LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG
(PKL)
oleh
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG
(PKL)
oleh
ii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
LEMBAR PENGESAHAN
Tim Penilai
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
iv
SURAT PERNYATAAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga
penulis dapat melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapang dan menyelesaikan
laporan dengan judul “Analisi Kegagalan Shaft Weight Feeder Pada Finish Mill di
PT. Semen Gresik Rembang” dapat terlaksana dengan baik. Pada kesempatan ini,
penulis mengucapkan terimakasih atas dukungan dan kerjasama kepada :
1. Orang tua yang memberikan dukungan penuh.
2. Pemerintah Kabupaten Jember yang telah memberikan dukungan pembiayaan
melalui Program Beasiswa Pemkab.
3. Bapak Saiful Anwar S.Tp., M.P., selaku Direktur Politeknik Negeri Jember.
4. Mochammad Nuruddin, S.T., M.Si. selaku Ketua Jurusan Teknik.
5. Bapak Ahmad Rofi’i, S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing praktek kerja
lapang.
6. Bapak Oktaviandita Sulistiyono selaku pembimbing lapangan di PT. Semen
Gresik Rembang.
7. Karyawan PT Semen Gresik Rembang.
8. Fahzar Hidayat Masgianto selaku rekan satu tim.
Penulis
vi
RINGKASAN
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ..........................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................iv
SURAT PERNYATAAN .......................................................................................v
KATA PENGANTAR ..........................................................................................vi
RINGKASAN ......................................................................................................vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................vii
viii
BAB 3. KEGIATAN UMUM DI LOKASI PKL ................................................15
3.1 Pengenalan Section Of Mining .........................................................15
3.2 Pengenalan Section Of Cruser & Raw Mill Operation .....................16
3.3 Pengenalan Section Of KCM Operation ...........................................16
3.4 Pengenalan Section Of Finish Mill Operation ..................................17
3.5 Pengenalan Section Of Packer Operation .........................................18
3.6 Pengenalan Section Of Proses Control .............................................18
3.7 Pengenalan Section Of Quality Assurance .......................................19
3.8 Pengenalan Section Of Utility Operation & Maintenance ................20
3.9 Pengenalan Section Of Machine Maintenance ................................20
3.10 Pengenalan Section Of Electrical Maint & Emision Control .........21
3.11 Pengenalan Section Of Instrument & DCS Maintenance ..............21
3.12 Pengenalan Section Of Maintenante Inspeksi ................................21
3.13 Pengenalan Section Of Machine Workshop & Construktion .........22
3.14 Pengenalan Section Of Electrical & Instrumen Workshop ............22
3.15 Pengenalan Section Of Heavy Equipment ......................................23
3.16 Pengenalan Section Of Proc. Service & Inventory .........................23
3.17 Pengenalan Section Of Production Plant & Evaluation .................24
ix
4.4.3 Rewelding table .........................................................................29
4.5 Overhaul Crusher .............................................................................29
4.5.1 Rewelding dan penggantian gigi cruser clay .............................29
4.5.2 Penggantian belt pada crusher batu kapur .................................30
4.5.3 Regrease bearing pulley crusher ...............................................30
4.6 Overhaul Raw Mill .............................................................................31
4.6.1 Rewelding table .........................................................................31
LAMPIRAN .........................................................................................................38
x
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
4
5
terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara dengan kapasitas terpasang sekitar 53.0
juta ton semen per tahun.
Dengan prinsip “Membangun Kekuatan Memajukan Indonesia“ Semen
Indonesia terus meningkatkan sinergi dan inovasi demi mencapai keunggulan
kualitas, menjaga keterpaduan dan kesinambungan kinerja ekonomi, berkomitmen
terhadap lingkungan serta memberikan manfaat sosial dalam seluruh kegiatan
operasional.
PT Semen Gresik merupakan anak perusahaan dari PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk. Perusahaan ini merupakan perusahaan operasional penghasil semen
di grup Semen Indonesia. Pendirian perusahaan ini sama seperti pendirian PT
Pupuk Sriwidjaja Palembang oleh PT Pupuk Indonesia Holding Company. Dengan
berdirinya PT Semen Gresik, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menjadi holding
saja dan tidak mengurus produksi semen. Kepemilikan saham Semen Indonesia
adalah 99,96 %.
membawahi empat entitas anak usaha termasuk PT Semen Gresik yang berfungsi
sebagai Operating Company (OpCo). Sebagai OpCo, PT Semen Gresik berfokus
pada bidang usaha utama yakni produksi dan distribusi semen sebagai bagian dari
upaya membangun unit-unit OpCo dalam hal pengelolaan pabrik hasil program
ekspansi maupun unit produksi eksisting yang tengah dibangun oleh Perseroan.
Melalui optimalisasi utilitas unit yang dijalankan melalui prinsip efektivitas dan
efisiensi, produk PT Semen Gresik hadir dengan kualitas terbaik dan berdaya saing
tinggi yang diharapkan akan mampu mempertahankan, meningkatkan sekaligus
menguasai pangsa pasar semen. PT Semen Gresik pun berkomitmen untuk
senantiasa memberikan yang terbaik dan membawa kebermanfaatan.
