Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR OPERASIONAL

1 Kasus baru

2 follow-up paska operasi


katarak

3
Kasus lama

4 Disabilitas

5 Katarak

6 Glukoma

7 Rabun Jauh/Miopia

Rabun
8
Dekat/Hipermetropia

9 Presbiopia

10 Astigmatisme

11 Buta

Otitis Media Supuratif


12
Kronis (OMSK), congek)

13 Otitis Media Akut (OMA)

14 Tuli Kongenital

Noise Induced Hearing Loss


(NIHL) Gangguan
15 Pendengaran Akibat Bising)
ditempat kerja

16 Serumen
17 Prebikusis

18 Disabilitas Fisik

19 Disabilitas intelektual

20 Disabilitas Mental

21 Disabilitas Sensorik

22 Afarasia

23 Disartria

24 Dysphonia

25 Keterlambatan bicara

26 Stuttering/Stammering/
gagap

27 Gangguan Kognisi

28 Disfagia
29 Kesulitan Makan Pada Anak

30 Retensi Sputum

31 Retensio Urin

32 Inkontinensia Urin

33 Gangguan Kekuatan Otot

34 Nyeri Muskuloskeletal

35 Nyeri Neuropati

36 Neoplasm related pain acute


and chronic (keganasan)

37 Decubitus
DAFTAR OPERASIONAL

Kunjungan pertama kali ke puskesmas


Pasien lama yg dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan paska operasi katarak
diperiksa H+1,H+7, dan H+30
Kunjungan ke dua kali atau lebih dengan keluhan sama dengan kasus/kunjungan
pertama
Suatu ketidakmampuan tubuh dalam melakukan suatu aktifitas atau kegiatan tertentu
sebagaimana orang normal pada umumnya yang disebabkan oleh kondisi
ketidakmampuan dalam hal fisiologis, psikologis dan kelainan struktur atau fungsi
anatomi

Gangguan yang disebabkan adanya pengapuran pada lensa mata, sehingga daya
akomodasi dan penglihatan menjadi kabur.
Gangguan yang terjadi karena tekanan cairan di ruang depan lensa meningkat,
sehingga menghambat aliran darah. Akibatnya dapat terjadi kebutaan.
Gangguan penglihatan yang disebabkan oleh lensa mata terlalu cembung, sehingga
bayangan benda jatuh di depan retina. Miopi disebut juga rabun jauh. Untuk menolong
penderita miopi, dipakai kacamata lensa cekung (lensa negatif).
Gangguan penglihatan yang disebabkan lensa mata terlalu cekung, sehingga
bayangan retina jatuh di belakang retina. Untuk menolong penderita hipermetropi,
dipakai kacamata lensa cembung (lensa positif).
Gangguan penglihatan yang disebabkan berkurangnya daya akomodasi lensa mata.
Presbiopi umumnya dialami oleh orang lanjut usia. Untuk menolong penderita
presbiopi, dipakai kacamata lensa rangkap (cembung dan cekung).

Gangguan penglihatan yang disebabkan oleh kecembungan permukaan kornea atau


permukaan mata yang tidak rata, sehingga sinar sejajar yang datang tidak difokuskan
pada satu titik. Untuk menolong penderita astigmatisme dipakai kacamata silindris.

Kondisi dimana kurangnya persepsi visual karena faktor fisiologis (fisik) dan
neurologi (syaraf), yang merujuk kepada hilangnya penglihatan yang tidak dapat
dikoreksi/diobati dengan kacamata atau lensa kontak
Infeksi yang terjadi pada telinga bagian tengah. Yaitu pada ruang di belakang gendang
telinga, di mana terdapat tiga tulang kecil yang menangkap getaran dan
meneruskannya ke telinga bagian dalam. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah radang
telinga tengah.

Peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telingatengah 


Ketulian yang terjadi pada seorang bayi disebabkan faktor-faktor yang mempengaruhi
kehamilan maupun pada saat lahir. Ketulian ini dapat berupa tuli sebagian (hearing
impaired) atau tuli total (deaf).

