Anda di halaman 1dari 5

Jangan Begadang

Gunung Gede Gadang, berada di salah satu pulau jawa yaitu tepatnya Jawa
Barat,Bandung. Gunung tersebut menjadi salah satu gunung terpopuler di Indonesia karena akan
kecantikan tempatnya, akan tetapi di balik kecantik pegunungan tersebut terdapat satu kisah
mistis yang konon katanya telah merengut banyak nyawa pendaki. Hingga saat ini baik pihak
setempat maupun kepolisian tidak tau apa penyebab kematian para pendaki-pendaki tersebut, ada
yang mengatakan itu ulah seorang pembunuh berantai ada juga yang mengatakan bahwa itu ulah
roh jahat. Tetapi tidak sedikit juga orang yang percaya bahawa para pendaki yang meninggal
disebabkan oleh peringatan yang mereka langgar sendiri.
“ Jadi gimana ? ada yang tertarik buat bikin konten disana tidak ? ” tanya ku kepada
empat sahabatku yaitu Daffa,Latif,Hanzi,dan Yuda setelah membaca salah satu artikel di
internet.
“ Ya, gue sih mau-mau aja cuman yang jadi pemandunya nanti siapa ? kan kita belum ada
yang pernah kesana ” kata Daffa.
“ Kebetulan banget, salah satu paman gua ada yang pernah kerja disana sebagai
pemandu. Cuman karena kejadian itu dia jadi berhenti kerja disana ” kataku.
“ Yaudah gimana kalau Jumat besok Nar ? paman lu bisa tidak ? ” tanya Latif ke aku.
“ Okay bentar gue coba tanya dulu ya ” kata aku sambil mengeluarkan ponsel dan
menelepon pamanku.
Di telepon
“ Selamat Malam, kang Adit ? ” kataku memberi salam.
“ Selamat Malam juga, iya Nara ada apa ya ? ” kata kang Adit.
“ Ini kang aku ama temen-temen mau mendaki Jumat besok. Kira-kira bisa tidak ? ”
kataku di telepon.
“ Bisa kok, mau mendaki dimana ? sama jam berapa berangkat ? ” tanya kang Adit
kepadaku.
“ Di Gunung Gede Gadang kang waktu berangkat mungkin jam tigaan ” kataku.
“ Oke deh kalau gitu, langsung ketemuan di tempat aja ya ” kata kang Adit
“ Okay, kang kalau gitu. Makasih ya ” kataku lagi.
“ Iya sama-sama Nar ” kata kang Adit sambil menutup panggilan teleponku.
“ Okay guys, paman gua bilang bisa. Kalau gitu kita bakalan ketemuan dirumah gue dulu
setelah jam 1, soalnya waktu tempuh dari sini ke lokasi sekitar dua jam. kan masih ada dua hari
lagi jangan lupa siapin semua yang diperluin okay jangan sampe ada yang ketinggalan ” kataku
ke Daffa,Latif,Hanzi dan Yuda. Dan merekapun mengiyakan apa yang telah aku ucapkan.
Jumat, 18 Juli 2021 ketika Hari H
Tepat pukul 1 siang Daffa,Latif,Hanzi dan Yuda berkumpul dirumahku. Dan sebelum
berangkat kita melakukan pengarahan sebentar dan mengatur formasi saat mendaki nanti, tidak
lupa aku daffa dan Yuda membawa kamera masing-masing untuk membuat konten nanti
sekaligus live streaming saat tiba dilokasi. Ketika kami semua memastikan semua perlengkapan
sudah lengkap kami pun langsung tancap gas menuju base camp Gunung Gede Gadang,
perjalanan kami berjalan dengan lancar dan sampai di tempat tujuan pada pukul 3 tepat.
Ketika kita sampai di titik lokasi aku langsung menghubungi kang Adit untuk
memberitahu bahwa kita sudah sampai dilokasi. Kurang lebih 15 menitan kami menunggu
akhirnya kang Adit sampai di lokasi juga, aku dan teman-teman pun ngobrol dengan kang Adit
sambil berkenalan sebentar. Setelah berkenalan dan mengobrol bersama waktu yang ditunggu-
tunggu pun akhirnya datang yaitu jam 6 Malam, kita sengaja datang jam 3 karena kita juga butuh
persiapan untuk nanti saat membuat video dan live streaming.
“ Okay, seperti yang gua bilang tadi siang yang bakalan jadi pemimpin si Daffa, terus
diikutin Hanzi, dan dibelakangnya Hanzi itu Yuda sebagai pembawa perlengkapan, dan
dibelakangnya Yuda ada Latif sebagai Chef nanti terus di paling belakang ada gua sebagai
sweeper atau penyapu nanti. Dan di tentunya Kang Adit sebagai Navigator kita untuk dua hari
kedepan ini ” kataku menjelaskan sekali lagi dan diikutin anggukan oleh sahabat-sahabatku.
“ Okay kang Adit, bisa dimulai pengarahannya dan doanya sekarang ” kataku kepada
kang adit.
