OLEH
NIM : 213128764872
2021
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMK Negeri Perbatasan Lamaknen Selatan
Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Pakan Ternak
Kelas : X
Materi Pokok : Pengawetan Hijauan Pakan Ternak
3.10.3
Menentukan metode pengawetan hijauan
pakan ternak
3.10.4
Menganalisis proses pengawetan hijauan
pakan ternak
4.10. Melakukan pengawetan hijauan 4.10.1 Menentukan alat dan bahan yang
dibutuhkan untuk pengawetan hijauan
pakan ternak.
pakan ternak
4.10.2
Mendemonstrasikan pengawetan hijauan
pakan ternak
4.10.3
Mengevaluasi hasil demonstrasi
pengawetan hijauan pakan ternak
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan mengunakan metode dan
model pembelajaran Problem Based Learning peserta didik dapat memahami dan memiliki
kemampuan sebagai berikut :
Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai, peserta didik
mampu menjelaskan tujuan pengawetan hijauan pakan ternak dengan baik dan benar
Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai , peserta
didik mampu menjelaskan prinsip pengawetan hijauan pakan ternak dengan baik dan
benar
Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai, peserta didik
mampu menentukan metode pengawetan hijauan pakan ternak dengan baik dan benar
Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai, peserta didik
mampu menganalisis proses pengawetan hijauan pakan ternak dengan baik dan benar
Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai, peserta didik
mampu menentukan alat dan bahan pengawetan hijauan pakan ternak dengan baik dan
benar
Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai, peserta didik
mampu mendemonstrasikan pengawetan hijauan pakan ternak dengan baik dan benar
Setelah berdiskusi, mendemonstrasikan dan menggali informasi dari sumber belajar yang
dipakai, peserta didik mampu mengevaluasi hasil demontrasi pengawetan hijauan pakan
ternak dengan baik dan benar
D. Materi Pembelajaran
1 Fakta
Pada musim kemarau ternak ruminansia mengalami kesulitan hijauan pakan ternak
2. Konsep
Pengawetan hijauan pakan ternak adalah solusi yang diambil untuk mengatasi kesulitan
pakan pada musim kemarau
3. Prinsip pengawetan hijauan pakan ternak silase
Mempercepat terjadinya kondisi anaerob dan suasana asam dengan proses “ ensilase “.
Dalam prose ensilase akan dihasilkan asam laktat yang kemudian akan membuat kondisi
hijauan makanan ternak didalam silo menjadi bersifat asam dan menjadi awet, karena
semua mikrobia termasuk mikrobia pembusuk akan mati. Proses ensilase akan berakhir
setelah suasana menjadi asam ( PH kurang dari 4,2 )
4. Prosedur
Jenis – jenis pengawetan hijauan pakan ternak
Metode – metode dalam pengawetan hijauan pakan ternak
Tahapan – tahapan dalam pengawetan hijauan pakan ternak
Materi Pembelajaran
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : TPACK
Model Pembelajaran : Problem based learning
Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya Jawab, diskusi, demonstrasi
Sumber belajar
- Catur Priyo N. Agribisnis Ternak Ruminansia Jilid 2. Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan,Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
- Buku Teks Siswa (Dasar-dasar Pakan Ternak. Direktorat Pembinaan Sekolah Kejuruan,
Jakarta).
- Farm peternakan
- Internet
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pendahuluan a. Guru memberi salam, berdoa dan a. Peserta didik menjawab salam, 10 menit
mengecek kehadiran siswa. berdoa dan memberikan
informasi tentang kehadiran
peserta didik
b. Peserta didik menanggapi
b. Guru memberi apersepsi kepada Pertanyaan guru berdasrkan
peserta didik dengan memberikan dalam kehidupan sehari-hari
pertanyaan tentang materi
pengawetan pakan hijauan ternak
berdasarkan pengalaman peserta
didik.
