Tentang:
Disusun Oleh:
Dosen Pembimbing:
Assalamu’alaikumWr.Wb
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala limpahan
rahmat,hidayah,taufik,dan ilhamnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk mau pun isinya yang sangat sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan,petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.Makalah ini disusun dalam
rangka menyelesaikan tugas dari dosen kami Ulfa Rahmi, M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah Perkembangan Peserta Didik.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca,sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena Pengalaman yang kami milikis
angat kurang.Oleh karena itu,kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk Kesempuraan makalah ini.
Wassalamu’alaikumWr.Wb.
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya peserta didik, peserta didik
merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pendidikan, sebab seseorang tidak bisa
dikatakan sebagai pendidik apabila tidak ada yang dididiknya.
Peserta didik adalah orang yang memiliki potensi dasar, yang perlu dikembangkan
melalui pendidikan, baik secara fisik maupun psikis, baik pendidikan itu di lingkungan keluarga,
sekolah maupun di lingkungan masyarakat dimana anak tersebut berada.
Sebagai peserta didik juga harus memahami kewajiban, etika serta melaksanakanya.
Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilakukan atau dilaksanakan oleh peserta didik. Sedangkan
etika adalah aturan perilaku, adat kebiasaan yang harus di tati dan dilaksanakan oleh peserta
didik dalam proses belajar.
Namun itu semua tidak terlepas dari keterlibatan pendidik, karena seorang pendidik harus
memahami dan memberikan pemahaman tentang dimensi-dimensi yang terdapat didalam diri
peserta didik terhadap peserta didik itu sendiri, kalau seorang pendidik tidak mengetahui
dimensi-dimensi tersebut, maka potensi yang dimiliki oleh peserta didik tersebut akan sulit
dikembangkan, dan peserta didikpun juga mengenali potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu
dalam makalah ini akan membahas mengenai masalah peserta didik dalam pendidikan Islam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Masa bayi dianggap sebagai masa dasar, karena merupakan dasar periode kehidupan
yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola perilaku, sikap, dan pola ekspresi emosi
terbentuk. Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi baru lahir.[1]
Pada masa ini bayi mengalami kemajuan dalam hal ketergantunggan total pada orang lain
menuju ke otonomi yang relative dari determinasi diri. Pertumbuhan, perkembangan,
kematangan dan belajar menghasilkan perubahan perilaku yang besar sekali pada masa bayi.
Pada masa akhir ini ia masih bisa berdiri dan berjalan.
Anak juga mulai belajar berbicara dari satu kata sampai beberapa kata yang membentuk
kalimat. belajar berbicara dilakukan dengan mendengarkan dan kemudian meniru (imitasi) orang
lain berbicara. Perkembangan bicara banyak dipengaruhi oleh perasangan sosial, imitasi, belajar
dari anak yang lebih besar dan orang dewasa di lingkungannya. Perkembangan kepribadian juga
dimulai sejak anak masih kecil. Anak harus dididik sesuai dengan cara-cara perilakunya kelak,
agar sudah terbiasa dengan kebiasaan tertentu. Pembentukan perilaku yang di mulai sejak dini
akan menjadi dasar bagi anak dalam menghadapi masalah di kemudian hari. Pembentukan
kebiasaan, perilaku disiplin, kejujuran, singkatnya perilaku yang baik akan mengurangi
ketegangan dalam menghadapi konflik.
Perilaku bayi pada mulanya berkaitan dengan perilaku menyusu dan perilaku
pembuangan (elimination behavior). Dalam perkembangan bayi oleh beberapa pakar,
dikemukakan bahwa perilaku tersebut dikaitkan dengan kepribadian oral dan anal pada
kepribadian dewasa. Motif akan muncul dari kebutuhan-kebutuhan melalui proses belajar.
Kebutuhan-kebutuhan menjadi terperinci dan cara memenuhi kebutuhan akan mengarah ke pola
pribadi dalam usaha memuaskannya menjadi corak perilaku dan ciri-ciri khasnya.
Kegiatan anak sendiri dan hubungan dengan orang dewasa akan memunculkan motivasi
positif dan negative yang lain. Karena itu dalam perkembangan kepribadian anak, adanya orang
dewasa, merupakan faktor penting dalam peran gandanya baik sebagai pribadi teladan untuk
1 Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta; 2011, hlm 160-164.
