Anda di halaman 1dari 7

PAPER

MEMBANGUN BUDAYA ANTI KORUPSI DI LINGKUNGAN KERJA RS CITRA


SARI HUSADA (INTAN BAROKAH)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi
Dosen Pengampu : Dr. Ida Untari. SKM., M.Kes

Oleh
Adzan Bima Laksono Putro Sadewo
NIM: (02202104003)

PRODI D-IV ALIH JENJANG KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


ITS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya
dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagai suatu proses perubahan yang
direncanakan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan
pembangunan terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni (orang-
orang yang terlibat sejak dari perencanaan samapai pada pelaksanaan) dan pembiayaan.
Diantaradua faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor manusianya.Indonesia
merupakan salah satu negara terkaya di Asia dilihat dari keanekaragaman kekayaan sumber
daya alamnya. Tetapi ironisnya, negarater cinta ini dibandingkan dengan negara lain di
kawasan Asia bukanlah merupakan sebuah negara yang kaya malahan termasuk negara yang
miskin.Mengapa demikian? Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya
manusianya. Kualitas tersebut bukan hanya dari segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi
juga menyangkut kualitas moral dan kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat
kejujuran dari aparat penyelenggara negara menyebabkan terjadinya korupsi. Korupsi di
Indonesia dewasa ini sudah merupakan penyakit social yang sangat berbahaya yang
mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Korupsi telah
mengakibatkan kerugian materiil keuangan negara yang sangat besar. Hal itu merupakan
cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu, sehingga yang menonjol adalah sikap
kerakusan dan kekuasaan. Persoalannya adalah dapatkah korupsi diberantas? Tidak ada
jawaban lain kalau kita ingin maju, adalah korupsi harus diberantas. Jika kita tidak berhasil
memberantas korupsi,atau paling tidak mengurangi sampai pada titik nadir yang paling
rendah maka jangan harap Negara ini akan mampu mengejar ketertinggalannya dibandingkan
negara lain untuk menjadi sebuah negara yang maju. Karena korupsi membawa dampak
negatif yang cukup luas dan dapat membawa negara ke jurang kehancuran.

1.2.     Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian korupsi.
2. Untuk mengetahui penyebab atau latar belakang terjadinya korupsi.
3. Untuk mengetahui macam-macam dari korupsi.
4. Untuk mengetahui dampak adanya korupsi.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memberantas korupsi
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Korupsi secara Teoritis


Kata Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya busuk,
rusak, menggoyahkan, memutar balik atau menyogok. Menurut Dr. Kartini Kartono, korupsi
adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mencari
keuntungan,  dan merugikan kepentingan umum. Menurut saya sendiri tindakan korupsi
merupakan tindakan dimana para pejabat public menggelapkan uang untuk kepentingan
pribadi sebagai pemuas kebutuhan dalah kehidupannya. Jadi korupsi merupakan gejala salah
pakai dan salah urus dari kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-
sumber kekayaan negara dengan menggunakan wewenang dan kekuatan-kekuatan formal
(misalnya denagan alasan hukum dan kekuatan senjata) untuk memperkaya diri sendiri.
Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan yang
dimiliki oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi dengan mengatas namakan
pribadi atau keluarga, sanak saudara dan teman. Hal itu akan masuk dalam dalam
pembahasan saya mengenai tindak korupsi Masyarakat Pancasila Dalam Persepektif
Paradigma Konflik Dan Sruktural Fungsional