c. Guru memotivasi peserta didik
c. Peserta didik menanggapi
dengan mengaitkan materi yang
dengan menceritakan tentang
akan dipelajari.
yang ada disekitar tempat
tinggalnya.
d. Guru menyampaikan tujuan
d. Peserta didik mencermati tujuan
pembelajaran dan kompetensi
pembelajaran dan kompetensi
yang akan dicapai
yang harus dicapai
e. Menyampaikan metode
e. Peserta didik mencermati
pembelajaran
metode yang akan digunakan
Inti 1. Orientasi peserta didik 1. Orientasi pesrta didik 30 menit
pada masalah pada masalah
Guru menyampaiakn - Peserta didk mendengarkan
permasalahan terhadap penyampaian permasalahan dari
peserta didik tentang guru dengan seksama
kesulitan mendapatkan
hijauan pakan ternak pada
musim kemarau
2. Mengorganisasikan
2. Mengorganisasikan peserta
peserta didik untuk
didik untuk belajar
belajar
- Guru membagi siswa dalam
- Peserta didik membentuk
beberapa kelompok heterogen
kelompok sesuai petunjuk guru
untuk berdiskusi berkaitan
untuk melakukan diskusi
dengan masalah yang
berdasarkan masalah yang
disampaikan
disampaikan
- Guru membagikan lembar kerja
- Peserta didik menerima lembar
siswa dan menyuruh siswa
kerja siswa dan mengerjakan
berdiskusi dan mengerjakan
tugas berdasarkan lembar kerja
tugas diskusi berdasarkan
yang dibagikan
lembar kerja siswa yang
dibagikan
3. Membimbing penyelidikan 3. Membimbing
individu maupun kelompok penyelidikan individu
- Membantu / menanyakan siswa maupun kelompok
apabila mengalami kesulitan - Peserta didik menanyakan
kesulitan yang dialami
5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses - Peserta didik menarik
pemecahan masalah kesimpulan dari hasil
presentase dan demonstrasi
- Mengevaluasi hasil diskusi, hasil pembuatan hijauan pakan
praktek siswa dan memberikan - Menyimak penjelasan guru
apresiasi
- Memberikan penguatan materi
dari hasil presentasi dan
demonstrasi pengawetan hijauan
pakan ternak
Kehidupan ternak tidak dapat lepas dari pemenuhan kebutuhan pakannya. Secara alami
pakan ternak telah tersedia di alam bebas, dan manusia dapat memanfaatkannya dengan leluasa.
Namun demikian sesuai dengan karakteristik kondisi alamnya, pada saat musim hujan
kita dapat langsung mengambil dan memanfaatkan pakan ternak yang tersedia di alam
bebas secara melimpah, sedangkan pada musim kemarau kita dihadapkan pada kondisi
pakan ternak yang persediaannya di alam bebas sangat terbatas, sehingga tidak dapat
memberikan pakan kepada ternaknya sebagaimana mestinya (Permasalahan : kekurangan
pakan hijauan pada musim kemarau )
Hay
1. Pengertian Hay.
Pembuatan hay merupakan salah satu cara pengawetan HPT yang sederhana dan
telah populer dikalangan peternak Indonesia. Hay adalah hijauan makanan ternak
yang sengaja dipotong dan dikeringkan agar bisa diberikan kepada ternak pada
kesempatan yang lain. Pengertian hay yang lain adalah tanaman hijauan pakan
ternak, berupa rumput-rumputan/leguminosa yang disimpan dalam bentuk kering
dengan kadar air 15 -20%. Namun kadar air hay yang baik adalah 15-16%, dalam
kondisi ini hijauan pakan tidak akan membusuk bila disimpan. Bila penjemuran
dilakukan dengan sinar matahari, caranya setelah HPT dipotong, langsung
dijemur dengan cara menebar di lantai jemur atau pada rak-rak penjemuran, setiap
2 jam sekali dibalik. Kegiatan penjemuran dilakukan antara 3 – 4 hari. Pembuatan
hay biasanya dilakukan pada akhir bulan Maret pada saat surplus produksi
hijauan pakan, dan panas matahari cukup
Prinsip dari pengeringan yaitu menurunkan kandungan air sehingga aman untuk
disimpan dalam arti dapat menghentikan/menghambat aktivitas dari tumbuhan itu
sendiri dan enzim dari mikrobia yang terdapat di dalamnya sehingga aman untuk
disimpan. Hay merupakan metode konservasi yang banyak dilakukan (mencapai
20% dari total produksi hijauan di negara maju) dengan pengelolaan yang relatif
sederhana dan mudah dilakukan.
