah proses pengupasan, udang dicuci sebanyak 3 kali
dengan keranjang dan dimasukkan kedalam wadah yang berisi normal water
secara bergantian dengan tujuan untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran yang
masih menempel pada udang. Pergantian airnya per 25-35 keranjang. setelah
dicuci udang diletakkan pada rak yang bertujuan agar meniriskan kadar air pada
udang setelah dicuci dengan waktu ±1,5 menit atau melihat cucuran airnya,
sebelum dilakukan penimbangan kedua.
9. Penimbangan 2
Setelah udang didalam keranjang tiris, udang ditimbang kembali ±20 kg
untuk mengetahui pengurangan berat awal pada udang sebelum dipotong kepala
dan sesudah dilakukan pemotongan kepala, udang ditimbang dengan
menggunakan timbangan digital, sebelum timbangan digunakan untuk
menimbang harus sudah lebih dahulu dikalibrasi.
10. Perendaman
Perendaman atau soaking adalah proses perendaman pada udang
menggunakan air yang sudah dicampur ingredient, ingredient yang biasa dipakai
dalam proses soaking adalah inophos sebagai pengenyal, brisol sebagai
pengembang dan salt (garam) sebagai pemikat rasa, yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil akhir rendemen setelah udang dilakukan pemotongan kepala
dan pengupasan udang direndam dengan menggunakan box besar berbentuk
lingkaran, yang berisi 200 kg udang : 300 liter larutan.
Adapun rumus dalam pembuatan larutan soaking adalah air 600 liter +
inophos 2%, brisol 2%, dan salt 1%. Larutan diaduk menggunakan mixer selama
±15 menit, setelah larut udang dimasukkan kedalam box besar yang berisi larutan
dan dimixer kembali selama ±4 jam tergantung dengan sizenya, karena semakin
besar sizenya semakin lama. Setelah udang dimixer kemudian didayung-dayung
secara manual oleh karyawan dengan menggunakan alat pengaduk berbentuk
panjang seperti dayungan sampan setiap 2 jam sekali, agar suhu udang tetap
terjaga dan menghasilkan peningkatan berat rendemen yang sempurna. Kenaikan
13
produk PDTO pada tahap soaking mencapai 21-22%. Jika sudah memenuhi
standar box besar berisi udang diberikan ice flake setelah itu ditutup.
11. Pembekuan
Pada PT. Panca Mitra Multiperdana, ada beberapa jenis pembekuan salah
satunya pembekuan IQF (Individually Quick Frozen) yaitu proses pembekuan
secara satu persatu dengan cepat, pembekuan ini bertujuan untuk mengurangi
dehidrasi agar tidak mudah mencair atau rusak, suhu yang digunakan selama
pembekuan produk adalah (-29°C sampai 33°C) selama ±45 menit dengan
kecepatan 60 hz, sehingga suhu udang setelah dibekukan mencapai -18°C,
pembekuan dengan metode IQF dilakukan dengan produk disebar secara merata
diatas conveyor belt IQF.
12. Penimbangan 3
Udang yang telah melewati tahap pembekuan akan ditampung
menggunakan keranjang dan ditimbang ±45 kg untuk mengetahui penambahan
berat udang setelah dibekukan, setelah itu udang masuk ketahap glazing.
13. Pelapisan es (Glazing)
Proses pelapisan es (glasing) dilakukan dengan cara mencelupkan
keranjang kecil yang sudah berisi udang beku yang telah ditimbang dicelupkan
kedalam air es dengan suhu 2-3°C selama 3-5 detik dan ditiriskan sebentar
selama 30 detik. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki penampilan udang agar
terlihat menarik, mempertahankan berat udang, mempertahankan lama daya
simpan udang, dan mengurangi resiko terjadinya dehidrasi ketika udang
dikemas.
14. Pengecekan akhir 1
Setelah melewati Glazing akan ada pengecekan akhir 1 untuk memastikan
produk harus bebas dari benda asing, kotoran dan mempunyai kualitas yang baik,
dengan dilakukan cek secara cepat, tepat dan bersih untuk mempertahankan suhu
udang minimal -18°C, jaga kebersihan karyawan dan perlengkapan sebelum dan
sesudah digunakan untuk mencegah kontaminasi yang ada dari mana saja dan
jangan lupa cek kebersihan dan kualitas udang sebelum dikemas.
15. Penimbangan 4
Selanjutnya udang yang telah melewati tahap pelapisan es ditimbang
sesuai dengan ukuran yang tertera pada bungkus polybag atau sesuai dengan
permintaan buyyer dan selama proses penimbangan juga dilakukan sampling QC,
bertujuan untuk mengetahui kapasitas size akhir.
14
16. Pengemasan dalam polybag dan seal
Pada tahap ini dilakukan pengemasan produk dengan menggunakan
polybag, bertujuan untuk melindungi produk dari pengaruh lingkungan dan
menjegah terjadinya kerusakan, setiap udang yang sudah ditimbang dimasukkan
kedalam polybag yang dibantu dengan alat seperti corong yang menghubungkan
dengan polybag, suhu udang didalam polybag harus -22°C, selanjutnya polybag
harus melewati sealer yang bertujuan untuk merekatkan kembali kemasan.
17. Pengecekan akhir 2
Setelah pengemasan dalam polybag dan seal maka akan ada pengecekan
akhir 2 bertujuan memastikan produk jadi bebas dari benda asing, kotoran dan bag
tidak kotor. Cek produk jadi dan lakukan tekanan pada kantong untuk memastikan
tidak ada kantong rusak. Dan untuk meyakinkan produk terbebas dari benda asing
dan kantong tidak rusak maka produk yang sudah dikemas akan melewati mesin
detector.
