Pasien TB sering ditemukan mengalami kehilangan berat badan yang hebat, suatu gejala
yang menjelaskan mengenai penurunan imun seseorang (immuno-suppresive) dan
merupakan penentu utama dari berat dan prognosa penyakit tersebut (V asantha,
2008). Mariono (2003) dalam Usman (2008), malnutrisi menyebabkan berat badan
berkurang, kekuatan otot pernapasan berkurang, menurunnya kapasitas ventilasi dan
berkuranganya pertahanan paru sehingga memperburuk kondisi pasien. Kekurangan
nutrisi pada umumnya berkaitan dengan terganggunya respon imun, khususnya fungsi
fagosit, produksi sitokin, respon sekresi antibody, dan sistem komplemen. Ringkasnya
kekurangan nutrisi menyebabkan immudodefisiensi secara umum untuk berbagai
penyakit infeksi termasuk tuberkulosis (Usman, 2008).
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/21492/Chapter%20II.pdf?
sequence=3
Vasokontrik
Panas dingin
si
Neoutrofil
& makrofag Kemoresoptor Kemoresoptor Saraf
simpatis ke
Pirogen (IL-1) kulit
Preoptik
Preoptik Hipotalamus
Anterior
Hipotalamus TRH
Posterior
Batang otak
Kolumna
lateralis berkeringat
medula spinlis
Gerkan tdk Neuron
sebnarnya/ tonus motorik
otot rangka
anterior
Menggigil
Sumber :
Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak, Unit Kerja Koordinasi Pulmonologi PP Ikatan Dokter
Anak Indonesia 2005)
Guyton & hall. 2008. Fisiologi kedokteran. Edisi 11. jakarta : EGC
Keringat malam sebenarnya merupakan gejala klinis yang penting pada pasien TB dewasa.
Produksi keringat pada malam hari pada saat tidur nyenyak biasanya disebabkan oleh peningkatan
metabolisme basal tubuh (basal metabolic rate). Pada infeksi TB dewasa terjadi peningkatan
tersebut sehingga keluhan keringat malam pasti sering dijumpai
Ada pendapat keringat malam pada pasien tuberkulosis aktif terjadi sebagai respon salah satu
molekul sinyal peptida yaitu tumour necrosis factor alpha (TNF-α) yang dikeluarkan oleh sel-sel
sistem imun di mana mereka bereaksi terhadap bakteri infeksius (M.tuberculosis). Monosit yang
merupakan sumber TNF-α akan meninggalkan aliran darah menuju kumpulan kuman
M.tuberculosis dan menjadi makrofag migrasi.
Walaupun makrofag ini tidak dapat mengeradikasi bakteri secara keseluruhan, tetapi pada
orang imunokompeten makrofag dan sel-sel sitokin lainnya akan mengelilingi kompleks bakteri
tersebut untuk mencegah penyebaran bakteri lebih lanjut ke jaringan sekitarnya.TNF-α yang
dikeluarkan secara berlebihan sebagai respon imun ini akan menyebabkan demam, keringat
malam, nekrosis, dan penurunan berat badan di mana semua ini merupakan karakteristik dari
tuberkulosis (Tramontana et al, 1995). Demam timbul sebagai akibat respon sinyal kimia yang
bersirkulasi yang menyebabkan hipotalamus mengatur ulang suhu tubuh ke temperatur yang lebih
tinggi untuk sesaat.
Selanjutnya suhu tubuh akan kembali normal dan panas yang berlebihan akan dikeluarkan
melalui keringat. Untuk lebih jelasnya berikut adalah fase demam. Pertama yaitu fase inisiasi
dimana vasokonstriksi kutaneus akan menyebabkan retensi panas dan menggigil untuk
menghasilkan panas tambahan. Ketika set point baru tercapai maka menggigil akan berhenti.