9
e) Jika hay sudah jadi, buatlah hay dalam bentuk gulungan –gulungan dan diikat
menggunakan tali rafia.
f) Simpan hay di dalam gudang penyimpanan.
g) Lakukan pengontrolan secara periodik untuk mengetahui kualitas hay dalam
penyimpanan.
6. Kualitas Hay
a. Ciri – ciri Hay yang berkualitas
Kondisi tanah
Kondisi tanah (kesuburan tanah) akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman hijauan pakan dan akan mempengaruhi kandungan
nutrisinya.
Species tanaman,
Setiap spesies tanaman hijauan pakan secara genetik memiliki
kandungan nutrisi yang berbeda – beda.
Banyaknya daun
Tanaman hijauan pakan yang memiliki daun yang rimbun lebih
berkualitas dibanding dengan tanaman hijauan pakan yang kondisi
daunnya sedikit dan kurus.
Bentuk fisik
Tidak banyak daun yang rusak, bentuk hijauan masih tetap utuh
dan jelas, tidak kotor dan tidak berjamur.
Penyimpanan.
Penyimpanan hay yang dilakukan sebelum cukup kering dapat
dirusak oleh proses pembakaran spontan dan hay yang mengandung kadar
air berlebihan, cenderung berjamur.
c. Penggunaan Hay
Penggunaan hay untuk pakan ternak perlu dibatasi, hal ini karena kualitas hay
tidak akan pernah sama dengan kualitas hijauan segar. Kesetaraan hay
disbanding dengan rumput segar berkisar antara 85 - 90%. Sehingga
pemberian harus dibatasi disamping kualitas menurun dan palatabilitas juga
menurun. Pemberian hay disarankan tidak lebih dari 35% jumlah pakan yang
diberikan, jika lebih dari 35% maka harus ditambah pakan konsentrat untuk
memenuhi kebutuhan gizinya. Jadi idealnya kombinasi hijauan segar, hay dan
konsntrat.
Silase
1. Pengertian Silase
Kekurangan hijauan pakan ternak (dalam keadaan segar) sering kali terjadi dan
dirasakan oleh peternak di Indonesia. Pada kondisi yang demikian peternak
terpaksa memberi pakan pada ternaknya dengan pakan seadanya dengan kualitas
yang rendah, bahkan kuantitasnya juga tidak memenuhi sesuai dengan kebutuhan
ternaknya. Pemberian pakan yang demikian sangat mempengaruhi produktivitas
ternak, terlihat dari lambatnya pertumbuhan atau minimnya peningkatan berat
badan (BB) bahkan sampai mengalami sakit. Pembuatan silase diharapkan dapat
mengatasi permasalahan kekurangan hijauan segar sepanjang waktu, terutama
pada musim kemarau, dengan kualitas nutrisi yang tinggi.
Silase adalah hijauan pakan ternak yang disimpan dalam keadaan segar setelah
mengalami proses ensilase. Sebagai bentuk penyimpanan hijauan pakan ternak
dalam keadaan segar, kadar air hijauan berkisar antara 60-70%. Silase dibuat dan
disimpan dalam suatu tempat yang disebut dengan silo.
Pembuatan silase sebaiknya dilakukan pada saat surplus hijauan, sementara sinar
matahari kurang. Kira – kira bulan Desember – januari.
