Anda di halaman 1dari 41

KISI-KISI SOAL UAS HUKUM DAGANG

HES 4 A Genap 2021

1. Sebutkan 5 saja pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan di Pasar


Modal, dan sebutkan satu saja fungsi atau tugas dari masing-masing
pihak tersebut?
Jawaban:
a. Emiten, Perusahaan yang menerbitkan surat-surat berharga dan
sudah terdaftar di bursa efek.
b. Investor, pihak yang menanamkan modalnya di perusahaan yang
melakukan emisi (penjualan surat² berharga
c. Lembaga Penunjang, Tugas utamanya adalah memberikan jasa guna
mempermudah pihak penjual (emiten) maupun pembeli (investor)
surat nerharga yang ada di pasar modal
d. Penjamin emisi, bertugas untuk menjamin surat berharga yang
ditawarkan oleh emiten dapat terjualnya sampai batas waktu tertentu
sehingga dana dapat dihimpun sesuai dengan target yang ingin
dicapai oleh emiten
e. Perusahaan pengelola dana (investment company), Sebuah
perusahaan yang menawarkan jasa pengelolaan dana bagi para
investor yang tanggungjawabnya adalah untuk mengelola surat-
surat berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan
investor

2. Sebutkan obyek dalam ciptaan yang dilindungi UU Hak Cipta dan


bidang dalam Paten yang dilindungi UU Hak Paten, dan apa yang
membedakan antara “Paten Biasa” dan Paten Sederhana”?
Jawaban:
Objek yang dilindungi dalam UU Hak Cipta mencakup ilmu pengetahuan,
seni dan sastra diantara nya :
a. Buku, program komputer, pamflet, perwajahan (layout) karya tulis
yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;
b. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu;
c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
d. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
e. Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan
pantomim;
f. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir,
seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;
g. Arsitektur;
h. Peta;
i. Seni Batik;
j. Fotografi;
k. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, dan karya lain dari hasil
pengalihwujudan.
l. terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi
ekspresi budaya tradisional;
m. kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca
dengan program Komputer maupun media lainnya;
n. kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut
merupakan karya yang asli;
o. permainan video; dan
p. program komputer.

Sedangkan, bidang yang dilindungi dalam UU Hak Paten adalah


bidang teknologi. Hal ini sesuai dengan maksud hak paten sendiri yaituhak
eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya
di bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu.
Kemudian perbedaan antara paten dan paten sederhana menurut
Pasal 3 UU Paten yang menyatakan, paten diberikan untuk invensi yang
baru, mengandung langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri.
Sedangkan paten sederhana diberikan untuk setiap invensi baru,
pengembangan dari produk atau proses yang telah ada, dan dapat diterapkan
dalam industri.

3. Sebutkan 3 saja pihak-pihak yang dapat mengajukan permohonan


pailit dan terhadap siapa? Jelaskan pengertiannya!
Jawaban:
a. Debitor yang memiliki hutang yang telah jatuh tempo terhadap 2
kreditor atau lebih dan tidak dapat membayar salah satu dari hutang
tersebut;
b. Kreditor yang meminjamkan uang kepada Debitor dengan mengajak
1 Kreditor lainnya untuk mengajukan permohonan pailit
c. Kejaksaan, atas alasan kepentingan umum. Sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) Pasal 2 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004
tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

4. Jelaskan yang dimaksud Nasabah suatu Bank yang “Deposan” dan


“Non Deposan”, berilah contoh langsung dalam kegiatan perbankan?
Jawaban:
 Deposan merupakan bentuk hubungan antara pihak bank dan
nasabah ketika nasabah menggunakan sarana dari bank tersebut.
Contohnya adalah hubungan nasabah dengan bank menggunakan
produk perbankan seperti tabungan, giro, deposito.
 Non deposan merupakan kebalikan dari deposan yaitu dimana
terjadi hubungan antara nasabah dan bank tetapi hanya sekedar
menggunakan sarana nya, tidak menyimpan uang di bank tersebut.
Contoh nya yaitu sarana pembayaran sekolah, kuliah, belanja online
dll yang tidak melibatkan proses debit atau penyimpanan uang di
bank.

5. Sebutkan bagaimana tatacara mendirikan PT dan CV secara benar


tahapan-tahapannya?
Jawaban:
a. Prosedur Mendirikan PT :
1) Pengajuan Nama perseroan terbatas
2) Pembuatan akta pendirian PT
3) Pembuatan SKDP (surat keterangan domisili perusahaan)
4) Pembuatan NPWP
5) Pembuatan Anggaran dasar
6) Mengajukan SIUP (surat izin usaha perdagangan)
7) Pengajuan tanda daftar perusahaan (TDP)
8) Di umumkan dalam BNRI (Berita acara negara republik
Indonesia) agar statusnya sempurna sebagai badan hukum.

b. Prosedur mendirikan CV :
1) menentukan dua pendiri CV (sejalan dengan aturan CV
harus didirikan minimal 2 orang)
2) Siapkan data pendiri CV
3) Membuat akta pendirian notaris
4) Penandatanganan oleh para pendiri CV
5) Mengurus SKDP atau surat keterangan domisili perusahaan
6) Mengurus NPWP
7) Mendaftarkan akta pendirian CV pada pengadilan negeri
8) Mengurus ijin usaha
9) Mengurus TDP atau tanda daftar perusahaan (tidak jauh
berbeda dengan SIUP)
10) Publikasi ikhtisar resmi

6. Jelaskan dengan cara menguraikan melalui ”peta konsep”


perkuliahan, apakah yang dimaksud Hukum Dagang itu?
Jawaban :
Hukum yang mengatur saling hubungan pribadi antara manusia dan
manusia sebagai subyek hukum karena bersamaan hidup dalam suatu
masyarakat, misalnya barang yang dibawa pihak perempuan dalam
perkawinan, jual beli, pegadaian sawah dsb. Tetapi hubungan pribadi tsb,
terdapat antara subyek hukum saja. Hukum dagang adalah ilmu yang
mengatur hubungan antara pihak satu dengan pihak lain yang berkaitan
dengan urusan-urusan dagang. Hukum dagang termasuk menjadi suatu
hukum perdata khususnya yang berkaitan dengan prikatan. Hukum dagang
tidak luput dari organisasi-organisasi yang memiliki misi untuk
mendapatkan profit baik pemerintahan maupun non-pemerintah. Perlu
diketahui, organisasi profit atau organisasi perusahaan tersebut memiliki 2
kategori yakni pemerintah dan non-pemerintah, kedua organisasi tersebut
memiliki misi yang sama yaitu menghasilkan profit namun dengan alasan
yang berbeda. Yakni, apabila organisasi pemerintah berdasarkan untuk
pemberdayaan negara dan rakyat sedangkan non-pemerintah yaitu
organisasi yang memiliki hasrat untuk profit sebesar-besarnya dalam hal
keuntungan pribadi bagi siapa saja yang terikat dalam perusahaan tersebut.
Dalam kegiaitan hukum, khusus nya hukum dagang organisasi tersebut
tidak luput dari bentuk organisasi yang menjadikanya legal atas
pendirianya. Legalitas pendirian organisasi tersebut dengan syarat, antara
lain; 1. Dasar Hukum, 2. Struktur Organisasi, 3. Tugas dan Fungsi, 4. Tata
Cara Pendirian, 5. Kelebihan dan Kekurangan.
Selain itu hukum dagang tersebut yang berkaitan dengan hukum
dagang dan perikatan tersebut memiliki dasar subjek, subjek sendiri terbagi
menjadi 2 yaitu ada manusia, dan juga badan hukum. Manusia sebagai
subjek hukum mampu menjalankan hak dan kewajiban yang dijamin oleh
hukum yang berlaku, sedangkan badan hukum adalah subjek hukum yang
merupakan kumpulan dari manusia pribadi.

7. Badan Pribadi dan Badan Hukum dapat melekat pada dirinya Hak dan
Kewajiban secara sempurna haruslah memenuhi syarat-syarat
apakah? Sebut dan jelaskan!
Jawaban :
Undang-undang mengatur syarat-syarat sahnya membuat perjanjian, hal itu
diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata:
a. Adanya kesepakatan antara mereka yang mengikatkan diri.
b. Adanya kecakapan untuk membuat perikatan, mereka harus sudah
dewasa umur 21 tahun dan sehat, namun meskipun belum dewasa
tetapi sudah nikah dianggap dewasa
c. Adanya sesuatu hal tertentu yang diperjanjikan yang disebut obyek
perjanjian
d. Adanya sesuatu sebab yang diperbolehkan oleh Undang-undang
(sesuatu yang halal).

