Anda di halaman 1dari 13

STEP 7

1. Mengapa nafsu makan turun dan BB juga turun ?


Status gizi menentukan kesehatan normal tubuh serta semua fungsi sistem pada tubuh termasuk
sistem imun yang bertanggung jawab sebagai pertahanan tubuh dalam berbagai penyakit infeksi
(Dodor, 2008). Salah satu faktor yang mempengaruhi terjangkitnya penyakit TB adalah status
gizi. Status gizi yang buruk akan meningkatkan resiko terhadap penyakit TB paru. Sebaliknya,
penyakit TB paru dapat mempengaruhi status gizi penderita karena proses perjalanan
penyakitnya yang mempengaruhi daya tahan tubuh. Selain itu, penderita TB yang mengalami
kekurangan gizi akan mengakibatkan produksi antibodi dan limfosit terhambat, sehingga
proses penyembuhan akan terhambat pula (Triwanti, 2005).

Pasien TB sering ditemukan mengalami kehilangan berat badan yang hebat, suatu gejala
yang menjelaskan mengenai penurunan imun seseorang (immuno-suppresive) dan
merupakan penentu utama dari berat dan prognosa penyakit tersebut (V asantha,
2008). Mariono (2003) dalam Usman (2008), malnutrisi menyebabkan berat badan
berkurang, kekuatan otot pernapasan berkurang, menurunnya kapasitas ventilasi dan
berkuranganya pertahanan paru sehingga memperburuk kondisi pasien. Kekurangan
nutrisi pada umumnya berkaitan dengan terganggunya respon imun, khususnya fungsi
fagosit, produksi sitokin, respon sekresi antibody, dan sistem komplemen. Ringkasnya
kekurangan nutrisi menyebabkan immudodefisiensi secara umum untuk berbagai
penyakit infeksi termasuk tuberkulosis (Usman, 2008).
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/21492/Chapter%20II.pdf?
sequence=3

2. Mengapa mengalami keringat dingin pada malam hari?


Keringat malam mungkin merupakan gejala klinis TB penting pada dewasa dan bukan gejala
utama pada anak. Pada orang dewasa yang sehat pada malam hari istirahat atau tidur,
metabolisme (BMR) menurun, sedangkan pada keadaan sakit TB yang merupakan proses
infeksi atau sakit TB metabolisme meningkat sehingga akan berkeringat pada malam hari.
Pada anak, yang masih fase tumbuh, growth hormon malam hari, metabolisme meningkat,
sehingga akan timbul keringat pada malam hari.

Vasokontrik
Panas dingin
si
Neoutrofil
& makrofag Kemoresoptor Kemoresoptor Saraf
simpatis ke
Pirogen (IL-1) kulit
Preoptik
Preoptik Hipotalamus
Anterior
Hipotalamus TRH
Posterior

Sekresi PGE Pusat mot. Primer TSH


menggigil
Vasodilatasi
Reaksi kimia
Set-Point Traktus bilateral dlam tubuh

Batang otak

Kolumna
lateralis berkeringat
medula spinlis
Gerkan tdk Neuron
sebnarnya/ tonus motorik
otot rangka
anterior
Menggigil

Sumber :

Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak, Unit Kerja Koordinasi Pulmonologi PP Ikatan Dokter
Anak Indonesia 2005)

Guyton & hall. 2008. Fisiologi kedokteran. Edisi 11. jakarta : EGC

Keringat malam sebenarnya merupakan gejala klinis yang penting pada pasien TB dewasa.
Produksi keringat pada malam hari pada saat tidur nyenyak biasanya disebabkan oleh peningkatan
metabolisme basal tubuh (basal metabolic rate). Pada infeksi TB dewasa terjadi peningkatan
tersebut sehingga keluhan keringat malam pasti sering dijumpai

Ada pendapat keringat malam pada pasien tuberkulosis aktif terjadi sebagai respon salah satu
molekul sinyal peptida yaitu tumour necrosis factor alpha (TNF-α) yang dikeluarkan oleh sel-sel
sistem imun di mana mereka bereaksi terhadap bakteri infeksius (M.tuberculosis). Monosit yang
merupakan sumber TNF-α akan meninggalkan aliran darah menuju kumpulan kuman
M.tuberculosis dan menjadi makrofag migrasi.

Walaupun makrofag ini tidak dapat mengeradikasi bakteri secara keseluruhan, tetapi pada
orang imunokompeten makrofag dan sel-sel sitokin lainnya akan mengelilingi kompleks bakteri
tersebut untuk mencegah penyebaran bakteri lebih lanjut ke jaringan sekitarnya.TNF-α yang
dikeluarkan secara berlebihan sebagai respon imun ini akan menyebabkan demam, keringat
malam, nekrosis, dan penurunan berat badan di mana semua ini merupakan karakteristik dari
tuberkulosis (Tramontana et al, 1995). Demam timbul sebagai akibat respon sinyal kimia yang
bersirkulasi yang menyebabkan hipotalamus mengatur ulang suhu tubuh ke temperatur yang lebih
tinggi untuk sesaat.

