Laporan Awal Pola Pemboran Dan Pola Peledakan
Laporan Awal Pola Pemboran Dan Pola Peledakan
PENDAHULUAN
1
BAB II
LANDASAN TEORI
Sumber : wordpress.com
Foto 2.1
Kegiatan Pemboran Peledakan
2
3
Sumber : wordpress.com
fragmentasi dari kegiatan peledakan akan terlempar keatas atau tidak terkontrol,
hal ini disebut dengan (crater blasting).
Sumber : wordpress.com
Gambar 2.2
Alat bor sedang membuat pola pemboran
batuan hasil peledakan dan makin banyak lubang ledak yang dibuat makin
banyak pula nomor delay.
Sumber : wordpress.com
Gambar 2.3
Pola bujur sangkar (square pattern)
Sumber : wordpress.com
Gambar 2.4
Pola persegi panjang (rectangular pattern)
Sumber : wordpress.com
Gambar 2.5
Pola zigzag bujur sangkar
Sumber : wordpress.com
Gambar 2.6
Pola zigzag persegi panjang
menimbulkan tonjolan pada lantai jenjang, hal ini dikarenakan gelombang tekan
sebagian akan dipantulkan pada bidang bebas dan sebagian lagi akan
diteruskan pada bagian bawah lantai jenjang.
Sedangkan dalam pemakaian lubang tembak miring akan membentuk
bidang bebas yang lebih luas, sehingga akan mempermudah proses pecahnya
batuan karena gelombang tekan yang dipantulkan lebih besar dan gelombang
tekan yang diteruskan pada lantai jenjang yang lebih kecil.
Sumber : wordpress.com
Gambar 2.7
Arah Pemboran tegak
Sumber : wordpress.com
Gambar 2.8
Arah pemboran miring
2.3 Geometri
Sebelum pemboran dilakukan, penentuan titik lubang bor harus dievaluasi
dengan hati-hati untuk mendapatkan hasil yang optimum dari bahan peledak
yang dipilih. Lebih dari itu penyediaan lubang tembak yang tepat untuk
pembongkaran dengan biaya relatif rendah, karakteristik massa batuan dan
kemampuan pembuatan lubang tembak harus diidentifikasi. Sedangkan kondisi
yang akan mempengaruhi terhadap desain peledakan yang akan dibuat adalah
pola pemboran.
9
Sumber : wordpress.com
Gambar 2.9
Geometri Peledakan
Keterangan :
K : Tinggi Jenjang (bench)
B : Burden
H : Kedalaman Lubang
J : Sub Drilling
S : Spacing
Sehingga dalam geometri peledakan dikenal istilah-istal sebagai berikut :
A. Burden ( B )
Jarak terdekat antara lubang bor dengan bidang bebas. Burden merupakan
variabel yang sangat penting dan krisis dalam mendesain peledakan, dengan
jenis bahan peledak yang dipakai dan batuan yang dihadapi terdapat jarak yang
maksimum agar peledakan sukses. Secara garis besar jarak burden biasanya
terletak antara 20 sampai 35 (kb) dikalikan diameter (d)
B. Spacing
jarak antara lubang bor dalam satu baris. Spacing merupakan fungsi dari
burden dan dihitung setelah burden ditetapkan terlebih dahulu. Secara teoritis
spacing terletak antara 1 sampai 1,8 (ksp), dikalikan panjang burden, atau untuk
mendapatkan hasil yang optimum adalah 1,15 dikalikan burden (B).
C. Sub-drilling,
Tambahan kedalaman dari lubang bor di bawah lantai bench. Sub-drilling
dibuat untuk menghindari adanya tonjolan pada lantai bench setelah peledakan,
10
karena dibagian ini tempat yang paling sukar diledakkan. Oleh karena itu energi
yang ditimbulkan akan bekerja secara maksimum. Normalnya jarak sub-drilling
dihitung antara 0,3 sampai dengan 0,5 (kj) dikalikan burden (B).
D. Stemming
Batuan atau material tanah, sebagai penutup pada lubang bor di atas isian
bahan peledak. Stemming berfungsi untuk menambah gas ledakan. Ukuran
stemming ini dibuat antara 20 sampai dengan 30 (kst) dikalikan diameter lubang.
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN
3.1 Tugas
3.1.1 Gambarkan di kertas milimeter blok dan gambar dengan menggunakan
Software CorelDraw dengan skala disesuaikan dengan ukuran kertas A3.
a. Pola pemboran staggered square dengan burden dan spasi 4m arah
pemboran tegak, pola peledakan box cut.
b. Pola pemboran staggered rectangular dengan, burden 8m, spasi 9m, arah
pemboran miring 70 derajat, pola peledakan corner cut.
c. Pola pemboran square burden 5 m, spasi 5 m, arah pemboran miring 60
derajat, pola peledakan tegak.
d. Pola pemboran staggered rectangular dengan, burden 6 m, spasi 7 m,
pola peledakan tegak.
3.2 Pembahasan
3.2.1
a.
11
b.
d.
12
Sumber : Praktikum Teknik Peledakan 2015
Gambar 3.4
Pola Pemboran Staggered Square
BAB IV
13
ANALISA
BAB V
14
KESIMPULAN
Jadi dalam praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa dalam suatu
penentuan kegiatan peledakan harus melalui tahapan pola peledakan dan pola
pengeboran, dimana dalam pola peledakan dibagi menjadi dua jenis yaitu pola
pengeboran secara bujur sangkar, yaitu dimana jarak burden dan spasi memiliki
nilai yang sama, yang membedakan dari metode ini yaitu metode bujur sangkar
(square pattern)ini pola lubang bor nya berbentuk secara persegisedangkanbujur
sangkar rectangularpola ledakannya membentuk persegi panjang. Dan metode
secara zig-zag (staggered pattern) ini memiliki ciri khas yaitu dengan pola
pemboran yang penempatan lubang –lubang ledaknya selang – seling setiap
kolomnya sehingga membentuk pola seperti segitiga.
Setelah sesuai dengan kebutuhan pola lubang bor lanjut dengan pola
peledakan, dimana dalam metode ini dibagi menjadi tiga yaitu: pertama pola
peledakan Box cut, dalam metode ini delay peledak dibuat membentuk seperti
box kerarah free face, dan yang kedua pola peledakan v cut dimana dalam
peledakan ini membuat delay membentuk huruf v terhadap free face, yang ketiga
adalah corner cut dimana dalam pola peledakan ini dibuat urutan delay berurut
dari akhir ke awal yang mengarah pada bidang bebas.
15
DAFTAR PUSTAKA