18. Pendeteksian metal 1
Mesin detector adalah mesin pendeteksi logam pada udang yang dilakukan
dengan cara meletakkan produk udang beku yang sudah dikemas pada conveyor
metaldetector, tujuan tahap ini adalah mendeteksi adanya benda asing yang
berpotensi terkandung pada produk, apabila terdeteksi benda asing berada atau
terkandung dalam produk maka ban conveyor akan berhenti dan mesin akan
berbunyi dan udang akan dipisahkan untuk diproses ulang.
19. Pengemasan dalam karton
Produk yang telah dikemas dalam polybag harus segera dimasukkan
kedalam Master carton (MC) dan dilakukan penandaan pada master carton yang
meliputi jenis udang, jenis produk, ukuran atau size, tanggal produksi dan tanggal
expired, dan berat produk, biasanya setiap 1 MC berisi 5 sampai 10 polybag, MC
kemudian ditutup menggunkan lakban dan diikat menggunkan pita strapingban,
warna pita dibedakan berdasarkan size udang setelah diletakkan pada conveyor
menuju Cold storage (CS)
20. Penyimpanan dalam Cold storage
Setelah produk dikemas dalam polybag dan dimasukkan dalam MC,
produk harus disimpan kedalam Cold storage (Penyimpanan beku), suhu didalam
CS harus tetap dalam kondisi dingin dengan standart suhu CS (-20 sampai -21°C)
untuk menjaga kualitas produk dan mempertahankan kesegarannya agar tetap
dalam kondisi dingin, dibagian pintu CS juga dilengkapi dengan tirai plastik tebal
15
untuk mencegah fluktuasi suhu dalam CS, produk yang telah dikemas dalam MC
harus disimpan dalam CS sampai proses ekspor, sistem penataan MC dalam CS
juga menggunakan sistem first in first out (FIFO), produk disusun secara rapi
dalam CS dalam yang suhu dipertahankan maksimum -18°C, dalam satu CS
produk raw berkapasitas 27 rak, 1 rak berisi 10 palet, satu palet berisi 56 MC
(besar) dan 100 MC (kecil), lama maksimal penyimpanan produk 15 hari untuk
produk polosan.
21. Pendeteksian metal 2
Selanjutnya produk yang sudah siap untuk dikirim adalah produk yang telah
diproduksi sesuai permintaan buyyer, sebelum produk dalam MC dimuat kedalam
container harus lolos dari pendeteksian metaldetector, yang bertujuan untuk
pendetektian ulang adanya benda asing yang berpotensi terkandung didalam MC
dan produk. Jika terdeteksi ada benda asing makan MC akan dibongkar dan dicek
kembali.
22. Pemuatan atau Ekspor
Produk yang sudah siap untuk dikirim adalah produk yang telah diproduksi
sesuai permintaan buyyer, sebelum produk dalam MC dimuat kedalam container
harus lolos dari pendeteksian metaldetector. Setelah lolos langsung dimuat dan
ditata kedalam container, proses pemuatan dilakukan secara cepat, cermat, dan
saniter untuk tetap menjaga suhu dalam produk, yang selanjutnya diekspor
keberbagai negara tujuan menggunakan lat transpot seperti container, container
yang akan digunanakan dalam pengeksporan harus layak dan bagus untuk
digunkan dengan suhu container -20°C, adapun negara tujuan yang akan ekspor
oleh PT. Panca Mtra Multiperdana adalah negara Eropa seperti Amerika, dan Asia
seperti Jepang.
16
4.2.1 Persyaratan Lokasi dan Bangunan
1. Lokasi
PT. Panca Mitra Multiperdana yang berlokasi di Jl. Raya Banyuwangi km.
10, Desa Landangan, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
PT. Lokasi perusahaan ini dinilai sangat strategis karena terletak dijalur
transportasi yang dekat dengan jalan raya sehingga memudahkan pengiriman
bahan baku kepabrik maupun penyaluran produk ke distributor dan tersedia
fasilitas-fasilitas penunjang seperti air, listrik dan sarana komunikasi. PT. PMMP
juga terletak jauh dari pemukiman bertujuan agar tidak menyebabkan pencemaran
lingkungan, perusahaan dibangun didaerah pertanian yang berdekatan dengan
sungai yang berhubungan langsung ke laut agar mempermudah pembuangan
limbah cair dari pengolahan udang.
2. Bangunan
Desain ruang pengolahan pada PT. Panca Mitra Multiperdana dibuat
dengan mengikuti standart bangunan ruang pengolahan yang bertujuan agar alur
tahapan proses tidak melawan arus tahapan yang bertujuan agar tidak
menyebabkan kontaminasi silang. Bangunan perusahaan harus didesain dengan
bahan yang bagus, tidak mudah rusak dan tidak membahayakan saat proses
pengolahan, berikut adalah gambaran dari rekontruksi pada bangunan
pengolahan PT. PMMP :
a. Tata ruang
Pada PT. Panca Mitra Multiperdana trediri dari ruang pokok dan ruang
pelengkap yang terpisah. Luas sesuai jenis dan kapasitas produksi, jenis dan
ukuran alat serta jumlah karyawan. Susunan diatur sesuai urutan proses produksi.
b. Lay out
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan :
a) Alur produk
Pada PT. Panca Mitra Multiperdana sudah mengalir secara efisien
tanpa mengalami penundaan maka resiko kontaminasi dapat dikurangi.
b) Kontaminasi silang
Bahan baku keproduk akhir, ruang yang kotor keruang yang bersih, alat
yang kotor kealat yang bersih sudah dilakukan dengan baik oleh pihak
pabrik.
