Anda di halaman 1dari 41

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

OLEH

NAMA : DOLFIANUS BENI DJAWA, S. Pt

NIM : 213128764872

SEKOLAH : SMK NEGERI PERBATASAN LAMAKNEN SELATAN

PENDIDIKAN PROFESI GURU

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2021
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMK Negeri Perbatasan Lamaknen Selatan
Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Pakan Ternak
Kelas : X
Materi Pokok : Pengawetan Hijauan Pakan Ternak

Alokasi Waktu : 1 x pertemuan ( 2 JP @ 30 menit )


Pertemuan : 10 (Dua)
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), responsif dan produktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional
dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Agribisnis Ternak pada
tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional,
dan internasional.
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Agribisnis
Ternak. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang
terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas langsung. Menunjukkan
keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan
gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Mata Pelajaran : Dasar – Dasar Pakan Ternak


No. Kompetensi Dasar No. Indikator
3.10. Menerapkan pengawetan 3.10.1 Menjelaskan tujuan dari pengawetan
hijauan pakan ternak
hijauan pakan ternak.
Menjelaskan Prinsip pengawetan hijauan
3.10.2
pakan ternak

3.10.3
Menentukan metode pengawetan hijauan
pakan ternak
3.10.4
Menganalisis proses pengawetan hijauan
pakan ternak

4.10. Melakukan pengawetan hijauan 4.10.1 Menentukan alat dan bahan yang
dibutuhkan untuk pengawetan hijauan
pakan ternak.
pakan ternak
4.10.2
Mendemonstrasikan pengawetan hijauan
pakan ternak
4.10.3
Mengevaluasi hasil demonstrasi
pengawetan hijauan pakan ternak

Karakter: Ketelitian, Kerjasama, Tanggungjawab

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan mengunakan metode dan
model pembelajaran Problem Based Learning peserta didik dapat memahami dan memiliki
kemampuan sebagai berikut :
 Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai, peserta didik
mampu menjelaskan tujuan pengawetan hijauan pakan ternak dengan baik dan benar
 Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai , peserta
didik mampu menjelaskan prinsip pengawetan hijauan pakan ternak dengan baik dan
benar
 Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai, peserta didik
mampu menentukan metode pengawetan hijauan pakan ternak dengan baik dan benar
 Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai, peserta didik
mampu menganalisis proses pengawetan hijauan pakan ternak dengan baik dan benar
 Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai, peserta didik
mampu menentukan alat dan bahan pengawetan hijauan pakan ternak dengan baik dan
benar
 Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai, peserta didik
mampu mendemonstrasikan pengawetan hijauan pakan ternak dengan baik dan benar
 Setelah berdiskusi, mendemonstrasikan dan menggali informasi dari sumber belajar yang
dipakai, peserta didik mampu mengevaluasi hasil demontrasi pengawetan hijauan pakan
ternak dengan baik dan benar

D. Materi Pembelajaran
1 Fakta
Pada musim kemarau ternak ruminansia mengalami kesulitan hijauan pakan ternak
2. Konsep
Pengawetan hijauan pakan ternak adalah solusi yang diambil untuk mengatasi kesulitan
pakan pada musim kemarau
3. Prinsip pengawetan hijauan pakan ternak silase
Mempercepat terjadinya kondisi anaerob dan suasana asam dengan proses “ ensilase “.
Dalam prose ensilase akan dihasilkan asam laktat yang kemudian akan membuat kondisi
hijauan makanan ternak didalam silo menjadi bersifat asam dan menjadi awet, karena
semua mikrobia termasuk mikrobia pembusuk akan mati. Proses ensilase akan berakhir
setelah suasana menjadi asam ( PH kurang dari 4,2 )
4. Prosedur
 Jenis – jenis pengawetan hijauan pakan ternak
 Metode – metode dalam pengawetan hijauan pakan ternak
 Tahapan – tahapan dalam pengawetan hijauan pakan ternak

Materi Pembelajaran

a. Tujuan Pengawetan Hijauan Pakan Ternak


b. Prinsip pengawetan hijauan pakan ternak
c. Metode Pengawetan Hijauan Pakan Ternak
d. Prinsip pengawetan hijauan pakan ternak
e. Kriteria hasil pengawetan Hijauan pakan yang baik

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : TPACK
Model Pembelajaran : Problem based learning
Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya Jawab, diskusi, demonstrasi

F. Media Pembelajaran, Alat, Bahan, dan Sumber Belajar


Media : - Laptop
- Gambar bahan ajar
- Bahan ajar dalam bentuk word

Alat :- Alat tulis


- Timbangan
- Silo (plastik)
- Terpal plastik
Bahan : - Hijauan pakan (rumput lapangan)
- Bahan additif (dedak padi)
- Tali rafia

Sumber belajar
- Catur Priyo N. Agribisnis Ternak Ruminansia Jilid 2. Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan,Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
- Buku Teks Siswa (Dasar-dasar Pakan Ternak. Direktorat Pembinaan Sekolah Kejuruan,
Jakarta).
- Farm peternakan
- Internet

G. Langkah-langkah Pembelajaran

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI


WAKTU
Guru Peserta Didik

Pendahuluan a. Guru memberi salam, berdoa dan a. Peserta didik menjawab salam, 10 menit
mengecek kehadiran siswa. berdoa dan memberikan
informasi tentang kehadiran
peserta didik
b. Peserta didik menanggapi
b. Guru memberi apersepsi kepada Pertanyaan guru berdasrkan
peserta didik dengan memberikan dalam kehidupan sehari-hari
pertanyaan tentang materi
pengawetan pakan hijauan ternak
berdasarkan pengalaman peserta
didik.
c. Guru memotivasi peserta didik
c. Peserta didik menanggapi
dengan mengaitkan materi yang
dengan menceritakan tentang
akan dipelajari.
yang ada disekitar tempat
tinggalnya.
d. Guru menyampaikan tujuan
d. Peserta didik mencermati tujuan
pembelajaran dan kompetensi
pembelajaran dan kompetensi
yang akan dicapai
yang harus dicapai
e. Menyampaikan metode
e. Peserta didik mencermati
pembelajaran
metode yang akan digunakan
Inti 1. Orientasi peserta didik 1. Orientasi pesrta didik 30 menit
pada masalah pada masalah
Guru menyampaiakn - Peserta didk mendengarkan
permasalahan terhadap penyampaian permasalahan dari
peserta didik tentang guru dengan seksama
kesulitan mendapatkan
hijauan pakan ternak pada
musim kemarau