8. Dasar mengikat antara Penerbit dan pemegang/penerima Surat


Berharga, ada beberapa teori, antara lain ”Teori Kreasi/Penciptaan”
oleh Einert (1839) dan Kuntze (1857), sebutkan isi teori tersebut d an
jelaskan kelemahannya?
Jawaban :
Teori Kreasi/penciptaan yang diperlopori oleh Einer (1839) dan di lanjutkan
Oleh Kuntze dalam bukunya Die Lehre Von Den Inhaberpapieren (1857)
yang mana isi dari pada teori tersebut adalah yang menjadi dasar hukum
mengikatnya surat berharga antara penerbit dan pemegang adalah perbuatan
”menandatangani” Surat berharga itu. Perbuatan tersebut lah yang
menciptakan perikatan anatara penerbit dan pemegang karena adanya
perikatan tersebut, penerbit wajib bertanggung jawab membayar kepada
pemegang surat berharga tersebut, walaupun tanpa perjanjian dengan
pemegang berikutnya.

9. Sebutkan sebab terjadinya upaya tangkisan Absolut dan Relatif


terhadap Surat Berharga, misalkan terhadap Surat Berharga Cheque
(Cek) atau Bilyet Giro?
Jawaban :
Upaya Tangkisan Absolut (Execption in rem) digunakan dalam debitur
semua pemegang baik pemegang pertama maupun pemegang berikutnya
Apabila seseorang mengadakan perjanjian jual beli barang dengan pihak
lainnya, kemudian pembeli membayar harga barang dengan sepucuk surat
berharga misalnya dengan sepucuk surat wesel atau cek. Penjual yang
menerima pembayaran dengan surat berharga itu dapat pula membayarkan
memindahkan surat itu kepada pihak lain, dan seterusnya. Akhirnya
timbullah suatu rangkaian peralihan surat berharga itu dari tangan ke tangan.
1) Upaya Tangkisan Absolut Execption In Rem Digunakan terhadap
debitur semua pemegang baik pertama maupum berikutnya. Upaya
ini timbul dari surat berharga itu sendiri yaitu :
a. Cacat bentuk surat berharga tentang syarat formil seperti
tidak ada tanda tangan penerbit, tanggal penerbitan, tanda
tangan palsu, atau tentang ketidakcakapan penerbit paksaan
badan.
b. Lampau waktu dari surat berharga, tentang ini diatur dalam
pasal 169 KUHD untuk wesel dan surat sanggup, pasal 229
KUHD untuk cek.
c. Kelainan formalitas dalam regres kewajiban setiap
pemegang surat wesel untuk memindahkan surat wesel itu
kepada orang lain untuk menanggung pembayaran.
d. Jika surat berharga mendapat penolakan aseptansi
pembayaran pada hari tagihhari bayar maka pemegang dapat
melakukan hak regresnya untuk memperoleh pembayaran
kepada penerbit atau debitur lainnya.

2) Upaya Tangkisan Relatif Dapat diketahui dari hubungan hukum


yang terjadi antara penerbit dan salah seorang endosan yang
mendahului pemegang terakhir, khususnya pemegang pertama yang
lazim disebut perikatan dasar. Upaya ini diatur dalam pasal 109
KUHD dan pasal 116 KUHD untuk wesel, pasal 199 KUHD untuk
cek.

10. Sebutkan Dasar Hukum Pasar Modal dan sebutkan BEI berbentuk
Badan Hukum apa?
Jawaban :
 Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal (UUPM) adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek,
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Dasar
Hukum pasar modal terdapat pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal.
 BEI berbadan hukum perseroan terbatas yang menjadikannya salah
satu elemen organisasi profit milik pemerintah.

11. Sebutkan 2 saja pelanggaran atau kejahatan dalam Pasar Modal?


Jawaban : penipuan dan manipulasi pasar

12. Apakah ada batasan bagi investor yang akan membeli saham dalam
Pasar Modal? Jelaskan!
Jawaban :
Saham merupakan bukti kepemilikan nilai sebuah perusahaan atau
bukti penyertaan modal. Membeli saham perusahaan di pasar modal
merupakan investasi yang memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan
instrumen investasi lain, seperti obligasi, deposito, tabungan berjangka, atau
emas.
Pembelian saham dihitung dengan setiap lembar saham. Meskipun
demikian, pembelian saham tidak dapat dilakukan dengan membeli setiap
lembarnya, tetapi harus dilakukan dengan membeli 1 lot saham. Menurut
Bursa Efek Indonesia, 1 lot saham adalah setara dengan 100 lembar saham.
Pembelian saham dapat dilakukan oleh investor dengan membeli
lebih dari 1 atau 2 saham, yaitu dengam mengdiversifikasikan atau membeli
beberapa saham. Memebeli beberapa saham dapat dilakukan dengan
membeli 4 atau 5 saham. Dari total saham yang dimiliki tersebut, harus
difokuskan perkembangan saham. Apabila memiliki saham terlaku banyak
maka dikhawatirkan fokus seorang investor terbagi-bagi sehingga akhirnya
tidak fokus
13. Sebutkan perbedaan pengawasan antara bank syariah dan bank
konvensional?
Jawaban :
Perbedaan pengawasan pada bank syariah dan bank konvensional dapat
dilihat pada struktur pengawas bank. Pada bank syariah, struktur pengawas
lebih kompleks, yaitu terdiri dari dewan komisaris, dewan pengwas syariah,
hingga dewan syariah nasional. Sedangkan pada bank konvensional, hanya
ada dewan komisaris.

14. Jelaskan dan beri contoh prinsip kehati-hatian dalam Perbankan?


Jawaban :
Prinsip kehati-hatian (prudent banking principle) adalah suatu asas atau
prinsip yang menyatakan bahwa bank dalam menjalankan fungsi dan
kegiatan usahanya wajib bersikap hati-hati (prudent) dalam rangka
melindungi dana masyarakat yang dipercayakan padanya. Hal ini
disebutkan dalam pasal 2 UU Nomor 10 tahun 1998 sebagai perubahan atas
UU Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa perbankan Indonesia
dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan
menggunakan prinsip kehati - hatian. Undang-undang Perbankan tidak
menjelaskan lebih lanjut mengenai apa yang dimaksud dengan prinsip
kehati-hatian. Salah satu pasal dalam undang-undang perbankan yang
mengandung maksud dari prinsip kehati-hatian yaitu Pasal 29 Undang-
Undnag Nomor 10 Tahun 1998 yang menyebutkan:
1) Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan
ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen,
likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan
dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai
dengan prinsip kehati-hatian.
2) Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip
Syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib
menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan
nasabah yang mempercayakan danananya kepada bank.
3) Untuk kepentingan nasabah, bank wajib menyediakan informasi
mengenai kemungkinan timbulnya resiko kerugian sehubungan
dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank.
melihat isi Pasal 29 di atas, dapat dilihat bahwa yang dimaksud prinsip
kehati-hatian adalah bank harus menjaga kesehatan bank, yaitu menjaga
kualitas manajemen, likuiditas dan aspek lainnya. Selain itu, dalam
menjalankan tugasnya bank juga harus memilih dan memilah jalan yang
dilaluinya, yaitu dengan jalan menggunakan prinsip syariah dalam
kegiatannya Hal ini tentunya untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan terjadi.

Contoh penerapan prinsip kehati-hatian dalam perbankan:


PT. BPRS Aman Syariah melakukan suatu tindakaan untuk
mencegah terjadinya kredit macet. Tindakan tersebut dilakukan dengan cara
menerapkan Preventive Control Of Financing yaitu dengan cara melakukan
analis pembiayaan, menetapkan batas maksimum pemberian pembiayaan
dan melakukan pemantauan. Hal tersebut termasuk salah satu penerapan
prinsip kehati-hatian dalam perbankan.

15. Siapa saja yang menjaga kerahasian bank dan apa sanksinya jika
melanggar?
Jawaban :
Pihak-pihak yang berkewajiban menjaga rahasia bank disebutkan dalam
Pasal 47 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan. Pihak-pihak dimaksud antara lain: 1) Anggota Dewan
Komisaris, 2) Direksi, 3) Pegawai Bank, dan 4) Pihak Terafiliasi lainnya
dari bank. Pihak terafiliasi dari bank telah ditentukan dalam Pasal 1 ayat
(22) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Pihak Terafiliasi adalah:
1) Aggota Dewan Komisaris, pengawas, Direksi atau kuasanya,
pejabat, atau karyawan bank;
2) anggota pengurus, pengawas, pengelola atau kuasanya, pejabat, atau
karyawan bank, khusus bagi bank yang berbentuk hukum koperasi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
3) Pihak yang memberikan jasanya kepada bank, antara lain akuntan
publik, penilai, konsultan hukum dan konsultan lainnya;
4) pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut serta
mempengaruhi pengelolaan bank, antara lain pemegang saham dan
keluarganya, keluarga Komisaris, keluarga pengawas, keluarga
Direksi, dan keluarga pengurus.

Sanksi bagi yang melanggar untuk memyimoan kerahasiaan bank menurut


Pasal 40 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1988,, diancam dengan pidana
penjara sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun
serta denda sekurang kurangnya Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah)
dan paling banyak Rp 8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).