17
c) Ventilasi
Penerapan yang dilakukan pada PT. Panca Mitra Multiperdana pada
ruang proses tidak memiliki ventilasi, karena bisa menyebabkan
kontaminasi dari udara pada produk yang sedang diolah , PT. Panca Mitra
Multimenggunakan mesin blower, ac dan juga membuat dinding yang
tinggi, sehingga dapat menghasilkan oksigen yang baik serta mengurangi
bau yang tidak diinginkan.
d) Perlindungan terhadap kontaminasi dari luar
Menggunakan bahan yang diperbolehkan untuk fasilitas pengolahan
makanan. Dilengkapi alat pencegah serangga tikus dan binatang
pengganggu lainnya. Didesign untuk memperkecil resiko kontaminasi dari
manusia.
e) Ruang-ruang terpisah
Pada PT. Panca Mitra Multiperdana sudah memisahkan ruang
penyimpanan dengan ruang pengolahan. Dan ruang untuk bahan kimia
dijauhkan dari ruang pengolahan.
c. Dinding dan lantai
Penerapan dinding dari standart yang disyaratkan di PT. Panca Mitra
Multiperdana adalah dinding terbuat dari semen setinggi 6 meter, dinding juga
dilapisi porselen setinggi 3 meter yang bertujuan agar mudah dibersihkan dan
menghindari tumbuhnya jamur, dinding terbuat dari bahan yang memiliki kualitas
kedap air, permukaan rata dan halus, tidak memiliki celah dan berwarna terang
dengan tujuan memudahkan proses sanitasi saat ada kotoran yang menempel
pada dinding.
Penerapan lantai yang sudah diterapkan pada PT. Panca Mitra
Multiperdana untuk bangunan lantai adalah seperti pada ruang pengolahan lantai
terbuat dari beton yang kemudian dicat, lantai mempunyai permukaan yang halus,
tidak memiliki celah, tahan dengan bahan kimia, dan memiliki kemiringan 5°C,
kemiringan tersebut bertujuan agar limbah air selama pengolahan lancar dan tidak
ada genangan air pada ruang proses.
d. Atap dan langit-langit
Penerapan atap dan langit-langit yang diterapkan pada PT. Panca Mitra
Multiperdana adalah pipa saluran berada diatas ventilasi yang disusun rapi
sehingga tidak terlihat, langit-langitnya memiliki ketinggian 6 meter dari permukaan
lantai, langit-langit dibuat tinggi agar oksigen yang dihasilkan semakin banyak dan
18
mengurangi bau yang dihasilkan dari proses pengolahan. Plafon dicat warna putih
sehingga kotoran mudah terlihat saat dibersihkan.
e. Pintu dan jendela
Terbuat dari bahan yang tahan lama, permukaan rata, halus terang dan
mudah dibersihkan, dapat ditutup dengan baik. Pintu ruang pokok membuka
keluar, aliran udara hanya dari dalam ruang keluar, bukan sebaliknya. Tinggi
jendela minimal 1 meter dari lantai.
f. Penerangan
Penerapan yang dilakukan PT. Panca Mitra Multiperdana adalah dengan
memberikan lampu dan pencahayaan yang cukup agar memudahkan karyawan
saat bekerja, pada lampu juga diberikan alat pelindung agar jika lampu pecah tidak
menyebabkan kontaminasi dan tidak membahayakan pekerja, pada mesin
conveyor juga diberikan lampu agar karyawan bisa melihat dengan jelas jika ada
suatu kesalahan yang terjadi.
g. Ventilasi dan pengatur suhu
PT. Panca Mitra Multiperdana sudah menjamin peredaran udara dengan
baik, dapat mengatur suhu yang diperlukan, tidak mencemari hasil produksi,
terdapat alat yang mencegah masuknya serangga atau kotoran dan mudah
dibersihkan.
3. Fasilitas Sanitasi
Sebelum memasuki ruang pengolahan terdapat 8 tempat pencucian
tangan yang tidak dioprasikan dengan tangan namun dioprasikan dengan cara
diinjak lalu air akan mengalir dan 2 alat pengering tangan, pada tempat pencucian
tangan juga diberikan sabun cair yang tidak berbau, sikat yang difungsikan untuk
menyikat kuku, dan disediakan juga tempat untuk meletakkan sarung tangan
bersih yang akan digunakan setelah pencucian, standar chlorine dalam pencucian
tangan adalah 25-50 ppm, dan sebelum masuk keruang proses juga terdapat cuci
sepatu boot. Cara pengecekannya yaitu pergantian air bak cuci kaki sehari 3 kali
yaitu pada saat pagi dan setelah istirahat makan siang dan pembersihan pada saat
pulang, jika bak terlihat kotor hal tersebut dilakuakn oleh QC sanitasi. Fasilitas
toilet juga terdapat pada bagian depan sebelum memasuki ruang perlengkapan
bertujuan untuk mencegah kontaminasi, terdapat 10 toilet yang dijaga
kebersihannya.
