Anda di halaman 1dari 10

APKK RESPON EMERGENSI MATERNAL

RESPON EMERGENSI OBSTETRI NEONATAL DI FKTP

PENILAIAN PUSKESMAS PENILAIAN KAB/KOTA


1. RESPON EMERGENSI OBSTETRI NEONATAL TGL: TGL:

1,1 Tim emergensi siap dipanggil untuk penatalaksanaan setiap ibu hamil, bersalin atau
post‐ partum dan neonatus yang berada dalam kondisi mengancam jiwa terkait
adanya komplikasi
• Catatan di fasilitas yang mendokumentasikan jadwal tugas tim emergensi
obstetri‐neonatal di unit yang bersangkutan.
• Tim emergensi terdiri dari minimal 3 orang tenaga kesehatan, terdiri dari
dokter, bidan dan atau perawat
1,2 Peralatan dan perlengkapan untuk penatalaksanaan emergensi obstetri ‐ neonatal
tersedia dan selalu dalam kondisi siap pakai.
• Troli emergensi obstetric
• Troli emergensi neonatus
Lihat Lampiran daftar standar kelengkapan troli emergensi obstetri‐ neonatal

1,3 Pemeriksaan rutin dan teratur terhadap kelengkapan dan kesiapan troli emergensi
obstetri‐neonatal.
• Daftar tilik set peralatan lengkap pada troli atau wadah tersebut
• Jadwal pengecekan pada setiap pergantian dinas petugas
1,4 Algoritma/Job‐aid tentang penatalaksanaan emergensi obstetri dan neonatal yang
terpasang dengan jelas pada setiap unit
• Perdarahan Postpartum
• Pre Eklampsia Berat/ Eklampsia
• Syok pada Maternal
• Infeksi pada ibu hamil dan nifas
• Persalinan Macet
• Ancaman Persalinan Prematur
• Resusitasi neonates
• Kejang pada Neonatus
• Identifikasi Infeksi pada Bayi Baru Lahir
• Dehidrasi berat pada neonatus
• Hipotermia pada neonatus
• Hipoglikemia pada neonatus
1,5 Puskesmas/klinik menjadwalkan dan melakukan latihan /demo tim emergensi
obstetri neonatal secara rutin
• Pre Eklampsia Berat
• Perdarahan Postpartum dan Syok pada Maternal
• Eklampsia
• Resusitasi pada Neonatus
• Daftar hadir peserta latihan/demo klinis tentang: syok pada Maternal,
perdarahan postpartum Eklampsia, resusitasi pada neonates
• BBLR, PMK harus disebutkan
Penilaian Tingkat Puskesmas Nilai Aktual
Nilai harapan
Penilaian Tingkat Dinas Kesehatan Nilai Aktual
Nilai harapan

2.0 Trolley Emergensi Maternal PENILAIAN PUSKESMAS PENILAIAN KAB/KOTA


2.1 Peralatan
• Ambu bag, sungkup, slang oksigen, kanula oksigen
• Kateter penghisap ukuran 18
• Gudel dengan dua ukuran no 90 mm dan 100 mm
• Tensimeter
• Stetoskop
• Tourniquet
• Folley catheter no 16, 18 dan kantong urin
• Palu reflex
Persediaan Obat Emergensi
Obat‐obat Umum
• Adrenalin
• Atropine sulfate
• Dextrose 40%
• Diphenhydramine atau Phenergan T T
• Lidocain
• Dexamethason
• Sodium bicarbonate 8,4%
Obat Obstetric :
• Ergometrin inj (disimpan di kulkas)
• Nifedipin tab 10 mg/metyl dopa 250mg
• Magnesium sulfat 20% atau 40% T T
• Kalsium glukonas
• Oxytosin inj (disimpan di kulkas)•
• Mesoprostol
3 Persediaan Lainnya
• Plester
• Povidone iodine 10% dan alkohol 70%
• Kassa steril
• Abocat dengan ukuran 16, 18, 20 T T
• Set infuse
• Cairan infuse Ringer Laktat, Nacl 0,9%
• Water for injection
4 Bahan habis pakai
• Benang dengan jarum chromic catgut 3 no 3,0 dan no 2,0
• Sarung tangan berbagai ukuran no 6½, 7, 7½ dan no 8 (sarung tangan T T
panjang steril)
• Spuit no 1, 2½, 3, 5, 10, 20, 50 cc
Penilaian Tingkat Puskesmas Nilai Aktual 0 0
Nilai harapan 18 18
Penilaian Tingkat Dinas Kesehatan Nilai Aktual
Nilai harapan 6 6

