DI DAS BAGIAN H U L U
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang dibatasi oleh topografi
tangkapan air hujan yang jatuh di atasnya, selanjutnya dialirkan melalui parit-parit,
kemudian ke anak sungai, sungai utama, dan berakhir menuju ke laut. Daerah ini
merupakan ekosistem alarniah yang memiliki unsur-unsur flora, fauna, dan manusia
terus merosot akibat peningkatan permukaan kedap air, penebangan tanaman permanen
konservasi tanah dan air. Rusaknya kondisi DAS bagian hulu pada saat ini dicirikan
dengan besamya selisih debit air di DAS pada musim kemarau dan hujan. Kondisi ini
dapat terjadi karena curah hujan yang jatuh di kawasan DAS hulu belum dikelola
dengan baik.
ekosistem DAS adalah air hujan. Peranan air hujan berkaitan erat dengan unsur-unsur
yang lain, utamanya adalah jenis tanah, tataguna lahan, topografi, kerniringan lahan dan
panjang lereng (Smith, 1 9 9 5 ). Oleh karena itu hujan yang tercurah dalam bentuk run off
di DAS perlu dikelola secara terpadu dengan unsur unsur lainnya (Irianto et al 2002).
Hujan yang jatuh di DAS terintersepsi oleh tajuk tanaman, sebagian menguap
( evaporasi) dan sebagian lagi mengisi air tanah. Ketika kandungan air tanah mencapai
jenuh, air hujan tersebut langsung menjadi aliran permukaan yang mengalir ke
cekungan, membentuk parit (Trewatha dan Hom 1 9 8 0 ) . Air hujan yang mengalir di atas
permukaan tanah pada musim hujan biasanya tidak dimanfaatkan oleh petani, sehingga
hilang percuma bahkan merusak karena menyebabkan erosi. Erosi, pencucian hara dan
Salah satu teknologi pengelolaan air yang dapat dilakukan di DAS bagian hulu
adalah dengan membuat dam partt, yaitu bangunan yang berfungsi untuk membendung
air pada lokasi - lokasi yang jaringan paritnya rapat untuk kemudian didistribusikan ke
lahan yang digunakan untuk keperluan pertanian. Teknologi dam parit tampaknya
terutama pada DAS bagian hulu untuk meningkatkan daya tampung air hujan dan run
off, Melalui cara ini alokasi sumber daya air lebih efisien, membantu tindakan