2
ditiru maupun sebagai pribadi yang mengarahkan. Pada masa bayi, banyak perubahan diperoleh
melalui kematangan dan belajar. Dalam respons belajar ini antara lain terjadi melalui respons
bersyarat, respons dialihkan ke situasi perangsangan yang baru, contoh : Bayi menangis karena
lapar. Oleh ibunya diberi susu sambil ditimang-timang, lalu bayi menjadi tenang. Selanjutnya
bayi menangis apabila merasa kesepian, ibu menimang-nimangnya lalu bayi menjadi tenang.
Bayi menjadi tenang sebagai respons terhadap perlakuan ibu yang menimangnnya.
Sikap emosional banyak dipelajari dengan cara ini yakni anak belajar dari interaksinya
dengann lingkungannya. Sesudah perkembangan fisik tertentu tercapai, perkembangan bicara,
motorik, ciri kepribadian menghasilkan seorang anak yang sudah kehilangan penampilan sebagai
seorang bayi, siap memasuki masa balita.[2]
Banyak sekali yang memengaruhi perkembangan anak. Salah satu yang perlu
diperhatikan adalah masalah kondisi biologisnya. Berikut faktor yang harus Anda
tahu.Perkembangan dan pertumbuhan anak dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, baik
biologis maupun lingkungan. Faktor biologis ini memainkan peran yang sangat penting dalam
perkembangan usia awal anak.Tak hanya itu, perkembangan anak juga bisa dioptimalkan sejak di
dalam kandungan sampai ia masuk ke usia remaja nanti. Untuk tahu apa saja lima faktor
tersebut, simak pembahasan berikut ini.Berikut kondisi biologis yang bisa memengaruhi tumbuh
kembang anak:
a. Keturunan
Kondisi biologis umumnya diwariskan dari orang tua ke anak, baik berupa fisik, sifat, mau
pun genetik.Dari segi fisik seperti tinggi, berat badan, bentuk tubuh, warna mata, tekstur rambut,
bahkan kecerdasan, dan bakat sekali pun, sebagian besar akan diturunkan dari orang tua ke
anaknya.Tak hanya itu, apabila orang tua memiliki kondisi kesehatan buruk atau bahkan suatu
penyakit, kemungkinan anak juga bisa mengalami hal yang sama. Kondisi ini akan memengaruhi
kesehatan anak dewasa nanti.Sedangkan masalah pewarisan sifat, antara orang tua dan anak tidak
selalu punya watak atau karakter yang mirip. Selain didapat dari orang tuanya, sifat juga bisa
terbentuk dari lingkungan dan pola asuh terhadap anak.
b. Jenis Kelamin
Latihan ini maksudnya mengarah pada aktivitas serta olahraga yang anak lakukan Tujuan
latihan untuk mendukung kesehatan, membantu memperoleh kekuatan otot, dan menambah
massa tulang tubuhnya.Dengan rajin atau melakukan olahraga yang tepat, fisik anak dapat
tumbuh dengan baik. Selain itu, olahraga juga membuat ukuran fisik anak mencapai standar
sehat yang tepat sesuai waktunya.Misalnya, menurut pedoman kesehatan, usia 6 tahun tinggi
idealnya mencapai 100 cm lebih. Lalu, usia 10 tahun nanti, tinggi badan anak normalnya
mencapai 120 cm lebih. Dengan olahraga, perkembangan fisik anak bisa ideal dan sesuai dengan
ukuran rata-rata.Tak hanya itu, olahraga juga membuat fisik anak tetap sehat dan sistem
kekebalan tubuhnya kuat melawan penyakit.
d. Hormon
Hormon yang dikeluarkan oleh sistem endokrin berguna untuk mengatur berbagai fungsi
tubuh.Jika hormon yang dihasilkan tidak seimbang, perkembangan fisik atau mental anak bisa
tumbuh tidak normal. Risikonya, anak bisa mengalami gangguan perilaku atau kondisi kesehatan
yang kronis (berlangsung lama).Tak hanya itu, pada masa-masa tertentu seperti pubertas, hormon
seks akan keluar dan mengubah kondisi fisik anak.Misalnya, pada laki-laki, hormon seks yang
keluar akan membuat jakun di lehernya muncul dan suaranya jadi lebih berat. Sedangkan
perubahan anak perempuan, kulitnya jadi lebih halus dan payudaranya mulai tumbuh.
