Anda di halaman 1dari 24

Makalah Praktikum

Penetapan Larutan Na₂S₂O₃ dan


Penetapan Kadar (%) Karbohidrat Metode Inversi Lemah

Nama Pembimbing :

Ibu Hj. Syafitri K Arief, S.Pd,MT

Ibu Tita Heriyanti

Disusun Oleh :

Kelompok A1 XII-AK 4

1. Aditya Zhafir Ghufran (01)


2. Berliana Amelia Putri (06)
3. M. Raditya Ramadhan (20)
4. Nazwa Maharani (24)

PROGRAM STUDI ANALIS KIMIA SEKOLAH TEKNIK KIMIA


SMKN 13 BANDUNG
TAHUN AJARAN 2021/2022

Km. 10, Jl. Soekarno-Hatta


Jatisari, Buahbatu, Bandung
Jawa Barat 40286, Bandung, Jawa Barat, Indonesia

1
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan Rahmat Nya
sehingga kami penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Penetapan Larutan
Na₂S₂O₃ Kadar (%) Karbohidrat Metode Inversi Lemah ” ini dengan baik, tak lupa pula
selawat serta salam atas junjungan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang telah
menjadi suri teladan yang baik untuk kita semua .
Makalah ini kami buat sebagai salah satu tugas dan pembelajaran yang diberikan dan
kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Syafitri dan Ibu Tita selaku guru pembimbing
praktikum. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun di harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 5 November 2021

Kelompok A1

2
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
DAFTAR ISI

BAB I........................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN........................................................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................................................. 5
BAB II......................................................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................................... 6
BAB III...................................................................................................................................................... 14
METODOLOGI........................................................................................................................................ 14
BAB V........................................................................................................................................................ 21
PENUTUP................................................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................. 23

3
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

A. Penetapan Larutan Na₂S₂O₃

Natrium adalah salah satu logam alkali pembentukan garam yang bersifat basa. Unsur
ini berkilau, lunak dan merupakan konduktor listrik yang baik. Umumnya natrium
disimpan dalam minyak untuk mencegah bereaksinya denganair yang berasal dari udara.
Natrium tiosulfat pentahidrat (Na2SO2O3.5H2O) disebut dengan hypo berbentuk
kristal yang tidak berwarna. Titik beku 480C mudah larut dalam air dan larutannya digunakan
untuk titrasi dalam analisis volumetri.Ion tiosulfat dapat diperoleh secara cepat dengan
cara mendidihkan belerang dengan non sulfit atau dengan cara mendekomposisi ion ditionit.

Dalam campuran garam-garam tiosulfat adalah stabil dan berasam. Garam alkali tiosulfat
banyak diproduksi terutama untuk kebutuhan dibidang fotografi, dimana garam ini digunakan
untuk melarutkan perak bromida yang tidak bereaksi dalam suatu emulsi. Ion tiosulfat dapat
membentuk kompleks Ag (S2O3)-dan Ag(S2O3)23- . Ion tiosulfat dapat juga membentuk
kompleks dengan ion-ion lain. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukannya percobaan
ini untukmengetahui cara pembuatan garam natrium tiosulfat dari reaksi sulfur dan
natriumsulfit dan juga untuk mengetahui sifat-sifatnya.

B. Penetapan Kadar (%) Karbohidrat Metode Inversi Lemah

Karbohidrat secara sederhana dapat diartikan suatu senyawa yang terdiri dari molekul-
molekul karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O) atau karbon dan hidrat (H2O) sehingga
dinamakan karbo-hidrat. Dalam tumbuhan senyawa ini dibentuk melalui proses fotosintesis
antara air (H2O) dengan karbondioksida (CO2) dengan bantuan sinar matahari (UV)
menghasilkan senyawa sakarida dengan rumus (CH2O)n.

Ada banyak fungsi dari karbohidrat dalam penerapannya di industri pangan, farmasi
maupun dalam kehidupan manusia sehari-hari. Diantara fungsi dan kegunaan itu ialah sebagai
sumber kalori atau energi, sebagai bahan pemanis dan pengawet, sebagai bahan pengisi dan
pembentuk, sebagai bahan penstabil, sebagai sumber flavor (karamel), dan sebagai sumber
serat bagi makhluk hidup.