2. Mengorganisasikan
2. Mengorganisasikan peserta
peserta didik untuk
didik untuk belajar
belajar
- Guru membagi siswa dalam
- Peserta didik membentuk
beberapa kelompok heterogen
kelompok sesuai petunjuk guru
untuk berdiskusi berkaitan
untuk melakukan diskusi
dengan masalah yang
berdasarkan masalah yang
disampaikan
disampaikan
- Guru membagikan lembar kerja
- Peserta didik menerima lembar
siswa dan menyuruh siswa
kerja siswa dan mengerjakan
berdiskusi dan mengerjakan
tugas berdasarkan lembar kerja
tugas diskusi berdasarkan
yang dibagikan
lembar kerja siswa yang
dibagikan
3. Membimbing penyelidikan 3. Membimbing
individu maupun kelompok penyelidikan individu
- Membantu / menanyakan siswa maupun kelompok
apabila mengalami kesulitan - Peserta didik menanyakan
kesulitan yang dialami

4. Mengembangkan dan 4. Mengembangkan dan


menyajikan hasil karya menyajikan hasil karya
- Siswa mempresentasikan hasil

- Guru meminta siswa untuk diskusi dan menyajikan

melakukan presentase hasil pemecahan masalah tentang

diskusi ( Kognitif / pengetahuan ) kekurangan hijauan pakan

- Guru mendampingi siswa dalam pada musim kemarau (

melakukan demonstrasi Kognitif / pengetahuan )

pengawetan hijauan pakan ternak - Siswa melakukan demonstrasi

dengan metode silase ( motorik / pengawetan hijauan pakan

ketrampilan ) ternak dengan metode silase

- dengan bepegangan pada


Lembar kerja siswa (praktek)
yang memuat langkah –
langkah kerja pembuatan
pengawetan hijauan pakan
ternak dengan metode silase (
Motorik / ketrampilan )

5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses - Peserta didik menarik
pemecahan masalah kesimpulan dari hasil
presentase dan demonstrasi
- Mengevaluasi hasil diskusi, hasil pembuatan hijauan pakan
praktek siswa dan memberikan - Menyimak penjelasan guru
apresiasi
- Memberikan penguatan materi
dari hasil presentasi dan
demonstrasi pengawetan hijauan
pakan ternak

Penutup Rangkuman,refleksi, tes dan Rangkuman,refleksi, tes dan 10 menit


tindak lanjut tindak lanjut

a. Guru memberikan penguatan a. Peserta didik menanamkan


materi tentang cara pengawetan konsep penguatan materi yang
hijauan diberikan
b. Guru mengevaluasi pencapaian b. Peserta didik menjawab
kompetensi peserta didik secara pertanyaan yang diberikan
lisan (pertanyaan terlampir) c. Peserta didik menanggapi
c. Guru memotivasi peserta didik dengan memperhatikan proses
agar memperhatikan cara bagaimana cara pengawetan
pengawetan hijauan pakan hijauan pakan
d. Guru memberikan gambaran d. Peserta didik mencermati materi
materi yang akan dipelajari pada yang akan dipelajari pada
pertemuan yang akan datang pertemuan berikutnya
e. Menutup pertemuan dengan e. Peserta didik menjawab salam
mengucapkan salam
H. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Penilaian Pengetahuan
2. Penilaian Keterampilan
3. Penilaian sikap :Ketelitian, Kerjasama dan Tanggung Jawab

No. Kompetensi Teknik Penilaian Instrumen Penilaian

1. Pengetahuan Ujian Tulis Lembar soal uraian

3.1 Menerapkan pengawetan hijauan


pakan ternak.

2. Keterampilan Unjuk kerja Lembar kerja

4.1 Melakukan pengawetan bahan


pakan

Atambua, agustus 2021


Mengetahui
Kepala SMK Negeri
perbatasan Lamaknen selatan Guru Mata Pelajaran

Yosef Mau, S.Pd Dolfianus Beni Djawa, S.Pt


196704202006041010 NIP. 198103312010011018

Bahan Ajar Pengawetan Hijauan Pakan Ternak Berbasis Masalah ( PBL )

Kehidupan ternak tidak dapat lepas dari pemenuhan kebutuhan pakannya. Secara alami
pakan ternak telah tersedia di alam bebas, dan manusia dapat memanfaatkannya dengan leluasa.
Namun demikian sesuai dengan karakteristik kondisi alamnya, pada saat musim hujan
kita dapat langsung mengambil dan memanfaatkan pakan ternak yang tersedia di alam
bebas secara melimpah, sedangkan pada musim kemarau kita dihadapkan pada kondisi
pakan ternak yang persediaannya di alam bebas sangat terbatas, sehingga tidak dapat
memberikan pakan kepada ternaknya sebagaimana mestinya (Permasalahan : kekurangan
pakan hijauan pada musim kemarau )

Dengan pengetahuan yang telah dikaruniakan-Nya, manusia dapat memanfaatkan


sumberdaya alam yang ada secara optimal dan melakukan upaya agar pakan dapat tersedia
sepanjang waktu dalam jumlah yang cukup dan berkualitas. Upaya yang dimaksud adalah
melalui pengawetan hijauan pakan ternak. Untuk melakukan pengawetan pakan ternak dituntut
upaya yang sungguh – sungguh, kreatif, ulet, teliti, bertanggung jawab dan pantang menyerah.
Pengawetan hijauan pakan ternak dapat dilakukan melalui pembuatan Hay (awetan
hijauan kering) dan Silase (awetan hijauan segar). Tujuan Pengawetan Hijauan Pakan
Ternak adalah :
1. Mengatasi kekurangan pakan ternak pada saat penceklik/kemarau
2. Memperpanjang daya simpan pakan ternak
3. Meningkatkan kualitas pakan ternak ( Solusi untuk mengatasi kekurangan hijauan
pakan di musim kemarau )
Pada prinsipnya pengawetan ini dilakukan dengan menghilangkan media yang cocok bagi
pertumbuhan mikro-oranisme pembusuk, jamur, kapang dan lain – lain yang dapat merusakkan
bahan makanan yang disimpan, dengan jalan mengeringkan pada tingkat tertentu ataupun
menambahkan bahan – bahan pengawet dan lainnya.

