“ TEORI-TEORI KEPERAWATAN “
Di susun
O
L
E
H
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatnya penulis berhasil menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis juga berterimakasih
kepada keluarga, teman – teman, dan sumber – sumber data yang telah membantu penulis
untuk menyelesaikan penulisan ini.
Tujuan pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
mata kulia yang penulis kontrak yaitu mata kulia falsafah teori keperawatan.
Penuis menyadari sungguh bahwa penulisan ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk
itu penulis meminta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan ini. Penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk ke depannya.
Terima kasih.
Bab Iv Penutup..................................................................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................................
B. Saran ....................................................................................................................
A. Pengertian keperawatan
Teori keperawatan merupakan usaha untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur
keperawatan itu sendiri. Yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka
bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan itu
digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan, mengingat dalam model
praktek keperawatan mengandung kompoen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang
mendasari sebuah model.
Pada lokakarya 1983 telah disepakati pengertian keperawatan sebagai brikut,
keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan Bio, Psiko, sosio,
spiritual yang kompehensif, yang ditujukan kepada indevidu, kelompok, dan masyarakat
baik yang sakit maupun sehat yang mencakup seluruh kehidupan manusia.
FlorenceNightingale C.A. potter Anne griffin perry 2005. Mendefenisikan
keperawatan sebagai berikut: keperawatan adalah menempatkan pasien dalam kondisi
paling baik bagi alam dan isinya untuk bertindak.
Watson (Aziz Alimul Hidayat 2002) mendefenisikan keperawatan untuk
meningkatkan kesehatan, mengembangkan klien dalam kondisi sehat, dan mencegah
kesakitan. dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa keperawatan adalah
upaya pemberian pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic dan professional, holistic
berdasarkan ilmu dan kiat, standar, pelayanan dan berpegang teguh kepada kode etik yang
melandasi perawat professional secara mandiri atau memiliki upaya kolaborasi.
B. Teori – teori keperawatan
Steven (1984) mendefenisikan keperawatan sebagai usaha untuk menguraikan dan
menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan (Taylor C. dkk 1989) teori
keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan
bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkenalkan dan mengontrol hasil
asuhan keperawatan atau pelayanan keperawatan yang di lakukan.
Menurut Newman (1979) ada 3 cara pengdekatan dalam pengembangan, dan
pembentukan teori – teori keperawatan yaitu : meminjam teori – teori dari disiplin ilmu
lain yang relevan dengan tujuan untuk mengintegrasikan teori – teori ini dalam ilmu
keperawatan, menganalisa situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang
berkaitan dengan praktik keperawatan serta menciptakan suatu kerangka konsep yang
memungkinkan pengembangan teori keperawatan. Tujuan pengembangan teori
keperawatan adalah menumbuh kembangkan pengetahuan yang diharapkan dapat
membantu dan mengembangkan praktik keperawatan dan pendidikan keperawatan.
C. Karakteristik dasar teori keperawatan
Torre (1985) Chin dan Ycob (1983) secara jelas menegaskan karakteristik dasar teori
keperawatan, menurut mereka ada lima karakteristik dasar teori keperawatan yaitu :
1. Teori keperawatan mengidentifikasi sebagai hubungan yang spesifik dari konsep
keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat sakit, dan
konsep lingkungan.
2. Teori keperawatan harus bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan
dengan alas an atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan
cara berfikir yang logis
3. Teori keperwatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan dapat
digunakan pada masalah yang sederhana maupun masalah kesehatan yang
kompleks sesuai dengan situasi praktik keperawatan
4. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge
keperawatan yang dilakukan melalui penelitian
5. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas
praktik keperawatan.
D. Teori dalam keperawatan
Teori keperawatan pada dasarnya terdiri atas empat konsep yang berpengaruh dan
menetukan kualitas praktik keperawatan yaitu konsep manusia, keperawatan, konsep sehat
– sakit, dan konsep lingkungan. Meskipun ke empat konsep digunakan pada setiap teori
keperawatan akan tetapi pengertian dan hubungan antara konsep berbeda antara teori yang
satu dengan yang lain. Berikut ini di uraikan contoh teori keperawatan.
Sister Calista Roy mengembangkan model adaptasi keperawatan pada tahun 1964.
Model ini banyak digunakan sebagai falsafa dasar dan model konsep dalam kependidikan
keperawatan. Model adaptasi Roy adalah system model yang esensial dalam keperawatan.
Asumsi dasar model ini adalah.
1. Individu adalah makluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh,
sesorang dikatakan sehat jika mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
biologis, psikologis, dan social.