4
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh manusia. Manusia memenuhi
kebutuhan karbohidrat setiap harinya dari makanan pokok yang dikonsumsi, seperti dari
beras, jagung, sagu, ubi, dan lain sebagainya. Akan tetapi bukan berarti karbohidrat hanya
terdapat pada golongan bahan makanan yang telah disebutkan di atas, pada golongan buah
dan beberapa jenis sayur dan kacang- kacangan juga terdapat kandungan karbohidrat
meskipun kandungannya tidak sebanyak golongan serealia dan umbi (Apriyanto, 1999).

Karbohidrat dapat digolongan menjadi dua macam yaitu karbohidrat sederhana dengan
karbohidrat kompleks atau dapat pula menjadi tiga macam, yaitu monosakarida, disakarida,
dan polisakarida. Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan
merupakan oligosakarida, polimer. Untuk dapat mengetahui kandungan karbohidrat dalam
suatu bahan makanan dapat dilakukan berbagai macam uji kuantitatif. Pada praktikum kali ini
metode analisa kuantitatif karbohidrat yang dilakukan adalah metode Luff Schoorl.

Karbohidrat secara sederhana dapat diartikan suatu senyawa yang terdiri dari molekul-
molekul karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O) atau karbon dan hidrat (H2O) sehingga
dinamakan karbo-hidrat. Karbohidrat dapat digolongan menjadi dua macam yaitu karbohidrat
sederhana dengan karbohidrat kompleks atau dapat pula menjadi tiga macam, yaitu
monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang
menjadi sumber energi dan merupakan oligosakarida, polimer. Karbohidrat yang terasuk ke
dalam kelompok yang dapat dicerna adalah glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa dan pati.

Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk
putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan
untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang.
Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting (Hartati,
2002).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menentukan normalitas dari larutan standar sekunder Natrium tiosulfat ?
2. Bagaimana cara menentukan kadar gula pereduksi monosakarida dan disakarida dengan
metode Luff Schoorl inversi lemah ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menentukan konsentrasi larutan Na₂S₂O₃


2. Menentukan % kadar karbohidrat dengan menggunakan metode Luff Schoorl
3. Mengetahui cara kerja penetapan konsentrasi larutan Na₂S₂O₃

5
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
4. Mengetahui cara kerja penetapan % kadar karbohidrat dengan menggunakan metode Luff
Schoorl

1.4 Manfaat Penelitian

1. Dapat menentukan konsentrasi larutan Na₂S₂O₃


2. Dapat menentukan % kadar karbohidrat dengan menggunakan metode Luff Schoorl
3. Dapat mengetahui cara kerja penetapan konsentrasi larutan Na ₂S ₂O ₃
4. Dapat mengetahui cara kerja penetapan % kadar karbohidrat dengan menggunakan
metode Luff Schoorl

6
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar Teori

Pengertian Karbohidrat

Karbohidrat terdiri dari unsur C, H, dan O. Jumlah atom hydrogen dan oksigen
merupakan perbandingan 2:1.(Jakarta: UI press, 1994) Karbohidrat dapat dibedakan menjadi:
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida ialah karbohidrat yang paling
sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat lain. Sebagian besar
monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai atau cincin karbon.
Menurut Sunita Almatsier, ada tiga jenis heksosa yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukosa,
fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom
yang sama yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya
terletak pada cara penyusunan atom-atom hydrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon.
(Jakarta: Gramedia, 2009)

Glukosa terdapat luas di alam dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur buah, sari
pohon, dan bersamaan dengan fruktosa dalam madu. Selain dari sumber tersebut, glukosa
dihasilkan pula sebagai hasil cernaan pati menjadi dekstrin, dekstrin berubah menjadi
maltose, dan akhirnya menjadi dua molekul gula glukosa.(Jakarta: Rineka Cipta, 1995)

Glukosa memegang peranan sangat penting dalam ilmu gizi. Dalam proses
metabolisme, glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di
dalam sel merupakan sumber energi. Dalam keadaan normal, system syaraf pusat hanya dapat
menggunakan glukosa sebagai sumber energy.Fruktosa, dinamakan juga levulosa atau gula
buah adalah gula paling manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa,
C6H12O6 namun strukturnya berbeda. Susunan atom dalam fruktosa merangsang jonjot
kecapan lidah sehingga menimbulkan rasa manis. Gula ini terdapat dalam madu bersama
glukosa, dalam buah, nektar bunga, dan juga di dalam sayur.(Jakarta: Gramedia, 2009)

Menurut Budianto (2009), pada umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan Menjadi


tiga golongan yaitu monosakrida, oligosakarida, dan polisakarida.