“ Okay, biar tidak buang-buang waktu yang terlalu banyak. Akang cuman mau bilang
satu hal apapun yang terjadi jangan ada yang begadang lebih dari jam 00:00 okay ” kata kang
Adit.
“ Memangnya kenapa kang ? ” tanya Yuda penasaran.
“ Memang sudah peraturan dari sananya kayak gitu, yaudah selebihnya nanti bisa
ditanyain pas mendaki aja. Kalau gitu sebelum kita mulai kegiatan selama dua hari ini ada
alangkah baiknya kita berdoa terlebih dahulu. Berdoa dengan kepercayaan masing-masing
dimulai.”
“ Berdoa selesai ” kata kang Adit
Setelah berdoa dan pengarahan sedikit barusan akhirnya kita memulai mendaki ketika
waktu menunjukan pukul setengah tujuh waktu setempat. Tidak lupa aku,Daffa,dan Latif
menyalakan kamera GoPro kita untuk mereka perjalan dari base camp menuju pos pertama atau
biasanya dikenal dengan pos Danau Hijau. Walaupun dibilang danau hijau tetapi air yang ada di
danau tersebut sangatlah jernih bahkan bisa diminum makanya kita bakalan menjadikan tempat
tersebut menjadi peristirahatan kita pertama.
Selama perjalanan menuju pos Danau Hijau semuanya masih aman-aman saja, seperti
pada jadwal kita sampai pada pos Danau Hijau pada jam 9 malam. Kita pun membuka alas tikar
untuk istirahat dan membuat kopi, agar tetap terjaga. Kurang lebih selama setengah jam kita
beristirahat, kita pun akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke pos dua atau
biasanya dikenal dengan pos Kandang Tanah ketika waktu menunjukan pukul 10 malam.
Ketika aku keluar dari pos Danau Hijau tidak tau mengapa aku memiliki firasat yang
buruk, aku merasa sesuatu bakalan terjadi malam ini. Tetapi karena aku tidak ingin
menghancurkan suasana malam ini akhirnya akupun hanya dapat membuang firasat tersebut
jauh-jauh. Kurang lebih satu setengah jam jarak yang sudah kita tempuh akhirnya kita sampai di
pos kedua yaitu pos Kandang Tanah.
“ Akhirnya sampai juga di pos kedua, Yud keluarin terpalnya lagi sama Latif siapin
makanan ya. Gua,Nara,sama Hanzi mau nyari kayu bakar dulu ” kata Daffa.
“ Daff tidak usah, waktu sudah setengah dua belas. Mendingan kalian bertiga mendirikan
tenda.” Kata kang Adit.
“ Lah kenapa kang ? kan baru setengah dua belas ? ” tanya Daffa
“ Kamu lupa di awal sebelum mendaki saya bilang apa? ” tanya kang Adit kembali.
“ ah iya juga, baiklah kalau gitu kang ” kata Daffa.
Daffa dan Hanzi pun akhirnya saling bahu membahu untuk mendirikan tenda, sedangkan
aku yang penasaran pun bertanya ke kang Adit sebenernya ada apa ? dan mengapa kita tidak
boleh tidur lebih dari jam 00:00. Apa yang kang Adit beritahupun membuat aku tercengang dan
membuat aku segera membantu Daffa dan Hanzi mendirikan tenda dan membantu Latif serta
Yuda membuat makan malam.
“Okay semua sudah siap, sisa 15 menit lagi silahkan makan setelah itu langsung tidur ya.
Saya izin langsung tidur duluan ya” kata kang Adit.
“ Baik kang ” kataku.
Selepas kang Adit memasuki tenda dan pergi tidur, aku dan keempat sahabatku
melanjutkan makan kita. Tetapi bukannya segera menyelesaikan makanan kita malah sambil
mengobrol terlebih dahulu, ya bisa dikatakan sejak awal kita berlima memang niat untuk
begadang malam ini. Selesai makan kitapun akhirnya memasang beberapa kamera diluar tenda
untuk memantau kegiatan diluar, sedangkan kita berlima menunggu di tenda yang sama.
“ Memangnya kenapa sih kita tidak boleh begadang ” tanya Yuda penasaran.
“ Jadi menurut info yang gua dapet dari paman gua, gunung ini emang indah cuman
penghuni gunung ini kurang bersahabat ketika tengah malam. Beliau bilang bahwa setiap tengah
malam penghuni disini bakalan mengambil beberapa orang untuk dijadikan tumbal jika masih
melakukan aktifitas diatas jam duabelas malam.” Kataku.
“ hahaha, seperti anak kecil saja percaya dengan cerita begituan ” kata Latif.
“ Ya, maka dari itu kita disini buat mencari tahu semuanya apakah fakta/mitos doang ”
jawabku.
“ Hmmm… guys sekarang sudah jam 00:00 nih ” kata Yuda
“ Ehh bener juga, sebentar gua live dulu di youtube ” kata gue.