Penurunan pendengaran tipe sensorineural, yang pada awalnya tidak disadari, karena
belum mengganggu percakapan sehari-hari

Gangguan pendengaran yang timbul akibat penumpukan serumen di liang telinga dan
menyebabkan rasa tertekan yang mengganggu
Tuli sensorineural (saraf) pada usia lanjut akibat proses degenerasi (penuaan) organ
pendengaran. Proses ini terjadi berangsur angsur, dan simetris (terjadi pada kedua sisi
telinga).
Penyandang Disabilitas fisik adalah terganggunya fungsi gerak antara lain meliputi
amputasi; lumpuh layuh (flaksid) atau kaku (spastik hingga kontraktur);
paraplegi/hemiplegi/monoplegi/triplegi/tetraplegi; akibat stroke, cerebral palsy dan PTM
lainnya; akibat kusta; orang kecil/kerdil.

Penyandang disabilitas intelektual adalah fungsi pikir karena tingkat kecerdasan di


bawah rata-rata antara lain meliputi lambat belajar; disabilitas grahita; sindroma down.

Penyandang disabilitas mental adalah terganggunya fungsi pikir, emosi dan perilaku
antara lain meliputi psiko-sosial, seperti skizofrenia, bipolar, depresi, anxietas, dan
gangguan kepribadian; dan disabilitas perkembangan yang berpengaruh pada
kemampuan interaksi sosial, seperti autis dan hiperaktif.

Penyandang Disabilitas sensorik adalah terganggunya salah satu fungsi dari panca
indera antara lain meliputi: disabilitas netra; disabilitas rungu; disabilitas wicara;
disabilitas rasa.

Ketidakmampuan untuk berbicara, menulis, atau mengerti bahasa lisan atau tertulis,
kondisi ini paling sering disebabkan oleh stroke atau cedera kepala. Atau Afasia
merupakan kehilangan kemampuan untuk membentuk kata-kata atau kehilangan
kemampuan untuk menangkap arti kata-kata sehingga pembicaraan tidak dapat
berlangsung dengan baik. Anak-anak dengan afasia didapat memiliki riwayat
perkembangan bahasa awal yang normal, dan memiliki onset setelah trauma kepala
atau gangguan neurologis lain (contohnya kejang)
Suatu kondisi di mana penderitanya mengalami kesulitan mengendalikan atau
mengkoordinasi otot yang digunakan ketika berbicara, atau kelemahan otot, sering
ditandai dengan bicara cadel atau lambat dan sulit dimengerti.

Gangguan suara yang disebabkan oleh abnormal kontraksi otot-otot yang


memproduksi suara, ada saat-saat tidak ada suara dapat dibuat sama sekali dan kali
ketika suara quivery, tegang, serak.

Salah satu penyebab gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada
anak. Beberapa laporan menyebutkan angka kejadian gangguan bicaradan bahasa
berkisar 5 – 10% pada anak sekolah

Gangguan kelancaran atau abnormalitas dalam kecepatan atau irama bicara. Terdapat
pengulangan suara, suku kata, kata, atau suatu bloking yang spasmodik, bisa terjadi
spasme tonik dari otot-otot bicara seperti lidah, bibir, dan laring. Terdapat
kecenderungan adanya riwayat gagap dalam keluarga. Selain itu, gagap juga dapat
disebabkan oleh tekanan dari orang tua agar anak bicara dengan jelas, gangguan
lateralisasi, rasa tidak aman, dan kepribadian anak.

Gangguan dan kondisi yang mempengaruhi kemampuan berfikir seseorang sehingga


memiliki kesulitan dengan ingatan, persepsi, dan belajar. Kognisi memainkan peran
penting dalam kemampuan seseorang untuk belajar dan hidup sehat dan
normal.Menurut Diagnostik dan Statistik Manual of Mental Disorders (DSM-V), masalah
kognitif bisa masuk ke dalam kategori berikut: demensia (yang paling
umum :alzheimer), gangguan pengembangan (termasuk autisme), delirium dan
amnesia.

Gejala kesulitan menelan karena gangguan pada esofagus (kerongkongan).


Masalah makan adalah ketidak mampuan untuk makan atau penolakan terhadap
makanan tertentu sebagai akibat disfungsi neoromotorik, lesi obstruktif, atau faktor
psikososial yang mempengaruhi makan, atau kombinasi dua atau lebih penyebab
tersebut.
Obstruksi jalan nafas akibat sumbatan sputum

Suatu keadaan penumpukan urin di kandung kemih dan tidak punya kemampuan


untuk mengosongkannya secara sempurna, sedangkan urin merupakan hasil dari
ekskresi manusia yang dihasilkan dari penyaringan darah yang dilakukan di ginjal.