3.0 Trolley Emergensi Neonatal PENILAIAN PUSKESMAS PENILAIAN KAB/KOTA


3,1 Peralatan Balon sungkup dengan katup PEEP
• Balon berukuran 250 ml yang dapat memberikan PIP pada bayi•
• Sungkup 3 ukuran (kecil, sedang, besar) T T
• Katup PEEP yang berfungsi untuk mempertahankan PEEP •
• Slang oksigen untuk resusitasi
3,2 T‐PIECE RESUCITATOR
• T‐Piece resuscitator dengan oksigen tanpa atau dengan udara tekan
3,3 Perlengkapan Penghisap
• Balon penghisap
• Penghisap mekanik dan tabung T T
• Kateter penghisap, 5F, 6F, 8F,10F, 12F, dan 14F
• Pipa lambung no 8F dan spuit 20 ml
3,4 Peralatan Resusitasi Lainnya :
• Laringeal Mask Airway (LMA)•
• Laringoskop dengan tiga ukuran blade lurus T T
• Cadangan baterai dan bola lampu laringoskop
• Pulse oxymetry
3,5 Obat‐obatan
• Epinefrin 1: 10.000 (0,1 mg/ml)
• Kristaloid isotonik (NaCl 0.9% atau Ringer Laktat) untuk penambah Volume 100
mlatau 250 ml
• Fenobarbital 60, 65, 130 mg/cc
• Kateter umbilikal 3,5 T T
• Sarung tangan steril
• Scalpel
• Larutan Yodium
• Three way stopcock
• Spuit 1, 3, 5, 10, 20, 50 ml
3,6 Peralatan Lainnya:
• Gunting
• Plester
• kapas alcohol
• Sarung tangan
• Stetoskop T T
• Plester ½ atau ¾ inchi1
• Plastik bening 5kg
• Kateter penghisap lender
• Timbangan digital dan Midline
Penilaian Tingkat Puskesmas Nilai Aktual 0 0
Nilai harapan
Penilaian Tingkat Dinas Kesehatan Nilai Aktual
Nilai harapan 0

4. TATALAKSANA KEGAWAT DARURATAN KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS


4.0 Tata Laksana Kegawatdaruratan pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas di Puskesmas PENILAIAN PUSKESMAS PENILAIAN KAB/KOTA
5,1 Pengecekan terhadap riwayat antenatal care setiap ibu hamil dan melakukan
penapisan
• Tanggal ANC
• ANC ke‐1 di Trimester 1: skrining faktor risiko dilakukan oleh Dokter
• ANC ke‐2 di Trimester 1, ANC ke‐3 di Trimester 2, ANC ke‐4 di Trimester 3, dan T T
ANC ke‐6 di Trimester 3: dilakukan tindak lanjut sesuai hasil skrining
• ANC ke‐5 di Trimester 3: Skrining faktor risiko persalinan dilakukan oleh Dokter
• Pengisian grafik kenaikan BB disesuaikan dengan IMT

5,2 Dilakukan ANC sesuai standard :