e. Nutrisi
Nutrisi adalah faktor yang tidak kalah penting berpengaruh pada perkembangan anak. Tidak
hanya berawal dari usia balita, sejak di dalam kandungan pun nutrisi yang dikonsumsi ibu akan
memengaruhi perkembangan fisik dan mental anak.Misalnya, asupan asam folat selama tiga
bulan sebelum dan selama awal kehamilan, ditemukan dapat menurunkan risiko cacat lahir pada
otak bayi (anencephaly) dan tulang belakang.Setelah lahir, pemberian nutrisi asam lemak omega-
3 dari ikan misalnya, bermanfaat membantu otak si kecil tumbuh cerdas. Di sisi lain, kekurangan
4
atau kelebihan nutrisi dapat berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangan anak.Maka
itu, pola makan seimbang yang kaya vitamin, mineral, protein, karbohidrat dan lemak sangat
penting untuk perkembangan otak dan tubuh anak[.3]
a. Gerak dilakukan dengan tidak sengaja, tidak ditujukan untuk maksud-maksud tertentu.
b. Grak yang dilakukan tidak sesuai den gan mengangkat benda.
c. Gerak serta. Sepertia anak yang bermain dengan botol susunya, kelihatan bahwa mulut,
leher dan kepalanya turut bergerak semuanya.
Macam-macam gerakan:
a. Gerakan Instinktif
b. Gerakan Refleks
c. Gerakan spontan (impulsif)
5
bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Piaget menanamkan tahap
perkembangan ini tahap “sensomotorik”. Selama masa bayi, kapasitas intelektual atau kognitif
seseorang telah mengalami perkembangan. Tahap sensomotorik berlang sung dari kelahiran
hingga kira-kira 2 tahun. Selama tahap ini, perkembangan mental ditandai dengan kemajuan
pesat dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi melalui
gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik. Dalam hal ini, bayi yang baru lahir bukan saja
menerima secara pasif rangsangan-rangsangan terhadap alat-alat indranya, melainkan juga aktif
memberikan respons terhadap rangsangan tersebut, yakni melalui gerak-gerak refleks.
Emosi yaitu respon yang timbul dari stimulus yang menyebabkan perubahan-perubahan
fisiologis disertai dengan perasaan kuat. Bayi mengekspresikan sebagian emosi jauh lebih awal
dibandingakan dengan beberapa emosi lain, lalu mengekspresikan dengan rinci dus perilaku
ekspresif emosional yang penting. Pada emosional yang lazim pada bayi meliputi kemarahan,
ketakutan, rasa ingin tahu, dan kegembiraan.[5]
Pada usia ini perasaan psikis sudah mulai berkembang. Anak merasa senang (tersenyum)
apabila melihat mainan yang digantungkan di depan matanya, atau melihat orang yang telah
dikenalnya. Tidak merasa senang (menangis) terhadap benda, situasi ataau orang asing
6 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2000, hlm. 156-
157
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa bayi dianggap sebagai masa dasar, karena merupakan dasar periode kehidupan
yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola perilaku, sikap, dan pola ekspresi emosi
terbentuk. Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi baru lahir. Perilaku
bayi pada mulanya berkaitan dengan perilaku menyusu dan perilaku pembuangan (elimination
behavior). Dalam perkembangan bayi oleh beberapa pakar, dikemukakan bahwa perilaku
tersebut dikaitkan dengan kepribadian oral dan anal pada kepribadian dewasa. Motif akan
muncul dari kebutuhan-kebutuhan melalui proses belajar.
Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi baru lahir. Pertumbuhan,
perkembangan, kematangan dan belajar menghasilkan perubahan perilaku yang besar sekali pada
masa bayi. Kondisi biologis umumnya diwariskan dari orang tua ke anak, baik berupa fisik, sifat,
mau pun genetik. Perkembangan anak juga bisa dioptimalkan sejak di dalam kandungan.
Aspek-aspek yang berkembang pada masa bayi yaitu: fisik, psikologis, motorik, belajar
berjalan, perkembangan bahasa, emosi, kognitif dan moral.
Lingkungan sangat berperan sekali dalam perkembangan bayi. Oleh karena itu, orang tua
sebagai lingkungan pertama harus bisa memberikan kasih saying yang tulus dan mengurus bayi
dengan sebaik mungkin supaya perkembangan bayi tidak terganggu dan bisa sempurna karena
bayi sangat tidak berdaya dan lemah.
8
DAFTAR KEPUSTAKAAN