PT. Panca Mitra Multiperdana memiliki lebih dari 4000 buruh dan karyawan
dari semua unitnya, dengan toilet yang memiliki jumlah total toilet sebanyak ≤60
19
toilet, maka PT. PMMP bisa dinyatakan telah mengikuti salah satu prosedur
sanitasi hygiene, adapun beberapa prosedur untuk memasuki toilet yaitu karyawan
diminta melepaskan perlengkapan kerja seperti baju dan celana proses, masker,
ninja, dan pelindung kepala yang harus digantung pada gantungan yang telah
disediakan, yang bertujuan agar perlengkapan kerja tersebut tidak terkontaminasi
ddari toilet. Kedua karyawan diminta untuk melepaskan sepatu boot yang
digunakan untuk masuk keruang proses. Pada saat didalam ruang produksi
karyawan juga diwajibkan untuk cuci tangan setiap 1 jam sekali.
4. Alat Produksi
Pada PT. Panca Mitra Multiperdana juga diterapkan kebersihan peralatan
sebelum dan sesudah digunakan, sebelum peralatan digunakan peralatan harus
dicuci terlebih dahulu menggunakan scrub dan sabun, kemudian dibilas dengan
menggunakan air keran dan selanjutnya dibilas kembali menggunakan chlorine
100-200 ppm, pengecekan residu chlorine juga dilakukan sebelum proses
pencucian, pencucian dilakukan jauh dari tempat penyimpanan produk, agar tidak
terjadi kontaminasi dari percikan air dan sabun keproduk. Dilakukan juga
pengujian mikrobiologi pada peralatan dilaboratorium internal setiap minggu
dengan menggunakan metode SNI. Untuk menjegah kontaminasi, semuala
peralatan diletakkan jauh dari lantai pengolahan.
4.2.2 Persyaratan Operasional
Ada 7 kunci untuk membantu unit pengolahan mengembangkan dan
menerapkan GMP meliputi:
1. Seleksi bahan baku (Receiving)
PT. Panca Mitra Multiperdana memiliki kapasitas bahan baku ≤ 40 ton
perhari, bahan baku berasal dari budidaya wilayah Jawa Timur, Bali, Tarakan, dan
NTB dikirim ke pabrik dalam proses pengolahan udang mentah menjadi produk
jadi yang siap diekspor. Penerimaan bahan baku pada PT. Panca Mitra
Multiperdana dibagi menjadi 2 bagian yaitu penerimaan luar dan penerimaan
dalam. Pada penerimaan luar bahan baku datang diantar menggunakan truck
dengan cara dimasukkan ke dalam ranjang yang diberi es (penerimaan luar),
sebelum bahan baku dibongkar, akan dilakukan pengambilan sampel untuk
dilakukan pengujian, mutu, rasa, dan kandungan antibiotiknya, serta dilakukan
penentuan size. Suhu udang harus berada pada 3-5°C untuk menjaga kualitas
udang dan mencegah kerusakan pada udang. Setelah bahan baku sesuai dengan
standar yang diminta, maka bahan baku dibongkar dengan cara memasukkan
20
keranjang-keranjang yang berisi udang kedalam ruang yang sudah disiapkan
karyawan yang terhubung langsung dengan bagian proses penerimaan dalam.
2. Penanganan dan pengolahan
Penanganan untuk mengurangi terjadinya produksi yang tidak memenuhi
syarat mutu dan keamanan, perlu tindakan pencegahan melalui pengawasan yang
ketat terhadap timbulnya suatu bahaya pada setiap tahapan proses. PT. Panca
Mitra Multiperdana dilakukan pengecekan dan pencatatan kapasitas pengolahan
produk serta hasil akhir produk pengolahan yang dilakukan penyimpanan oleh
penanggung jawab dimasing-masing proses. Pengawasan kebersihan karyawan
meliputi cuci tangan, rol rambut, APD lengkap, penyemprotan dan pencucian kaki
dengan chlorine yang dilakukan oleh QC.
Karyawan sebelum memasuki area proses dilakukan pengecekan
kesehatan, pengecekan suhu badan, kerapian karyawan, dan barang bawaan
karyawan kearea proses oleh security, jika ada karyawan yang sakit maka dilarang
untuk masuk dalam area proses, jika pekerja terluka maka pekerja segera
diberikan informasi kepada supervisor akan menghentikan proses dan langsung
memisahkan bahan baku, peralatan yang digunakan pekerja, dan baku akan dites.
Pengelolahan produk udang beku dilakukan dengan cepat dan cermat untuk
mempertahankan rantai dingin -5°C, air untuk pengolahan udang beku diganti
setiap 2 jam sekali dan setiap alur proses selalu ada pengecekan mutu bahan baku
udang.
3. Bahan pembantu
Bahan pembantu merupakan bahan yang diperlukan untuk memenuhi
proses produksi yang hanya dimanfaatkan untuk waktu tertentu, misalnya ketika
perusahaan ingin meningkatkan efisiensi dalam sebuah produksi. Pada PT. Panca
Mitra Multiperdana menggunakan bahan pembantu yaitu air dan es. Jenis air yang
digunakan menjadi dua, yaitu Chiller water dan Deep well water, Chiller watre
adalah air yang digunakanan dalam proses pengolahan, sedangkan Deep well
water adalah air yang bersumber dari sumur bor dalam tanah yang digunakan
sebagia mencuci peralatan dalam proses yang berkontak lansung dengan produk.
Es yang digunakan dalam proses pengolahan juga dibagi menjadi dua
yaitu ice balok dan ice flake, ice balok adalah es yang dibuat dengan
menggunakan air chiller yang telah ditreatment, diproduksi sendiri dalam ruang
pemrosesan es balok, yang dikirim kedalam ruang pengolahan dengan kendaraan
yang bersih dan tertutup untuk menjegah kontaminasi pada es, sedangkan es flake
21
adalah es yang dibuat dengan air chiller dibuat menggunakan alat pembuat es
flake yang dibuat didalam ruang pembuatan es yang berada dalam ruang
pengolahan.