16. Apa perbedaan antara lembaga keuangan bank dan non bank?
Jawaban :
Lembaga keuangan bank memiliki fungsi utama menerima dan
mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, dan
deposito. Sedangkan lembaga keuangan non bank tidak menghimpun
langsung dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, tetapi dalam bentuk
surat berharga.
Aktifitas yang dilakukan lembaga keuangan bank yakni pembukaan
rekening tabungan, giro, deposito, pembayaran kartu kredit, layanan setoran
langsung, dll. Sedangkan aktifitas yang dilakukan lembaga keuangan non
bank, penjualan saham, pemberian kredit, penyertaan modal, dan beberapa
kegiatan keuangan yang disetujui menteri keuangan.
Lembaga keuangan bank memberikan pinjaman dalam bentuk uang
untuk pembiayaan usaha, pendidikan, dll. Sedangkan lembaga keuangan
non bank memberi pinjaman dalam bentuk modal yang bisa dikelola lagi
oleh para pemilik bisnis yang akan mengembangkan usahanya.
Jenis lembaga keuangan bank yaitu, bank sentral, bank umum, dan
bank perkreditan rakyat. Sedangkan jenis lembaga keuangan non bank,
perusahaan asuransi, perusahaan dana pensiun, koperasi simpan pinjam,
lembaga gadai, dan leasing.
Peran lembaga keuangan bank sebagai perantara nasabah dalam
melakukan transaksi seperti, pembelian, pengiriman uang, hingga penjualan
valas. Sedangkan lembaga keuangan non bank sebagai perantara perusahaan
yang berada di dalam negeri atau luar negeri yang membutuhkan modal
untuk pengembangan usahanya.

17. Apa penyebab terjadinya kasus ”Bank Century” dilihat dari kaca mata
hukum perbankan?
Jawaban :
Kasus bermula dari dugaan penyelewengan dana nasabah oleh
Antaboga Sekuritas sebagai pemegang 7.52% saham Bank Century dalam
permainan instrumen derivatif. Kasus penyelewengan dana tersebut
berkembang ke arah missmanagement yang dilakukan oleh pengelola DPK
(dana pihak ketiga) Bank Century. Mencuatnya kasus Bank Century sering
dikaitkan dengan dampak krisis global yang menerpa lembaga keuangan
dunia dan berdampak sistemik pada perbankan Indonesia. Namun olah data
badan penyidik keuangan (BPK) menemukan bahwa kasus Bank Century
sudah terendus sebelum krisis global terjadi. Hal ini menimbulkan
kecurigaan adanya pengalihan isu, sehingga para nasabah dan investor
menjadi maklum dengan kasus likuiditas akibat efek krisis global yang
berdampak pada Bank Century. Terjadi force majeur krisis dalam bentuk
pembodohan opini publik. Hal ini dikuatkan oleh hasil penyidikan BPK
yang menyebutkan bahwa Bank Century sudah cacat dari lahir. Berdasar hal
tersebut, nampaknya Bank Century sejak dulu sampai diambil LPS selalu
melanggar aturan, dimana pelanggaran yang terjadi berupa tingkat
minimum CAR (Rasio kecukupan modal), batas maksimal pemberian
kredit, dan FPJP (Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek).
Hasil Audit Investigatif BPK yang diserahkan kepada DPR RI
tertanggal 20 November 2009 memaparkan 8 temuan penting yang
mengindikasikan terjadinya tindak pidana korupsi, pelanggaran aturan dan
penyalahgunaan wewenang, dan lain sebagainya. Indikasi korupsi terkait
dengan kasus ini terutama terlihat dari terjadinya pelanggaran aturan dan
penyalahgunaan wewenang.

18. Apa keterkaitan antara perbankan dengan perekonomian negara?


Jawaban :
Perbankan memiliki peran yang sangat penting terhadap pergerakan roda
perekonomian negara. Ketika negara sedang melakukan proses pemulihan
ekonomi, umumnya bank masih belum bisa optimal dalam menjalankan
fungsi utamanya sebagai lembaga intermediasi keuangan internasional yang
menggambarkan rasio perbandingan jumlah kredit yang diberikan pada
pihak ketiga (Loan to Deposit Ratio). Peranan intermediasi lembaga
perbankan sangat berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian suatu
negara. Ketika terjadi penurunan jumlah kredit yang disalurkan akibat sikap
kehati-hatian dari pihak bank, secara tidak langsung akan terjadi
perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara yang bersangkutan.

19. Bagaimana tata cara investor asing melakukan kegiatan di pasar


modal?
Jawaban :
Hal pertama yang harus dimiliki setiap pelaku usaha asing adalah
memiliki Akta pendirian PT, surat keputusan yang mengesahkan pendirian
PT tersebut yang sudah disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM,
memiliki NPWP perusahaan.
Selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan perizinan yang
dapat diajukan kepada Online Single Submission (OSS) System atau
melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Tetapi, belum
semua pengajuan perizinan bidan usaha dapat diajukan melalui OSS. Maka
dari itu masih ada perizinan usaha yang diajukan melalui BKPM. Di dalam
PP No. 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
diatur mengenai usaha apa saja yang dapat diajukan dengan sistem OSS,
antara lain: dalam sektor ketenagalistrikan, pertanian, lingkungan hidup dan
kehutanan, pekerjaan umum dan perumahan rakyat, kelautan dan perikanan,
dan lain sebagainya.
Tahap pertama dalam mengajukan perizinan melalui OSS adalah
membuat user ID. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan log in
menggunakan user ID yang telah diverivikasi. Diikuti dengan pengisian
data, seperti data perusahaan, data pemegang saham, dan lainnya. Pengisian
data ini ditujukan untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB).
Khusus untuk perusahaan yang baru harus melakukan proses untuk
memperoleh izin dasar, izin usaha, izin komersial, berikut juga dengan
komitmen–komitmennya.
Perizinan melalui BKPM diatur dalam Perka BKPM No 6 Tahun
2018. Kegiatan usaha yang tidak dapat diberikan izin melalui OSS System
dapat mengajukan kepada PTSP Pusat di BKPM menggunakan formulir
permohonan dengan melengkapi persyaratan dokumen, seperti akta
Pendirian yang sudah disahkan Kementerian Hukum dan HAM, NPWP,
NIB, Akta Jual Beli, sertifikat hak atas tanah, dokumen pengelolaan
lingkungan hidup, bukti penerimaan Laporan Kegiatan Penanaman Modal
(LKPM).
Apabila permohonan pendirian diterima, dalam jangka waktu tiga
hari kerja setelah diterimanya permohonan, izin usaha akan diterbitkan.
Yang kemudian PTSP Pusat di BKPM akan memberikan tanda terima
permohonan. Namun jika permohonan ditolak, maka BKPM akan
menyampaikan surat penolakan paling lambat dalam dua hari kerja.

20. Sebutkan perbedaan antara Paten Biasa dan Paten Sederhana, apakah
Paten Sederhana dapat diperpanjang?
Jawaban :
Paten merupakan hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada
investor atas hasil invensinya di bidang teknologi untuk jangka waktu
tertentu. Paten diatur dalam Undang-undang No 3 Tahun 2016 tentang Paten
(UU Paten). Menurut UU Paten, terdapat dua jenis paten yaitu Paten Biasa
dan Paten Sederhana.
a. Paten Biasa
 Paten biasa diberikan untuk invensi yang benar-benar baru
 Paten biasa diberikan perlindungan selama 20 tahun
 Paten biasa dapat diberikan untuk beberapa invensi yang
terkait
 Pengumuman permohonan Paten biasa yakni selama 18
bulan setelah tanggal penerimaan
 Jangka waktu mengajukan keberatan Paten biasa selama
enam bulan terhitung sejak diumumkan.

b. Paten Sederhana
 Paten Sederhana dapat diberikan untuk invensi hasil
pengembangan produk atau proses yang telah ada
 Paten Sederhana diberikan perlindungan hanya 10 tahun
 Paten Sederhana hanya diberikan untuk satu invensi saja
 Pengumuman permohonan Paten Sederhana yakni 3 bulan
setelah tanggal penerimaan
 Jangka waktu mengajukan keberatan Paten Sederhana
selama tiga bulan terhitung sejak diumumkan

Masa Perlindungan Paten Biasa dan juga Paten Sederhana tidak dapat
diperpanjang. Menurut Pasal 22 dan 23 UU Paten, jangka waktu tersebut
terhitung sejak tanggal penerimaan.