Dilakukan ANC sesuai standar (10 T)
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2) Pemeriksaan tekanan darah
3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4) Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ
6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
bila diperlukan.
7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8) Test laboratorium (rutin dan khusus)
9) Tatalaksana kasus
10) Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
PencegahanKomplikasi (P4K) serta KB paska persalinan
5,3 Periksa ketersediaan SPO, Tatalaksanan kegawatdaruratan dasar pada kehamilan,
persalinan, dan nifas:
• Henti jantung dan henti napas.
• Syok. T T
• Kejang.
• Sesak napas.
5,4 Puskesmas memiliki dokumen SPO penatalaksanaan kasus kegawatdaruratan pada
kehamilan, persalinan dan nifas untuk tata Laksana pada kehamilan dan persalinan
dengan penyulit obstetrik:
• Perdarahan Postpartum
• Pre Eklampsia Berat/ Eklampsia T T
• Infeksi Ibu hamil dan Nifas
• Persalinan Macet
• Ancaman Persalinan Prematur
5,5 Puskesmas memiliki dokumen Clinical Pathway (CP) / alur pelayanan Tata Laksana
kegawatdaruratan dasar pada kehamilan, persalinan, dan nifas:
• Henti jantung dan henti napas.
• Syok T T
• Kejang.
• Sesak napas.
• Penurunan kesadaran/koma
5,6 Puskesmas memiliki dokumen Clinical Pathway (CP) / alur pelayanan Tata Laksana
pada kehamilan dan persalinan dengan penyulit obstetrik:
• Perdarahan Postpartum
• Pre Eklampsia Berat/ Eklampsia T T
• Sepsis pada Maternal
• Persalinan Macet
• Ancaman Persalinan Prematur
5,7 Standar Prosedur Operasional (SPO) penilaian dan penatalaksanaan awal
kedaruratan medik pada ibu hamil, bersalin dan nifas:
• Penilaian awal cepat (quick check) kondisi kegawatdaruratan pada ibu
terhadaptanda bahaya yang mengancam jiwa
• Penatalaksanaan awal ketika menemukan kondisi kegawatdaruratan
• Penilaian kondisi umum ibu menggunakan MEOWS
5,8 Rujukan Kasus Kegawatdaruratan Pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas:
• Stabilisasi pra rujukan
• Persiapan sarana merujuk
• Perencanaan rujukan
• Dokumentasi menggunakan DST
• Rujukan Balik
5,9 Melihat dokumentasi pada catatan rekam medis ibu hamil ibu hamil, bersalin dan
nifas yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik:
• Catatan tanggal dan waktu
• Identitas PPA
• Dilakukan penilaian awal cepat (quick check) kondisi kegawatdaruratan pada
ibuterhadap tanda bahaya yang mengancam jiwa
6 Dilakukan penilaian kondisi umum ibu segera setelah ibu tiba di fasilitas kesehatan,
dan secara berkala melakukan penilaian ulang yang meliputi:
• Keluhan utama dan riwayat singkat yang relevan.
• Pemeriksaaan tanda vital secara lengkap dan akurat.
• Pemeriksaan inspeksi, visualisasi, dan auskultasi secara cepat dan efektif.
• Menentukan penyebab gawat‐darurat atau ancaman keselamatan jiwa pasien,
tidakhanya mencari diagnosis definitif
6,1 Penatalaksanaan awal ketika menemukan kondisi kegawatdaruratan sesuai:
• Stabilisasi penderita,
• Pemberian oksigen,
• Infus dan terapi cairan,
• Pemberian medikamentosa (antibiotika, sedatif, anestesi, analgetika dan serum
antitetanus).
• Upaya rujukan lanjutan (bila perlu).
6,2 Puskesmas/ Klinik Swasta memiliki sistem untuk penilaian keterampilan klinik yang
dibutuhkan untuk penatalaksanakan kasus kegawatdaruratan pada kehamilan,
persalinan dan nifas:
• Jadwal penilaian
• Daftar tenaga kesehatan yang telah dinilai
6,3 Tenaga Kesehatan di Puskesmas kompeten ditunjukkan dengan minimum 80%
petugas kesehatan kompeten melakukan keterampilan yang dinilai dengan penilaian
sederhana langsung dalam pelayanan atau simulasi kasus menggunakan daftar tilik
penatalaksanaan kegawatdaruratan pada kehamilan, persalinan dan nifas

6,4 Terdapat sistem dalam upaya meningkatkan kualitas rujukan pada kasus
kegawatdaruratan pada kehamilan, persalinan dan nifas:
• Terdapat sistem komunikasi efeketif SBAR/ DST dengan tim RS Rujukan agar
terjadi stabilisasi pra rujukan yang optimal serta penatalaksanaan optimal di
tempat rujukan terkait kasus kegawatdaruratan pada kehamilan, persalinan dan
nifas
• Terdapat pengaturan terjadwal bagi pembinaan untuk meningkatkan dan
mempertahankan keterampilan tenaga kesehatan di FKTP menggunakan
berbagai metode
Penilaian Tingkat Puskesmas Nilai Aktual 0 0
Nilai harapan 18 18
Penilaian Tingkat Dinas Kesehatan Nilai Aktual
Nilai harapan 6 6
6.0 Tata Laksana Kegawat daruratan pada Bayi Baru Lahir di Puskesmas PENILAIAN PUSKESMAS PENILAIAN KAB/KOTA
6,1 Puskesmas memiliki dokumen Standar Prosedur
Operasional (SPO) penatalaksanaan kasus kegawatdaruratan pada bayi baru lahir
• Resusitasi Bayi Baru Lahir
• Berat lahir <2000 gr
• Kejang pada Neonatus
• Infeksi pada neonates T T
• Dehidrasi berat pada neonates
• Hipotermia pada neonates
• Hipoglikemia pada neonates