Ketidakmampuan seseorang dalam mengontrol kandung kemih (bladder), dapat terjadi


akibat dampak dari infeksi saluran kemih, sembelit, minum obat jenis tertentu, stroke,
dan prostat yang membesar. Tergantung dari penyebabnya, inkontinensia urin dapat
bersifat sementara (akut) atau berkelanjutan (kronis).

Ketidakmampuan otot untuk mempertahankan massa dan atau kekuatan dan atau
fungsi motoriknya.

Nyeri pada bagian otot skeletal yang disebabkan oleh karena otot menerima beban
statis secara berulang dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama dan akan
menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon.

nyeri yang dipicu atau disebabkan oleh lesi primer atau disfungsi dari sistem saraf dan
dapat disebabkan oleh kompresi atau infiltrasi dari nervus oleh suatu tumor, tergantung
di mana lesi atau disfungsi terjadi. Nyeri neuropatik pada dasarnya dapat dibagi
menjadi dua yaitu berdasarkan asalnya yaitu perifer dan sentral, juga berdasarkan
waktunya, yakni nyeri neuropatik akut dan kronik. 

Kanker, neoplasma, atau tumor yang tumbuh secara tidak terkontrol, dan dapat
menyerang jaringan di dekatnya dan bermetastasis, atau menyebar ke area lain dari
tubuh.

Kerusakan / kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan sampai menembus
otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus
menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat
Laporan Kasus Gangguan Penglihatan dan Pendengaran

Kasus baru (kunjungan pertama kali ke RS) Kunjungan/kasus lama (kunjungan ke RS lebih dari 1 kali)
Jumlah Kasus Baru Menurut Golongan Umur Jumlah Jumlah Kunjungan Menurut Golongan Umur Jumlah
Kode
NO KEGIATAN Jumlah Jumlah
ICD X 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th kasus baru Kasus KET. 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th Kunjungan Kunjungan KET.
Dirujuk Dirujuk

L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total

I Skrining Gangguan Penglihatan


Jenis Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (H00-H59)
a. Katarak: > 3/60 1 2 1 2 2 4 4 5 5 5 5 10 10
≤ 3/60
b. Kelainan Refraksi
- Miopi
- Hipermetropia
- Presbiopia 1 1 2 1 2 3 5 1 1 1
- Astigmatisme
c. Glaukoma 2 2 2 2
d. Retinopati Diabetikum
e. Low Vision
f. Retinopati of prematurity (ROP)
g. Lain-lain (sebutkan):

Jumlah operasi katarak


h. Follow up pasca operasi
katarak
Tajam penglihatan: 6/12 - 6/18
< 6/18 - 6/60
< 6/60
Skrining Gangguan
II Pendengaran
Jenis Gangguan Pendengaran dan Ketulian (H60-H95)
a. Otitis Media Supuratif Kronik
(OMSK/Congek) 2 1 1 2 3 3 1 1 1 1
b. Serumen 2 1 2 1 1 3 4 7
c. Presbikusis
d. Tuli akibat Bising (NIHL)

e. Tuli Konginital (tuli sejak lahir)


f. lain-lain (sebutkan):
Laporan Kasus Gangguan Penglihatan dan Pendengaran

Kasus baru (kunjungan pertama kali ke RS) Kunjungan/kasus lama (kunjungan ke RS lebih dari 1 kali)
Jumlah Kasus Baru Menurut Golongan Umur Jumlah Jumlah Kunjungan Menurut Golongan Umur Jumlah
Kode
NO KEGIATAN Jumlah Jumlah
ICD X 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th kasus baru Kasus KET. 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th Kunjungan Kunjungan KET.
Dirujuk Dirujuk

L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total

I Skrining Gangguan Penglihatan


Jenis Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (H00-H59)
a. Katarak: > 3/60 1 4 1 4 5 5 1 1 2 3 2 5 7 7
≤ 3/60
b. Kelainan Refraksi
- Miopi
- Hipermetropia
- Presbiopia 1 2 0 3 3 3
- Astigmatisme
c. Glaukoma
d. Retinopati Diabetikum
e. Low Vision
f. Retinopati of prematurity (ROP)
g. Lain-lain (sebutkan):