Hay

1. Pengertian Hay.

Pembuatan hay merupakan salah satu cara pengawetan HPT yang sederhana dan
telah populer dikalangan peternak Indonesia. Hay adalah hijauan makanan ternak
yang sengaja dipotong dan dikeringkan agar bisa diberikan kepada ternak pada
kesempatan yang lain. Pengertian hay yang lain adalah tanaman hijauan pakan
ternak, berupa rumput-rumputan/leguminosa yang disimpan dalam bentuk kering
dengan kadar air 15 -20%. Namun kadar air hay yang baik adalah 15-16%, dalam
kondisi ini hijauan pakan tidak akan membusuk bila disimpan. Bila penjemuran
dilakukan dengan sinar matahari, caranya setelah HPT dipotong, langsung
dijemur dengan cara menebar di lantai jemur atau pada rak-rak penjemuran, setiap
2 jam sekali dibalik. Kegiatan penjemuran dilakukan antara 3 – 4 hari. Pembuatan
hay biasanya dilakukan pada akhir bulan Maret pada saat surplus produksi
hijauan pakan, dan panas matahari cukup

Prinsip dari pengeringan yaitu menurunkan kandungan air sehingga aman untuk
disimpan dalam arti dapat menghentikan/menghambat aktivitas dari tumbuhan itu
sendiri dan enzim dari mikrobia yang terdapat di dalamnya sehingga aman untuk
disimpan. Hay merupakan metode konservasi yang banyak dilakukan (mencapai
20% dari total produksi hijauan di negara maju) dengan pengelolaan yang relatif
sederhana dan mudah dilakukan.

2. Tujuan Pembuatan Hay


Pembuatan hay bertujuan untuk:
a) menyeragamkan waktu panen agar tidak menganggu pertumbuhan pada
periode berikutnya, sebab tanaman yang seragam akan memiliki daya cerna
yang lebih tinggi
b) agar tanaman hijauan (pada waktu panen yang berlebihan) dapat disimpan
untuk jangka waktu tertentu sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam
mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau.

3. Metode Pembuatan Hay


Pembuatan hay dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain metode
hamparan dan metode pod.
a) Metoda hamparan, merupakan metode sederhana, dilakukan dengan cara
menghamparkan hijauan yang sudah dipotong di lapangan terbuka di bawah
sinar matahari. Setiap hari hamparan dibolak balik hingga kering. Hay yang
dibuat dengan cara ini biasanya memiliki kadar air 20-30% dengan tanda
warna kecoklat-coklatan.

4. Peralatan dan Bahan Pembuatan Hay


a) Peralatan yang digunakan :

 Sabit rumput/mesin pemanen rumput.


 Pelataran untuk menjemur rumput dan rak untuk menghamparkan rumput
yang akan dikeringkan.
 Alat pengukur kandungan air (Delmhorst digital hay meter and bale
sensor).
 Tali untuk mengikat hay yang sudah kering.
 Gudang untuk menyimpan hay.
b) Bahan yang diperlukan :
Hijauan yang berbatang halus, sehingga mudah dikeringkan.

5. Proses pembuatan hay :


a) Sabit/potong hijauan di kebun rumput!

b) Lakukan penimbangan berat hijauan yang diperoleh!


c) Lakukan pengeringan rumput dengan sinar matahari di lantai jemur! Apabila
penjemuran dilakukan menggunakan para-para yang mendatar atau miring,
hijauan hendaknya dibalik tiap 2 jam. Lama pengeringan tergantung
tercapainya kandungan air, yaitu 12-20% (kira – kira 1-3 hari).
d) Lakukan pengukuran kandungan air hay dengan menggunakan alat pengukur
kandungan air!

9
e) Jika hay sudah jadi, buatlah hay dalam bentuk gulungan –gulungan dan diikat
menggunakan tali rafia.
f) Simpan hay di dalam gudang penyimpanan.
g) Lakukan pengontrolan secara periodik untuk mengetahui kualitas hay dalam
penyimpanan.
6. Kualitas Hay
a. Ciri – ciri Hay yang berkualitas

Hay yang berkualiatas baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

 Warna hijau mengkilau/ kekuning-kuningan.


 Daun-daunnya masih utuh, tidak banyak banyak yang rusak, bentuk
hijauan masih tetap utuh dan jelas, tidak terlalu kering sebab akan mudah
patah Lemas, mudah dibengkokan.
 Rasio daun lebih banyak, batang lebih sedikt.
 Tidak kotor dan tidak berjamur.
 Bau harum khas hay
 Nilai gizinya tetap tinggi
 Disukai ternak.
b. Faktor – faktor yang mempengaruhi Kualitas Hay
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai nutrisi hijauan pakan ternak dalam
bentuk kering /hay adalah:

 Kondisi tanah
 Kondisi tanah (kesuburan tanah) akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman hijauan pakan dan akan mempengaruhi kandungan
nutrisinya.

 Species tanaman,
 Setiap spesies tanaman hijauan pakan secara genetik memiliki
kandungan nutrisi yang berbeda – beda.

 Tingkat pertumbuhan tanaman dan waktu pemanenan


 Untuk mendapatkan hay yang berkualitas, hay harus dibuat dari
hijauan yang dipotong pada stadium pertumbuhan yang tepat.

 Banyaknya daun
 Tanaman hijauan pakan yang memiliki daun yang rimbun lebih
berkualitas dibanding dengan tanaman hijauan pakan yang kondisi
daunnya sedikit dan kurus.

 Bentuk fisik
 Tidak banyak daun yang rusak, bentuk hijauan masih tetap utuh
dan jelas, tidak kotor dan tidak berjamur.

 Perubahan kimia dan kehilangan selama pengeringan.


 Hasil pengeringan berkorelasi positif dengan cuaca. pada cuaca
baik akan dihasilkan hay yang baik, tetapi pada cuaca jelek akan
dihasilkan hay yang jelek. Kandungan nutrient dalam hay yang berkualitas
jelek sudah sangat miskin terutama karbohidrat non struktural dan pro
vitamin A. Pada konservasi yang baik sedikit terjadi penurunan kualitas
hijauan pakan.

 Penyimpanan.
 Penyimpanan hay yang dilakukan sebelum cukup kering dapat
dirusak oleh proses pembakaran spontan dan hay yang mengandung kadar
air berlebihan, cenderung berjamur.