7
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
a. Monosakarida

Monosakarida adalah gula yang paling sederhana yang terdiri dari molekul Tunggal.
Tata nama monosakarida tergantung dari gugus fungsional yang dimiliki Dan letak gugus
hidroksilnya. Berdasarkan jumlah atom yang dimiliki, ada nama Monosakarida yang lain
yaitu: Triosa (3 Karbon), Tetrosa (4 karbon), Pentosa (5 Karbon), dan heksosa (6 karbon).
Monosakarida yang penting adalah gula yang Mempunyai 6 karbon, contohnya glukosa,
fruktosa dan galaktosa.

a. Glukosa

Glukosa adalah gula yang terpenting bagi metabolisme tubuh. Dikenal sebagai Gula
fisiologis. Sumber glukosa antara lain : Bentuk jadi, ditemui di alam dan terdapat pada buah-
buahan, jagung manis, Sejumlah akar dan madu. Dihasilkan sebagai hasil hidrolisis pati. Pati
hidrolisis menjadi dekstrin, dekstrin Dihidrolisis menjadi maltosa, maltosa dihidrolisis
menjadi glukosa.

b. Fruktosa

Fruktosa merupakan gula yang termanis dari semua gula yang dikenal dengan Nama levulosa.
Sumber fruktosa merupakan hasil hidrolisis dari glukosa.

c. Galaktosa

Galaktosa merupakan gula yang tidak ditemui dialam bebas, tetapi merupakan Hasil hidrolisa
dari gula susu (laktosa) melalui proses metabolisme akan diolah Menjadi glukosa.

b. Oligosakarida

Menurut Pujiadi (1994), senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai Molekul


yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida. Dua molekul Monosakarida yang berikatan
satu dengan yang lain, membentuk satu molekul Oligosakarida. Oligosakarida yang lain ialah
trisakarida yaitu paling banyak Terdapat dalam alam ialah disakarida.

a. Sukrosa

Sukrosa ialah gula yang dengan hidrolisis akan terpecah dan menghasilkan Glukosa dan
fruktosa. Pada molekul sukrosa terdapat ikatan antara molekul Glukosa dan fruktosa, yaitu
antara atom karbon nomor 1 pada glukosa dengan Atom karbon nomor 2 pada fruktosa
melalui atom oksigen.

b. Laktosa

8
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
Dengan hidrolisis laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa, Karena itu laktosa
adalah suatu disakarida. Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi Antara atom karbon nomor 1
pada galaktosa dan atom karbon nomor 4 padaglukosa. Oleh karenanya molekul laktosa
masih mempunyai gugus –OH Glikosidik.

c. Maltosa

Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Ikatan yang terjadi
ialah antara atom karbon nomor 1 dan atom karbon nomor 4, oleh karenanya maltosa masih
mempunyai gugus –OH glikosidik dan Dengan demikian masih mempunyai sifat mereduksi.

d. Rafinosa

Rafinosa adalah suatu trisakarida yang penting, terdiri atas tiga molekul Monosakarida yang
berikatan, yaitu galaktosa-glukosa-fruktosa. Atom karbon Nomor 1 pada galaktosa berikatan
dengan atom karbon nomor 6 pada glukosa, Selanjutnya atom karbon nomor 1 pada glukosa
berikatan dengan atom karbon Nomor 2 pada fruktosa.

e. Stakiosa

Stakiosa adalah tetrasakarida. Dengan jalan hidrolisis sempurna, stakiosa Menghasilkan 2


molekul galaktosa, 1molekul glukosa dan 1 molekul fruktosa. Stakiosa tidak mempunyai sifat
mereduksi.