2.2. Tindak Pidana Korupsi Dalam Perspektif Normatif


Memperhatikan Undang-undang nomor 31 tahun 1999 Undang-undang Nomor 20
tahun 2001,maka tindak Pidana Korupsi itu dapat dilihat dari dua segi yaitu korupsi Aktif dan
Korupsi Pasif, Adapun yang dimaksud dengan Korupsi Aktif adalah sebagai berikut
-  Secara melawan hukum memperkaya diri sendiri atau orang lain atau Korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara (Pasal 2 Undang-undang
Nomor 31 Tahun 1999)
- Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau Korporasi yang
menyalahgunakan kewenangan,kesempatan atau dapat merugikan keuangan Negara,atau
perekonomian Negara (Pasal 3 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999)
-     Memberi hadiah Kepada Pegawai Negeri dengan mengingat kekuasaan atau wewenang
yang melekat pada jabatan atau kedudukannya,atau oleh pemberi hadiah atau janji dianggap
melekat pada jabatan atau kedudukan tersebut (Pasal 4 Undang-undang Nomor 31 Tahun
1999)
-    Percobaan pembantuan,atau pemufakatan jahat untuk melakukan Tindak pidana Korupsi
(Pasal 15 Undang-undang Nomor 20 tahun 2001)
-     Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau Penyelenggara Negara
dengan maksud supaya berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang
bertentangan dengan kewajibannya (Pasal 5 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 20 tahun
2001)
-  Memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau Penyelenggara negara karena atau berhubung
dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajibannya dilakukan atau tidak dilakukan
dalam jabatannya (Pasal 5 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 20 Tagun 2001)
-   Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada Hakim dengan maksud untuk mempengaruhi
putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili (Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2001)

BAB III
ANALISIS

Peraturan-peraturan tentang pemberantasan korupsi silih berganti, selalu orang yang


belakangan yang memperbaiki dan menambahkan, namun korupsi dalam segala bentuknya
dirasakan masih tetap merajalela. Istilah korupsi sebagai istilah hukum pengertian korupsi
adalah perbuatan-perbuatan yang merugikan keuangan dan perekonomian Negara atau daerah
atau badan hukum lain yang mempergunakan modal atau kelonggaran yang lain dari
masyarakat, sebagai bentuk khusus daripada perbuatan korupsi. Oleh karena itu, Negara
memandang bahwa perbuatan atau tindak pidana korupsi telah masuk dan menjadi suatu
perbuatan pidana korupsi yang selama ini terjadi secara meluas, tidak hanya merugikan
keuangan Negara dan daerah, tetapi juga telah merupakan pelanggaran terhadap hak-hak
sosial dan ekonomi masyarakat secara luas, sehingga tindak pidana korupsi perlu
digolongkan sebagai kejahatan yang pemberantasannya harus dilakukan secara luar biasa.
            Dalam melakukan analisis atas perbuatan korupsi dapat didasarkan pada 3 (tiga)
pendekatan berdasarkan alur proses korupsi yaitu :
-          Pendekatan pada posisi sebelum perbuatan korupsi terjadi (Preventif)
-          Pendekatan pada posisi perbuatan korupsi terjadi (Deduktif)
-          Pendekatan pada posisi setelah perbuatan korupsi terjadi (Represif)
Dalam tulisan Marx, German Ideology,beliau merumuskan suatu premis dasar bahwa
bidang ekonomi menentukan pemikiran manusia, Mengapa ekonomi? Karena Marx
hendak konsisten dengan dalilnya mengenau dialektika materi. Baginya materi ini
dapat diidentikan sebagai ekonomi. Kondisi ekonomi seseorang yang kemudian
membentuk kesadaran seseorang tersebut. Sehingga pandangan seseorang mengenai
dunia ditentukan oleh posisi ekonominya (Marx: posisi kelasnya). Seseorang yang
berada pada kelas yang terhormat tentu memiliki pandangan dan wawasan yan
berbeda dengan orang yang berada pada kelas bawah. Perbedaan inilah yang
kemudian menimbulkan konflik seperti halnya tindak Korupsi yag dilakukan oleh
kalangan yang berada pada kelas atas sehingga menimbulkan perselisihan mengenai
nilai-nilai atau tuntutan-tuntutan yang mengenai status,kekuasaan, dan sumber-
sumber kekayaan yang persediaannya tidak mencukupi sehingga tindak korupsipun
akan terjadi, karena kepentingan dari pihak yang berkuasa pasti berbeda dengan
kepentingan dari pihak lemah sehingga ada celah-celah kesempatan untuk bisa
melakukan tindak korupsi tanpa memikirkan kaum yang berada di bawah (kaum
lemah). Hal penting dalam Teori Konflik yang pertama adalah Kekuasaan, di mana
setiap kemampuan untuk memenangkan kemauan sendiri, juga kalau kemauan itu
sendiri harus bertentangan dengan kemauan orang lain, seperti halnya korupsi yang
tidak dapat dipungkiri lagi bahwa itu muncul berawal dari konsep dan minusnya
kekuasaan yang selalu hadir dalam suatu relasi. Yang kedua adalah Kepentingan,
masyarakat terdiri dari kelas-kelas. Kelas yang tentu mempunyai perbedaan
kepentingan dengan kelas yang lain. Pihak penguasa memiliki kepentingan untuk
mempertahankan apa yang dimilikinya, sedangkan pihak bawah akan cenderung
mengadakan suatu perubahan. Bisa saja orang yang melakukan tindak korupsi yang
berada pada kelas atas mempertahankan jabatan dan wewenang yang dimilikinya
sedangkan pihak yang berada pada kelas bawah ingin melakukan perubahan atas
tindakan pihak kelas atas yang dianggap menyalahgunakan kekuasaan dan wewenang
untuk kepentingan pribadi, sehingga pihak bawah merasa keadilan Negara terhadap
rakyat kelas bawah kurang, serta tindakan tersebut dianggap merugikan mereka
karena hak keungan Negara yang harusnya digunakan untuk mensejahterakan mereka
digelapkan oleh pihak kelas atas ang tidak bertanggung jawab. Besarnya tekanan
politik (pembiayaan politik) membuat anggaran kesehatan rawan dikorupsi. Hal ini
terjadi karena aktor politik yang berada dipemerintahan menjadikan anggaran
kesehatan sebagai salah satu sumber pendanaan politiknya. Tata kelola anggaran
kesehatan masih buruk. Transparansi masih rendah terutama keterbukaan atas
dokumen pengadaan (KAK, HPS, Spek Teknis, Kontrak, BAST dsb). Pelanggaran
atas peraturan perundang-undangan terutama prosedur pengadaan serta kurangnya
partisipasi publik. Reformasi birokrasi juga belum efektif karena masih banyak
pejabat eselon 1 sampai eselon 4 yang terlibat kasus korupsi. Tekanan atasan
(penyelenggara negara) atas ASN serta integritasnya masih rendah. Pengendalian
internal dan system pengawasan internal pemerintah belum efektif.
BAB III
PENUTUP
 