6,2 Puskesmas memiliki dokumen Clinical Pathway (CP) penatalaksanaan kasus


kegawatdaruratan pada bayi baru lahir.
Resusitasi Bayi Baru Lahir
• Berat lahir <2000 gr
• Kejang pada Neonatus
• Infeksi pada neonates
• Dehidrasi berat pada neonates
• Hipotermia pada neonates
• Hipoglikemia pada neonates
6,3 Puskesmas memiliki Standar Prosedur Operasional (SPO) stabilisasi kasus
kegawatdaruratan pada bayi baru lahir
 Stabilisasi pada Bayi Baru Lahir Pasca Resusitasi
 Berdasarkan 6 prinsip dalam melakukan stabilisasi pada bayi baru lahir pasca
resusitasi yang dikenal dengan STABLE
 Sugar, yaitu melakukan deteksi dan tatalaksana segera kondisi hipoglikemi
 Temperature, yaitu menjaga kehangatan tubuh dan mencegah hipotermi
 Airway, yaitu menjaga jalan nafas dan pertahankan bantuan pernafasan bila T T
bayi sesak
 Blood Pressure, yaitu melakukan deteksi dini dan melakukan tatalaksana
gangguansirkulasi
 Laboratory Examination, yaitu pemeriksaan laboratorium salah satunya
adalah deteksi risiko infeksi
 Emotional Support, yaitu komunikasikan masalah bayi baru lahir dan beri
dukungan emosional kepada keluarga
Puskesmas memiliki Standar Prosedur Operasional (SPO) Prinsip transportasi pada
bayi baru lahir pasca resusitasi dikenal dengan ACCEPT yaitu
• Assessmen, yaitu penilaian terkait dengan kondisi bayi baru lahir
• Control, yaitu pengawasan terhadap tim yang akan melakukan rujukan serta
kelengkapan perlengkapan rujukan.
• Communication, yaitu melakukan komunikasi dengan fasilitas tujuan rujukan dan
komunikasi kepada keluarga terkait kondisi dan rencana rujukan.
• Evaluation, yaitu mencermati ulang kondisi bayi baru lahir yang akan dilakukan T T
rujukan
• Prepration and packaging, yaitu tim melakukan penyiapan terakhir mulai dari daftar
dokumen rujukan, alat transport dan lain sebagainya yang diperlukan dalam
proses rujukan.
• Transportation, yaitu tim berangkat ke tempat rujukan dan memberikan informasi
medis kepada tenaga kesehatan tingkat rujukan.
0,1 Catatan rekam medis mendokumentasikan tenaga medis melakukan stabilisasi pra
rujukan kasus kegawatdaruratan pada bayi baru lahir
• Catatan tanggal dan waktu
• Identitas PPA
• Stabilisasi Pernapasan (Airway) T T
• Stabilisasi Suhu (Termoregulasi)
• Stabilisasi Sirkulasi (Blood Pressure)
• Deteksi Risiko Infeksi dengan Pemeriksaan Laboratorium (Laboratory Examintation)

0,2 Puskesmas/ Klinik Swasta memiliki sistem untuk penilaian keterampilan klinik yang
dibutuhkan untuk penatalaksanakan kasus kegawatdaruratan pada bayi baru lahir:
• Jadwal penilaian
• Daftar tenaga kesehatan yang telah dinilai
0,3 Tenaga Kesehatan di Puskesmas kompeten ditunjukkan dengan minimum 80%
petugas kesehatan kompeten melakukan keterampilan yang dinilai dengan penilaian
sederhana langsung dalam pelayanan atau simulasi kasus menggunakan daftar tilik
penatalaksanaan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir

0,4 Terdapat sistem dalam upaya meningkatkan kualitas rujukan pada kasus
kegawatdaruratan pada bayi baru lahir
• Terdapat sistem komunikasi efeketif SBAR/ DST dengan tim RS Rujukan agar
terjadi stabilisasi pra rujukan yang optimal serta penatalaksanaan optimal di
tempat rujukan terkait kasus kegawatdaruratan pada kehamilan, persalinan dan
nifas
• Terdapat pengaturan terjadwal bagi pembinaan untuk meningkatkan dan
mempertahankan keterampilan tenaga kesehatan di FKTP menggunakan
berbagai metode
Penilaian Tingkat Puskesmas Nilai Aktual 0 0
Nilai harapan 18 18
Penilaian Tingkat Dinas Kesehatan Nilai Aktual
Nilai harapan 6 6

7. RUJUKAN EMERGENSI OBSTETRI DAN NEONATUS DI PUSKESMAS PENILAIAN PUSKESMAS PENILAIAN KAB/KOTA
7,1 Puskesmas mempunyai ambulan atau kendaraan roda empat / boat yang berfungsi
untuk rujukan emergensi obstetri dan neonatus
• Ambulan / kendaraan roda empat / boat yang berfungsi
• Anggaran atau bensin untuk pengantar Y Y
• Tersedia daftar supir / motoris
• Tersedia daftar tenaga pengantar
7,2 Ambulan atau kendaraan roda empat mempunyai peralatan dan perlengkapan untuk
penatalaksanaan emergensi obstetri dan neonatus
 Resusitasi Neonatus Set
 Partus Set, terdiri dari: Jumlah
 Klem Kelly atau Kocher 2
 Gunting tali pusat 1
 Gunting Episiotomi 1
 Alat pemecah selaput ketuban atau ½ Kocher 1
 Sarung tangan steril 2
 Pengikat tali pusat 1
 Kateter nelaton No. 12 1
 Kain kecil atau duk kecil 1
 Penghisap lender 1
 Spuit 2,5 ml atau 3 ml 1 y Y
 Kain bersih 4
 Handuk bersih 1
 Selimut untuk ibu
 Obat uterotonika
 Nifedipin atau labetolol atau atenolol
 Set dan cairan infus
 Jarum dan alat suntik steril sekali pakai
 Tabung dan selang oksigen
 Stetoskop dan tensimeter

7,3 Puskesmas mempunyai sistem komunikasi dengan Rumah Sakit untuk rujukan
emergensi obstetri dan neonatu
• Direktori semua jejaring pelayanan yang dapat dihubungi untuk rujukan
obstetri dan neonatus dilekatkan di tempat yang mudah dilihat dengan jelas
• RS untuk rujukan obstetri dapat dihubungi melalui HP atau SMS Y Y
• Rujukan menggunakan SISRUTE
• Tersedia daftar calon donor darah dan PMI melalui direktori
7,4 Puskesmas memiliki Standar Prosedur Operasional (SPO) atau pedoman untuk
rujukan neonatus sakit ke RS yang didalamnya mencantumkan: Riwayat penyakit,
Pemeriksaan Fisik, Terapi yang diberikan sebelum rujuk untuk kasus :
• Berat lahir <2000 g
• Dehidrasi berat Y y
• Kesulitan bernafas
• Tanda infeksi/sepsis
• Kejang

Puskesmas memiliki Standar Prosedur Operasional (SPO) atau pedoman untuk


rujukan ibu hamil/bersalin/ postpartum dengan komplikasi ke RS yang didalamnya
mencantumkan: Riwayat penyakit, Pemeriksaan Fisik, Terapi yang diberikan sebelum
rujuk untuk kasus :
• Stabilisasi sebelum merujuk
• Pemberian Magnesium Sulfate pada preeklampsia berat/eklampsia
sebelum merujuk
• Pemberian steroid atenatal pada ibu dengan persalinan prematur

7,5 Fasilitas kesehatan melakukan pengkajian kasus pada semua rujukan emergensi ibu
hamil/persalinan/ postpartum dan neonatus ke rumah sakit
• Rujukan emergensi di neonatus ke Rumah Sakit Y y
• Rujukan emergensi di ibu hamil/ persalinan/ postpartum ke RS

Penilaian Tingkat Puskesmas Nilai Aktual 1 1


Nilai harapan 29 29
Penilaian Tingkat Dinas Kesehatan Nilai Aktual
Nilai harapan 6 6