3. Polisakarida

Menurut Pujiadi (1994), pada umumnya polisakarida mempunyai molekul Besar dan
lebih kompleks daripada monosakarida dan oligosakarida. Molekul Polisakarida terdiri atas
banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri Atas satu macam monosakarida saja
disebut homopolisakarida, sedangkan yang Mengandung senyawa lain disebut
heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak
berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa Manis dan tidak mempunyai sifat mereduksi.

f. Amilum

Polisakarida ini terdapat banyak di alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan. Amilum atau
dalam bahasa sehari-hari disebut pati terdapat pada umbi, daun, Batang dan biji-bijian.
Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang Kedua-duanya adalah polimer dari glukosa,
yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) Dan sisanya amilopektin.

9
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
g. Glikogen

Pada tubuh kita glikogen terdapat dalam hati dan otot. Hati berfungsi sebagai Tempat
pembentukan glikogen dari glukosa. Apabila kadar glukosa dalam Darah bertambah, sebagian
diubah menjadi glikogen sehingga kadar glukosa Dalam darah normal kembali. Sebaliknya
apabila kadar glukosa darah Menurun, glikogen dalam hati diuraikan menjadi glukosa
kembali, sehingga Kadar glukosa darah normal kembali.

h. Dekstrin

Pada reaksi hidrolisis parsial, amilum terpecah menjadi molekul-molekul yang Lebih kecil
yang dikenal dengan nama dekstrin. Jadi dekstrin adalah hasil antara Pada proses hidrolisis
amilum sebelum terbentuk maltosa.

i. Selulosa

Selulosa terdapat dalam tumbuhan sebagai bahan pembentuk dinding sel. Dalam
tubuh kita selulosa tidak dapat dicernakan karena kita tidak mempunyai Enzim yang dapat
menguraikan selulosa. Meskipun selulosa tidak dapat Digunakan sebagai bahan makanan oleh
tubuh, namun selulosa yang terdapat sebagai serat-serat tumbuhan, sayuran atau buah-buahan,
berguna untuk Memperlancar pencernaan makanan.

Pada praktikum kali ini dilakukan penetapan karboohidrat melalui penetapankadar


gula reduksi dengan metode Penentuan gula reduksi dengan metode Luff-Schoorlditentukan
bukan kuprooksidanya yang mengendap tetapi dengan menentukankuprooksida dalam larutan
sebelum direaksikan dengan gula reduksi sesudah reaksidengan sample gula reduksi yang
dititrasi dengan Na-Thiosulfat. Selisihnya merupakakadar gula reduksi. Reaksi yang terjadi
selama penentuan karbohidrat dengan cara Luff-Schoorl adalah mula-mula kuprooksida yang
ada dalam reagen akan membebaskan Ioddari garam KI. Banyaknya iod dapat diketahui
dengan titrasi menggunakan Na-Thiosulfat. Untuk mengetahui bahwa titrasi sudah cukup
maka diperlukan indicatoramilum. Apabila larutan berubah warna dari biru menjadi putih
berarti titrasi sudahselesai. Selisih banyaknya titrasi blanko dan sample dan setelah
disesuaikan dengan tabel yang menggambarkan hubungan banyaknya Na-Thiosulfat dengan
banyaknya gulareduksi (Khopkar, 1999).

Karbohidrat dapat digolongan menjadi dua macam yaitu karbohidrat


sederhanadengan karbohidrat kompleks atau dapat pula menjadi tiga macam, yaitu
monosakarida,disakarida, dan polisakarida. Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang
menjadisumber energi dan merupakan oligosakarida, polimer. Monosakarida akan
mereduksikanCuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan

10
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
dengan Kiberlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan
larutanNa2S2O3.Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri
karenakita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar.
Dimanaproses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan.
Apabilaterdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral
atausedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator
tersebuttereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan
banyaknyaoksidator (Rivai, 2005).

Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidratyang
berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode LuffSchoorl
merupakan metode tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkatkesalahan
sebesar 10%. Pada metode Luff Schoorl terdapat dua cara pengukuran yaitudengan penentuan
Cu tereduksi dengan I2 dan menggunakan prosedur Lae-Eynon.