Pengujian juga dilakukan untuk mengetahui kualitas dan keamanan air dan
es yang akan digunakan, air dan es dilakukan pengujian mikrobiologi seperti (TPC,
E. coli, Colifrom, Enterococci) pada sampel air dan es dilaboratorium internal
setiap 1 minggu sekali. Pengujian dengan parameter lengkap setiap 1 bulan sekali
dengan metode SNI, selanjutnya dikirim sampel air dan es ke laboratorium
eksternal untuk kembali cek (TPC, E. coli, Coliform, Enterococci). QC juga
mengecek setiap hari kondisi air dan es untuk memastikan air dan es aman dari
kontaminasi dan tidak (berwarna, bau, rasa).
4. Bahan kimia
Adapun bahan kimia yang digunakan pada PT. PMMP antara lain :
Chlorine, alkohol, dan bahan tambahan seperti garam (Nacl), bahan kimia chlorine
digunakan untuk mencuci tangan dengan standar 25-50 ppm dan chlorine untuk
pencucian wadah atau peralatan yang digunakan untuk pengolahan adalah 100-
200 ppm. Alkohol yang digunakan untuk membersihkan dari kontaminasi silang
adalah 70% dan garam disimpan pada gudang kering. Seluruh bahan kimia
tersebut disimpan pada tempat khusus dan terpisah, pada PT. PMMP memiliki
gudang bahan kimia sendiri untuk menempatkan bahan-bahan kimia tersebut,
gudang selalu dikunci dan dibatasi aksesnya untuk sembarang orang, dan bahan
kimia dijauhkan dari tempat proses agar tidak terjadi kontaminasi selain bahan
tambahan yang digunakan untuk perendaman maka disimpan didalam ruang
proses.
5. Pengemasan
Kualitas bahan pengemas terjaga dengan baik sesuai dengan spesifikasi,
tidak mengandung bahan berbahaya yang mencemari produk atau food grade
meterial. Kekuatan bahan pengemas tidak mudah rusak. Tipe yang digunakan
adalah LLDPE (Linear low density polyethylene), inner box, karton diambil dari
Surabaya. Kemasan mempunyai ukuran, warna dan bentuk berbeda dari setiap
macam produk supaya mudah diidentifikasi. Kemasan berisi label tentang nama
pabrik (PT. Panca Mitra Multiperdana), deskripsi produk (PDTO), spesies dan
nama latin (Udang Vannamei/Litopenaeus vannamei), produksi dan tanggal
kadaluarsa (18-20 bulan setelah produksi), area penangkapan (Budidaya), berat
bersih dan berat kotor (2Lbs, 907gram), nomor registrasi (FDA REG
22
NO:13006834244), kode batch dan bahan tambahan (NaCl), ukuran dan bercode
(31-35 udang dalam 1000 gram).
6. Penyimpanan
Setelah produk dikemas dalam polybag dan dimasukkan dalam MC
(Master carton), produk harus disimpan kedalam CS (Cold storage), suhu didalam
CS harus tetap dalam kondisi dingin dengan standar suhu CS -20 sampai -22°C
untuk menjaga kualitas produk dan mempertahankan kesegarannya agar tetap
dalam kondisi dingin, dibagian pintu CS juga dilengkapi dengan tirai plastik tebal
untuk mencegah fluktuasi suhu dalam CS, produk yang telah dikemas dalam MC
harus disimpan dalam CS sampai proses ekspor, sistem penataan MC dalam CS
juga menggunakan sistem first in first out (FIFO), produk disusun secara rapi
dalam CS dalam yang suhu dipertahankan maksimum -18°C, dalam satu CS
produk raw berkapasitas 27 rak, 1 rak berisi 10 palet, satu palet berisi 56 MC
(besar) dan 100 MC (kecil), lama maksimal penyimpanan produk 15 hari untuk
produk polosan.
7. Distribusi
Produk yang sudah siap untuk dikirim adalah produk yang telah diproduksi
sesuai permintaan buyer, sebelum produk dalam MC dimuat kedalam container
harus lolos dari pendeteksian metal detector. Setelah lolos langsung dimuat dan
ditata kedalam container, proses pemuatan dilakukan secara cepat, cermat, dan
saniter untuk tetap menjaga suhu dalam produk, yang selanjutnya di ekspor ke
berbagai negara tujuan menggunakan alat transportasi seperti container,
container yang akan digunanakan dalam pengeksporan harus layak dan bagus
untuk digunkan dengan suhu container -20°C, adapun negara tujuan yang akan
ekspor oleh PT. Panca Mtra Multiperdana adalah negara Eropa seperti Amerika,
dan Asia seperti Jepang.
23
kepala, dan kotoran lainnya. Setelah disaring akan dialirkan menuju bak
penampungan sementara. Akan ada penambahan bakeri, terkadang juga
menggunakan eceng gondok yang bertujuan untuk menjernihkan air. Jika sudah
selesai melewati proses lainnya dan sudah bersih maka air siap dibuang langsung
kesungai.