8.0 Daftar Tilik Persiapan Kegawatan Daruratan PONED PENILAIAN PUSKESMAS PENILAIAN KAB/KOTA
8,1 Alat dan Obat untuk manajemen Penatalaksanaan Emergensi Obstetri tersedia dan
siap pakai serta disimpan dengan benar pada puskesmas
• Oksitosin inj (dalam kulkas)
• Metil ergometrin maleat injeksi (dalam kulkas)
• Procain atau lidokain injeksi
• Adrenalin injeksi
• Antibiotika:
1. Ampisilin atau Amoxicillin Intra Vena
2. Gentamisin Intra Vena
3. Metronidasol Intra Vena/PO
• Larutan infus:
T T
1. NaCl 0,9%
2. Ringer laktat
• Dexamethason
• MgSO4 40% atau 20%
• Lidokain
• Larutan (Povidon iodine 10%)
• Oksigen dengan pengatur aliran
• Obat antihypertensi: Nifedipine ATAU
Methyldopa
• Kalsium glukonat 10%

8,2 1. Instrumen
A. SET PARTUS
• Gunting episiotomy
• Klem tali pusat
• Gunting tali pusat
• Tali pengikat tali pusat
• Kasa steril
• Mangkok kecil
• Semprit disposable 10 ml

8,3 B. PERLENGKAPAN JAHIT:


• Pemegang jarum (25 cm)
• Pinset anatomis
• Gunting benang T T
• Benang kromik no.2.0
• Kasa steril
8,4 C. EKSTRAKTOR VAKUM
• Mangkok logam atau silastik (kecil, medium, besar)
• Selang karet
• Penarik mangkok T T
• Botol vakum dengan manometer
• Pompa vakum (1).
Pilihan lain: mangkok vakum dari plastik/karet

8,5 D. INSTRUMEN LAINNYA


• Ambu bag dewasa
• Klem ovum minimal 2 buah
• Cunam tampon minimal (1 buah)
• Kateter karet urine
• Mangkok/piring tempat plasenta
• Lembar catatan medik termasuk lembar kontrol istimewa dan persetujuan tindakan
T T
• Alat perlindungan diri
• Sarung tangan DTT/steril
• Lampu sorot
• Stetoskop laenec/Doppler
• Stetoskop dan tensimeter

8,6 Alat dan Obat untuk manajemen Penatalaksanaan Emergensi Neonatus tersedia dan
siap pakai serta disimpan dengan benar pada puskesmas1. Instrumen
• Penghisap lendir (manual /elektrik)
• Sudip/penekan lidah (1 buah)
• Kain/handuk kering dan bersih penyeka muka dan badan
• Meja bersih, kering dan hangat untuk tindakan resusitasi
• Inkubator
• Alat suntik 10 ml dan jarum suntik no.23 T T
• Kateter intravena no. 24G dan jarum kupu‐kupu *)
• Selang nasogastric (nasogastric feeding tube) neonatal Untuk katerisasi umbilical *)
• Popok dan selimut
• Ambu bag neonates dg sungkup 3 ukuran

8,7 2. Obat‐obatan*)
• Fenobarbitol 60, 65, atau 130 mg/cc
• Epinefrin 1:10000 20cc
• Antibiotika: ampicillin injeksi ATAU penicillin procain DAN gentamicin
• Akuabidestilata dan dekstrose 10%

Penilaian Tingkat Puskesmas Nilai Aktual 0 0


Nilai harapan 18 18
Penilaian Tingkat Dinas Kesehatan Nilai Aktual
Nilai harapan 6 6

9 Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di FKTP


9,1
Puskesmas/ Klinik swasta melaksanakan program/ kegiatan peningkatan mutu
layanan klinis dan keselamatan pasien terkait pelayanan maternal dan neonatal
• Regulasi tentang sistem manajemen mutu dan keselamatan pasien
terkaitpelayanan maternal dan neonatal di Puskesmas/Klinik
• Tim peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien terkait
pelayananmaternal dan neonatal yang berfungsi dengan baik
• Catatan ketersediaan alokasi sumber daya yang cukup untuk kegiatan
perbaikan mutu layanan klinis dan upaya keselamatan pasien terkait pelayanan
maternal danneonatal
• Catatan tentang program/kegiatan peningkatan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien terkait pelayanan maternal dan neonatal yang disusun
dandirencanakan oleh tenaga klinis.
9,2 Puskesmas/ Klinik swasta menetapkan indikator mutu yang dipergunakan untuk
mengukur mutu klinis pelayanan maternal dan neonatal
• Dokumen indikator dan standar mutu klinis yang ditetapkan untuk monitoring
dan penilaian mutu klinis pelayanan maternal dan neonatal
• Catatan kegiatan pengumpulan data, analisis, dan pelaporan mutu klinis
pelayanan maternal dan neonatal dilakukan secara berkala.
• Catatan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil monitoring dan penilaian
mutuklinis pelayanan maternal dan neonatal
9,3 Pelayanan maternal dan neonatal yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
mengurangi cedera serta mengurangi risiko lain terhadap keselamatan pasien dan
staf.
• Kebijakan dan prosedur penanganan KTD, KTC, KPC, KNC, dan risiko
dalam pelayanan klinis terkait pelayanan maternal dan neonatal