Inversi sukrosa menghasilkan gula invert atau gula reduksi (glukosa dan
fruktosa).Gula invert akan mengkatalisis proses inversi sehingga kehilangan gula akan
berjalan dengan cepat. Menurut Parker (1987) dkk. Dalam kuswurj (2008) laju inersi sukrosa
akansemakin besar pada kondisi pH rendah dan temperatur tinggi dan berkurang pada
pHtinggi (pH 7) dan temperatur rendah. Laju inversi yang paling cepat adalah pada kondisipH
asam (pH 5).

Penentuan kadar glukosa dilakukan dengan cara menganalisis sampel melalui


pendekatan proksimat. Terdapat beberapa jenis metode yang dapat dilakukan untuk
menentukan kadar gula dalam suatu sampel. Salah satu metode yang paling mudah
pelaksanaannya dan tidak memerlukan biaya mahal adalah metode Luff Schoorl. Metode Luff
Schoorl merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kandungan gula dalam
sampel.

Hasil analisisnya adalah kadar gula pereduksi total dan tidak dapat menentukan gula
pereduksi secara individual. Untuk menganalisis kadar masing-masing dari gula pereduksi
penyusun madu dapat dilakukan dengan menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi (KCTK). Metode ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain dapat digunakan
pada senyawa dengan bobot molekul besar dan dapat dipakai untuk senyawa yang tidak tahan
panas.

Hasil analisisnya adalah kadar gula pereduksi total dan tidak dapat pereduksi secara
individual. Untuk menganalisis kadar masing-masing dari gula pereduksi penyusun madu
dapat dilakukan dengan menggunakan metode Kinerja Tinggi (KCTK). Metode ini

11
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
mempunyai beberapa keuntungan antara lain dapat digunakan pada senyawa dengan bobot
molekul besar dan dapat dipakai untuk senyawa yang tidak tahan panas. Pengukuran
karbohidrat yang merupakan gula pereduksi dengan metode Luff Schoorl ini didasarkan pada
reaksi antara monosakarida dengan larutan cupper. Monosakarida akan mereduksikan CuO
dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI berlebih,
sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada
dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan
menganalisa I2 yang bebas untuk penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses
titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal
H2SO4) dalamlarutannya yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida
berlebih akanmembuat zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara
jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator (Underwood, 1996)

Pengukuran karbohidrat yang merupakan gula pereduksi dengan metode Luff Schoorl
ini didasarkan pada reaksi antara monosakarida dengan larutan cupper. Monosakarida akan
mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan
dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan
larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri
karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana
proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila
terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit
asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan
membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan banyaknya oksidator (Underwood, 1996).

2.2 Tujuan Percobaan

a. Penetapan Larutan Na₂S₂O₃

1. Dapat menetapkan normalitas larutan standar sekunder Natrium tiosulfat dengan metode
iodometri

b. Penetapan Kadar (%) Karbohidrat Metode Inversi Lemah

1. Dapat memahami teknik analisis kuantitatif karbohidrat metode Luff Schoorl inversi lemah

2. Dapat menentukan kadar gula pereduksi monosakarida dan disakarida

2.3 Prinsip Percobaan

12
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
a. Penetapan Larutan Na₂S₂O₃

Sejumlah tertentu larutan standar primer Kalium Dikromat direaksikan dengan


Kalium Iodida berlebih pada suasana asam. I 2 yang terbentuk dititrasi dengan larutan standar
sekunder Natrium Tiosulfat yang akan ditentukan normalitasnya dengan indikator amilum
hingga TA warna biru tepat menghilang. Pada TA EK Na ₂S ₂O₃ = EK I 2 = EK K2Cr4O7
sehingga normalitas Natrium tiosulfat dapat dihitung.

b. Penetapan Kadar (%) Karbohidrat Metode Inversi Lemah

Sejumlah tertentu sampel, diinversi dalam suasana asam dan pada suhu 70◦C untuk
menghidrolisis disakarida menjadi gula sederhana. Gugus aldehid dari gula sederhana tersebut
dioksidasi oleh Cu2+ berlebih pada suasana basa menjadi senyawa karboksilat. Kemudian
kelebihan Cu2+ direaksikan dengan KI pada suasana asam, I2 yang terbentuk dititrasi oleh
larutan Na2S2O3 standar dengan indikator amylum hingga TA (warna biru tepat
menghilang). Pada TE mek C – H = mek Cu2+total - Cu2+sisa

2.4 Persamaan Reaksi

1. Penetapan Larutan Na₂S₂O₃

2. Penetapan Kadar (%) Karbohidrat Metode Inversi Lemah

13
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Alat :

1. Neraca analitik

2.Botol timbang

3.Labu ukur 250 ml.