2. Tujuan Pembuatan Silase
Tujuan pembuatan silase antara lain :
a. Pemadatan bahan silase (hijauan) yang telah dicacah dengan cara ditekan
menggunakan alat atau diinjak-injak. Jika perlu menggunakan mesin vacum
Tempat penyimpanan (silo) harus ditutup rapat, dan dijaga jangan sampai terjadi
kebocoran, jika perlu tumpukan hijauan diberi pemberat beberapa batu besar atau balok
– balok kayu.
b. Mempercepat pembentukan suasana asam dengan cara menambah bahan
pengawet atau bahan tambahan (aditif) secara langsung dan tidak langsung.
Beberapa jenis bahan pengawet secara langsung antara lain:
Natrium bisulfat
Sulfur oxida
Asam chlorida
Asam sulfat
Asam propionat
c. Pemberian bahan pengawet / bahan tambahan (aditif) secara tidak langsung
dengan bahan-bahan yang mengandung karbohidrat yang siap diabsorpsi oleh
mikroba, antara lain :
Pada dasarnya proses fermentasi dapat berjalan secara alami, namun hasilnya
tidak optimal, karena tercemar bakteri pembusuk. Oleh karena itu perlu ditanam
bakteri fermentasi yang berasal dari biakan murni, agar lebih mampu bersaing
dengan bakteri pembusuk dan silase yang dihasilkan lebih sempurna. Proses
fermentasi juga memerlukan starter untuk merangsang perkembangan bakteri
asam laktat. Starter bisa berupa tetes tebu (molasses) atau gula pasir, atau bahan
lain sebagai sumber karbohidrat yang mudah dicerna.
20
Jika pada proses fermentasi ini berhasil mengembangkan atau bakteri asam
laktat telah organik tumbuh/hidup, berarti dapat menurunkan asam lainnya.
Pencapaian akhir kadar pH tergantung dari jenis bahan baku yang diawetkan,
dan kondisi saat dimasukan dalam silo. Hijauan pada umumnya akan
mencapai kadar pH 4,0-4,5. Kadar pH saja tidak dapat mengindikasi baik atau
buruknya proses fermentasi. Hijauan yang mengandung kadar air di atas 70%
akan mengalami proses berlainan, dimana bakteri penghasil asam laktat tidak
tumbuh dan berkembang dengan baik. Bakteri anaerob (Clotstrida) ini akan
memproduksi asam butirat (butyric acid) bukan asam laktat (lactic acid), yang
akan menyebabkan bahan organik terasa asam. Hal ini terjadi karena pH
dalam bahan masih di atas 5.0.
Kerugian aerobic terjadi hampir pada semua hasil fermentasi bahan organik
yang terbuka/terkena udara. Namun tingkat kerusakan tergantung pada jumlah
dan aktivitas mikroorganisme dalam bahan organik.
Tower Silo
Adalah silo yang berbentuk bangunan silender, tegak seperti
menara, dan dapat terbuat dari besi atau beton.
Bila ensilase berjalan dengan baik, maka akan menghasilkan bahan pakan
yang berkualitas tinggi. Silase mempunyai keistimewaan yaitu kadar
airnya tinggi.
Menghasilkan hijauan pakan per satuan luas yang lebih banyak.
Tidak “sangat” tergantung pada cuaca.
Tidak terjadi kebakaran spontan.
Tidak terdapat parasit.
Sedikit terjadi kehilangan zat makanan
b. Kerugian Pembuatan Silase
Memerlukan banyak tenaga dan biaya.
