A. Definisi Mawah
B. Jenis Mawah
Jika orang mempunyai ternak, baik itu ternak warisan orang tuanya maupun
ternak dari hasil pembelian sendiri, tetapi berhubung pemilik ternak tersebut tidak
dapat memelihara atau tidak pandai berternak, kemudian ternaknya diserahkan
kepada orang lain yang sanggup memeliharanya. Mengenai tempat kandang
pemeliharaan dan pemberian makanan diserahkan kepada orang yang memelihara.
Berdasarkan perjanjian si pemelihara akan mendapat bagian dari ternak yang
dipeliharanya setelah ternak tersebut berkembang biak dan bagiannya
dilaksanakan nanti jika ternak yang telah berkembang biak tersebut dijual.
Cara pembagian hasil semacam ini disebut mawaih. Biasanya ternak yang di
perjanjikan dalam bentuk mawaih ini adalah sapi atau kerbau.
Jika ternak yang akan dipelihara tersebut berjenis kelamin betina, nanti
setelah beranak dan berkembang biak menjadi banyak yang akan dibagi adalah
anak-anak hewan dari induk ternak yang diperjanjikan dalam bentuk mawaih.
Pada perjanjian pemeliharaan kerbau betina atau lembu betina diterapkan sistem
mawah. Dengan pendekatan ini anak yang dilahirkan oleh kerbau atau lembu
betina dibagi dua, yakni satu bagian untuk pemilik dan satu bagian untuk
peternak, atau dalam bahasa setempat disebutkan ureung poe meuteumee dua
gateh, ureung peulara meuteumee dua gateh. Dalam kasus kerbau atau lembu
betina yang diperjajikan berada dalam keadaan mengandung (ulue), pola bagi
hasilnya anak yang dilahirkan adalah lhee gateh keu ureung poe, saboh gateh keu
ureung peulara, yakni tiga bagian untuk pemilik ternak, dan satu bagian untuk
peternak.
Disamping itu ditemukan juga kasus perjajian bagi hasil kerbau atau lembu
betina yang memiliki anak dalam keadaan menyusui, disebut aneuk seutot nang.
Dalam kasus anak kerbau atau anak lembu yang sedang menyusui tersebut juga
diperjanjikan bagi hasil saat anak lembu/kerbau disapih (jilhah) dimana peternak
mendapat saboh gukee pha likot, yakni setengah harga paha belakang.
Pola bagi hasil untuk merjanjian mawah lembu/kerbau yang sedang
bunting, polanya adalah 1/3 : 2/3, yakni pemeliharanya mendapatkan satu kaki
(sepertiga) dan pemilik mendapat tiga kaki (duapertiga) dari anak lembu/kerbau
yang dilahirkan. Sementara untuk anak-anak lembu/kerbau yang lahir berikutnya
dalam pemeliharaan si pemelihara, pola pembagiannya adalah dibagi dua yang
sama.
C. Akad Mawah