2. Setiap orang selalu menggunakan koping, baik yang bersifat positif maupun
negative untuk dapat beradaptasi. Kemampuan beradaptasi seseorang
dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu penyebab utama terjadinya perubahan,
kondisi dan situasi, yang ada serta keyakinan dan pengalaman dalam beradaptasi
3. Setiap individu berespons terhadap kebutuhan fisiologi, kebutuhan akan konsep,
dari yang positif. Kemampuan untuk hidup mandiri serta kebutuhan akan
kemampuan melakukan peran dan fungsi secara optimal untuk memelihara
integritas diri.
4. Individu selalu berada pada rentang sehat sakit, yang berhubungan erat
keefektifan koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan beradaptasi.
Menurut Roy, respon yang menyebabkan penurunan integritas tubuh menimbulkan
adanya suatu kebutuhan dan menyebabkan individu berespon terhadap kebutuhan tersebut
melalui upaya atau perilaku tertentu. Menurutnya, kebutuhan fisiologi meliputi
oksigenisasi dan sirkulasi, keseimbangan cairan dan elektrolit makanan, tidur dan istirahat,
pengaturan suhu hormonal dan fungsi sensori. Kebutuhan akan konsep diri yang positif
berfokus pada persepsi diri yang meliputi : kepribadian, norma, etika dan keyakinan
seseorang. Kemandirian lebih difokuskan pada kebutuhan akan kemampuan melakukan
interaksi social termasuk kebutuhan akan dukungan orang lain.
Peran dan fungsi optimal lebih difokuskan pada perilaku individu dalam
menjalankan peran dan fungsi yang diembannya (Rambo 1984, Toiler dkk 1989).
Singkatnya Roy menegaskan bahwa individu adalah makluk biopako social sebagai satu
kesatuan utuh yang memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan.
Roy mendefenisikan bahwa lingkungan adalah semua yang ada disekeliling kita dan
berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Sehat adalah suatu keadaan atau proses
dalam menjaga integritas diri. Menurutnya, peran perawat adalah membantu pasien
beradaptasi terhadap perubahan yang ada.
E. Pengertian model konsep dan teori
Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks dalam melaksanakan
prakteknya perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah
di munculkan. Konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka
konseptual atau model keperawatan.
Berikut ini adalah ringkasan beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh
para perawat professional sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang
didasarkan pada keyakinan dan nilai dasar keperawatan.
Penyusunan teori Nightingale (1860) tujuan keperawatan untuk memfasilitasi proses
penyembuhan tubuh dengan memanipulasi lingkungan klien. Kerangka kerja praktik
lingkungan klien di manipulasi untuk mendapatkan ketenangan, nutrisi, kebersihan,
cahaya, kenyamanan, social dan harapan yang sesuai.
Penyusunan teori Henderson (1955) tujuan keperawatan untuk bekerja secara
mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan (mariner torny 1994) membantu klien
untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Kerangka kerja praktik –
praktik keperawatan membentuk klien untuk melakukan 14 kebutuhan dasar (Henderson
1966)
F. Tujuan teori keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dalam
perkembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai diantaranya :
1. Dapat memberikan alas an tentang kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan
keperawatan, baik bentuk tindakan atau bentuk model praktik keperawatan.
2. Membantu para anggota profesi perawat untuk memahami berbagai pengetahuan
dalam memberikan asuhan keperawatan.
3. Membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan dengan memberikan
arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga segala bentuk dan
tindakan dapat dipertimbangkan.
4. Memberikan dasar dari asumsi dan filosofi keperawatan sehingga pengetahuan
dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus bertambah dan
berkembang.
G. Factor – factor pengaruh teori keperawatan
1. Filosofi Florence nightingle
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakan dasar – dasar teori
keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi
peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta
pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit dikenal
dengan teori lingkungan. Selain Florence juga mebuat standar pada pendidikan
keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efesien. Belia
juga membedakan praktik keperawata dengan kedokteran dan perbedaan
perawatan pada orang yang sakit dengan yang sehat.
2. Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori – teori
keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan
pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan oleh wanita karena wanita
mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebuthan perawat, akan tetapi perubahan
identitas dalam proses telah berubah seiring dengan perkembangan keperawatan
sebagai profesi yang mandiri. Demikian juga yang dahulu budaya perawat
dibawah pengawasan langsung dokter, dengan berjalannya dan di akuinya
keperawatan sebagai profess mandiri, maka hak dan otonomi keperawatan telah
ada sehingga peran perawat dan dokter bukan dibawah pengawasan langsung
akan tetapi sebagai mitra kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim
kesehatan.