21. Jelaskan maksud perbedaan penyebutan antara Pencatatan dalam


Hak Cipta dan Pendaftaran dalam Merek dan Paten?
Jawaban :
Dalam praktek sehari-hari kita sering mencampuradukan antara paten dan
merk , misalnya dengan mengatakan “ mematenkan merek . ini sebenarnya
miskonsepsi. Merek dan paten maupun hak cipta adalah hak kekayaan
intelektual ( HKI ) yang berdiri sendiri, punya konsepnya masing-masing
dan diatur berdasarkan Undang-undangnya sendiri, jadi secara hukum tidak
dapat dicampur adukan. Hak cipta dalam UU No 28 Tahun 2014, “ ialah
hak ekslusif dari pencipta yang timbul secara ototmatis berdasarkan prinsip
deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa
mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Sesuai asas deklaratif perlindungan hukum sudah ada ketika
ciptaannya jadi” hak cipta mucul pada saat ciptaannya di wujudkan tanpa
harus didaftarkan terlebih dahulu.
Kemudian Merk” dalam UU No 20 Tahun 2016, yang mana perubahan
terakhir dari UU No 15 Tahun 2001, ialah “ Tanda yang dapat ditampilkan
secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna,
dalam bentuk 2 dimensi maupun dalam bentuk 3 dimensi, suara hologram,
atau kombinasi dari dua unsur tersebut, untuk membedakan barang/ jasa
yang di produksi ataupun badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang
dan jasa.
Berbeda dengan hak cipta yang tanpa harus didaftarkan Merk harus
didaftarkan, Paten’ UU No 13 Tahun 2016, paten adalah hak eksklusif
yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang
teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi
tersebut/ memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.

22. Apa kegunaan praktis memperoleh Hak Paten, Hak Cipta dan Hak
Merek?
Jawaban :
a. Jaminan perlindungan hukum, yang mana perlindungan hukum
sangat penting bagi suatu perusahaan. Dengan perolehan hak merk,
semua brand perusahaan dapat diakui secara sah oleh hukum. Daya
cipta perusahaan juga berkekuatan hukum dengan cipta perusahaan
juga berkekuatan hukum dengan adanya hak cipta. Semua penemuan
dalam hal ide, produk , dan inovasi lainnya bisa dipatenkan melalui
hak paten. Semua hak tersebut mampu menjamin adanya
perlindungan hukum untuk perusahaan. Dengan adanya hak merk
dan hak cipta maupun hak paten kita dapat mendapatkan
kepercayaan konsumen, karena merk dan daya cipta dari perusahaan
anda sudah diakui secara hukum berdasarkan syarat dan ketentuan
yang berlaku melalui hak merk dan hak cipta. Dan mana penemuan
perusahaan terbukti orisinal dan dijamin tidak ada pihak lain yang
berhak mngkalim atau menirunya.
b. Memberi keuntungan Tambahan, mendaftarkan perusahaan
untuk mendapatkan ketiga hak tersebut merupakan suatu keharusan
demi masa depan yang baik. Pengakuan berupa hak-hak tersebut
akan mendatangkan passive income dalam bisnis. Orang lain yang
memakai hasil karya yang ada harus membayar royality atau lisensi
produk yang diciptakan dan harus mendapatkan izin dari
perusahaan.
c. Mengurangi plagiarisme, yang mana plagiaresme sangat
merugikan berbagai pihak. Dalam bisnis tindakan plagiarisme
sangat meresahkan dan mengancam. Dengan adanya pengakuan dan
pengesahan hak merk, hak cipta dan hak paten semua pihak akan
mengakuinya. Jadi tindakan plagiarisme bisa dikurangi karena
semua penemuan perusahaan sudah dilindungi hukum.
d. Menghindari Eksploitasi karya, hal ini bisa terjadi jika tidak
adanya perlindunga atas penemuan perusahaan. Tindakan klaim
plagiarisme bisa terjadi, tindakan yang dilakukan untuk kepentingan
komersial atau yang disebut dengan tindakan eksploitasi.
e. Mengurangi kompetitor, dimana kompetitor tidak selalu merupaka
hal baik dan bisa menghambat jalannya perusahaan atau bisnis.
Dengan mendaftarkan ketiga tersebut, pertumbuhan kompetitor
bisnis serupa bisa dikurangi karena pebisnis lainnya akan terjerat
hukum apabila menggunakan merek, produk, dan penemuan yang
sama.
f. Memperluaas jangkauan bisnis, kendati jangkauan bisnis semakin
luas dengan mengantongi ketiga hak tersebut. Pengembangan bisnis
dapat dilakukan lebih mudah karena semua pihak percaya akan
kemampuan perusahaan. Kredibilitas perusahaan tidak akan
diragukan lagi.setelah perusahaan mendaftarkan memperoleh hak
ini, berbagai peluang yang ada dapat dimanfaatkan demi kemajuan
perusahaan kebutuhan konsumen secara layak. Dengan pengakuan
ketiga hak merek , hak cipta, dan hak paten, konsumen menajdi
yakin.

23. Bagaimana tata cara gugatan pelanggaran Hak Cipta ke Pengadilan


Niaga?
Jawaban :
Tata cara gugatan pelanggaran hak cipta telah diatur dalam Pasal 100-101
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (“UUHC”)
sebagai berikut:
Pasal 100 UUHC
1) Gugatan atas pelanggaran Hak Cipta diajukan kepada ketua
Pengadilan Niaga.
2) Gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat oleh panitera
Pengadilan Niaga dalam register perkara pengadilan pada tanggal
gugatan tersebut didaftarkan.
3) Panitera Pengadilan Niaga memberikan tanda terima yang telah
ditandatangani pada tanggal yang sama dengan tanggal pendaftaran.
4) Panitera Pengadilan Niaga menyampaikan permohonan gugatan
kepada ketua Pengadilan Niaga dalam waktu paling lama 2 (dua)
Hari terhitung sejak tanggal gugatan didaftarkan.
5) Dalam waktu paling lama 3 (tiga) Hari terhitung sejak gugatan
didaftarkan, Pengadilan Niaga menetapkan Hari sidang.
6) Pemberitahuan dan pemanggilan para pihak dilakukan oleh juru sita
dalam waktu paling lama 7 (tujuh) Hari terhitung sejak gugatan
didaftarkan.

Pasal 101 UUHC


1) Putusan atas gugatan harus diucapkan paling lama 90 (sembilan
puluh) Hari sejak gugatan didaftarkan.
2) Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
dapat dipenuhi, atas persetujuan Ketua Mahkamah Agung jangka
waktu tersebut dapat diperpanjang selama 30 (tiga puluh) Hari.
3) Putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diucapkan
dalam sidang terbuka untuk umum.
4) Putusan Pengadilan Niaga sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
harus disampaikan oleh juru sita kepada para pihak paling lama 14
(empat belas) Hari terhitung sejak putusan diucapkan.

24. Bagaimana hukum/perundang-undangan atas HKI mengatur


terhadap maraknya kasus penyerupaan atas merek?
Jawaban :
Perlindungan atas Merek atau Hak atas Merek adalah hak eksklusif
yang diberikan Negara kepada pemilik merek terdaftar dalam Daftar Merek
Umum. Untuk jangka waktu tertentu pemegang hak atas merek dapat
menggunakan sendiri merek tersebut ataupun memberi izin kepada
seseorang, beberapa orang secara bersama-sama atau Badan Hukum untuk
menggunakannya. Perlindungan atas Merek Terdaftar yaitu adanya
kepastian hukum atas Merek Terdaftar, baik untuk digunakan diperpanjang
maupun sebagai alat bukti bila terjadi sengketa pelaksanaan atas Merek
Terdaftar. Perlindungan merek diberikan manakala terjadi suatu
pelanggaran merek yang dilakukan oleh pihak yang tidak mempunyai hak
terhadap suatu merek.
Perlindungan ini dijamin dalam Pasal 21 Undang-undang Merek Tahun
2016. yaitu:
1) Permohonan harus ditolak Direktorat Jenderal apabila merek
tersebut:
a. mempunyai persamaan pada pokok atau keseluruhannya
dengan merek milik pihak lain yang sudah terdaftar lebih
dahulu untuk barang dan/atau jasa yang sejenis;
b. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya
dengan merek yang sudah terkenal;
c. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya
dengan indikasi geografis yang sudah dikenal.
2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat pula
diberlakukan terhadap barang dan/atau jasa yang tidak sejenis
sepanjang memenuhi persyaratan tertentu yang akan ditetapkan
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
3) Permohonan juga harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila
merek tersebut:
a. merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto, atau
nama badan hukum yang dimiliki orang lain, kecuali atas
persetujuan tertulis dari yang berhak.
b. merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan
nama, bendera, lambang atau symbol atau emblem negara
atau lembaga nasional maupun internasional, kecuali atas
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang.
c. merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau
stempel resmi yang digunakan oleh negara atau lembaga
pemerintah, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang
berwenang
Ganjaran hukuman yang akan dikenakan kepada para pemalsu
tersebut dapat berupa sanksi pidana penjara, pidana kurungan dan
denda, sebagaimana dimaksud dalam pasal 100 – 102 Undang-
undang Merek, sebagaimana diuraikan dibawah ini:
Pasal 100 UU MIG
1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan Merek
yang sama pada keseluruhannya dengan Merek terdaftar
milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang
diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah).
2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan Merek
yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Merek
terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis
yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
3) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), yang jenis barangnya
mengakibatkan gangguan kesehatan, gangguan lingkungan
hidup, dan/atau kematian manusia, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Pasal 101 UU MIG