Kegagalan ensilase. Jika pembuatan silase kurang sempurna, diantaranya
masih terdapat udara di dalam silo, tercemar bakteri pembusuk atau jamur,
dapat menyebabkan kegagalan proses ensilase sehingga silase yang
dihasilkan kurang baik, banyak bagian silase yang menggumpal, berjamur
bahkan terjadi pembusukan.
c. Kualitas Silase
Kualitas dan nilai nutrisi fermentasi bahan organik dipengaruhi oleh sejumlah
faktor seperti spesies tanaman, fase pertumbuhan, dan kandungan bahan kering
saat panen serta mikroorganisme yang terlibat dalam proses tersebut. Proses
pembuatan silase akan berjalan optimal pada kisaran suhu 27°–35°C. Kualitas
silase yang baik dapat diidentifikasi secara organoleptik, dengan ciri – ciri sebagai
berikut:
pH sekitar 4
Kandungan air 60 – 70%
Berwarna kehijau- hijauan
Bau segar, tidak berbau busuk
Disukai ternak
Tidak berjamur
Tidak berlendir
Tekstur tetap baik, tidak menggumpal
Tahapan pembuatan silase dapat dilihat pada alur proses berikut ini:
Gambar. 9 : Alur Proses Pembuatan Silase
d. Penggunaan Silase
Penggunaan silase untuk pakan ternak perlu dibatasi. Pemberian silase dibatasi
maksimum 30% dati total pakan yang diberikan, hal ini disebabkan silase sifatnya
asam, sehingga dapat menyebabkan sapi diare. Idealnya pemberian pakan adalah
kombinasi dari hijauan segar, silase dan konsntrat. Nilai kesetaraan nutrisi silase
(murni tanpa bahan tambahan) setara dengan 90% hijaun segar.
1. ……………………………………..
2. ……………………………………..
3. ……………………………………..
4. ……………………………………..
5. ……………………………………..
6. ………………………………………
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan mengunakan metode
dan model pembelajaran Problem Based Learning peserta didik dapat memahami dan memiliki
kemampuan sebagai berikut :
Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai, peserta
didik mampu menjelaskan tujuan pengawetan hijauan pakan ternak dengan baik dan
benar
Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai , peserta
didik mampu menjelaskan prinsip pengawetan hijauan pakan ternak dengan baik dan
benar
Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai, peserta
didik mampu menentukan metode pengawetan hijauan pakan ternak dengan baik dan
benar
Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai, peserta
didik mampu menganalisis proses pengawetan hijauan pakan ternak dengan baik dan
benar
Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai, peserta
didik mampu menentukan alat dan bahan pengawetan hijauan pakan ternak dengan
baik dan benar
Setelah berdiskusi dan menggali informasi dari sumber belajar yang dipakai, peserta
didik mampu mendemonstrasikan pengawetan hijauan pakan ternak dengan baik dan
benar
Setelah berdiskusi, mendemonstrasikan dan menggali informasi dari sumber belajar yang
dipakai, peserta didik mampu mengevaluasi hasil demontrasi pengawetan hijauan
pakan ternak dengan baik dan benar
B. Petunjuk
1. Tulislah nama anggota kelompok pada tempat yang sudah disediakan!
2. Bacalah perintah di bawah ini dengan seksama!
3. Ikuti langkah-langkah yang diperintahkan!
4. Jika terdapat perbedaan jawaban, buatlah kesepakatan untuk menentukan jawaban
yang paling tepat!
5. Presentasi kelompok!
6. Dikumpulkan
PETA KONSEP
PENGAWETAN HIJAUAN
PAKAN TERNAK
JENIS-JENIS TUJUAN PENGAWETAN PRINSIP PROSE
PENGAWETAN PAKAN PENGAWETAN PENGAW
PAKAN PAKAN PAKAN
SIAPKAN
HAI KEADAAN HAMPA RUMPU
PEMBERIAN HIJAUAN
SILASE UDARA (ANAEROB) PAKAI M
SEBAGAI PAKAN
AMONIASI TERBENTUK SUASANA COPPER
TERNAK DAPAT
JERAMI ASAM DALAM CAMPU
BERLANGSUNG
PENYIMPANAN DENGAN
SECARA MERAT
MERATA
SEPANJANG TAHUN
TABURK
UNTUK MENGATASI
MASUK
KEKURANGAN PAKAN
TUTUP
DIMUSIM PACEKLIK
BENAR-
KARENA
ADALAH
SIMPAN
AMATILAH
DI SAMP
GAMBAR A
MUSIM KEMA
GAMBAR B
PENGAWETAN
HIJAUAN PAKAN TERNAK
1. Orientasi Peserta Didik Pada Masalah;
a. Amatilah gambar A !