Jumlah operasi katarak


h. Follow up pasca operasi
katarak
Tajam penglihatan: 6/12 - 6/18
< 6/18 - 6/60
< 6/60
Skrining Gangguan
II Pendengaran
Jenis Gangguan Pendengaran dan Ketulian (H60-H95)
a. Otitis Media Supuratif Kronik
(OMSK/Congek) 1 2 3 0 6 6 4
b. Serumen 1 1 1 1 1 2 2 4 0
c. Presbikusis 1 0 1 1 1
d. Tuli akibat Bising (NIHL)

e. Tuli Konginital (tuli sejak lahir)


f. lain-lain (sebutkan):
Laporan Kasus Gangguan Penglihatan dan Pendengaran

Kasus baru (kunjungan pertama kali ke RS) Kunjungan/kasus lama (kunjungan ke RS lebih dari 1 kali)
Jumlah Kasus Baru Menurut Golongan Umur Jumlah Jumlah Kunjungan Menurut Golongan Umur Jumlah
Kode
NO KEGIATAN Jumlah Jumlah
ICD X 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th kasus baru Kasus KET. 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th Kunjungan Kunjungan KET.
Dirujuk Dirujuk

L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total

I Skrining Gangguan Penglihatan


Jenis Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (H00-H59)
a. Katarak: > 3/60
≤ 3/60
b. Kelainan Refraksi
- Miopi
- Hipermetropia
- Presbiopia
- Astigmatisme
c. Glaukoma
d. Retinopati Diabetikum
e. Low Vision
f. Retinopati of prematurity (ROP)
g. Lain-lain (sebutkan):

Jumlah operasi katarak


h. Follow up pasca operasi
katarak
Tajam penglihatan: 6/12 - 6/18
< 6/18 - 6/60
< 6/60
Skrining Gangguan
II Pendengaran
Jenis Gangguan Pendengaran dan Ketulian (H60-H95)
a. Otitis Media Supuratif Kronik
(OMSK/Congek)
b. Serumen
c. Presbikusis
d. Tuli akibat Bising (NIHL)

e. Tuli Konginital (tuli sejak lahir)


f. lain-lain (sebutkan):
Laporan Kasus Gangguan Penglihatan dan Pendengaran

Kasus baru (kunjungan pertama kali ke RS) Kunjungan/kasus lama (kunjungan ke RS lebih dari 1 kali)
Jumlah Kasus Baru Menurut Golongan Umur Jumlah Jumlah Kunjungan Menurut Golongan Umur Jumlah
Kode
NO KEGIATAN Jumlah Jumlah
ICD X 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th kasus baru Kasus KET. 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th Kunjungan Kunjungan KET.
Dirujuk Dirujuk

L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total

I Skrining Gangguan Penglihatan


Jenis Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (H00-H59)
a. Katarak: > 3/60
≤ 3/60
b. Kelainan Refraksi
- Miopi
- Hipermetropia
- Presbiopia
- Astigmatisme
c. Glaukoma
d. Retinopati Diabetikum
e. Low Vision
f. Retinopati of prematurity (ROP)
g. Lain-lain (sebutkan):

Jumlah operasi katarak


h. Follow up pasca operasi
katarak
Tajam penglihatan: 6/12 - 6/18
< 6/18 - 6/60
< 6/60
Skrining Gangguan
II Pendengaran
Jenis Gangguan Pendengaran dan Ketulian (H60-H95)
a. Otitis Media Supuratif Kronik
(OMSK/Congek)
b. Serumen
c. Presbikusis
d. Tuli akibat Bising (NIHL)

e. Tuli Konginital (tuli sejak lahir)


f. lain-lain (sebutkan):
Laporan Kasus Gangguan Penglihatan dan Pendengaran

Kasus baru (kunjungan pertama kali ke RS) Kunjungan/kasus lama (kunjungan ke RS lebih dari 1 kali)
Jumlah Kasus Baru Menurut Golongan Umur Jumlah Jumlah Kunjungan Menurut Golongan Umur Jumlah
Kode
NO KEGIATAN Jumlah Jumlah
ICD X 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th kasus baru Kasus KET. 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th Kunjungan Kunjungan KET.
Dirujuk Dirujuk