1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan tanda
yang mempunyai persamaan pada keseluruhan dengan
Indikasi Geografis milik pihak lain untuk barang dan/atau
produk yang sama atau sejenis dengan barang dan/atau
produk yang terdaftar, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan tanda
yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Indikasi
Geografis milik pihak lain untuk barang dan/atau produk
yang sama atau sejenis dengan barang dan/atau produk yang
terdaftar, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

Pasal 102 UU MIG


Setiap Orang yang memperdagangkan barang dan/atau jasa
dan/atau produk yang diketahui atau patut diduga mengetahui bahwa
barang dan/atau jasa dan/atau produk tersebut merupakan hasil
tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 dan Pasal 101
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau
denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Tindak pidana Peniruan Merek sebagaimana diatur di dalam
pasal 100 – pasal 102 Undang-undang Merek merupakan Delik
Aduan (klacht delict) bukan delik biasa, hal mana juga telah
dinyatakan tegas dalam pasal 103 Undang-undang Merek, sehingga
terhadap perkara pidana peniruan merek maka harus dilaporkan
secara langsung oleh pihak yang merasa dirugikan atau pemilik
merek atau kuasanya.

25. Bagaimana negara mengatur tentang orang-orang yang punya


penemuan atau kreasi atau inovasi, namun tidak mempunyai
kemampuan secara materi dan pengetahuan tentang HKI, apakah ada
semacam lembaga penyantun?
Jawaban :
Secara institusional, pada saat ini telah ada Direktorat Jendral Hak
Kekayaan Intelektual yang tugas dan fungsi utamanya adalah
menyelenggarakan administrasi hak cipta paten, merek, desain industri, dan
desain tata letak sirkuit terpadu. Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual (semula disebut Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten dan
Merek) dibentuk pada thaun 1998. Direktorat Jendral Hak Kekayaan
Intelektual yang baik sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat, baik
yang berasal dari dunia industri dan perdagangan, maupun dari institusi
yang bergerak di bidang penelitian dan pengembangan.
Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 189 Tahun 1998,
Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia cq. Direktorat Jenderal
Hak Kekayaan Intelektual telah ditugasi melakukan koordinasi dengan
semua instansi Pemerintah yang berkompeten mengenai segala kegiatan dan
permasalahan di bidang hak kekayaan intelektual.
Secara bertahap dan berkesinambungan telah diupayakan sosialisasi
mengenai peran hak kekayaan intelektual di berbagai aspek dalam
kehidupan sehari-hari seperti : kegiatan perindustrian dan perdagangan,
investasi, kegiatan penelitian dan pengembangan, dan sebagainya. Berbagai
lapisan masyarakat pun telah dilibatkan dalam kegiatan ini. Tumbuhnya
berbagai sentra hak kekayaan intelektual, klinik hak kekayaan intelektual,
dan pusat hak kekayaan intelektual lain, baik yang dimotori oleh
Departemen Perindustrian dan Perdagangan,
Departemen Pendidikan Nasional, Kantor Menteri Negara Riset dan
Teknologi, Perguruan-perguruan Tinggi dan cukup banyaknya permintaan
dari masyarakat yang diajukan kepada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual menunjukan telah tumbuhnya kesadaran masyarakat di bidang
hak kekayaan intelektual. Di samping itu, apresiasi yang positif dari anggota
masyarakat juga terlihat dalam wujud pendaftran karya-karya intelektual
mereka, seperti terekam dalam jumlah pendaftaran yang sudah disinggung
di atas

26. Apakah yang dimaksud Proxima causa dan Subrogasi dalam Hukum
Asuransi?
Jawaban :
a. Proxima Causa
Suatu penyebab yang terlibat secara aktif dan memiliki peran
strategis terhadap suatu kejadian, dimana kejadian ini melahirkan
akibat tanpa konfrontasi dari pihak manapun
b. Subrogasi
Pada Pasal 284 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, yang
berbunyi: “Apabila seorang penanggung telah membayar ganti rugi
sepenuhnya kepada tertanggung, maka penanggung akan
menggantikan kedudukan tertanggung dalam segala hal untuk
menuntut pihak ketiga yang telah menimbulkan kerugian pada pihak
tertanggung”. Pada dasarnya, prinsip subrogasi merupakan prinsip
yang meregulasi perihal Penanggung yang telah menyelesaikan
ganti-rugi yang diderita oleh Tertanggung, maka hal yang dimiliki
Tertanggung untuk menuntu pihak ketiga beralih ke Penanggung

27. Jelaskan operasional asuransi pendidikan?


Jawaban :
Operasional Asuransi Pendidikan pada umum nya seperti;
a. Nasabah membayarkan premi kepada perusahaan asuransi
b. Manajer invistasi di perusahaan asuransi menanamkan modal premi
pada intrumen investasi, misalnya Reksa Dana atau Surat Hutang
c. Manajer investasi mendapatkan return (keuntungan) dari hasil
investasi tersebut dan melaporkannya ke nasabah di akhir tahun
d. Pada waktu yang ditentukan dalam polis, biasayanya Ketika anak
akan masuk ke jenjang sekolah, nasabah bisa mengajukan klaim atas
hasil investasi tersebut dan mendapatkan uang pertanggungan.

28. Apasajakah yang tertuang dalam polis asuransi, jelaskan secara


singkat?
Jawaban :
Yang tertuang dalam polis asuransi, merujuk pada Pasl 256 Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang (KUHD) pada intinya “setiap polis terkecuali polis
asuransi jiwa” harus menyatakan:
a. Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi
b. Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau pihak ketiga
c. Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan
d. Jumlah yang diasuransikan (nilai pertanggungan)
e. Bahaya-bahaya atau evenemen yang ditanggung oleh penanggung
f. Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan
penanggung
g. Premi asuransi
h. Umumnya semua keadaan yang perlu diketahui oleh penanggung
dan segala janji-janji khusus yang diadakan antara para pihak, antara
lain mencantumkan BANKER’S CLAUSE, jika terjadi peristiwa
(evenemen) yang menimbulkan kerugian penanggung dapat
berhadapan dengan siapa pemilik atau pemegang hak

29. Beri contoh kejahatan Asuransi dalam peristiwa nyata yang telah
masuk dimedia massa?
Jawaban :
 Kasus Kejahatan Asuransi Jiwasraya
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akhirnya menjabarkan secara
rinci kronologi kasus yang membelit Jiwasraya hingga berakhir tak
mampu membayar polis asuransi (gagal bayar) JS Savings Plan.
Ketua BPK RI Agung Firman Sampurna menuturkan, penyebab
utama gagal bayarnya Jiwasraya adalah kesalahan mengelola
investasi di dalam perusahaan. Jiwasraya kerap menaruh dana di
saham-saham berkinerja buruk.

30. Apa perbedaan antara asuransi dengan takaful, sebut dan jelaskan?
Jawaban :
No Aspek Asuransi Konvensional Asuransi Syariah

1. Visi Mis Surplus underwriting, Misi ibadah, tolong-


komisi reassuransi, menolong, mencari ridha
keuntungan perusahaan Allah SWT

2. Dewan Pengawas Tidak ada Mengawasi produk yang


Syariah ditawarkan dan
dipasarkan serta
investasi dana
3. Akad Awal Jual beli Tolong menolong
4. Investasi Investasi dengan prinsip Investasi dengan prinsip
bunga bagi hasil seperti
murabahah,
musyarakah, salam, dan
lain-lain
5. Kepemilikan Dana Iuran yang dibayarkan Dana milik peserta,
nasabah asuransi perusahaan hanya
menjadi hak perusahaan, pengelola
dan perusahaan
berwenang menyalurkan
investasinya
6. Profit Sepenuhnya milik Bagi hasil
perusahaan
7. Sumber Sepenuhnya milik Dana tabarru’
pembayaran klaim rekening perusahaan

31. Sebutkan jenis-jenis asuransi, jelaskan secara singkat?


Jawaban :
a. Asuransi Jiwa : asuransi yang memberikan suatu jaminan yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.
Contoh : Asuransi Jiwa Berjangka, Asuransi Jiwa Dwiguna,
Asuransi kesehatan, Asuransi kecelakaan diri, dan Unit link
b. Asuransi Kerugian : asuransi yang memberikan jaminan atas risiko
kerugian yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti yang dijamin
didalam polis, kecuali risiko-risiko yang dikaitkan dengan hidup
atau meninggalnya orang.
Contoh : Asuransi kebakaran, Asuransi Harta Benda, Asuransi
Kendaraan Bermotor, Asuransi Pengangkutan, Asuransi rangka
kapal, Asuransi Rangka Pesawat, asuransi tanggung gugat, asuransi
gempa bumi, asuransi profesi, dll