 Hai ini tidak baik digunakan sebagai pakan ternak.

c. Penggunaan Hay
Penggunaan hay untuk pakan ternak perlu dibatasi, hal ini karena kualitas hay
tidak akan pernah sama dengan kualitas hijauan segar. Kesetaraan hay
disbanding dengan rumput segar berkisar antara 85 - 90%. Sehingga
pemberian harus dibatasi disamping kualitas menurun dan palatabilitas juga
menurun. Pemberian hay disarankan tidak lebih dari 35% jumlah pakan yang
diberikan, jika lebih dari 35% maka harus ditambah pakan konsentrat untuk
memenuhi kebutuhan gizinya. Jadi idealnya kombinasi hijauan segar, hay dan
konsntrat.

Silase

1. Pengertian Silase

Kekurangan hijauan pakan ternak (dalam keadaan segar) sering kali terjadi dan
dirasakan oleh peternak di Indonesia. Pada kondisi yang demikian peternak
terpaksa memberi pakan pada ternaknya dengan pakan seadanya dengan kualitas
yang rendah, bahkan kuantitasnya juga tidak memenuhi sesuai dengan kebutuhan
ternaknya. Pemberian pakan yang demikian sangat mempengaruhi produktivitas
ternak, terlihat dari lambatnya pertumbuhan atau minimnya peningkatan berat
badan (BB) bahkan sampai mengalami sakit. Pembuatan silase diharapkan dapat
mengatasi permasalahan kekurangan hijauan segar sepanjang waktu, terutama
pada musim kemarau, dengan kualitas nutrisi yang tinggi.

Silase adalah hijauan pakan ternak yang disimpan dalam keadaan segar setelah
mengalami proses ensilase. Sebagai bentuk penyimpanan hijauan pakan ternak
dalam keadaan segar, kadar air hijauan berkisar antara 60-70%. Silase dibuat dan
disimpan dalam suatu tempat yang disebut dengan silo.

Pembuatan silase sebaiknya dilakukan pada saat surplus hijauan, sementara sinar
matahari kurang. Kira – kira bulan Desember – januari.
2. Tujuan Pembuatan Silase
Tujuan pembuatan silase antara lain :

a. Mengantisipasi keterbatasan sumber pakan ternak dimusim


kemarau/paceklik

b. Memanfaatkan kelebihan pakan ternak berupa hijauan yang tersedia sepanjang


musim hujan
c. Mengawetkan dan mengurangi kehilangan zat makanan suatu hijauan untuk
dimanfaatkan pada masa mendatang,
3. Prinsip Pembuatan Silase
Prinsip pembuatan silase adalah menghilangkan udara dengan cepat agar tercapai
suasana anaerob, menghasilkan asam laktat yang membantu menurunkan pH,
mencegah masuknya oksigen ke dalam silo dan menghambat pertumbuhan jamur
dan bakteri pembusuk selama penyimpanan, sehingga hijauan pakan dapat
disimpan dalam keadaan segar dalam waktu yang lama.

Untuk memperoleh suasana an aerob dilakukan dengan cara:

a. Pemadatan bahan silase (hijauan) yang telah dicacah dengan cara ditekan
menggunakan alat atau diinjak-injak. Jika perlu menggunakan mesin vacum

Tempat penyimpanan (silo) harus ditutup rapat, dan dijaga jangan sampai terjadi
kebocoran, jika perlu tumpukan hijauan diberi pemberat beberapa batu besar atau balok
– balok kayu.
b. Mempercepat pembentukan suasana asam dengan cara menambah bahan
pengawet atau bahan tambahan (aditif) secara langsung dan tidak langsung.
Beberapa jenis bahan pengawet secara langsung antara lain:
 Natrium bisulfat
 Sulfur oxida
 Asam chlorida
 Asam sulfat
 Asam propionat
c. Pemberian bahan pengawet / bahan tambahan (aditif) secara tidak langsung
dengan bahan-bahan yang mengandung karbohidrat yang siap diabsorpsi oleh
mikroba, antara lain :

 Molasses : 2,5 kg/100 kg hijauan.


 Onggok : 2,5 kg/100 kg hijauan.
 Tepung jagung : 3,5 kg/100 kg hijauan.
 Dedak halus : 5,0 kg/100 kg hijauan.
 Ampas sagu : 7,0 kg/100 kg hijauan.
Fermentasi terjadi dengan tahapan sebagai berikut: Sebelum sel-sel di dalam
tumbuhan mati atau tidak mendapatkan oksigen, maka mereka melakukan
respirasi untuk membentuk energi yang dibutuhkan dalam aktivitas normalnya.
Respirasi merupakan konversi karbohidrat menjadi energi. Respirasi bermanfaat
untuk menghabiskan oksigen yang terkandung, beberapa saat setelah bahan
dimasukan dalam silo. Setelah oksigen habis, maka proses fermentasi dimulai.

Proses fermentasi menyebabkan penurunan kadar pH sampai dengan pH tertentu


sehingga tidak ada lagi organisme yang dapat hidup dalam silo, artinya silase
dapat menekan proses aktivitas bakteri pembusuk yang akan menurunkan mutu
hijauan sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama sampai tiba waktunya
diberikan kepada ternak. Fermentasi juga dapat meningkatkan nilai gizi bahan
pakan itu sendiri.

Pembuatan silase dibantu oleh mikroorganisme anaerob/hampa udara (air tight)


yang mengubah karbohidrat atau gula tanaman (plant sugars) menjadi asam
laktat. Mikroorganisme / bakteri tersebut dinamakan bakteri asam laktat (BAL).
Bakteri asam laktat tersebut diantaranya adalah Lactobacillus plantarum,
Streptococcus lactis dan jenis fungi seperti Aspergilus niger, Aspergilus oryzue.
Manfaat probiotik sebagai bahan aditif ditunjukkan dengan meningkatnya
ketersediaan lemak dan protein bagi ternak, selain itu probiotik juga
meningkatkan kandungan vitamin B kompleks melalui fermentasi makanan.

Pada dasarnya proses fermentasi dapat berjalan secara alami, namun hasilnya
tidak optimal, karena tercemar bakteri pembusuk. Oleh karena itu perlu ditanam
bakteri fermentasi yang berasal dari biakan murni, agar lebih mampu bersaing
dengan bakteri pembusuk dan silase yang dihasilkan lebih sempurna. Proses
fermentasi juga memerlukan starter untuk merangsang perkembangan bakteri
asam laktat. Starter bisa berupa tetes tebu (molasses) atau gula pasir, atau bahan
lain sebagai sumber karbohidrat yang mudah dicerna.