Ketika aku baru saja ingin menekan tombol untuk memulai live, tiba-tiba saja laptop
yang aku gunakan mati bahkan kamera yang sudah aku dan daffa setting jatuh seketika. Tentu
saja aku dan yang lainnya spotan kaget dan mengecek keluar sebenarnya ada apa diluar, dan apa
yang membuat kamera kita jatuh.
Baru juga aku dan teman-temanku keluar tenda, kita melihat sesosok yang tidak akan
pernah kami lupakan wujudnya. Sosok itu adalah seorang wanita yang memakai gaun merah,
dengan rambut yang terurai sepanjang lutut kaki, dengan wajah yang hancur setengah dan
dilumuri oleh darah. Penampilannya memang tidak membuat kami takut, akan tetapi yang
membuat kami ketakutan adalah hal yang dia ucapkan kepada kami. Atau bisa dikatakan kalimat
yang perempuan itu katakan lebih ditunjukan untuk kang Adit.
“ DIA HARUS MEMBAYAR SEMUANYA !!! ” teriak wanita tersebut.
Ketika aku baru saja ingin menanyakannya, perempuan tersebut tiba-tiba saja menghilang
dan muncul tepat dihadapanku. Ia lalu memegang keningku dan memberikan ingatannya
kepadaku, seketika akupun langsung pingsan dan setelah itu sosok wanita tersebut menghilang.
Ketika aku bangun hari sudah cerah dan aku masih dikelilingi sahabat-sahabatku, mereka pun
bertanya kepadaku apa yang aku lihat ketika wanita tersebut menyentuh keningku dan aku pun
menceritakan semuanya.
“ Aku melihat, ada kang Adit disini bersama dengan pacarnya dan kedua teman-
temannya. Dan disitu aku melihat perlakuan keji yang telah dilakukan oleh kang Adit, beserta
kedua temannya. Namun sungguh disayangkan ketika pacarnya kang Adit berusaha kabur, ia
malah tersungkur kedalam sebuah tanah. Dan waktu kejadian tersebut terjadi adalah ketika pukul
00:00 dini hari. Demi menutupi perbuatan keji tersebut kang Adit beserta teman-temannya
menyebarkan rumor tersebut agar tidak ada masuk ke pegunungan ini.” Kataku panjang lebar
“ Terus yang dia maksud dengan harus membayar semuanya itu bagaiman ? ” tanya
Hanzi.
“ Ia meminta jasadnya untuk dikuburkan dengan layak. Dan meminta untuk kang Adit
beserta kedua temannya menyerahkan diri kepolisi.” Kataku.
“ yaudah kalau begitu mumpung kang Adit masih tertidur kita ikat saja dia dan bawa ke
kantor polisi ” kata Yuda
“ Ide bagus kalau gitu ayo segera kita selesaikan masalah ini ” kataku
Akun pun akhirnya memasukin tendanya kang Adit dan memulai mengikat tangan dan
kakinya supaya tidak kabur. Setelah memastika kang Adit tidak dapat kabur aku dan yang
lainnya pun segera membereskan tenda dan perlengkapan bekas makan semalem. Lalu kita
bersiap-siap untuk kembali ke base camp tempat awal kita sebelum mendaki.
Ketika kita baru saja sampai menuju base camp disitu lah para polisi sudah menunggu
lalu akupun menyerahkan kang Adit dan Hanzi kepada pihak kepolisian. Latif dan Yuda yang
melihat aku juga menyerahkan Hanzi pun terkejut, tetapi aku menjelaskannya secara singkat
bahwa hanzi juga bersekongkol dengan kang Adit waktu itu. Setelah kejadian itu aku Latif dan
Yuda pun diinterogasi oleh pihak kepolisi, kita bertiga pun menyampaikan kesaksian yang sama.
Lalu Gunung Gede Gadang pun ditutup sementara untuk pengecekan lebih lanjut, dan jasad
mantannya kang Adit pun berhasil ditemukan lalu dimakamkan dengan layak.
Enam bulan setelah kejadian
Saat ini tepat pukul 00:00 dan disinilah aku,Latif, serta Yuda sedang beristirahat di
Kandang Tanah Gunung Gede Gadang. Ketika kita baru saja keluar dari tenda kita bertiga
melihat mantannya kang Adit kembali, tetapi kali ini wajahnya lebih cantik saat pertama kali kita
bertemua.
“ Terimakasih ” katanya dengan senyuman diwajahnya lalu menghilang perlahan-lahan.
Tentang Penulis
Nawfal Byan Prabowo adalah pemuda 18 tahun kelahiran Bandung,Jawa Barat. Ia
merupakan siswa SMA yang memiliki hobi membaca dan menonton, ia juga mendalami
beberapa bahasa yaitua Bahasa Inggris dan Jepang. Ia memiliki cita-cita untuk membangun
usahanya sendiri bersama sahabatnya, selain itu ia juga suka menulis cerpen diwaktu
senggangnya.

Anda mungkin juga menyukai