Jejak langkah perusahaan pasca proses transformasi Semen Indonesia sebagai
Strategic Holding Group yang membawahi empat entitas anak usaha dengan fokus
usaha utama dibidang produksi dan distribusi semen, PT Semen Gresik resmi
berfungsi sebagai Operating Company. Rangkaian proses transformasi dan struktur
bisnis PT Semen Gresik pada tahun 1991 Semen Gresik menjadi BUMN Pertama
yang terbuka untuk Publik di Idx. Tahun 1995 Pasca Akuisisi, Proses konsolidasi
PT Semen Gresik, PT Semen Padang, dan PT Semen Tonasa. Tahun 2003 sampai
2005 Implementasi sinergi dan Praktik GCG Secara Berkelanjutan. Tahun 2012
Ekspansi Usaha (Operating Company–Operating Holding–Functional Holding–
Strategic Holding). Tahun 2012 Semen Gresik (persero) Tbk berubah nama
menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan bertransformasi sebagai Holding
Company. Tahun 2013 Penandatangan Akte Pendirian PT Semen Gresik sebagai
anak usaha dari PT Semen Indonesia Persero. Tahun 2014 Pengesahan Kementerian
Hukum dan HAM atas pendirian PT Semen Gresik memulai groundbreaking
Proyek Pembangunan Pabrik Semen di Rembang. Tahun 2015 Sampai Mei 2017
Penyelesaian proyek Pembangunan Pabrik Semen di Rembang Juni 2017 Pabrik
Rembang Resmi Beroperasi secara Komersial.
Pada Tanggal 27 Juli Juli 2006 terjadi transaksi penjualan saham CEMEX S.S
de. C.V pada Blue valley Holdings PTE Ltd. Sehingga komposisi kepemilikan
saham sampai saat ini berubah menjadi Pemerintah RI 51,01%, Blue Valley
Holdings PTE Ltd 24,90%, dan masyarakat 24,09%. Saat ini kapasitas terpasang
7
Semen Gresik Group (SGG) sebesar 16,92 juta ton semen per tahun, dan menguasai
sekitar 46% pangsa pasar. Sampai dengan tahun 2019 komposisi kepemilikan
saham berubah menjadi PT Semen Indonesia Persero Tbk 99,96%, Koperasi Warga
Semen Gresik 00,04%.
Sepertihalnya Indarung VI, pabrik ini menggunakan teknologi terkini sehingga
menjadikannya sebagai proyek dengan konsep modern and green industry. Ground
Breaking dimulainya pelaksanaan pembangunan dilakukan pada tanggal 16 Juni
2014, dengan kapasitas produksi pabrik adalah 3 juta ton per tahun. Serah terima
proyek dari Tim Proyek ke PT Semen Gresik sebagai pemilik telah dilaksanakan
pada 15 Juni 2017. Sama dengan Pabrik Indarung VI, pabrik rembang telah
beroperasi penuh untuk mendukung perseroan dalam memasok semen berkualitas
ke wilayah pemasaran Jawa, Bali dan sekitarnya.
Visi
Menjadi Perusahaan Persemenan Internasional yang Terkemuka di Asia
Tenggara.
Misi
1. Mengembangkan usaha persemenan dan industri terkait yang
berorientasikan kepuasan konsumen.
2. Mewujudkan perusahaan berstandar internasional dengan keunggulan
daya saing dan sinergi untuk meningkatkan nilai tambah secara
berkesinambungan.
3. Mewujudkan tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.
4. Memberikan nilai terbaik kepada para pemangku kepentingan
(stakeholders)
5. Membangun kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia
9
15
16
memastikan output berkualitas tinggi yang konsisten dan konsumsi energi yang
efisien. Pada section ini dipimpin oleh bapak Sulistyono.
Gambar 3.6 Pemantauwan Proses Produksi mulai dari Crusher sampai Packer
(PT. Semen Gresik Rembang, 2020)
25
26
karena itu perlu dilakukan rewelding ataupun pengantian pada gigi crusher agar
crusher dapat bekerja secara optimal.
32
33
pada weight feeder diberikan beban berlebih sehingga kegagalan shaft dapat
diminimalisir bahkan dihindari.
5.4 Simulasi
5.4.1 Pemilihan material shaft
5.4.3 Simulasi
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari kegiatan analisis kegagalan shaft pada weight feeder adalah
sebagai berikut :
a. Kegagalan pada shaft weight feeder diakibatkan overload dari material
sehingga shaft tidak mampu menahan beban yang berlebih. Hal ini berimbas
pada proses produksi di area finish mill terhenti dikarenakan mesin tidak dapat
beroperasi.
b. Proses simulasi menggunakan aplikasi solidworks. Simulasi dilakukan pada
shaft beserta gaya yang terjadi pada shaft.
c. Material shaft (alloy stell) tidak dapat menahan beban diluar kapasitas yang
sudah ditentukan
d. Pada simulasi terlihat titik yang mengalami pembebanan tertinggi yaitu
berwarna merah dan diasumsikan rawan terjadi patah
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk PT. Semen Gresik Pabrik Rembang dari
kegiatan praktek kerja lapang adalah :
a. Diharapkan dapat memanfaatkan analisis kegagalan shaft pada weight feeder
untuk menangani permasalahan yang terjadi pada weight feeder.
b. Perlu adanya koordinasi kembali antara teknisi dengan operator weight feeder
agar supaya overload pada mesin dapat dihindari
c. Digunakan sebagai pembelajaran atau referensi untuk pegawai maupun
mahasiswa pkl lainnya.
36
DAFTAR PUSTAKA
Asia, A., Noerohim, L., & Rochiem, R. (2018). Ananliai Kegagalan pada Shaft
Gearbox Mesin Palletizer di PT. Holcim Tbk. Tuban. Jurnal Teknik ITS, &
(1),F68-F72
37