4. Tahapan – Tahapan yang Terjadi dalam Pembuatan Silase


Proses fermentasi pada bahan organik disebut ensiling atau ensilase. Ensiling
merupakan metode pengawetan pakan ternak secara langsung melalui proses
fermentasi asam laktat secara anaerob. Fermentasi asam laktat akan
mengoksidasi WSC (karbohidrat mudah larut) menghasilkan asam laktat dan
sedikit asam asetat. Karena BAL memproduksi asam laktat dan asam asetat, pH
pada bahan organik akan turun, dan dapat menghambat aktivitas mikroorganisme
yang tidak diinginkan.

Setelah bahan organik dimasukkan, dipadatkan dan dikeluarkan udaranya


(anaerob) maka akan terjadi 4 proses, yaitu

a. Phase I (tahap aerob)


Tujuan utama yang harus tercapai pada fase ini adalah memaksimumkan
pencegahan masuknya udara (oksigen) ke dalam silo sehingga keadaan
anaerob secepatnya dapat tercapai. Pada tahap ini hanya memerlukan waktu
beberapa jam, oksigen yang keluar akibat proses respirasi tanaman /bahan
semakin lama semakin berkurang karena dimanfaatkan oleh organisme
fakultatif aerob, seperti yeast/ragi dan Enterobakteria.

b. Phase II (tahap fermentasi)


Phase ini dimulai ketika bahan ensiling menjadi anaerob, yang berlanjut
beberapa hari dan beberapa minggu (tergantung bahan ensiling yang
digunakan dan kondisi ensiling itu sendiri). Maka pada tahap inilah akan
dimulai proses fermentasi, dengan dimulai tumbuh dan berkembangnya
bakteri lactic acid. Bakteri tersebut akan menyerap karbohidrat dan
menghasilkan lactic acid sebagai hasil akhirnya.

20

Pertumbuhan asam laktat ini sangat diharapkan, karena disamping bermanfaat


untuk ternak ruminansia juga menurunkan kadar pH di dalam silo (di bawah
5.0). Perkembangan bakteri asam laktat akan menurun akhirnya berhenti.

c. Phase III (tahap setabil)


Pada tahap ini, udara yang mungkin masuk dalam silo sangat kecil. Sebagian
mikroorganisme yang tidak tahan pada kondisi anaerob ini akan menurun
tingkat populasinya.
Beberapa organisme yang tahan pada kondisi asam seperti Clotsridia dan
Baciili yang hidup sebagai spora organik tidak aktif pada kondisi ini. Semakin
menurunnya kadar pH akan merangsang pertumbuhan dan perkembangan
bakteri anaerob lainnya yang memproduksi asam laktat.

Jika pada proses fermentasi ini berhasil mengembangkan atau bakteri asam
laktat telah organik tumbuh/hidup, berarti dapat menurunkan asam lainnya.
Pencapaian akhir kadar pH tergantung dari jenis bahan baku yang diawetkan,
dan kondisi saat dimasukan dalam silo. Hijauan pada umumnya akan
mencapai kadar pH 4,0-4,5. Kadar pH saja tidak dapat mengindikasi baik atau
buruknya proses fermentasi. Hijauan yang mengandung kadar air di atas 70%
akan mengalami proses berlainan, dimana bakteri penghasil asam laktat tidak
tumbuh dan berkembang dengan baik. Bakteri anaerob (Clotstrida) ini akan
memproduksi asam butirat (butyric acid) bukan asam laktat (lactic acid), yang
akan menyebabkan bahan organik terasa asam. Hal ini terjadi karena pH
dalam bahan masih di atas 5.0.

d. Phase IV (tahap kerugian aerobic)


Proses ini dimulai setelah bahan organik hasil fermentasi terkena udara.
Selama bahan organik dikeluarkan, kerugian ini tidak dapat dihindari karena
memungkinkan dirusak oleh mahluk lain seperti tikus/burung. Kerugian dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu: penurunan tingkat asam organik oleh yeast dan
kadang-kadang oleh BAL sendiri. Hal ini menyebabkan pH kembali
meningkat sehingga kerugian tahap kedua dimulai, terkait dengan peningkatan
suhu.

Kerugian aerobic terjadi hampir pada semua hasil fermentasi bahan organik
yang terbuka/terkena udara. Namun tingkat kerusakan tergantung pada jumlah
dan aktivitas mikroorganisme dalam bahan organik.

5. Tempat Penyimpanan Silase


Pembuatan silase dilakukan di dalam silo. Silo adalah tempat penyimpanan
hijauan pakan ternak yang dapat dibuat di dalam tanah ataupun di atas tanah.
Bahan pembuatan silo pada umumnya dapat terbuat dari tanah, beton, baja, papan,
bilik bambu, bahkan dari kantong atau karung plastik.

h) Jenis – Jenis Silo


Berdasarkan bentuknya silo dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:

 Tower Silo
 Adalah silo yang berbentuk bangunan silender, tegak seperti
menara, dan dapat terbuat dari besi atau beton.

 Gambar 4. Tower silo

 Pit Silo (Silo Berbentuk Sumur)


 Silo ini dibentuk ditempat yang kering, agar tidak mudah
kebanjiran atau adanya rembesan air tanah. Diameter silo dibuat agak
lebar, untuk memudahkan pengisian dan pengeluaran hijauan yang
disimpan.

 Gambar 5. Pit silo


 Trence Silo (Parit Memanjang Di Tanah)
 Silo ini dibuat berbentuk parit memanjang dibawah permukaan
tanah dan pada umumnya berdinding miring, lantai diperkuat dengan bata
atau batako, demikian pula dindingnya.

 Gambar 6. Trence silo

 Stack Silo (Silo Berdinding Belahan Papan/Pagar Papan)


Cara ini kurang dianjurkan, karena masih terjadinya kontak udara luar,
sehingga kualitas silase kurang baik. Untuk meningkatkan kualitas silase,
maka silo ini perlu ditutup rapat dengan plastik sebelum hijauan
dimasukkan ke dalam.

 Gambar 7. Stack silo

 Silo Kantong Plastik


Silo plastik (bag silo) merupakan modifikasi dari jenis – jenis silo yang ada.
Silo plastic relative fleksibel, dapat dibuat dalam bentuk besar maupun
kecil disesuaikan dengan jumlah hijauannya. Apabila bahan silase yang
akan dibuat jumlahnya sedikit, proses pembuatan silase dapat dilakukan
di dalam kantong plastik. Silo sederhana ini bagian dalamnya terbuat dari
kantung plastik dan bagian luarnya karung plastik.