• Catatan identifikasi dan dokumentasi terhadap Kejadian Tidak Diharapkan (KTD),


Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kondisi Potensial Cedera (KPC), maupun Kejadian
NyarisCedera (KNC) terkait pelayanan maternal dan neonatal

• Catatan analisis dan tindak lanjut terhadap KTD, KTC, dan KNC terkait
pelayananmaternal dan neonatal yang ditemukan

• Catatan identifikasi, analisis dan tindaklanjut risiko‐risiko yang mungkin


terjadidalam pelayanan klinis terkait pelayanan maternal dan neonatal
9,4 Puskesmas memiliki mekanisme komunikasi efektif terkait peningkatan mutu layanan
klinis dan keselamatan pasien terkait pelayanan maternal dan neonatal
• Kebijakan dan prosedur distribusi informasi dan komunikasi hasil‐hasil
peningkatan mutu layanan klinis keselamatan pasien terkait pelayanan maternal
dan neonatal
• Catatan proses dan hasil kegiatan peningkatan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien terkait pelayanan maternal dan neonatal disosialisasikan
dan dikomunikasikan kepada semua petugas kesehatan yang memberikan
pelayananklinis
• Catatan evaluasi terhadap pelaksanaan sosialisasi dan komunikasi tersebut
• Dokumen laporan hasil peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan
pasien terkait pelayanan maternal dan neonatal ke Pimpinan Klinik

0,1 Terdapat Standar Prosedural Operasional Pencegahan Infeksi di Puskesmas:


• Kebersihan dan Kesehatan Tangan
• Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
• Penanganan Benda Tajam
• Pemrosesan Alat Pakai Ulang
• Penatalaksanaan Limbah
• Pengendalian Kebersihan dan Ventilasi Ruangan dan Lingkungan
• Monitoring Penerapan Pencegahan Infeksi di Puskesmas

0,2 Peralatan Kebersihan dan Kesehatan Tangan tersedia d i Puskesmas sesuai standar
• Wastafel/E mber Tertutup dengan kran
yang mengalirkan air bersih
• Sabun cair dalam wadah terletak
dekatWastafel/Ember T T
• Larutan Penggosok Alkohol/gliserin di
setiap ruangan
• Kain lap tangan pribadi atau Kertas tisu sekali pakai
• Tempat sampah tisu sekali pakai
0,3 Alat Pelindung Diri tersedia di Puskesmas sesuai standar
• Sarung tangan periksa yang bersih
• Sarung tangan DTT
• Sarung Tangan Steril
• Celemek plastik T T
• Masker bedah
• Kacamata pelindung (Goggle)
• Sepatu/sandal tertutup bagian depan
0,4 Tempat Pembuangan Benda Tajam Habis Pakai tersedia di Puskesmas sesuai standar
• Wadah pembuangan benda tajam berupa kotak karton tebal tertutup
dengan lubang yang cukup untuk memasukkan jarum suntik dan spuit serta
benda tajam bekas pakai lainnya
• Wadah pembuangan benda tajam diletakkan
didekat tempat benda tajam digunakan
• Jarum dan spuit bekas pakai segera dibuang kedalam wadah pembuangan T T
benda tajam
• Wadah pembuangan benda tajam ditutup rapat dan dibuang jika sudah
tiga perempat penuh
• Setiap wadah pembuangan benda tajam hanya digunakan untuk satu kali dan
kemudian dibuang sesuai standar prosedural operasional pembuangan limbah
benda tajam.
Penilaian Tingkat Puskesmas Nilai Aktual 0 0
Nilai harapan 18 18
Penilaian Tingkat Dinas Kesehatan Nilai Aktual
Nilai harapan 6 6

Anda mungkin juga menyukai