b. Setelah mengamati gambar di atas tulislah rumusan masalah yang anda temukan
pada gambar di atas dalam kotak di bawah ini
a. Pesentasikalah hasil diskusi anda mengenai rumusan masalah yang telah anda
temukan
b. Kelompok lain menyimak dan memberi tanggapan atas jawaban kelompok yang
memepersetasikan hasil diskusinya
Instrumen Penilaian
Tanggung
No. Nama Siswa Disiplin Teliti Santun
Jawab
1.
2.
3.
4.
5.
Dst
Keterangan:
4=jika empat indikator terlihat.
3=jika tiga indikator terlihat.
2=jika dua indikator terlihat
1=jika satu indikator terlihat
2. Teliti
a. Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan serius
b. Tidak terpengaruh oleh teman sekitar yang mengganggu
c. Mengerjakan kegiatan sampai tuntas
d. Teliti dalam melakukan kegiatan baik di kelas maupun di lapangan
3. Tanggung Jawab
a. Pelaksanaan tugas piket secara teratur
b. Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
c. Mengajukan usul pemecahan masalah
d. Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan
4. Santun
a. Berinteraksi dengan teman secara ramah
b. Berkomunikasi dengan bahasa yang tidak menyinggung perasaan
c. Menggunakan bahasa tubuh yang bersahabat
d. Berperilaku sopan
B. Instrumen Penilaian Pengetahuan
4. Jelaskan prinsip pembuatan silase ? Prinsip pembuatan silase adalah Nilai 4 : jika menjawab benar dan
menciptakan kondisi anaerob (tanpa lengkap
Nilai 3 : jika menjawab benar tetapi
oksigen) di dalam silo sehingga mikroba tidak lengkap
asam laktat dapat tumbuh dan mendegradasi Nilai 2 : jika menjawab tetapi
jawabannya salah
senyawa komplek (serat kasar) menjadi Nilai 1 : jika tidak menjawab
senyawa yang lebih sederhana.
5. Pak Ahmad adalah seorang peternak sapi potong Kualitas silase Nilai 4 : jika menjawab benar dan
yang baru mulai membuat silase untuk pakan kualitas silase yang dihasilkan Pak lengkap
Nilai 3 : jika menjawab benar tetapi
ternaknya. Silase yang dihasilkan terlihat basah, Ahmad kualitasnya tidak baik. Hal tidak lengkap
warna silase kehitaman dan berjamur dengan bau ini ditandai dengan ciri-ciri fisik Nilai 2 : jika menjawab tetapi
yang tidak sedap. yang terlihat seperti basah, warna jawabannya salah
Bagaimanakah kualitas silase yang dihasilkan silase kehitaman dan berjamur Nilai 1 : jika tidak menjawab
Pak Ahmad. dengan bau yang tidak sedap. Silase
Lakukan analisis penyebab sehingga yang baik memiliki kriteria sebagai
dihasilkan silase seperti itu. berikut :
- Warna silase hijau
kecoklatan
- Kandungan air 60 – 70%
- Bau khas fermentasi
- Tidak berbau busuk
- Tidak berjamur
- Tidak berlendir
Silase yang dihasilkan tersebut tidak
bagus, dapat disebabkan karena
beberapa hal, yaitu :
- Kandungan air terlalu tinggi
- Adanya udara (oksigen) di
dalam silo dapat disebabkan
kurangnya pemadatan
sehingga adanya
pertumbuhan jamur.
C. Instrumen Penilaian Ketrampilan
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