 Gambar 8. Silo Plastik

6. Proses Pembuatan Silase


Proses pembuatan silase dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

 Hijauan dipanen pada saat pertumbuhan vegetatif menjelang generatif,


dengan cara dipotong dengan menggunakan sabit atau alat yang lain,
 Hijauan dikumpulkan, dan diangkut ke tempat dekat dengan silo.
 Sebelum dibuat silase, hijauan diangin-anginkan terlebih dahulu,
kemudian dipotong-potong (dicacah) menggunakan alat coper, dengan
ukuran 3-5 cm.
 Hijauan yang telah dipotong-potong (dicacah) ditambah atau dicampur
dengan salah satu atau gabungan beberapa bahan pengawet (seperti : tetes,
dedak, menir, tepung jagung, atau bahan pengawet lainnya) dengan
perbandingan tertentu. Kemudian diaduk / dicampur sampai rata.
 Saran penggunaan bahan pengawet dengan beberapa alternatif sebagai
berikut:
o Menggunakan tetes, dengan perbandingan 3 kg tetes per 100 kg
hijauan.
o Menggunakan dedak halus, dengan perbandingan 5-6 kg per 100 kg
hijauan.
o Menggunakan tepung jagung, dengan perbandingan 3 kg per 100 kg
hijauan
o Menggunakan menir, dengan perbandingan 3,5 kg per 100 kg hijauan
pakan ternak.
 Setelah dicampur rata selanjutnya dimasukkan kantong plastik sambil
dipadatkan untuk meminimalisir sisa udara di dalam kantong plastik. Jika
perlu menggunakan alat vacum untuk menyedot / mengisap udara yang
ada di dalam plastik.
 Kantong platik yang sudah berisi bahan silase dalam keadaan padat dan
relatif kedap udara, selanjutnya diikat dengan tali rafia sampai kencang
hingga tidak mungkin lagi udara dari luar masuk ke dalam kantong plastik.
 Kemudian disimpan di tempat yang ternaungi dari sinar matahari secara
langsung.
 Silase sudah jadi setelah berlangsung selama 3 – 4 minggu, kemudian
silase dapat dibongkar dan diangin – anginkan sebelum diberikan kepada
ternak.
7. Keuntungan dan Kerugian Pembuatan Silase
a. Keuntungan Pembuatan Silase

 Bila ensilase berjalan dengan baik, maka akan menghasilkan bahan pakan
yang berkualitas tinggi. Silase mempunyai keistimewaan yaitu kadar
airnya tinggi.
 Menghasilkan hijauan pakan per satuan luas yang lebih banyak.
 Tidak “sangat” tergantung pada cuaca.
 Tidak terjadi kebakaran spontan.
 Tidak terdapat parasit.
 Sedikit terjadi kehilangan zat makanan
b. Kerugian Pembuatan Silase
 Memerlukan banyak tenaga dan biaya.
 Kegagalan ensilase. Jika pembuatan silase kurang sempurna, diantaranya
masih terdapat udara di dalam silo, tercemar bakteri pembusuk atau jamur,
dapat menyebabkan kegagalan proses ensilase sehingga silase yang
dihasilkan kurang baik, banyak bagian silase yang menggumpal, berjamur
bahkan terjadi pembusukan.
c. Kualitas Silase
Kualitas dan nilai nutrisi fermentasi bahan organik dipengaruhi oleh sejumlah
faktor seperti spesies tanaman, fase pertumbuhan, dan kandungan bahan kering
saat panen serta mikroorganisme yang terlibat dalam proses tersebut. Proses
pembuatan silase akan berjalan optimal pada kisaran suhu 27°–35°C. Kualitas
silase yang baik dapat diidentifikasi secara organoleptik, dengan ciri – ciri sebagai
berikut:

 pH sekitar 4
 Kandungan air 60 – 70%
 Berwarna kehijau- hijauan
 Bau segar, tidak berbau busuk
 Disukai ternak
 Tidak berjamur
 Tidak berlendir
 Tekstur tetap baik, tidak menggumpal

Tahapan pembuatan silase dapat dilihat pada alur proses berikut ini:
Gambar. 9 : Alur Proses Pembuatan Silase

d. Penggunaan Silase
Penggunaan silase untuk pakan ternak perlu dibatasi. Pemberian silase dibatasi
maksimum 30% dati total pakan yang diberikan, hal ini disebabkan silase sifatnya
asam, sehingga dapat menyebabkan sapi diare. Idealnya pemberian pakan adalah
kombinasi dari hijauan segar, silase dan konsntrat. Nilai kesetaraan nutrisi silase
(murni tanpa bahan tambahan) setara dengan 90% hijaun segar.

LEMBARAN KERJA PESERTA DIDIK


PENGAWETAN HIJAUAN PAKAN TERNAK
RUMUNANSIA

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. ……………………………………..
2. ……………………………………..
3. ……………………………………..
4. ……………………………………..
5. ……………………………………..
6. ………………………………………

KELAS : X. AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.10. Menerapkan pengawetan 3.10.1 Menjelaskan tujuan dari
pengawetan hijauan pakan ternak
hijauan pakan ternak.

3.10.2 Menjelaskan Prinsip pengawetan


hijauan pakan ternak

3.10.3 Menentukan metode pengawetan


hijauan pakan ternak

3.10.4 Menganalisis proses pengawetan


hijauan pakan ternak
4.10. Melakukan pengawetan hijauan 4.10.1 Menentukan alat dan bahan yang
dibutuhkan untuk pengawetan hijauan
pakan ternak
pakan ternak

4.10.2 Mendemonstrasikan pengawetan


hijauan pakan ternak
4.10.3Mengevaluasi hasil demonstrasi
pengawetan hijauan pakan ternak

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan mengunakan metode
dan model pembelajaran Problem Based Learning peserta didik dapat memahami dan memiliki
kemampuan sebagai berikut :

 Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai, peserta
didik mampu menjelaskan tujuan pengawetan hijauan pakan ternak dengan baik dan
benar
 Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai , peserta
didik mampu menjelaskan prinsip pengawetan hijauan pakan ternak dengan baik dan
benar
 Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai, peserta
didik mampu menentukan metode pengawetan hijauan pakan ternak dengan baik dan
benar
 Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai, peserta
didik mampu menganalisis proses pengawetan hijauan pakan ternak dengan baik dan
benar
 Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai, peserta
didik mampu menentukan alat dan bahan pengawetan hijauan pakan ternak dengan
baik dan benar
 Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai, peserta
didik mampu mendemonstrasikan pengawetan hijauan pakan ternak dengan baik dan
benar
 Setelah berdiskusi, mendemonstrasikan dan menggali informasi dari sumber belajar yang
dipakai, peserta didik mampu mengevaluasi hasil demontrasi pengawetan hijauan
pakan ternak dengan baik dan benar

B. Petunjuk
1. Tulislah nama anggota kelompok pada tempat yang sudah disediakan!
2. Bacalah perintah di bawah ini dengan seksama!
3. Ikuti langkah-langkah yang diperintahkan!
4. Jika terdapat perbedaan jawaban, buatlah kesepakatan untuk menentukan jawaban
yang paling tepat!
5. Presentasi kelompok!
6. Dikumpulkan

PETA KONSEP

PENGAWETAN HIJAUAN
PAKAN TERNAK
JENIS-JENIS TUJUAN PENGAWETAN PRINSIP PROSE
PENGAWETAN PAKAN PENGAWETAN PENGAW
PAKAN PAKAN PAKAN

 SIAPKAN
 HAI  KEADAAN HAMPA  RUMPU
 PEMBERIAN HIJAUAN
 SILASE UDARA (ANAEROB) PAKAI M
SEBAGAI PAKAN
 AMONIASI  TERBENTUK SUASANA COPPER
TERNAK DAPAT
JERAMI ASAM DALAM  CAMPU
BERLANGSUNG
PENYIMPANAN DENGAN
SECARA MERAT
MERATA
SEPANJANG TAHUN
 TABURK
 UNTUK MENGATASI
 MASUK
KEKURANGAN PAKAN
 TUTUP
DIMUSIM PACEKLIK
BENAR-
KARENA
ADALAH
 SIMPAN
AMATILAH
DI SAMP

GAMBAR A

MUSIM KEMA
GAMBAR B

PENGAWETAN
HIJAUAN PAKAN TERNAK
1. Orientasi Peserta Didik Pada Masalah;
a. Amatilah gambar A !
b. Setelah mengamati gambar di atas tulislah rumusan masalah yang anda temukan
pada gambar di atas dalam kotak di bawah ini

2. Mengorganisasikan Peserta Didik Untuk Belajar;


a. Bekerjalah dalam kelompok yang telah ditentukan oleh guru
b. Peserta didik memerima LKPD dari guru
c. Diskukikanlah dalam kelompok mengenai rumusan masalah dalam gambar di atas
d. Carilah literature dengan membaca buku agribisnsi ternak ruminansia, dan
informasi dari internet untuk membantu menemukan rumusan masalah dalam LKPD

3. Membimbing Penyelidikan Individu Maupun Kelompok;


a. Peserta didik melakukan penyelidikan dalam kelompok (pengamatan gambar, studi
literatur)
b. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut untuk membantu menemukan jawaban
rumusan masalah
1. Mengapa ternak ruminansia kesulitan mendapatkan hijauan pakan dimusim
kemarau? Berikan alasanmu berkaitan dengan keadaan gambar A diatas!
2. Jelaskan cara apa yang harus diambil peternak pada saat kesulitan pakan pada
musim kemarau ? Berikan alasanmu berdasrakan pengamatan gambar B!

3. Berdasarkan pengamatan pada gambar A dan B,buatlah kesimpulan menurut


pendapatmu!

4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya; (Sincronus)

a. Pesentasikalah hasil diskusi anda mengenai rumusan masalah yang telah anda
temukan
b. Kelompok lain menyimak dan memberi tanggapan atas jawaban kelompok yang
memepersetasikan hasil diskusinya

5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah; (Sincronus)


a. Buatlah kesimpulan mengenai pengawetan hijauan pakan hijauan pakan
ternak

b. Bagaimana pendapatmu mengenai proses pemecahan masalah oleh


kelompokmu

c. Jawablah rumusan masalah secara tepat

D. Pertanyaan ( Tugas Rumah)

Setelah anda mengikuti proses pembelajaran jawaban pertanyaan-pertanyaan dibawah


ini di rumah secara individu dan kumpulakan jawabannya memalui WA grup paling
lambat besok sore pukul 16.00 Wita dan tulislah jawabannya pada kolom di bawah ini.

1. Mengapa perlu melakukan pengawetan hijauan pakan ternak?


2. Jelaskan kriteria hasil pengawetan hijauan pakan ternak yang baik!

3. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan ternak ruminansia pada musim


kemarau jika tidak melakukan pengawetan hijauan pakan ternak?

Instrumen Penilaian

A. Instrumen dan Rubrik Penilaian Sikap

Tanggung
No. Nama Siswa Disiplin Teliti Santun
Jawab

1.

2.

3.
4.

5.

Dst

Keterangan:
4=jika empat indikator terlihat.
3=jika tiga indikator terlihat.
2=jika dua indikator terlihat
1=jika satu indikator terlihat

Rubrik Penilaian Sikap


1. Disiplin
a. Tertib mengikuti instruksi
b. Mengerjakan tugas tepat waktu
c. Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta
d. Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusif

2. Teliti
a. Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan serius
b. Tidak terpengaruh oleh teman sekitar yang mengganggu
c. Mengerjakan kegiatan sampai tuntas
d. Teliti dalam melakukan kegiatan baik di kelas maupun di lapangan

3. Tanggung Jawab
a. Pelaksanaan tugas piket secara teratur
b. Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
c. Mengajukan usul pemecahan masalah
d. Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan

4. Santun
a. Berinteraksi dengan teman secara ramah
b. Berkomunikasi dengan bahasa yang tidak menyinggung perasaan
c. Menggunakan bahasa tubuh yang bersahabat
d. Berperilaku sopan
B. Instrumen Penilaian Pengetahuan

a. Kisi-kisi soal pengetahuan

Bentuk tes/ Cognitif


Kompetensi Dasar IPK Indikator Soal
Jenis Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6
Menerapkan Menjelaskan tujuan dari Peserta didik dapat menjelaskan Tes tulis/ √ - -
pengawetan hijauan pengawetan hijauan pakan tujuan pengawetan hijauan pakan Soal uraian
pakan ternak. ternak ternak dengan
Menjelaskan Prinsip Peserta didik dapat menjelaskan

pengawetan hijauan pakan prinsip pengawetan hijauan pakan
ternak ternak
Menentukan metode Peserta didik dapat menentukan √
pengawetan hijauan pakan metode pengawetan hijauan pakan
ternak ternak
Menganalisis proses Peserta didik dapat menganalisis √
pengawetan hijauan pakan proses pengawetan hijauan pakan
ternak ternak