L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total

I Skrining Gangguan Penglihatan


Jenis Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (H00-H59)
a. Katarak: > 3/60
≤ 3/60
b. Kelainan Refraksi
- Miopi
- Hipermetropia
- Presbiopia
- Astigmatisme
c. Glaukoma
d. Retinopati Diabetikum
e. Low Vision
f. Retinopati of prematurity (ROP)
g. Lain-lain (sebutkan):

Jumlah operasi katarak


h. Follow up pasca operasi
katarak
Tajam penglihatan: 6/12 - 6/18
< 6/18 - 6/60
< 6/60
Skrining Gangguan
II Pendengaran
Jenis Gangguan Pendengaran dan Ketulian (H60-H95)
a. Otitis Media Supuratif Kronik
(OMSK/Congek)
b. Serumen
c. Presbikusis
d. Tuli akibat Bising (NIHL)

e. Tuli Konginital (tuli sejak lahir)


f. lain-lain (sebutkan):
Laporan Kasus Gangguan Penglihatan dan Pendengaran

Kasus baru (kunjungan pertama kali ke RS) Kunjungan/kasus lama (kunjungan ke RS lebih dari 1 kali)
Jumlah Kasus Baru Menurut Golongan Umur Jumlah Jumlah Kunjungan Menurut Golongan Umur Jumlah
Kode
NO KEGIATAN Jumlah Jumlah
ICD X 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th kasus baru Kasus KET. 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th Kunjungan Kunjungan KET.
Dirujuk Dirujuk

L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total

I Skrining Gangguan Penglihatan


Jenis Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (H00-H59)
a. Katarak: > 3/60
≤ 3/60
b. Kelainan Refraksi
- Miopi
- Hipermetropia
- Presbiopia
- Astigmatisme
c. Glaukoma
d. Retinopati Diabetikum
e. Low Vision
f. Retinopati of prematurity (ROP)
g. Lain-lain (sebutkan):

Jumlah operasi katarak


h. Follow up pasca operasi
katarak
Tajam penglihatan: 6/12 - 6/18
< 6/18 - 6/60
< 6/60
Skrining Gangguan
II Pendengaran
Jenis Gangguan Pendengaran dan Ketulian (H60-H95)
a. Otitis Media Supuratif Kronik
(OMSK/Congek)
b. Serumen
c. Presbikusis
d. Tuli akibat Bising (NIHL)

e. Tuli Konginital (tuli sejak lahir)


f. lain-lain (sebutkan):
Laporan Kasus Gangguan Penglihatan dan Pendengaran

Kasus baru (kunjungan pertama kali ke RS) Kunjungan/kasus lama (kunjungan ke RS lebih dari 1 kali)
Jumlah Kasus Baru Menurut Golongan Umur Jumlah Jumlah Kunjungan Menurut Golongan Umur Jumlah
Kode
NO KEGIATAN Jumlah Jumlah
ICD X 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th kasus baru Kasus KET. 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th Kunjungan Kunjungan KET.
Dirujuk Dirujuk

L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total

I Skrining Gangguan Penglihatan


Jenis Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (H00-H59)
a. Katarak: > 3/60
≤ 3/60
b. Kelainan Refraksi
- Miopi
- Hipermetropia
- Presbiopia
- Astigmatisme
c. Glaukoma
d. Retinopati Diabetikum
e. Low Vision
f. Retinopati of prematurity (ROP)
g. Lain-lain (sebutkan):

Jumlah operasi katarak


h. Follow up pasca operasi
katarak
Tajam penglihatan: 6/12 - 6/18
< 6/18 - 6/60
< 6/60
Skrining Gangguan
II Pendengaran
Jenis Gangguan Pendengaran dan Ketulian (H60-H95)
a. Otitis Media Supuratif Kronik
(OMSK/Congek)
b. Serumen
c. Presbikusis
d. Tuli akibat Bising (NIHL)

e. Tuli Konginital (tuli sejak lahir)


f. lain-lain (sebutkan):
Laporan Kasus Gangguan Penglihatan dan Pendengaran

Kasus baru (kunjungan pertama kali ke RS) Kunjungan/kasus lama (kunjungan ke RS lebih dari 1 kali)
Jumlah Kasus Baru Menurut Golongan Umur Jumlah Jumlah Kunjungan Menurut Golongan Umur Jumlah
Kode
NO KEGIATAN Jumlah Jumlah
ICD X 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th kasus baru Kasus KET. 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th Kunjungan Kunjungan KET.
Dirujuk Dirujuk