3.1. Abstrak
Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara langsung merugikan
negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam perbuatan korupsi meliputi dua aspek.
Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan kekuasaannya dan aspek penggunaan
uang Negara untuk kepentingannya.Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan dan
kelemahan pemimpin,kelemahan pengajaran dan etika, kolonialisme, penjajahan rendahnya
pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman yang keras, kelangkaan lingkungan yang
subur untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber daya manusia, serta struktur
ekonomi.Korupsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu bentuk, sifat,dan tujuan.
Dampak korupsi dapat terjadi di berbagai bidang diantaranya, bidang demokrasi, ekonomi,
dan kesejahteraan negara. OWNER RS bekerjasama dengan penyedia barang adalah pihak
paling banyak menjadi tersangka korupsi. Hal ini terjadi karena OWNER RS, baik dari
jabatan tinggi seperti DIREKTUR atau KOMITE MEDIK sampai KARYAWAN RS,
memiliki kewenangan yang tinggi dalam PBJ. Direktur Rumah Sakit dan Kepala Dinas
Kesehatan merupakan pejabat paling banyak menjadi tersangka korupsi. Penyelenggara
negara terutama Menkes, Anggota DPR/DPRD, Gubernur, Bupati, Walikota dan Direksi
BUMN juga banyak terlibat sebagai pelaku korupsi. Hal in membuktikan bahwa korupsi
kesehatan tidak hanya dilakukan sendiri oleh PNS saja bisa juga terjerat di lingkungan
Karyawan RS Swasta akan tetapi juga ditentukan oleh penyelenggara negara atasan mereka

3.2. Saran
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini.Dan pencegahan
korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil. Ada 3 hal menurut saya yang harus dilakukan guna
mengurangi sifat dan perilaku masyarakat untuk korupsi, anatara lain;
(1) menaikkan gaji pegawai rendah dan menengah,
(2) menaikkan moral pegawai tinggi, serta
(3) legislasi pungutan liar menjadi pendapat resmi atau legal.
DAFTAR PUSTAKA

Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini. Dewantara, A. (2017).


Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong (Indonesia dalam Kacamata Soekarno).
SUMBER: http://makalainet.blogspot.com/2013/10/korupsi.html.
https://antikorupsi.org/sites/default/files/dokumen/Tren%2520Korupsi%2520Kesehatan
%25202017. pdf

Anda mungkin juga menyukai