Dengan menurunnya set point menjadi normal, vasodilatasi kutaneus menyebabkan hilangnya
panas ke lingkungan dalam bentuk berkeringat (Young, 1988; Boulant, 1991, Dinarello and
Bunn, 1997)
• Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu yang melewati batas
kritis, yaitu 37°C. Peningkatan suhu tubuh sebesar 1°C akan menyebabkan pengeluaran
keringat yang cukup banyak sehingga mampu membuang panas tubuh yang dihasilkan dari
metabolisme basal 10 kali lebih besar. Pengeluaran keringat merupakan salah satu mekanisme
tubuh ketika suhu meningkat melampaui ambang kritis akibat inflamasi.
• Pada malam hari juga kuman TBC aktif jadi biasanya serangan untuk kasus TBC kebanyakan
malam hari.
Sumber : Mansjoer, A. 2000. Kapita selekta kedokteran. Edisi II. Jakarta : Media
Aesculapius FKUI.
DD
1. Pneumonia
2. Abses paru
3. Kanker paru
4. Bronkiektasis
5. Pneumonia aspirasi
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/retno.asti/material/patodiagklas.pdf
7. Bagaimana etiologi dr skenario?
Karakteristik Mycobacterium Tuberculosis
1) Berbentuk batang
2) Gram positif
3) Agak sulit untuk diwarnai tetapi sekali diwarnai sulit untuk dihapus dengan zat asam (BTA)
4) Memiliki sifat dinding sel yang tebal terdiri dari asam mikolat oleh karena itu disebut BTA
a. Asam mikolat membentuk selaput yang tebal mengelilingi bakteri membuat
keluar masuk makanan dihambat bakteri dapat tumbuh lambat dan tahan
terhadap degradasi enzim lisosom
5) Non motil
6) Aerob obligat
7) Tidak membentuk spora
8) Dinding sel mengandung peptidoglikan, porin, dan protein lain
9) LAM (lipoarabinomannan) membuat mycobacterium kuat, tak tertembus, dan bersifat
hidrofobik
2. Malaise
Penyakit TB bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering berupa anoreksia,
tidak ada nafsu makan, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam, dll. Gejala
malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.
3. BB turun
Biasanya pasien tidak merasakan BB nya turun. Sebaiknya kita tanyakan BB sekarang dan
beberapa waktu sebelum pasien sakit. Pada pasien anak-anak biasanya BB nya sulit naik
terutama dalam 2-3 bulan terakhir atau status gizinya kurang.
1. Batuk/batuk darah
Gejala ini sering ditemukan. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini
diperlukan untuk membuang produk-produk radang keluar dari saluran napas bawah.
Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama, mungkin saja batuk baru
adasetelah penyakit TB berkembang dalam jaringan paru yakni setelah berminggu-
minggu atau berbulan-bulan peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari batuk kering
(nonproduktif) kemudian setelah timbul peradangan berubah menjadi produktif
(menghasilkan dahak). Keadaan lebih lanjut dapat berupa batuk darah karena terdapat
pembuluh darah kecil yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada TB terjadi pada kavitas,
tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus. Batuk ini sering sulit dibedakan
dengan batuk karena sakit : pneumonia, asma, bronchitis, alergi, PPOK, dll
2. Sesak nafas
Pada penyakit TB paru yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan adanya sesak nafas.
Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit TB paru yang sudah lanjut, dimana
infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian dari paru-paru.
3. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai
ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pelura sewaktu pasien
menarik/melepaskan nafasnya.
Derajat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan. Faktor paling besar yang mempengaruhi derajat kesehatan adalah
faktor lingkungan dan perilaku masyarakat sendiri yang dapat merugikan kesehatan.
Bersihan jalan nafas tdk efektif B.D sekret ,upaya batuk buruk,i
Infeksi , resiko , BD pertahanann primer tdk adekuat
19. NOC sesuai kasus?
Hasil dr intervensi
20. Jelaskan Patways keprawatan sesuai kasus?
21. Jelaskan pengkajian keprawatan?
DO keredupan apeks paru, ronki basah pada apek paru , BTA + 1x
DS didapatkan pasien keluhan batuk berdahak campur darah , demam ringan ,BB turun
keringat banyak