L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total

I Skrining Gangguan Penglihatan


Jenis Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (H00-H59)
a. Katarak: > 3/60
≤ 3/60
b. Kelainan Refraksi
- Miopi
- Hipermetropia
- Presbiopia
- Astigmatisme
c. Glaukoma
d. Retinopati Diabetikum
e. Low Vision
f. Retinopati of prematurity (ROP)
g. Lain-lain (sebutkan):

Jumlah operasi katarak


h. Follow up pasca operasi
katarak
Tajam penglihatan: 6/12 - 6/18
< 6/18 - 6/60
< 6/60
Skrining Gangguan
II Pendengaran
Jenis Gangguan Pendengaran dan Ketulian (H60-H95)
a. Otitis Media Supuratif Kronik
(OMSK/Congek)
b. Serumen
c. Presbikusis
d. Tuli akibat Bising (NIHL)

e. Tuli Konginital (tuli sejak lahir)


f. lain-lain (sebutkan):
Laporan Kasus Gangguan Penglihatan dan Pendengaran

Kasus baru (kunjungan pertama kali ke RS) Kunjungan/kasus lama (kunjungan ke RS lebih dari 1 kali)
Jumlah Kasus Baru Menurut Golongan Umur Jumlah Jumlah Kunjungan Menurut Golongan Umur Jumlah
Kode
NO KEGIATAN Jumlah Jumlah
ICD X 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th kasus baru Kasus KET. 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th Kunjungan Kunjungan KET.
Dirujuk Dirujuk

L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total

I Skrining Gangguan Penglihatan


Jenis Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (H00-H59)
a. Katarak: > 3/60
≤ 3/60
b. Kelainan Refraksi
- Miopi
- Hipermetropia
- Presbiopia
- Astigmatisme
c. Glaukoma
d. Retinopati Diabetikum
e. Low Vision
f. Retinopati of prematurity (ROP)
g. Lain-lain (sebutkan):

Jumlah operasi katarak


h. Follow up pasca operasi
katarak
Tajam penglihatan: 6/12 - 6/18
< 6/18 - 6/60
< 6/60
Skrining Gangguan
II Pendengaran
Jenis Gangguan Pendengaran dan Ketulian (H60-H95)
a. Otitis Media Supuratif Kronik
(OMSK/Congek)
b. Serumen
c. Presbikusis
d. Tuli akibat Bising (NIHL)

e. Tuli Konginital (tuli sejak lahir)


f. lain-lain (sebutkan):
Laporan Kasus Gangguan Penglihatan dan Pendengaran

Kasus baru (kunjungan pertama kali ke RS) Kunjungan/kasus lama (kunjungan ke RS lebih dari 1 kali)
Jumlah Kasus Baru Menurut Golongan Umur Jumlah Jumlah Kunjungan Menurut Golongan Umur Jumlah
Kode
NO KEGIATAN Jumlah Jumlah
ICD X 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th kasus baru Kasus KET. 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th Kunjungan Kunjungan KET.
Dirujuk Dirujuk

L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total

I Skrining Gangguan Penglihatan


Jenis Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (H00-H59)
a. Katarak: > 3/60
≤ 3/60
b. Kelainan Refraksi
- Miopi
- Hipermetropia
- Presbiopia
- Astigmatisme
c. Glaukoma
d. Retinopati Diabetikum
e. Low Vision
f. Retinopati of prematurity (ROP)
g. Lain-lain (sebutkan):

Jumlah operasi katarak


h. Follow up pasca operasi
katarak
Tajam penglihatan: 6/12 - 6/18
< 6/18 - 6/60
< 6/60
Skrining Gangguan
II Pendengaran
Jenis Gangguan Pendengaran dan Ketulian (H60-H95)
a. Otitis Media Supuratif Kronik
(OMSK/Congek)
b. Serumen
c. Presbikusis
d. Tuli akibat Bising (NIHL)

e. Tuli Konginital (tuli sejak lahir)


f. lain-lain (sebutkan):
Laporan Kasus Gangguan Penglihatan dan Pendengaran

Kasus baru (kunjungan pertama kali ke RS) Kunjungan/kasus lama (kunjungan ke RS lebih dari 1 kali)
Jumlah Kasus Baru Menurut Golongan Umur Jumlah Jumlah Kunjungan Menurut Golongan Umur Jumlah
Kode
NO KEGIATAN Jumlah Jumlah
ICD X 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th kasus baru Kasus KET. 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th Kunjungan Kunjungan KET.
Dirujuk Dirujuk