4 Pipet seukuran 10, 25 ml.

5.Erlenmeyer 250 ml.

6.Labu iod 250 ml

7.Gelas kimia 100, 400 ml.

8.Buret coklat

9.Klem

10.Statif

11.Botol semprot

12.Alat refluks

13.Kassa

14
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
14.Kaki tiga

15.Selang

16.Adaptor

17.Penangas air

Bahan :

1.Sampel bahan makanan

2.Pereaksi Luff Schoorl

3.H2SO4 4N

4.Na2S203 1N

5.Amylum 0,5%

6.HCl 25%

7.NaOH 20%

8.KI

3.2 Langkah Kerja

Penentuan konsentrasi Na2S2O3 ± 0,1 N

1. Timbang 1,25 g K,Cr,O, yang kering dan murni.


2. Larutkan dan encerkan dalam labu ukur 250 mL. Pipet 25,00 mL larutan K,Cr ₂O,
masukkan ke dalamlabu Erlenmeyer 250 mL bertutup asah.
3. Tambahkan 1 g Kl bebas iodat.
4. Tambahkan pula 25 mL HCI 2N.
5. Titrasi s.d. hampir TA (kuning jerami)
6. Tambahkan 5 mL amylum.
7. Lanjutkan titrasi s.d. TA (biru tepat menghilang).
8. Lakukan titrasi hingga diperoleh volume konstan.
9. Hitung normalitas Na2S2O3

Inversi Lemah

1. Timbang 1-2 g sampel, lalu tambahkan 50 ml. Air dan 10 ml. HCI 25%, kemudian
panaskan di atas penangas air (70°C) selama 1 jam.

15
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
2. Dinginkan dan netralkan dengan NaOH 20% terhadap 2-3 tetes indikator ppt.
3. Encerkan larutan hasil inversi ke dalam labu ukur 250 ml.
4. Pipet 25 ml. Larutan sampel masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml, tambahkan 3 butir
batu didih.
5. Tambahkan 25 ml. Pereaksi Luff Schoorl, panaskan dengan api sedang selama 10-15
menit dengan sistem Refluks. Lalu dinginkan
6. Tambahkan 25 ml. H2SO4 4 N dan 1 g Kl.
7. Titrasi dengan Na2S2O3 standar 0,1 N dengan mnggunakin I ml. Indikator amylum

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Langkah Kerja

LANGKAH KERJA PENETAPAN LARUTAN NATRIUM TIOSULFAT (NaS2O3)

GAMBAR KETERANGAN

Menimbang 1,25 g K2Cr2O7 yang kering dan


murni

Melarutkan dan mengencerkan dalam labu


ukur 250 ml

Memipet 25 ml larutan K2Cr2O7, masukan

16
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml bertutup
asah

Menambahkan 1 g KI bebas iodat & 25 ml


HCl 2N

Dititrasi sesudah hamper TA ( kuning


jerami )

Menambahkan 5 ml amylum

Melanjutkan titrasi sesudah TA ( biru tepat


menghilang ) dam diperoleh volume konstan
kemudian menghitung normalitas Na2S2O3

Tabel titrasi penetapan normalitas Natrium Tiosulfat


Titrasi ke- 1 2 3
Skala akhir 26,70 26,68 26,70
Skala awal 0,00 0,00 0,00
Volume pemakaian 26,70 26,68 26,70
Warna TA Biru tepat Biru tepat Biru tepat
menghilang menghilang menghilang