Selanjutnya suhu tubuh akan kembali normal dan panas yang berlebihan akan dikeluarkan
melalui keringat. Untuk lebih jelasnya berikut adalah fase demam. Pertama yaitu fase inisiasi
dimana vasokonstriksi kutaneus akan menyebabkan retensi panas dan menggigil untuk
menghasilkan panas tambahan. Ketika set point baru tercapai maka menggigil akan berhenti.
Dengan menurunnya set point menjadi normal, vasodilatasi kutaneus menyebabkan hilangnya
panas ke lingkungan dalam bentuk berkeringat (Young, 1988; Boulant, 1991, Dinarello and
Bunn, 1997)

• Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu yang melewati batas
kritis, yaitu 37°C. Peningkatan suhu tubuh sebesar 1°C akan menyebabkan pengeluaran
keringat yang cukup banyak sehingga mampu membuang panas tubuh yang dihasilkan dari
metabolisme basal 10 kali lebih besar. Pengeluaran keringat merupakan salah satu mekanisme
tubuh ketika suhu meningkat melampaui ambang kritis akibat inflamasi.

• Pada malam hari juga kuman TBC aktif jadi biasanya serangan untuk kasus TBC kebanyakan
malam hari.

Sumber : Mansjoer, A. 2000. Kapita selekta kedokteran. Edisi II. Jakarta : Media
Aesculapius FKUI.

3. Mengapa didapatkan perkusi redup pada apeks paru?


4. Mengapa pasien batuk berdarah?
Batuk/batuk darah. Gejala ini sering ditemukan. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada
bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk-produk radang keluar dari saluran
napas bawah. Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama, mungkin saja
batuk baru ada setelah penyakit TB berkembang dalam jaringan paru yakni setelah
berminggu-minggu atau berbulan-bulan peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari batuk
kering (nonproduktif) kemudian setelah timbul peradangan berubah menjadi produktif
(menghasilkan dahak). Keadaan lebih lanjut dapat berupa batuk darah karena terdapat
pembuluh darah kecil yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada TB terjadi pada kavitas,
tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus. Batuk ini sering sulit dibedakan
dengan batuk karena sakit : pneumonia, asma, bronchitis, alergi, PPOK, dll

Sumber : Buku Ajar IPD jilid 1 edisi VI halaman 869

5. Bagaimana etika batuk yang baik?


6. Apa Dx dan DDx?
Dx
TUBERCULOSIS (TB) PARU

DD
1. Pneumonia
2. Abses paru
3. Kanker paru
4. Bronkiektasis
5. Pneumonia aspirasi

Sumber : PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLAFISIKASI TUBERKULOSIS RETNO ASTI


WERDHANI
Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/retno.asti/material/patodiagklas.pdf
7. Bagaimana etiologi dr skenario?
Karakteristik Mycobacterium Tuberculosis
1) Berbentuk batang
2) Gram positif
3) Agak sulit untuk diwarnai tetapi sekali diwarnai sulit untuk dihapus dengan zat asam (BTA)
4) Memiliki sifat dinding sel yang tebal terdiri dari asam mikolat  oleh karena itu disebut BTA
a. Asam mikolat membentuk selaput yang tebal mengelilingi bakteri  membuat
keluar masuk makanan dihambat  bakteri dapat tumbuh lambat dan tahan
terhadap degradasi enzim lisosom
5) Non motil
6) Aerob obligat
7) Tidak membentuk spora
8) Dinding sel mengandung peptidoglikan, porin, dan protein lain
9) LAM (lipoarabinomannan) membuat mycobacterium kuat, tak tertembus, dan bersifat
hidrofobik

8. Bagaimana patogenesis dari skenario?


9. Bagaimana alur diagnosis pada skenario?
10. Apa saja manifestasi klinis dr skenario?
KELUHAN SECARA UMUM
1. Demam
Biasanya subfebris menyerupai demam influenza, tetapi kadang-kadang panas badan
dapat mencapai 40-41 derajat celcius. Serangan demam pertama dapat sembuh
sebentar, tetapi kemudian dapat timbul kembali. Begitulah seterusnya hilang timbul
seperti demam influenza ini, sehingga pasien merasa tidak pernah terbebas dari
serangan demam. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan
berat ringannya infeksi kuman TB yang masuk .

2. Malaise
Penyakit TB bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering berupa anoreksia,
tidak ada nafsu makan, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam, dll. Gejala
malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.

3. BB turun
Biasanya pasien tidak merasakan BB nya turun. Sebaiknya kita tanyakan BB sekarang dan
beberapa waktu sebelum pasien sakit. Pada pasien anak-anak biasanya BB nya sulit naik
terutama dalam 2-3 bulan terakhir atau status gizinya kurang.