L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total

I Skrining Gangguan Penglihatan


Jenis Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (H00-H59)
a. Katarak: > 3/60
≤ 3/60
b. Kelainan Refraksi
- Miopi
- Hipermetropia
- Presbiopia
- Astigmatisme
c. Glaukoma
d. Retinopati Diabetikum
e. Low Vision
f. Retinopati of prematurity (ROP)
g. Lain-lain (sebutkan):

Jumlah operasi katarak


h. Follow up pasca operasi
katarak
Tajam penglihatan: 6/12 - 6/18
< 6/18 - 6/60
< 6/60
Skrining Gangguan
II Pendengaran
Jenis Gangguan Pendengaran dan Ketulian (H60-H95)
a. Otitis Media Supuratif Kronik
(OMSK/Congek)
b. Serumen
c. Presbikusis
d. Tuli akibat Bising (NIHL)

e. Tuli Konginital (tuli sejak lahir)


f. lain-lain (sebutkan):
Laporan Kasus Gangguan Penglihatan dan Pendengaran

Kasus baru (kunjungan pertama kali ke RS) Kunjungan/kasus lama (kunjungan ke RS lebih dari 1 kali)
Jumlah Kasus Baru Menurut Golongan Umur Jumlah Jumlah Kunjungan Menurut Golongan Umur Jumlah
Kode
NO KEGIATAN Jumlah Jumlah
ICD X 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th kasus baru Kasus KET. 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th Kunjungan Kunjungan KET.
Dirujuk Dirujuk

L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total

I Skrining Gangguan Penglihatan


Jenis Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (H00-H59)
a. Katarak: > 3/60
≤ 3/60
b. Kelainan Refraksi
- Miopi
- Hipermetropia
- Presbiopia
- Astigmatisme
c. Glaukoma
d. Retinopati Diabetikum
e. Low Vision
f. Retinopati of prematurity (ROP)
g. Lain-lain (sebutkan):

Jumlah operasi katarak


h. Follow up pasca operasi
katarak
Tajam penglihatan: 6/12 - 6/18
< 6/18 - 6/60
< 6/60
Skrining Gangguan
II Pendengaran
Jenis Gangguan Pendengaran dan Ketulian (H60-H95)
a. Otitis Media Supuratif Kronik
(OMSK/Congek)
b. Serumen
c. Presbikusis
d. Tuli akibat Bising (NIHL)

e. Tuli Konginital (tuli sejak lahir)


f. lain-lain (sebutkan):
Laporan Kasus Gangguan Penglihatan dan Pendengaran

Kasus baru (kunjungan pertama kali ke RS) Kunjungan/kasus lama (kunjungan ke RS lebih dari 1 kali)
Jumlah Kasus Baru Menurut Golongan Umur Jumlah Jumlah Kunjungan Menurut Golongan Umur Jumlah
Kode
NO KEGIATAN Jumlah Jumlah
ICD X 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th kasus baru Kasus KET. 0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th Kunjungan Kunjungan KET.
Dirujuk Dirujuk

L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total

I Skrining Gangguan Penglihatan


Jenis Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (H00-H59)
a. Katarak: > 3/60 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 5 3 6 9 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 7 8 7 10 17 17 0
≤ 3/60 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Kelainan Refraksi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
- Miopi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
- Hipermetropia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
- Presbiopia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 3 0 3 0 0 2 6 8 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0
- Astigmatisme 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
c. Glaukoma 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0
d. Retinopati Diabetikum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
e. Low Vision 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
f. Retinopati of prematurity (ROP) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
g. Lain-lain (sebutkan): 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah operasi katarak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
h. Follow up pasca operasi
katarak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tajam penglihatan: 6/12 - 6/18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
< 6/18 - 6/60 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
< 6/60 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Skrining Gangguan
II Pendengaran
Jenis Gangguan Pendengaran dan Ketulian (H60-H95)
a. Otitis Media Supuratif Kronik
(OMSK/Congek) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Serumen 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
c. Presbikusis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
d. Tuli akibat Bising (NIHL) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

e. Tuli Konginital (tuli sejak lahir) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


f. lain-lain (sebutkan): 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Anda mungkin juga menyukai