32. Sebutkan pihak pihak yang terlibat dalam hukum pengangkutan dan
jelaskan?
Jawaban :
a. Pengangkut (Carrier)  pihak yang menyelenggarakan
pengangkutan baran dan /atau penumpang
b. Pengirim (Consigner, Shipper)  pihak yang menggunakan jasa
angkutan dan berkewajiban membayar biaya angkutan atas
barangnya yang diangkut.
c. Penumpang (Passanger)  pihak yang menggunakan jasa angkutan
dan berkewajiban membayar biaya angkutan atas dirinya yang
diangkut.
d. Penerima (consignee)  pihak yang memiliki hak untuk menerima
barang yang dikirimkan kepadanya.
e. Ekspeditur  pihak perantara yang menghubungkan antara
pengirim dan pengangkut. Ekspeditur bertindak atas nama pengirim.
f. Agen perjalanan  pihak yang mencarikan penumpang bagi
pengagkut dan bertindak untuk kepentingan pengangkut.
g. Pengusaha Muat Bongkar (stevedoring)  perusahaan yang
menjalankkan bisnis bidang jasa pemuatan barang ke kapal dan
pembongkaran barang dari kapal
h. Pengusaha Pergudangan (Warehousing)  perusahaan yang
bergerak dibidang jenis jasa penyimpanan barang di dalam gudang
pelabuhan selama barang yang bersangkutan menunggu pemuatan
ke kapal.

33. Sebut dan jelaskan macam-macam perjanjian dalam operasional


pengangkutan?
Jawaban :
a. Perjanjian Pengangkutan Udara dan pengangkut  perjanjian antara
pengangkut dan pihak penumpang dan/atau pengirim kargo untuk
mengangkut penumpang dan/atau kargo dengan pesawat udara,
dengan imbalan bayaran atau dalam bentuk imbalan jasa yang lain.
b. Perjanjian Pengangkutan Darat  perjanjian antara pengangkut
dan pihak penumpang dan/atau pengirim kargo untuk mengangkut
penumpang dan/atau kargo dengan pengangkutan darat (kereta api,
angkutan umum, dll) dengan imbalan bayaran atau dalam bentuk
imbalan jasa yang lain.
c. Perjanjian Charter Kapal  suatu perjanjian timbal balik antara
tercarter (vevrater) dengan pencarter (bevrachter), dengan mana
tercarter mengikatkan diri untuk menyediakan kapal lengkap dengan
perlengkapan serta pelautnya untuk kepentingan pencarter, dan si
pencarter mengikatkan diri untuk membayar uang caerter
(charterprijs)
d. Perjanjian antara pengirim atau ekspeditur dan pengangkut atau
nakhoda  perjanjian yang diadakan antara seseorang pengusaha
perkapalan pada satu pihak dengan seorang buruh dipihak lain,
dimana yang terakhir ini mengikat dirinya untuk melakukan
pekerjaan dalam dinas pada pengusaha perkapaan dengan mendapat
upah sebagai nakhoda atau anak buah kapal.
e. Perjanjian asuransi  perjanjian dimana penanggung mengikatkan
diri terhadap tertanggung dengan memperoleh premi, untuk
memberikan kepadanya ganti rugi karena suatu kehilangan,
kerusakan, atau tidak mendapatkan keuntungan yang tidak
diharapkan, yang mungkin akan dapat diderita karena suatu
peristiwa yang tidak pasti.

34. Apa yang dimaksud dokumen manifes, dan apasajakah syarat-syarat


barang yang diangkut?
Jawaban : Dokumen Manifes  suatu dokumen dalam jasa angkutan yang
berisi daftar kargo, penumpang, awak kapal, pesawat udara, atau kendaraan
lainnya yang biasa digunakan oleh bea cukai.

Manifes biasanya digunakan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan


untuk memastikan bahwa penumpang dan kargo yang terdaftar telah berada
didalam transportasi tersebut dari awal keberangkatan hingga sampai
ditujuan.

 Syarat-syarat barang yang diangkut : merupakan barang yang sah


dilindungi oleh Undang-Undang
35. Apakah yang di maksud surat muallim, bill of lading (B/L), acte van
cessie?
Jawaban :
a. Surat Mualim (Mate Receipt)  surat tanda terima barang/muatan
diatas kapal sesuai dengan keadaan muatan tersebut yang ditanda
tangani oleh mualim.
b. Bill of Lading (B/L) (Konosemen)  dokumen muatan sebagai
tanda terima barang untuk menyatakan bahwa barang telah dimuat
di atas kapal sebagai kontrak pengangkutan dan dukumen pemilik
barang.
c. Acte van cessie  akta pemindahan hak ; akta resmi.

36. Bagimana hukum pengangkutan mengatur jika terjadi kecelakaan,


atau musibah terhadap pihak ketiga dan kru atau awak/ABK?
Jawaban :
Yang dilakukan adalah mengajukan wanprestasi apabila ada salah satu
tindakan yang tidak mempertanggung jawabkannya, kemudian ada yang
nama nya OVER MACHT yang dimana ini di bagi dua, yaitu ada absolute
dan relatif, yang dimana absolute ini terjadi di karenakan adanya musibah
bencana alam, dan relatif sendiri terjadi karena kecelakaan, bisa
mengajukan gugatan karena sudah dicover oleh asuransi, kurir itu dibawah
tanggungjawab jasa pengiriman (Pasal 1365-1367), dan kalo terjadi sesuatu
diluar kemampuan si kurir terdapat dalam Pasal 1243 dst.

37. Siapakah yang dimaksud hakim komisaris dan kurator?


Jawaban : hakim pengawas sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 1 angka 8
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang (“UU Kepailitan dan PKPU”) yaitu:
 Hakim Pengawas adalah hakim yang ditunjuk oleh Pengadilan
dalam putusan pailit atau putusan penundaan kewajiban pembayaran
utang
 kurator dapat ditemukan dalam Pasal 1 angka 5 UU Kepailitan dan
PKPU sebagai berikut: Kurator adalah Balai Harta Peninggalan atau
orang perseorangan yang diangkat oleh Pengadilan untuk mengurus
dan membereskan harta Debitor Pailit di bawah pengawasan Hakim
Pengawas sesuai dengan Undang-Undang ini.

38. Kenapa sidang Arbitrase bersifat tertutup padahal sidang-sidang


dalam pengadilan (PN) bersifat terbuka?
Jawaban : Pemeriksaan perkara arbitrase dilakukan secara tertutup. Hal ini
berbeda dengan perkara perdata biasa di Pengadilan Negeri yang dilakukan
dalam sidang yang diyatakan terbuka untuk umum. Keharusan sidang
pemeriksaan perdata arbitrase yang tertutup ini yang merupakan salah satu
ciri dari prosedur arbitrase. Dengan demikian kerahasian perkara dari para
pihak tetap terjamin.Hal ini disebabkan anggapan masyarakat bernada
miring terhadap suatu sengketa hukum, sehingga meyebabkan cukup
banyak pihak terutama kaum bisnis yang merasa tidak enak jika ada pihak
lain mengetahui bahwa dia sedang terlibat dalam suatu sengketa. Pasal 27
dari Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tidak memberika kekecualian
kepada sifat tertutupnya siding pemeriksaan dalam proses
arbitrase.11Bahkan, para pihak juga tidak boleh menyampingkan ketentuan
ketertutupan ini,hal ini disebabkan formulasi dari Pasal 27 tersebut
memberikan indikasi akan sefat memekasa dari ketentuan ketertutupan
tersebut, dengan menyatakan bahwa semua pemeriksaan sengketa oleh
arbiter atau majelis arbitrase dilakukan secara tertutup artinya, jika para
pihak menghendaki agar putusan tersebut dipublikasikan, maka kewajiban
para pihak sendirilah untuk mempublikasikannya.

39. Apakah lembaga pendidikan yang berhutang dapat dipailitkan? Dari


jawaban anda, Sebutkan alasan-alasannya?
Jawaban : Jika merujuk pasal 57, BHP bubar karena putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap berdasar alasan-alasan;
melanggar ketertiban umum, kesusilaan, dan/atau peraturan perundang-
undangan; dinyatakan pailit, dan/atau asetnya tidak cukup untuk melunasi
utang setelah pernyataan pailit dicabut. Itu berarti BHP dinyatakan pailit
bila keadaan atau kondisi BHP sebagai debitur tidak mampu lagi membayar
kewajibannya (antara lain utang-utangnya) kepada kreditur (misalnya,
pemasok bahan habis pakai laboratorium, pemasok alat bantu pengajaran,
dan lain-lainnya).kepailitan atau kebangkrutan adalah keadaan atau kondisi
seseorang atau badan hukum yang tidak mampu lagi membayar
kewajibannya (dalam hal utang-utangnya) kepada si piutang. Badan hukum
yang dimaksud dapat berupa badan hukum yang bertujuan mencari laba atau
nirlaba. Sebagai bukti badan hukum nirlaba dapat dinyatakan pailit bisa
ditemukan dalam pasal 39 UU No 16/2001 tentang Yayasan, yang mengatur
tentang kepailitan yayasan sebagai badan hukum nirlaba.