LANGKAH KERJA PENETAPAN KADAR (%) KARBOHIDRAT METODE INVERSI


LEMAH

GAMBAR KETERANGAN

17
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
Menimbang 1-2 g sampel

Menambahkan 50 ml air dan 10 ml HCl 25 %


serta blanko

Memanaskan sampel dan blanko diatas


penangas air 70 °c selama 1 jam

Didinginkan dan dinetralkan dengan NaOH


20 % terhadap 2-3 tetes indicator pp

Mengencerkan larutan hasil invensi ke


dalam labu ukur 250 ml

Memipet 25 ml larutan sampel dan blanko ,


masukan ke dalam erlenmeyer 250 ml, dan
tambahkan 3 butir batu didih

Menambahkan 25 ml pereaksi luff schoorl

Memanaskan dengan api sedang selama 10-


15 menit dengan system refluks lalu
dinginkan

18
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
Menambahkan 25 ml H2SO4 4N dan 1 g KI

Menitrasi dengan Na2S203 standar -+ 0,1N


dengan menggunakan 1 ml indicator
amylum

Titrasi ke- 1 2 Blanko


Skala akhir 21,50 21,50 31,00
Skala awal 0,00 0,00 0,00
Volume pemakaian 21,50 21,50 21,50
Warna TA Biru tepat Biru tepat Biru tepat
menghilang menghilang menghilang

Pembahasan :

1. Indikator amilum ditambahkan menjelang TA karena jika penambahan sejak awal titrasi
dikhawatirkan ikatan Iodium dan amilum teralu kuat.

19
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
2. Buret yang digunakan untuk titrasi dengan larutan Natrium Tiosulfat adalah buret coklat
karena paparan cahaya cenderung mempercepat penguraian Natrium Tiosulfat.
3. Proses inversi lemah bertujuan untuk mehidrolisis disakarida menjadi monosakarida.
4. Blanko berfungsi untuk menunjukkan banyaknya Cu2+ dalam pereaksi sehingga banyaknya Cu
yang bereaksi dengan gula pereduksi dapat diketahui.
5. NaOH ditambahkan untuk menetralkan larutan.
6. Setelah ditambahkan pereaksi luff schroorl pemanasan dilakukan secara refluks untuk
mencegah penguapan larutan karena pemanasan.
7. Penambahan asam dan pemanasan bertujuan untuk mehidrolisis karbohidrat.
8. Penambahan batu didih berfungsi úntuk mencegah bumping ketika pemanasan.

Perhiungan :

20
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
21
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
Data Konversi mL tio Terhadap mg gula

BAB V

22
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penentuan kadar karbohidrat dengan metode luff Schoorl di lakukan dengan metode
luff Schoorl dilakukan dengan menghidrolisis sampel menjadi monosakarida yang dapat
mereduksi oksida pada luff yaitu Cu2+ menjadi Cu+. Berdasarkan hasil di analisis kuantitatif
penetapan Kadar (%) Karbohidrat Metode Luff Schoorl (Inversi Lemah) yang telah di
lakukan pada praktikum di tanggal 29 Oktober 2021 di SMKN 13 Bandung ,hasil yang di
dapatkan % Karbohidrat GP pada sampel adalah 9,55 %

5.2 Saran

Praktikan harus sudah memahami teori -teori apa saja yang di kerjakan haruskan
sudah memahami mengenai prinsip yang berkaitan dengan pelaksanaan praktikum dengan
baik ,juga praktikan harus memastikan terlebih dahulu bahwa alat-alat yang akan di pakai
masih bisa berfungsi dengan baik sehingga tidak menghambat proses pengerjaan serta hasil
yang di peroleh bisa lebih maksimal dan bagus

DAFTAR PUSTAKA

23
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1
 Apriyanto, A. 1999. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Bogor: Graha Utama\

 Hartati. 2002. Analisis Kadar Pati dan Serat. Yogyakarta: Kanisius Swantara

 Khopkar, S. 1999. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press

 Rivai, H. 2005. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Penerbit UI

 Underwood. 1996. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta : ErlanggaPoedjiadi, Anna. 2007.

 Dasar Biokimia. Jakarta: UI PressWinarno. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama

24
Analisis Kuantitatif Karbohidrat Kelompok A1

Anda mungkin juga menyukai