• Limbah Padat
Penanganan limbah padat pada PT. Panca Mitra Multiperdana adalah
dengan mengumpulkan limbah padat yang berasal dari kepala dan kulit udang
yang telah dibersihkan, limbah ini ditampung dalam drum yang kemudian akan
diangkut menggunakan truk, proses pengangkutan biasanya sebanyakk 3 kali
dalam sehari mulai dari jam 10.00 – 18.00. PT. Panca Mitra Multiperdana bisa
menampung limbah 10 ton lebih setiap harinya, proses pengolahan limbah padat
dilakukan oleh pihak pembeli limbah yang berasal dari perusahaan lain diluar PT.
PMMP.
24
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang penulis dapatkan dari pelaksanaan Praktik Kerja
Lapang II sesuai dengan penempatannya adalah :
1. Alur proses pengolahan udang vannamei bentuk Peeled deveined tail on
(PDTO) dengan pembekuan IQF adalah :
Penerimaan bahan baku – Penimbangan 1 – Pencucian 1 – Pemotongan
kepala – Pencucian 2 – Pemisahan ukuran – Pengupasan – Pencucian 3 –
Penimbangan 2 – Perendaman – Pembekuan – Penimbangan 3 – Pelapisan
es – Pengecekan akhir 1 – Penimbangan 4 – Pengemasa dalam polybag dan
seal – Pengecekan akhir 2 – Pendeteksian metal 1 – Pengemasan dalam
karton – Penyimpanan dalam gudang beku – Pendeteksian metal 2 –
Pemuatan/ekspor.
2. PT. Panca Mitra Multiperdana telah menerapkan sistem GMP sesuai dengan
pedoman yang dikenal baik di Indonesia terdapat 18 aspek yang diterapkan
didalam perusahaan yaitu : Lokasi, bangunan, tata ruang, lay out, dinding dan
lantai, atap dan langit-langit, pintu dan jendela, penerangan, ventilasi dan
pengatur suhu, fasilitas sanitasi, alat produksi, seleksi bahan baku,
penanganan dan pengolahan, bahan pembantu, bahan kimia, pengemasan,
penyimpanan, distribusi.
5.2 Saran
Adapun saran yang saya berikan kepada PT. Panca Mitra Multiperdana
adalah :
1. Dilakukannya kegiatan pelatihan (Training) rutin setiap bulannya agar pekerja
sadar dan mengerti akan pentingnya kelayakan dasar GMP.
2. Untuk peralatan yang sudah tidak layak pakai sebaiknya diganti yan baru
contohnya kerusakan pada sepatu boot yang menyebabkan kaos kaki pekerja
sering basah karena sepatu boot yang rusak (Robek dibagian belakang)
3. Mengenai baju proses setelah dicuci sebaiknya dijadikan satu pada
pasangannya kembali untuk mengefisienkan waktu, karena karyawan masih
banyak yang memilih-milih dan menjadi berantakan.
25
DAFTAR PUSTAKA
Anjaritha. (2013). Fish Fillet and Other Fish Meats. In Market Brief (Issue HS 0304).
Market Brief.
BPOM. 2004. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor
HK.00/05.1.2569 tentang Kriteria dan Tata Laksana Penilaian Produk
Pangan.
BPOM. 2012. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor HK.03.1.33.12.12.8915 Tahun 2012 tentang Penerapan
Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta: Badan Pengawas
Obat dan Makanan.
Bungin, M. Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana.
Dirjen POM. 1999. Peraturan Perundang-Undangan Dibidang Obat Tradisonal.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Djaelani, A.R. 2013. Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian. Majalah Ilmiah
Pawiyatan,XX(7).
Hasan I. 2006. Analisa Data Penelitian dengan Statistik. Bumi Aksara. Jakarta.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2011, “Metodologi Penelitian Bisnis Untul
Akuntansi Dan Manajemen”, Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.
Irwandaru, D., & Wahyujati. (2012). Peningkatan Daya Saing Produk Lokal dalam
Upaya Standarisasi Memasuki Pasar Global. Universitas Gunadarma.
Jakarta.
Musfiqon. (2012). Pengambengan Media dan Sumber Pemblajaran. Jakarta:
Prestasi Pustakarya.
Nazir, M. 2003. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Nurdiansyah, A. (2010). Evaluasi aplikasi GMP dan SSOP serta penyusunan
HACCP plan pada produksi yoghurt drink di PT Indolakto Factory Pandaan,
Pasuruan [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, dan R&D. Bandung : CV Alfabeta
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombimasi (Mix Methods). Bandung :
Alfabeta.
Sumardiono. 2014. Apa Itu Homeschooling. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta.
Thaheer, H. 2009. Sistem Manajemen HACCP. Bumi Aksara, Jakarta.
26
LAMPIRAN
Director
Management Dociment
Repsentative Controller
Factory
Manager
27
Finance & PPIC Raw Production Logistic Ware Mechanical Personal & Quality
Accounting Dept Material Dept Dept House Dept Engineering General Affair Assurance
Dept Manager Purchasing Manager Manager Manager Dept Manager Dept Manager Dept Manager
Manager Dept
Manager
Head Of Clinic Head Of Head Of
Head Of
Production Ware Dept Laboratory
Dept House Dept
Personal Waste
& General Dispossal
Finance & QC Dept
PPIC Ware M&E Affair Instalation Laboratory
Accounting Production Logostic Staff
Staff House Staff Staff Staff Dept Staff
Staff Dept Staff Dept Staff
Dept
Staff
Lampiran 2. Diagram Alur Proses Pembekuan Udang Dalam Bentuk PDTO
Penerimaan Pemuatan/Ekspor
Bahan Baku
Penyimpanan Dalam
Pencucian I Gudang Beku
Pengemasan Dalam
Pengupasan
Polybag & Seal
Perendaman Pelapisan Es
Pembekuan Penimbangan
28
Lampiran 3. Tabel Manual GMP (Good Manufacturing Practice)
LOGO HACCP No :
UNIT PENGOLAHAN
JUDUL: Halaman :
GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) Edisi/Revisi :