Dengan demikian, sama sekali tidak benar pernyataan bahwa jika badan
hukum dapat dinyatakan pailit, badan hukum tersebut merupakan badan
hukum yang bertujuan mencari laba atau badan hukum komersial. Terhadap
kekhawatiran dicampakkannya pihak yayasan atau kelompok
penyelenggara lembaga pendidikan ketika BHP diterapkan juga tidak benar.
Sebab, sebagaimana dinyatakan dalam ketentuan peralihan pasal 67 ayat 1-
5, ditegaskan bahwa UU ini tetap mengakui eksistensi pengelola pendidikan
swasta.

40. Apakah syarat-syarat diterimanya pengajuan PKPU?


Jawaban :
a. Tenggat Pembayaran Utang Telah Jatuh Tempo
b. Debitur Memiliki Lebih dari Satu Kreditur
c. Kreditur Tergolong Sebagai Kreditur Konkuren

41. Sebutkan kekurangan dan kelebihan penggunaan jalur arbitrase


terhadap penyelesainya sengketa?
Jawaban :
Kelebihan penggunaan jalur arbitrase :
a. Kerahasiaan sengketa tetap terjamin
b. Sidang arbitrase tepat waktu sesuai jadwal
c. Arbiter tidak hanya berpengalaman namun memiliki keahlian terkait
sengketa bisnis
d. Para pihak dapat menentukan pilihan hukum untuk penyelesaian
masalahnya
e. Para pihak dapat memilih tempat penyelenggaraan arbitrase
f. Putusan arbitrase merupakan putusan yang final dan mengikat para
pihak.

Kekurangan penggunaan jalur arbitrase:


a. Biaya arbitrase dinilai lebih mahal dari pengadilan negeri
b. Memiliki Ketergantungan kepada pengadilan untuk melaksanakan
eksekusi
c. Upaya eksekusi dari suatu putusan arbitrase kadang mengalami
kendala di lapangan.

42. Bagaimana tata cara pengajuan permohonan kepailitan?


Jawaban :
Tata cara pengajuan permohonan kepailitan
a. Pengajuan Kepengadilan
b. Penyampaian Pernyataan Permohonan Pailit
c. Sidang Pemeriksaan Permohonan Kepailitan
d. Pemanggilan Debitur Oleh Pengadilan
e. Pemanggilan Kreditur
f. Pemanggilan Debitur dan Kreditur dengan Surat Kilat
g. Putusan Pengadilan Terkait Kepailitan
h. Pembacaan Putusan

43. Bagaimana tahap-tahap yang ditempuh sebelum pelaksanaan


arbitrase?
Jawaban :
a. Permohonan arbitrase
Prosedur arbitrase dimulai dengan pendaftaran dan penyampaian
Permohonan Arbitrase oleh pihak yang memulai proses arbitrase
pada Sekretariat BANI. Di dalam permohonan tersebut, pemohon
menjelaskan baik dari sisi formal tentang kedudukan pemohon
dikaitkan dengan perjanjian arbitrase, kewenangan arbitrase (dalam
hal ini BANI) untuk memeriksa perkara, hingga prosedur yang
sudah ditempuh sebelum dapat masuk ke dalam penyelesaian
melalui forum arbitrase. Penyelesaian sengketa di arbitrase dapat
dilakukan berdasarkan kesepakatan para pihak berperkara.
Kesepakatan tersebut dapat dibuat sebelum timbul sengketa (Pactum
De Compromittendo) atau disepakati para pihak saat akan
menyelesaikan sengketa melalui arbitrase (akta van compromis)
b. Penunjukan arbiter
c. Tanggapan termohon
Apabila Badan Pengurus BANI menentukan bahwa BANI
berwenang memeriksa, maka setelah pendaftaran Permohonan
tersebut, seorang atau lebih Sekretaris Majelis harus ditunjuk untuk
membantu pekerjaan administrasi perkara arbitrase tersebut.
Sekretariat harus menyampaikan satu salinan Permohonan Arbitrase
dan dokumen-dokumen lampirannya kepada Termohon, dan
meminta Termohon untuk menyampaikan tanggapan tertulis dalam
waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari. Dalam waktu paling lama
30 (tiga puluh) hari setelah menerima penyampaian Permohonan
Arbitrase, Termohon wajib menyampaikan Jawaban. Dalam
Jawaban itu, Termohon dapat menunjuk seorang Arbiter atau
menyerahkan penunjukan itu kepada Ketua BANI. Apabila, dalam
Jawaban tersebut, Termohon tidak menunjuk seorang Arbiter, maka
dianggap bahwa penunjukan mutlak telah diserahkan kepada Ketua
BANI
d. Tuntutan balik
Apabila Termohon bermaksud mengajukan suatu tuntutan balik
(rekonvensi) atau upaya penyelesaian sehubungan dengan sengketa
atau tuntutan yang bersangkutan sebagai-mana yang diajukan
Pemohon, Termohon dapat mengajukan tuntutan balik
(rekon¬vensi) atau upaya penyelesaian tersebut bersama dengan
Surat Jawaban atau selam-bat-lambatnya pada sidang pertama.
Majelis berwenang, atas permintaan Termohon, untuk
memperkenankan tuntutan balik (rekonvensi) atau upaya
penyelesaian itu agar diajukan pada suatu tanggal kemudian apabila
Termohon dapat menjamin bahwa penundaan itu beralasan.
e. Sidang pemeriksaan
Dalam sidang pemeriksaan sengketa oleh arbiter atau majelis
arbitrase dilakukan secara tertutup. Bahasa yang digunakan adalah
bahasa Indonesia, kecuali atas persetujuan arbiter atau majelis
arbitrase para pihak dapat memilih bahasa lain yang akan digunakan.
Para pihak yang bersengketa dapat diwakili oleh kuasanya dengan
surat kuasa khusus. Pihak ketiga di luar perjanjian arbitrase dapat
turut serta dan menggabungkan diri dalam proses penyelesaian
sengketa melalui arbitrase, apabila terdapat unsur kepentingan yang
terkait dan keturutsertaannya disepakati oleh para pihak yang
bersengketa serta disetujui oleh arbiter atau majelis arbitrase yang
memeriksa sengketa yang bersangkutan. Pemeriksaan sengketa
dalam arbitrase harus dilakukan secara tertulis. Pemeriksaan secara
lisan dapat dilakukan apabila disetujui para pihak atau dianggap
perlu oleh arbiter atau majelis arbitrase. Arbiter atau majelis
arbitrase dapat mendengar keterangan saksi atau mengadakan
pertemuan yang dianggap perlu pada tempat tertentu diluar tempat
arbitrase diadakan.

44. Siapa sajakah yang berhak mengajukan dan terhadap siapa diajukan
pailit tsb?
Jawaban :
Pihak yang berhak mengajukan pailit:
a. Berdasarkan permohonon debitur sendiri (tanpa paksaan). Debitor
yang memiliki hutang yang telah jatuh tempo terhadap 2 kreditor
atau lebih dan tidak dapat membayar salah satu dari hutang tersebut
b. Berdasarkan permintaan 1 atau lebih kreditur (bisa dipaksa atau
tidak)
c. Kejaksaan atas nama kepentingan umum
d. Bank Indonesia yang dalam hal debitur, sudah ditentukan
merupakan lembaga bank
e. Badan Pengawas Pasar Modal yang dalam hal debitur, sudah
ditentukan sebagai perusahaan efek
Pailit diajukan kepada pengadilan yang berwenang yaitu Pengadilan Niaga
yang daerah hukumnya meliputi daerah tempat kedudukan hukum Debitur.

45. Sebut dan Jelaskan macam-macam kreditur dalam Kepailitan?


Jawaban :
Macam-macam kreditur dalam kepailitan
a. Kreditur Preferen
Kreditur preferen merupakan kreditur yang memiliki hak istimewa
atau hak prioritas. Sehingga Kreditur preferen dapat didahulukan
pelunasan piutangnya karena mempunyai hak istimewa yang
mendahului berdasarkan sifat piutangnya. Hak istimewa diatur
dalam Pasal 1134 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer)
yang berbunyi,
b. Kreditur Separatis
Kreditur separatis merupakan Kreditur yang memegang hak jaminan
kebendaan. Hal ini diatur dalam Pasal 138 UUK, untuk PKPU yang
menyebutkan bahwa kreditur yang piutangnya dijamin dengan
jaminan kebendaan maka dapat meminta diberikan hak-hak yang
dimiliki kreditur konkuren atas bagian piutang tersebut, tanpa
mengurangi hak untuk didahulukan atas benda yang menjadi agunan
atas piutangnya.
c. Kreditur Konkuren
Kreditur Konkuren merupakan kreditur yang tidak memegang hak
jaminan kebendaan, tetapi kreditur ini memiliki hak untuk menagih
debitur berdasarkan perjanjian. Namun dalam pelunasan piutang,
kreditur konkuren mendapatkan pelunasan yang paling terakhir
setelah kreditur preferen dan kreditur separatis terlunasi piutangnya.