3. System pendidikan
Pada system pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori
keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai system dan
kurikulum keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah
memiliki system pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan
rumah sakit sehingga teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada
pelayanan keperawatan.
4. Perkembangan ilmu keperawatan
Pengebangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan ilmu
keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan yang merupakan cabang ilmu
keperawatan yang terus berkembang dan tidak menutup kemungkinan pada tahun
– tahun yang akan datang dan selalu ada. Cabang ilmu keperawatan yang kusus
atau subspesialisasi yang diakuai sebagai bagian ilmu keperawatan sehingga teori
– teori keperawatan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau lingkup
bidang ilmu keperawatan.
Watson 1999 menekankan bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga
perlu memahami kesadaran dan kehadirannya dalam momen merawat dan
mempasiennya, lebih lanjut dari kedua bela pihak perawat maupun yang di dapat
dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya. Dengan
demikian akan menjadi bagian dari pengalam hidupnya sendiri.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Manusia sebagai focus sentral keperawatan
Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa
human science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan
keperawatan. Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan
pengetahuan empiris dengan estetia humanities dan kiatart (Watson 1985). Sebagai
pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang
menjadi inti keperawatan.
Dalam pandangan keperawatan manusia diyakini sebagai person as a whole, as a
fully functional integratet self. Dalam konsep holism ini, manusia dilihat sebagai sosok
yang utuh. Manusia juga diyakini sebagai system terbuka (opennet system), yang
berinteraksi dengan manusia lain dan lingkungannya secara dinamis, berkesinambungan
dan itu semua penting untuk perkembangan personalnya.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori
pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini di dasari
pada unsur teori kemanusiaan. Teori JW ini memahami bahwa manusia memiliki empat
cabang kebutuhan yang saling berhubungan diantaranya :
1. Kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan
makan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan fentilasi
2. Kebutuhan dasar psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan
aktifitas dan istirahat serta kebutuhan seksualitas.
3. Kebutuhan dasar psikososial (kebuthan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan
untuk berprestasi dan berorganisasi.
4. Kebutuhan dasar intrapersonal dan interpersonal (kebutuhan untuk
pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri .
B. Sehat dan kesehtatan
Defenisi sehat merupakan kondisi yang utuh dan selaras antara badan, pikiran dan
jiwa dan ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan dan diri
yang di wujutkan.
Pandangan tentang kesehatan berfokus pada individu secara utuh meliputi hal – hal
yang bersifat fisik, social, etis dan moral, tidak sekedar berfokus pada aspek – aspek
perilaku dan fisiologi manusia semata.
1. Sehat menggambarkan satu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya
multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari inerelasi antara factor
– factor yang mempengaruhi
2. Kondisi sehat dapat terwujud bila kebutuhan dasar manusiawinya terpenuhi
3. Kondisi sehat dapat di capai karena adanya kemampuan seseorang untuk
beradapa tasi terhadap lingkungan bail internal mapun eksternal
4. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang berhenti pada titik
tertentu, tetapi berubah – ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi
pada lingkungan yang dinamis
5. Sehat sebagai suatu kondisi keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi
tubuh (manusia) karena keberhasilannya menyesuaikan diri terhadap pengaruh –
pengaruh yang dapat mengganggu (agent, environment).
C. Carrative factor
Carrative factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi manusia
dalam perawatan dan pengalaman – pengalaman subjective dari orang yang kita rawat.
Elemnt – element yang terdapat dalam carrative factor adalah :
1. Nilai – nilai kemanusiaan dan altruistic (humanistic – altruistic system values)
2. Keyakinan dan harapan (faith and hope)
3. Peka pada diri sendiri dan kepada orang lain (sensitivity to self and others)
4. Membantu menumbuhkan kepoercayaan, membuat hubungan dalam perawatan
secara manusiawi.
5. Pengekspresian perasaan positif dan negative
6. Proses pemecahan masalah perawatan secara kreatif (creatife problem – solfing
caring process)
7. Pembelajaran secara transpersonal (transpersonal teaching learning)
8. Dukungan, perlindungan, perbaikan fisik, mental, social dan spiritual
9. Bantuan kepada kebutuhan manusia (human needs assistance)
10. Eksistensi fenomena kekuatan spiritual
D. Clinical caritas process
Watson kemudian memperkenalkan “ clinical caritas process “ (CCP), untuk
menempatkan carative vaktornya yang berasal dari bahasa yunani “ cherish “ yang
berarti memberikan cinta dan perhatian khusus. Jadi clinical caritas process adalah
suatu praktek perawatan pasien dengan sepenuh hati, kesadaran dan cinta