acak
• Cuci peralatan
sebelum, sesudah
dan selama
digunakan
5 Pencucian II Pencucian dengan Mempertahankan Suhu air Seluruh Setiap jam QC Line Chek Tambahkan QC From 21.
air dingin <5°C suhu air dingin <5°C area proses dengan banyak es Themperatu
menggunakan dan cek secara Thermom r Test
mesin cuci udang, berkala kemudian eter
air harus terbebas lakukan penggantian
dari benda asing air setiap 1 truck
dan bakteri bahan baku
6 Pemisahan Periksa hasil • Jaga suhu udang • Suhu Area sortasi • Setiap QC Line • Cek • Berii es QC, • From 21.
Ukuran sortasi <5°C dengan • Peralatan jam dengan yang cukup sanitatio Temperat
dengan berdasarkan menambahkan es dan • Before thermo • Ulangi n official, ure Test
menggunakan permintaan yang cukup pekerja during meter pencucian producti • From 34.
mesin pembeli • Sortasi dan • Hasil and after • Pemerik jika masih on Record of
Grading pisahkan ukuran sortasi prosess saan kotor grading checking
sesuai permintaan dan pisah • Selama visual • Jika hasil operator sanitation
pembeli ukuran proses • Cek sortasi tidak • From 5.
• Sortasi dilakukan hasil sesuai Record of
dengan mesin sortasi dengan sortir &
gradasi sesuai standar, Sizing
• Cek ukuran untuk dengan lakukan With
mencegah ukuran permint sortasi Grading
diatas atau dibawah aan ulang/kerja Machine
dan mengecek pembeli kan ulang
kualitas
• Lakukan sortasi
dengan cepat,
32
keproduk
• Sisa dari kupasan
harus dipisahkan
dengan produk dan
dibuang ketempat
spesifik untuk
limbah padat
• Limbah harus
dibuang secara
bekala di tempat
limbah padat
9 Pencucian III Lihat SOP
tahapan 3
10 Penimbangan Untuk • Pertahankan suhu • Suhu Area • Selama QC dan • Cek • Kontrol QC and • From 34.
mendapatkan udang <5°C udang penerimaan proses QC Line dengan suhu Sanitatio Record of
berat sesuai • Jaga kebersihan • Kebersih dan • Sebelum, Thermo • Ulangi n checking
standra dan suhu karyawan dan an eksternal selama, meter pencucian operatin sanitation
udang harus <5°C peralatan timbang karyawan dan • Pemerik jika masih g • From 27.
sebelum digunakan • Peralatan sesudah saan kotor Personal
unutk mencegah • Timbang proses • Kalibras • Kontrol hygiene
kontaminasi an • Satu i kebersihan • Certificate
• Lakukan tahun ekstern karyawan result of
penimbangan sekali al • Jika calibration
dengan cepat, tepat timbangan
dan bersih tidak
• Penimbangan sesuai,
hanya dilakukan timbangan
oleh petugas yang harus
berwenang segera
diperbaiki
11 Perendaman Untuk dapat rasa • Pertahankan suhu • Suhu Area • Selama QC Line • Cek • Tambahkan QC • From 21.
34
lebih enak dalam udang pada <5°C udang rendaman proses dengan lebih
Temperat
makanan dengan meletakkan • Kototan • Sebelum Thermo banyak es
cukup es dan pencamp meter • Keluarkan ure Test
• Saring larutan benda uran • Cek • Dikerjakan
• From 13.
garam sebelum asing • Setelah visual kembali
Soaking
dicampur pada • Bahan rendam • Cek dan
larutan rendaman tambaha konfirm
• Persentase bahan n asi
garam & OB900 • Yield dengan
tergantung pada hasil permint
kebutuhan pembeli produksi aan
• Pengaturan mesin pembeli
rendaman dan
berdasarkan standar
standar dan
peraturan waktu
rendaman
berdasarkan
keperluan pembeli
12 Pembekuan • Suhu • Lakukan peralatan • Mesin Area • Sebelum, Operator • Cek • Lakukan Operator • From.
pembekuan di - mesin pembekuan • Suhu pembekuan selama visual perbaikan machine F/ME/034
33°C secara berkala dan mesin dan • Cek • Pengaturan Tunnel
• Speed conveyor terjadwal pembeku sesudah suuhu mesin • From 34.
diatur tergantung • Sebelum • Suhu proses digital pembekuan Record of
pada ukuran pembekuan, atur produk • Sebelum mesin untuk checking
udang yang mesin tunel untuk • kebersih dan • Cek menyesuaik sanitation
tertera pada mencapai standar an selama dengan an dengan
SD/QA013 • Hasil pembekuan pembeku Thermo standard
• Suhu pusat yang baik dari an meter dan kontrol
produk harus penampakan putih • Sebelum suhu
kurang dari -18°C • Harus dicapai atau dan pembekuan
• Mesin jika tidak beku maka sesudah • Bekukan
pembekuan dibekukan ulang pembeku ulang
• an • Jika freezer
35
atau error
17 Pengemasan Untuk melindungi • Cek kebersihan • Polybag Area • Sebelum, QC Line • Cek • Jangan QC, • From 8.
kedalam produk dari bahan kemasan • Traceabil pengemasa selama and visual gunakan Producti Packaging
polybag dan kontaminasi dan sebelum digunakan ity Code n dan Production • Cek polybag on, and
seal untuk mencegah • Beri code pada bag • Menyege sesudah dengan yang kotor warehou Labeling
produk keluar untuk traceability l polybag digunaka Thermo dan se • From 21B.