46. Apa sebutan klausula arbitrase yang dibuat sebelum dan setelah
pembuatan kontrak bisnis, beri contohnya?
Jawaban :
Adapun Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase
dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, telah mendefinisikan arbitrase
sebagai “cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum
yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh
para pihak yang bersengketa”.
Kata klausul bermakna ketentuan tersendiri dari suatu perjanjian,
yang salah satu pokok atau pasalnya diperluas atau dibatasi, sehingga
klausul arbitrase dapat diartikan sebagai ketentuan tersendiri dari suatu
perjanjian mengenai penyelesaian sengketa dengan jalan arbitrase atau
suatu klausul dalam perjanjian antara para pihak yang mencantumkan
adanya kesepakatan untuk menyelesaikan sengketa yang timbul antara para
pihak melalui proses arbitrase.
Contoh: Dalam era modern, terutama dalam hal perjanjian bisnis, asas
kitabah menjadi suatu keniscayaan menurut hukum. Karena itulah
keberadaan pasal-pasal dalam perjanjian menjadi sangat urgen, salah
satunya adalah pasal-pasal yang berkaitan dengan penyelesaian sengketa
dengan cara damai atau biasa disebut klausul arbitrase atau perjanjian
arbitrase.

47. Apa perbedaan antara CV dan Firma?


Jawaban :
Persekutuan Firma dan Persekutuan Komanditer (CV) merupakan sama-
sama bentuk badan usaha yang tidak berbadan hukum. Meskipun Firma dan
CV sama-sama bentuk badan usaha yang tidak berbadan hukum, tetapi
keduanya memiliki karakteristik yang berbeda.

PENAMAAN USAHA
Kata Firma sebenarnya berarti nama yang dipakai untuk berdagang
bersama-sama. Hal ini seperti yang diatur dalam Pasal 16 (KUHD) bahwa
“Firma adalah suatu perseroan yang didirikan untuk melakukan suatu usaha
di bawah satu nama bersama.” Singkatnya, Firma adalah usaha di bawah
satu nama bersama. Nama bersama dalam Firma dapat diambil dari nama:
Nama seorang sekutu. Misalnya “Udin Lawfirm”; Nama lain yang bukan
nama sekutu, seperti nama yang berkaitan dengan bidang usaha yang
digeluti. Misalnya seperti Firma Hukum Keadilan.
Sementara pada CV tidak diatur spesifik mengenai penamaan CV.
Para sekutu pada CV bebas menentukan nama apa yang cocok untuk
digunakan oleh badan usahanya.

KEPENGURUSAN BISNIS
Perbedaan diantara CV dan Firma tampak jelas disini. CV terdiri atas 2
sekutu, sementara Firma hanya satu. Pada Firma, hanya terdapat sekutu aktif
(komplementer). Sehingga dalam Firma, setiap sekutu menjalankan
perusahaan dan mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga.
Sementara CV memiliki 2 (dua) sekutu, yaitu sekutu aktif dan sekutu pasif.
Sekutu aktif adalah sekutu yang mengurus perusahaan dan melakukan
hubungan hukum dengan pihak ketiga. Sedangkan sekutu pasif hanyalah
pemberi modal, dan tidak ikut mengurus perusahaan.

TANGGUNG JAWAB HUKUM


Karena hanya ada satu jenis sekutu dalam Firma, maka tiap-tiap
sekutu dalam Firma bertanggung jawab secara tanggung renteng (bersama-
sama) atas segala perikatan dan utang-piutang Firma. Meskipun hal tersebut
dilakukan oleh sekutu selain dirinya. Jadi jika sekutu A melakukan
perjanjian sewa-menyewa, maka sekutu B pun bertanggung jawab atas hal
itu.
Nah karena pada CV terdapat 2 (dua) sekutu, maka
pertanggungjawabannya berbeda. Bagi sekutu aktif, maka ia bertanggung
jawab secara tanggung renteng hingga harta pribadinya. Lalu untuk sekutu
pasif, ia hanya bertanggung jawab sebesar modal yang ia serahkan kepada
perusahaan.

BIDANG USAHA
Firma digunakan untuk usaha berupa jasa konsultasi atau untuk
kegiatan yang menjalankan profesi. Sehingga biasanya ditemui Firma
Hukum, Firma Akuntan Publik, atau Firma Arsitek.
Sementara CV lebih kepada sektor perdagangan dan industri.
Sehingga cakupan CV lebih luas dari Firma. Namun tidak ada pengaturan
mengenai bidang usaha CV dan Firma

48. Sebutkan 3 subjek, masing-masing internal maupun eksternal


perusahaan dan jelaskan?
Jawaban :
a. Internal
 Komisaris : Merupakan organ perseroan yang lazimnya
dikenal dengan dewan komisaris, yang memiliki tugas
mengawasi kebijaksanaan Direksi dalam menjalankan suatu
perusahaan atau perseroan.
 Direktur : Memiliki tanggung jawab penuh atas pengurusan
perusahaan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan, dan
berkedudukan sebagai eksekutif pada perusahaan atau
perseroan.
 Manager: Bertangggungjawab untuk menciptakan,
mengatur, mengarahkan, mengendalikan rencana, pada suatu
tujuan perseroan atau perusahaan.
b. Eksternal
 Komisioner : Orang yang menyelenggarakan perusahaan
dengan melakukan perbuatan-perbuatan menutup
persetujuan atas nama firma dia sendiri, teteapi atas amanat
& tanggungan orang lain dengan mendapat komisi(upah
provisi).
 Pengacara: Bertugas menjadi pembantu perusahaan sebagai
pihak dalam berperkara di muka Hakim dan segala urusan
yang menyangkut hukum.
 Notaris : Bertanggungjawab dan bertugas membantu
perusahaan dalam membuat suatu perjanjian dengan pihak
ketiga.

49. Sebutkan 3 Subjek dalam UU Ketenagakerjaan dan jelaskan?


Jawaban :
1) Pekerja
Pekerja atau buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan
menerima upah atau imbalan dalam bentuk apapun. Pengertian
mengenai pekerja diatur dalam Pasal 1 ayat (4) UU No. 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan. Dalam pasal tersebut dijelaskan
bahwa pekerja adalah semua orang yang bekerja kepada siapa saja,
baik itu kepada perorangan, kepada badan hukum atau badan lainnya
dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk apapun.
2) Perusahaan
Menurut pasal 1 ayat 7 UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial, perusahaan adalah setiap bentuk
usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik perseorangan,
persekutuan, atau badan hukum baik milik negara maupun swasta
yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
3) Organisasi Buruh/Serikat Pekerja
Organisasi buruh/ serikat pekerja merupakan alat utama bagi buruh
untuk memperjuangkan hak dan kepentingan buruh atau pekerja.
Sehingga buruh atau pekerja tidak diperlakukan semena-mena oleh
pihak yang mempekerjakan mereka baik pihak perseorangan,
persekutuan, maupun berbadan hukum. Berdasarkan ketentuan pasal
1 angka 14 Undang-Undang nomor 13 Tahun 2003, hubungan kerja
adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja atau buruh
berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsur pekerjaan,
upah, dan perintah. Subjek hukum yang melakukan hubungan kerja
adalah pengusaha atau pemberi kerja dengan pekerja atau buruh.
Hubungan kerja merupakan inti dari hubungan industrial

50. Jelaskan tentang Plagiarisme dan Franchise, secara singkat!


Jawaban :
PLAGIARISME
Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau
pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan
menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Plagiat dapat
dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Dapat
juga diartikan sebagai pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya)
orang lain yang kemudian dijadikan seolah-olah miliknya sendiri. Setiap
karangan yang asli dianggap sebagai hak milik si pengarang dan tidak boleh
dicetak ulang tanpa izin yang mempunyai hak atau penerbit karangan
tersebut.

FRANCHISE
Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 71 Tahun 2019
tentang Penyelenggaraan Waralaba, definisi franchise adalah hak khusus
yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem
bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau
jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan
oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba.
Dalam dunia franchise, dikenal juga istilah franchisor atau pemberi
waralaba. Masih berdasarkan peraturan yang sama, franchisor sendiri
adalah orang perseorangan atau badan usaha yang memberikan hak untuk
memanfaatkan dan/atau menggunakan waralaba yang dimilikinya kepada
penerima waralaba.
Sementara itu, ada pula istilah franchise atau penerima waralaba.
Franchise merupakan orang perseorangan atau badan usaha yang diberikan
hak oleh pemberi waralaba untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan
waralaba yang dimiliki.

Anda mungkin juga menyukai