"Penyakit Gondok"
Disusun oleh:
Miranti 25010113140270
Karinta Ariani Setiaputri 25010113140272
Luluk Safura Priyandina 25010113130273
Ade Yuny Afriyanty 25010113130275
Fitriana Candra Dewi 25010113130276
Ziyaan Azdzahiy Bebe 25010113140277
Sabrilla Putri Gotama 25010113140278
Fina Khiliyatus Jannah 25010113140279
Ronna Atika Tsani 25010113130280
Bagas Satrio Priambudi 25010113140311
D 2013
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
A. Pengertian Penyakit Gondok
1. Periode Patogenesis
a. Agen
i. Iodium
ii. Zat goitrogenik
Zat Goitrogenik adalah zat yang dapat menghambat
pengambilan iodium oleh kelenjar gondok, sehingga
konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi rendah.
Aktivitas
bahan goitrogenik pada prinsipnya bekerja pada tempat
yang berlainan dalam rantai proses pembentukan hormon
tiroid, dapat dibagi atas dua macam yaitu (Soekatri, 2001)
iii. Kurang Mengonsumsi iodium
b. Host
i. Dewasa (wanita hamil dan usia subur)
Kekurangan iodium bila terjadi pada ibu hamil dapat
menyebabkan keguguran spontan, bayi lahir mati, bayi
meninggal sebelum umur 1 tahun dan kemungkinan bayi
menjadi kerdil saat dewasa.
ii. Anak-anak
Dari janin, neonatal, hingga usia remaja.
c. Environment
i. Daerah pegunungan (tingkat iodium dalam tanah dan air
sangat rendah)
ii. Ekonomi rendah
iii. Terdapat banyak sumber makanan mengandung zat
goitrogenik
d. Preventif Primer
i. Penyuluhan, pendidikan kesehatan, khususnya mengenai
menu dengan nutrisi seimbang dan kebutuhan tubuh
terhadap iodium
ii. Nutrisi yang sesuai dengan standar tumbuh kembang
seseorang
iii. Perbaikan standar ekonomi dengan pekerjaan yang sesuai
iv. Pemeriksaan berkala:
1. Kondisi kesehatan: pada pencegahan gondok, dapat
dilakukan pemeriksaan kadar iodium darah, sintesis
TSH dan sintesis hormontiroid
2. Kondisi lingkungan: untuk pencegahan gondok,
dapat dilakukan peninjauan kadar iodium pada air
dan tanah. Selain itu diupayakan distribusi sumber
makanan yang beragam agar masyarakat tidak
selalu mengonsumsi makanan yang mengandung zat
goitrogenik
v. Memberi perlindungan spesifik dengan cara:
1. Pemberian pil iodium dan minyak iodium
2. Penambahan iodium pada air
3. Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung
zat goitrogenik
2. Periode patogenesis
a. Subklinis
i. Iodium darah kurang dari normal (dapat di tes melalui urin)
ii. Peningkatan produksi TSH (jumlah TSH dalam darah
meningkat)
iii. Penurunan sintesis hormon tiroid
b. Klinis
i. Pembesaran kelenjar tiroid
ii. Kretinisme (cebol)
iii. IQ rendah pada anak
iv. Kelelahan kronis
c. Preventif sekunder
Memberi makanan dengan nutrisi-nutrisi seimbang. Pemberian
iodium secara bertahap hingga kadar iodium darah kembali normal
d. Periode konvalesens
i. Sembuh total (kelenjar gondok kembali ke ukuran normal)
ii. Sekuele (cacat mental; biasanya bersifat permanen)
iii. Meninggal (bila tidak segera ditanggulangi)
e. Preventif tertier
Memberi rujukan ke rumah sakit
(Tangin, 2000)
C. Level of Prevention Penyakit Gondok
a. Umur
Usia di atas 60 tahun maka semakin berisiko terjadinya hipotiroid atau
hipertiroid
b. Jenis Kelamin
Perempuan lebih berisiko terjadi gangguan tiroid
c. Genetik
Di antara banyak faktor penyebab autoimunitas terhadap kelenjar tiroid,
genetik dianggap merupakan faktor pencetus utama
d. Merokok
Merokok dapat menyebabkan kekurangan oksigen di otak dan nikotin
dalam rokok dapat memacu peningkatan reaksi inflamasi
e. Stres
Stres juga berkolerasi dengan antibodi terhadap antibodi TSH- reseptor
f. Riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan autoimun
Riwayat penyakit keluarga yang ada hubungan dengan kelainan autoimun
merupakan faktor risiko hipotiroidisme tirioditis autoikun
g. Zat kontras yang mengandung iodium
Hipertirioidisme terjadi setelah mengalami pencitraan menggunakan zat
kontras yang mengandung iodium
h. Obat-obatan yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit tiroid
Amiodaron, lithium karbonat, aminoglutethimide, interferon alfa,
thalidomide, betaroxine, stavudine
i. Lingkungan
Kadar iodium dalam air kurang
(Kemenkes, 2015)
Akibat yang ditimbulkan oleh penyakit gondok pada orang dewasa antara
lain produktivitas menurun karena tubuh lemas dan cepat lelah, gangguan
kosmetik akibat pembesaran kelenjar tiroid dan penekanan jalan nafas sehingga
terjadi suara serak sampai sesak nafas. Sedangkan pada bayi dan anak-anak akibat
yang ditimbulkan justru lebih serius, yakni pertumbuhan terhambat (cretinism)
atau kerdil, penurunan potensi tingkat kecerdasan (penurunan intelligence
Quotient = IQ), dan gangguan bicara serta tuli.
Menurut WHO (2001), dampak yang ditimbulkan GAKY cukup luas, mulai pada
janin sampai dewasa. (Rusilanti dan Mutiara Dahlia, 2010)
1. Pada Fetus
Abortus
Steel birth (lahir mati)
Kelainan kematian perinatal
Kretin neurologi (keterbelakangan mental, bisu, tuli, mata juling,
lumpuh spastic pada kedua tungkai)
Kretin Myxedematosa (keterbelakangan mental, kerdil)
Hambatan psikomotor (Rusilanti dan Mutiara Dahlia, 2010)
2. Pada Neonatal
Hipotiroid
Gondok neonatal
Penurunan IQ
Rentan terhadap radiasi (Rusilanti dan Mutiara Dahlia, 2010)
3. Pada Anak dan Remaja
Juvenile hypothyroidism
Gondok gangguan fungsi mental
Kretin Myxedematosa dan Neurologi (Rusilanti dan Mutiara Dahlia,
2010)
4. Pada Dewasa
Gondok dan segala komplikasinya
Hipotiroid
Gangguan fungsi mental (Rusilanti dan Mutiara Dahlia, 2010)
Fredy M.K. 1999. Analisis Spacial GAKY Pada Anak-anak SD/MI di Indonesia.
Thesis IPB.
Gin Djing, Oei. 2006. Terapi Pijat Telinga. Jakarta: Penebar Plus.
Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2015. Situasi dan Analisis
Penyakit Tiroid.
Rusilanti dan Mutiara Dahlia. 2010. Menu Sehat untuk Kecerdasan Balita.
Jakarta: Agro Media.
Werner, David. 2010. Apa yang Anda Kerjakan Bila Tidak Ada Dokter.
Yogyakarta: ANDI.
WHO. 1996. Trace Element in Human Nutrition and Health. World health
Organization, Geneva.
Yusuf HKM, et al. 2008. Iodine deficiency disorders in Bangladesh, 2004-05: ten
years of iodized salt intervention brings remarkable achievement in
lowering goitre and iodine deficiency among children and women. Asia
Pasific J Clin Nutr.