Soal, Kunci Jawaban dan Rubrik Penilaian Pengetahuan

No. Soal Kunci Jawaban Rubrik Penilaian


1. Jelaskan jenis - jenis pengawetan hijauan pakan Jenis – jenis pengawetan hijauan pakan Nilai 4 : jika menjawab benar dan
lengkap
ternak ! ternak
Nilai 3 : jika menjawab benar tetapi
tidak lengkap
- Silase
Nilai 2 : jika menjawab tetapi
- Hay jawabannya salah
- Amoniasi jerami Nilai 1 : jika tidak menjawab
- Fermentasi jerami
-
2. Indonesia merupakan negara tropis dengan 2 musim Cara mengantisipasi ketersediaan hijauan Nilai 4 : jika menjawab benar dan
(musim hujan dan musim kemarau). Pada musim rumput sebagai pakan ternak adalah dengan lengkap
Nilai 3 : jika menjawab benar tetapi
hujan produksi hijauan rumput relatif banyak memanfaatkan produksi hijauan rumput tidak lengkap
sementara pada musim kemarau produksi tanaman yang banyak pada musim hujan untuk Nilai 2 : jika menjawab tetapi
relatif rendah dan cenderung mati. Bagaimanakah dimanfaatkan pada musim kemarau. jawabannya salah
Produksi rumput pada musim hujan Nilai 1 : jika tidak menjawab
cara mengantisipasi hal tersebut agar ketersediaan
dimanfaatkan dengan melakukan
hijauan rumput sebagai pakan ternak tetap tersedia.
pengawetan seperti pembuatan silase. Silase
dapat disimpan dalam jangka waktu lama
sehingga dapat dimanfaatkan pada musim
kemarau.
-
3. Jelaskan beberapa metode pengawetan hijauan pakan Metode pengawetan hijauan pakan ternak Nilai 4 : jika menjawab benar dan
ternak ?  Fermentasi merupakan metode lengkap
Nilai 3 : jika menjawab benar tetapi
pengawetan hijauan pakan yang tidak lengkap
dilakukan dengan proses fermentasi Nilai 2 : jika menjawab tetapi
(pemeraman) oleh mikroorganisme jawabannya salah
pemecah serat seperti bakteri asam Nilai 1 : jika tidak menjawab
laktat sehingga dihasilkan produk
yang lebih baik dalam nutrisinya.
 Pengeringan merupakan metode
pengawetan hijauan pakan ternak
yang dilakukan dengan cara kering
dengan tujuan untuk mengurangi
kandungan air pakan sehingga pakan
tersebut dapat awet (tahan lama).

4. Jelaskan prinsip pembuatan silase ? Prinsip pembuatan silase adalah Nilai 4 : jika menjawab benar dan
menciptakan kondisi anaerob (tanpa lengkap
Nilai 3 : jika menjawab benar tetapi
oksigen) di dalam silo sehingga mikroba tidak lengkap
asam laktat dapat tumbuh dan mendegradasi Nilai 2 : jika menjawab tetapi
jawabannya salah
senyawa komplek (serat kasar) menjadi Nilai 1 : jika tidak menjawab
senyawa yang lebih sederhana.

5. Pak Ahmad adalah seorang peternak sapi potong Kualitas silase Nilai 4 : jika menjawab benar dan
yang baru mulai membuat silase untuk pakan  kualitas silase yang dihasilkan Pak lengkap
Nilai 3 : jika menjawab benar tetapi
ternaknya. Silase yang dihasilkan terlihat basah, Ahmad kualitasnya tidak baik. Hal tidak lengkap
warna silase kehitaman dan berjamur dengan bau ini ditandai dengan ciri-ciri fisik Nilai 2 : jika menjawab tetapi
yang tidak sedap. yang terlihat seperti basah, warna jawabannya salah
 Bagaimanakah kualitas silase yang dihasilkan silase kehitaman dan berjamur Nilai 1 : jika tidak menjawab
Pak Ahmad. dengan bau yang tidak sedap. Silase
 Lakukan analisis penyebab sehingga yang baik memiliki kriteria sebagai
dihasilkan silase seperti itu. berikut :
- Warna silase hijau
kecoklatan
- Kandungan air 60 – 70%
- Bau khas fermentasi
- Tidak berbau busuk
- Tidak berjamur
- Tidak berlendir
 Silase yang dihasilkan tersebut tidak
bagus, dapat disebabkan karena
beberapa hal, yaitu :
- Kandungan air terlalu tinggi
- Adanya udara (oksigen) di
dalam silo dapat disebabkan
kurangnya pemadatan
sehingga adanya
pertumbuhan jamur.
C. Instrumen Penilaian Ketrampilan

a. Kisi-kisi soal Keterampilan


Psikomotorik
Kompetensi Dasar IPK Indikator Observasi Bentuk Penilaian
P1 P2 P3 P4
Melakukan pengawetan Menentukan alat dan Peserta didik dapat menentukan Lembar unjuk
hijauan pakan ternak. bahan yang dibutuhkan alat dan bahan yang dibutuhkan kerja
untuk pengawetan hijauan pakan √
untuk pengawetan hijauan
pakan ternak ternak

Mendemonstrasikan Peserta didik dapat


pengawetan hijauan pakan mendemonstrasikan pengawetan √
ternak hijauan pakan ternak √

Mengevaluasi hasil Peserta didik dapat mengevaluasi


demonstrasi pengawetan hasil pengawetan hijauan pakan √
hijauan pakan ternak ternak
b. Rubrik Penilaian Keterampilan

No. Aspek Penilaian Rubrik Penilaian


1. Persiapan alat dan bahan Nilai 3 : jika menjawab 3 aspek penilaian
dilakukan dengan benar
2. Prosedur kerja Nilai 2 : jika menjawab 2 aspek penilaian
3. Kesimpulan hasil uji dilakukan dengan benar
Nilai 1 : jika menjawab 1 aspek penilaian
dilakukan dengan benar

c. Instrumen Pengolahan Nilai Pengetahuan dan Keterampilan

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Anda mungkin juga menyukai