• Departemen • Suhu n meter gunakan Temperat
produksi harus • Label • Sebelum • Pemerik polybag ur Test
segera ,e,berikan pada digunaka saan yang lain • From 8.
infirmasi kepada kemasan n untuk visual • jika Packaging
bagian stamp produk mengema label ditemukan and
tentang kode akhir s produk pada label yang Labeling
produksi untuk jadi kemasa salah
menyata n segera
pisahkan
• Segel polybag kan • Selama produk karton dan
secara tepat untuk udang pengema jadi berikan
mencegah produk sebagai san informasi
keluar dari polybag sumber • Setiap kepada
• Letakkan produk makanan jam supervisor
ddalam polybag • Dimulai • dikerjakan
srcara cepat, hati- dari kembali
hati dan jaga suhu kemasan • kontrol suhu
produk 18°C masing- • pisahkan
• Cek label pada masing kemasan
polybag yang lot dan yang tidak
menyatakan udang setiap tercantum
sebagai makanan satu label udang
utama sebelum produk sebagai
dikemas sumber
• Gunakan corong makanan
untuk mrncegah dan lakukan
produk keluar ke pelabelan
lantai ulang
39
• Polybag diletakkan
dibawah corong
18 Pengecekan Memastikan Cek produk jadi dan • Kondisi Area Selama QC Line • Member • Pisahkan QC, -
akhir II produk jadi bebas lakukan tekanan pada kemasan pengemasa proses ikan polybag Sanitatio
dari benda asing, kantong untuk • Sanitasi n tekanan yang risak n
kotoran dan bag memastikan tidak ada udang • Cek dan operatin
tidak kotor kantong rusal visual kerjakan g and
kembali producti
• Tahan on
produk jika
ditemukan
benda asing
dan
dilakukan
proses
ualng
19 Pendeteksian Setiap produk • Setiap produk harus • Serpihan Area • Sebelum QC Line • Setiap • Tolak setiap QC • From 7.
Metal I harus melewati melewati dettector logam pengemasa produk and produk produk jika Metal
pendeteksi logam logam. Tolak • Kerusaka n dikemas operator dilewatk terdeteksi detecting
untuk mendeteksi produk jadi jika n dalam an ke dan
serpihan logam terdeteksi oleh pendetek karton metal dimasukkan
detector logam si logam • Sebelum, detector kedalam
• Atur detector logam selama • Periksa tempat
sebelum digunakan dan dengan yang
dan sesuai dengan sesudah standar terpisah
produk tertentu setiap d • Pengaturan
jam Referen detektor
ce logam
Material dengan
/serpiha spesifikasi
n uji masing-
masing
produk dan
40
diperbaiki
jika detector
logam rusak
20 Pengemasan Lindungi produk • Cek kondisi bahan • Kondisi Area • Sebelum QC Line • Cek • Jangan QC, • From 8.
ke dalam dari kontaminasi kemasan sebelum kemasan pengemasa digunaka and QC visual menggunak producti Packaging
karton luar dan beri digunakan • Salah n, internal n untuk Staff • Uji an kemasan on and and
identitas pada • Cek label sebelum pelabela laboratory produk mikrobi yang rusak warehou Labeling
produk dan dikemas dan n jadi ologi • Jika se, QA • From 19.
kemasan kedalam cocokan polybag • Traceabil • Sebelum • Antibioti ditemukan and staff Microbiolo
master karton. dan label pada MC ity digunaka k label yang laboratar gy and
Setiap produk dan cek juga kondisi • Mikrobiol n untuk • Sesuai salah y Chemical
harus diambil produk sebelum ogi dan mengema dengan segera Test
contoh untuk cek dimasukkan ke kimia s produk standar pisahkan • From 14.
test mikrobiologi master carton jadi masing- karton dan Record of
berikan final
• Cek label pada • Antibiotic • Setiap masing informasi product
bahan pengemas es hari dan produk kepada assessmet
untuk menuruti • Physical, setiap supervisor
intruksi pelanggan Nature, kode • Laporan
dan peraturan and kemanage
negara weight men
• Beri code pada
carton untuk
traceability
• Departemen
produksi harus
segera memberikan
informasi kepada
bagian stamp
tentang kode
produksi
• Pengambilan
sampel setiap loy
untuk cek kimia
41
jika detektor
logam
rusak/error
23 Ekspor/Pemu Pemuatan produk • Wadah didinginkan • Suhu Container • Setiap QC Line • Pemerik • Kontrol QC and • From 28.
atan kedalam kontainer hingga -20°C atau - kontainer dan kedatang and saan suhu Logistic Loading
4°F, sebelum • Kerusaka Anteroom an Logistic visdual kontainer
pemuatan n fisik kontainer • Cek • Kontrol
• Lakukan • Sebelum secara pergerakan
pemantauan suhu dan berkala produk
kontainer sampai sesudah
kontainer keluar pemuatan
pabrik
• Produk jadi
dikeluarkan dari
cold storage dan
ditransfer langsung
kedalam container
• Semua produk
harus teridentifikasi
44
Lampiran 4. Gambar Produksi
Pengupasan Pencucian 3
45
Perendaman Pembekuan
46