Anda di halaman 1dari 3

Sidoarjo - AR, 21 tahun, pria berkebutuhan khusus tuna rungu dan tuna wicara

mengalami perlakuan tidak senonoh dari seorang pria TH, 28 yahun, yang
dikenalnya melalui media sosial. AR, sebagai korban perlakuan tidak senonoh
atau sodomi yang dilakukan oleh TH tidak berani menceritakan apa yang
dialaminya. Namun pada awal 2022, ia merasakan sakit pada rongga badan
bagian belakangnya. Hingga diperiksakan oleh ibunya ke klinik kesehatan.
Setelah diperiksa medis lebih lanjut, hasilnya rongga badan bagian belakang AR
terdapat penebalan akibat kekerasan benda tumpul.
Dari hasil pemeriksaan medis akhirnya AR berani bercerita ke ibunya bahwa ia
telah disodomi oleh TH. Kemudian Ibu AR melaporkan ke Polresta Sidoarjo.
Apa itu Sodomi ?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memuat arti sodomi sebagai sanggama
antar manusia secara oral atau anal, biasanya antar pria.
Sodomi adalah penyimpangan seksual terhadap pasangan seks yang berjenis
kelamin sama dimana hubungan seksual dilakukan melalui anus.
Sodomi tidak dikenal dalam peraturan perundang-undangan Indonesia, tetapi
perbuatan sodomi dapat dijerat dengan pasal pencabulan yang diatur dalam
Pasal 290 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Sehingga, sodomi merupakan
salah satu bentuk pencabulan, dan dalam praktiknya kasus sodomi dikenakan
dengan pasal-pasal pencabulan.
Jerat Pidana Pelaku Sodomi :
Pelaku pencabulan, termasuk pelaku sodomi, dapat dijerat dengan pasal 290
KUHP tentang pencabulan, yang berbunyi :
Dengan hukuman penjara selama-lamanya tujuh tahun dihukum :
1. Barangsiapa melakukan perbuatan cabul dengan seseorang, sedang
diketahuinya bahwa orang itu pingsan atau tidak berdaya.
2. Barangsiapa melakukan perbuatan cabul dengan seseorang, sedang
diketahuinya atau patut harus disangkanya, bahwa umur orang itu
belum cukup 15 tahun atau kalau tidak nyata berapa umurnya, bahwa
orang itu belum masanya buat dikawin.
3. Barang siapa membujuk (menggoda) seseorang, yang diketahuinya atau
patut harys disangkanya, bahwa umur orang itu belum cukup 15 tahun
atau kalau tidak nyata berapa umurnya, bahwa ia belum masanya buat
kawin, akan melakukan atau mebiarkan dilakukan pada dirinya
perbuatan cabul, atau akan bersetubuh dengan orang lain dengan tiada
kawin.
Meskipun istilah sodomi tidak dikenal dalam peraturan perundang-undangan
Indonesia, tapi merupakan salah satu bentuk pencabulan. Sehingga,
perbuatannya dapat dijerat dengan pasal pencabulan.
Fenomena dunia tanpa batas, di jaman yang sudah modern seperti sekarang ,
penggunaan media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter , Youtube dan
jenis media sosial lainnya. Dengan munculnya media sosial telah melihat
banyak sekali perubahan dalam teknologi informasi dan komunikasi. Media
sosial telah memainkan peranan kunci dalam transformasi ini. Dalam kurun
waktu satu dekade lebih, dampak media sosial telah berubah , dari menjadi
hiburan yang menghibur, menjadi bagian yang terintegrasi penuh dari hampir
setiap aspek kehidupan sehari -hari bagi banyak orang. Akan tetapi, dibalik
banyaknya manfaat penggunaan media sosial, selain memberikan nilai positif
media sosial juga memberikan dampak yang negatif bagi penggunanya. Dan
sebaiknya kita lebih bijaksana dan berhati-hati dalam menggunakan media
sosial dan mengenal orang lain atau orang baru melalui media sosial.-

#KANTOR HUKUM EVY SUKARNO & PARTNERS#


#EVY SUKARNO#
#ILS OFFICIAL#
#ILS.CO.ID#

Anda mungkin juga menyukai