KELUHAN PADA PERNAPASAN

1. Batuk/batuk darah
Gejala ini sering ditemukan. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini
diperlukan untuk membuang produk-produk radang keluar dari saluran napas bawah.
Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama, mungkin saja batuk baru
adasetelah penyakit TB berkembang dalam jaringan paru yakni setelah berminggu-
minggu atau berbulan-bulan peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari batuk kering
(nonproduktif) kemudian setelah timbul peradangan berubah menjadi produktif
(menghasilkan dahak). Keadaan lebih lanjut dapat berupa batuk darah karena terdapat
pembuluh darah kecil yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada TB terjadi pada kavitas,
tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus. Batuk ini sering sulit dibedakan
dengan batuk karena sakit : pneumonia, asma, bronchitis, alergi, PPOK, dll

2. Sesak nafas
Pada penyakit TB paru yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan adanya sesak nafas.
Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit TB paru yang sudah lanjut, dimana
infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian dari paru-paru.

3. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai
ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pelura sewaktu pasien
menarik/melepaskan nafasnya.

4. Sering terserang flu


Gejala batuk-batuk lama kadang disertai pilek sering terjadi karena adanya daya tahan
tubuh pasien yang rendah sehingga mudah terserang infeksi virus seperti influenza

Sumber : Buku Ajar IPD jilid 1 edisi VI halaman 869

11.Bagaimana tatalaksana pada TB ?


Sumber : Patofisiologi Sylvia Volume 2,hal 859-860
12. Apa saja Px penunjang?
13. NIC dari skenario?
intervensi
14. Bagaimana cara memodifikasi ling tmpt tinggal pasien?
Edukasi bagi pasien TB dan keluarganya
1. Mengupayakan posisi aliran udara ke kamar penderita TB tidak berhadapan dengan
posisi keberadaan seseorang
2. Mengupayakan ruangan masuk sinar matahari
3. Upayakan aliran udara yang masuk ruangan merupakan udara segar, berasal dari taman,
ruangan terbuka yang bebas polusi
4. Pisahkan ruang tidur untuk sementara waktu
5. Gunakan masker bila ingin bersama keluarga, untuk meminimalkan kemungkinan
tertularnya anggota keluarga lain
6. Bila ada anggota keluarga yang menderita batuk lebih dari 3 minggu, yang tidak sembuh
dengan pengobatan biasa, segera periksakan ke dokter
7. Edukasi dan promosikan pada pasien, keluarganya dan sebagai masyarakat secara
keseluruhan akan kepatuhan berobat, dan menerapkan pola hidup sehat

Derajat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan. Faktor paling besar yang mempengaruhi derajat kesehatan adalah
faktor lingkungan dan perilaku masyarakat sendiri yang dapat merugikan kesehatan.

Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit berbasis lingkungan. Faktor risiko penularan


tuberkulosis adalah faktor lingkungan dan faktor perilaku

FAKTOR LINGKUNGAN FAKTOR PERILAKU


Ventilasi Kebiasaan merokok
Kepadatan hunian Meludah di sembarang tempat
Suhu Membuang dahak di sembarang tempat
Pencahayaan Batuk/bersin tidak menutup mulut
kelembapan Kebiasaan tidak membuka jendela

Sumber : Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 14 No.1 / April 2015

Risk Factor and Potential of Transmission of Tuberculosis in Kendal District, Central


Java . Agustina Ayu Wulandari, Nurjazuli, M. Sakundarno Adi

15. Adakah efek samping dari pemberian INH,rimpafimin,efambutol,pirazinamid?


16. Bagaimana terapi non farmako
17. Bagaimana cara penularan dr skenario?
18. Apa Dx keprawatan dr skenario?
Kurang pengetahuan mengenai kondisi aturan tindakan dan pencegahan ( karena pasien tdk
tau penyakit perawa memberi edukasi pasien dan keluarga)
Perubahan nutrisis kurang dr kebutuhan tbh B.D kelemahan , sering batuk produksi sputum.
Pengkajian dari Nutrisi ??? yg dikaji ABCD dicari ya

Bersihan jalan nafas tdk efektif B.D sekret ,upaya batuk buruk,i
Infeksi , resiko , BD pertahanann primer tdk adekuat
19. NOC sesuai kasus?
Hasil dr intervensi
20. Jelaskan Patways keprawatan sesuai kasus?
21. Jelaskan pengkajian keprawatan?
DO keredupan apeks paru, ronki basah pada apek paru , BTA + 1x
DS didapatkan pasien keluhan batuk berdahak campur darah , demam ringan ,BB turun
keringat banyak

Untuk FK pake File dan tulis tangan point2 penting

Anda mungkin juga menyukai