DAFTAR ISI.................................................................................................................. Ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................................. 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................................... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................................. 8
E. Metode Penelitian ..................................................................................... 9
F. Kerangka Teori.......................................................................................... 11
G. Review Studi Terdahulu ............................................................................ 14
H. Sistematika Penulisan ................................................................................ 15
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 54
B. Saran .......................................................................................................... 55
ix
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................56
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia merupakan zoon politicon yakni makhluk yang tidak pernah bisa
hidup sendiri. Kodrat manusia sebagai makhluk sosial mendorongnya untuk terus
Dan diantaranya Allah memberikan karunia yang begitu besar berupa rasa cinta
kedudukan tinggi dan terhormat dalam hukum Islam dan hukum Nasional
Tentang Perkawinan.1
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Pasal 1 UU
1
Abdul Rahman Ghazali. Fiqh Munakahat. (Jakarta:Kencana.2008) h. 131.
1
2
definisi lain yakni bahwa perkawinan menurut Kompilasi Hukum Islam adalah
pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mittsaqon gholiidhan untuk menaati
utama perkawinan. Perjanjian ini adalah muncul dari kehendak para pihak yang
Kemudian dari perkawinan muncul pula hubungan orang tua dengan anak
anaknya, serta timbul hubungan kekeluargan sedarah dan semenda. Oleh karena
itu, perkawinan mempunyai pengaruh yang sangat besar, baik dalam hubungan
bernegara pada umumnya. Karena bila dilihat dari segi sosial suatu perkawinan,
dalam masyarakat setiap bangsa ditemui suatu penilaian umum, bahwa orang
2
Budi Durachman, Kompikasi Hukum Islam, (Bandung: Fokus Media, 2007), h. 7.
3
Mohammad Asmawi, Nikah, (Yogyakarta: Darussalam, 2004), h.21.
3
lebih dihargai dari mereka yang tidak kawin.4 Maka seyogyanya segenap bangsa
yang damai dan teratur, serta memperoleh turunan yang sah dalam masyarakat.
Dengan perkawianan yang sah, anak-anak akan mengenal Ibu, Bapak, dan Nenek
rumah tangga yang damai dan teratur, lantaran keduanya berlainan tabi‟at dan
kemauan, berlain tujuan hidup dan cita-cita sehingga hampir selalu terjadi
pertengkaran dan perselisihan antara keduanya. Sebab itu tidak ada obat yang
terakhir selain dari pada perceraian, supaya keduanya jangan hidup dalam satu
4
Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, (Jakarta : Universitas Indonesia Press, 1986),
h.48.
Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika, Asas-asas Hukum Perkawinan di Indonesia, h.6
5
2002), h.11.
7
Mahmud Yunus, Hukum Perkawinan Dalam Islam, (Jakarta : PT. Hidakarya Agung, 1996),
h.110.
4
Pada satu sisi, perceraian sejatinya dibolehkan dalam Islam. Namun di sisi
diminta oleh salah satu pihak atau kedua belah pihak untuk mengakomodasi
Suami istri dalam ajaran Islam tidak boleh terlalu cepat mengambil
keputusan bercerai, karena benang kusut itu sangat mungkin dan memang
dianjurkan untuk disusun kembali. Walaupun dalam ajaran Agama Islam ada
jalan penyelesaian terakhir yaitu perceraian, namun perceraian adalah suatu hal
yang meskipun boleh dilakukan tetapi dibenci oleh Nabi. Setiap ada sahabat
menunnjukkan rasa tidak senangnya seraya berkata bahwa hal yang halal tapi
Ketika terjadi pertengkaran antara kedua belah pihak, Islam tidak langsung
bagaimana nusyuz yang telah dilakukan oleh keda belah pihak atau perkara yang
8
Abdul Qodir Djaelani, Keluarga Sakinah, (Surabaya : PT. Bina Ilmu. 1995) h.316.
9
Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika. 2013) h. 228.
10
Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, (Jakarta :
Prenada Media,2004), h.96-97.
5
diatasi.11
yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.
2. Untuk melakukan Perceraian harus ada cukup alasan bahwa antara suami istri itu
Wakil Menteri Agama menyatakan jumlah kasus di Indonesia pada tahun 2020
telah mencapai angka 354.000 kasus perceraian dalam satu tahun. Di Kabupaten
Majalengka sendiri, terjadi sekitar 500 kasus perceraian sepanjang tahun 2020.
Ini merupakan angka yang termasuk tinggi bila dibandingkan dengan angka
Dalam upaya mengurangi perceraian, maka dalam hal ini penghulu atau
Pejabat KUA yang mempunyai fungsi sebagai orang yang ditunjuk oleh Negara,
11
Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika. 2013) h. 230.
12
Database Kementerian Agama 2014.
6
harus cermat dan tanggap serta teliti terlebih dahulu terhadap mereka yang akan
pernikahan. Apabila hal ini telah dilaksanakan, maka besar harapan kemungkinan
masyarakat bahwa perceraian membawa resiko yang sangat besar. Selain itu,
Dilihat dari latar belakang yang ada, penulis akan mencoba mengungkap
B. Identifikasi Masalah
Untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam latar belakang yang telah
perceraian?
Kabupaten Majalengka?
1. Pembatasan Masalah
beragam namaun dalam tulisan ini penulis memfokuskan kepada faktor atas
Selain itu, bahwasanya tugas dan fungsi Penghulu tidak hanya semata -
yang baik akan Dari peraturan tersebut, maka penulis juga membatasi
Tengah.
2. Perumusan Masalah
Majalengka adalah salah satu KUA yang mampu menekan angka perceraian
dijadikan rujukan bagi KUA dan penghulu lainnya guna melakukan perbaikan
dalam kinerjanya selaku pejabat negara. Maka dara itu penulis merumuskan
berikut:
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
Majalengka.
persyaratan mendapat
di lapangan.
E. Metode Penelitian
1. Objek Penelitian
Dalam obyek penelitian ini, penulis mengambil lokasi sesuai dengan judul
dari karya ilmiah penulis di atas, yaitu studi kasus di KUA Kecamatan
2. Jenis Penelitian
Kabupaten Majalengka.
b. Data Skunder, yaitu data yang diperoleh dengan cara membandingkan atas
tujuan dari penelitian mendapatkan data. Bila dilihat dari sumber datanya, maka
b. Riset Lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan sesuai dengan keadaan yang
5. Analisis Data
proses mencari dan menyusun secara sistematik data yang diperoleh dari hasil
F. Kerangka Teori
Keadaan menuntut adanya persiapan mental yang matang dalam membina rumah
tangga.
Perihal akad ini maka jelas akan disinggung pula perihal administrasi. Jika
dibuka kembali kitab-kitab fikih klasik, maka tidak akan ditemukan adanya
negara. Dalam tradisi umat Islam terdahulu, perkawinan sudah dianggap sah bila
telah terpenuhi syarat dan rukun-rukunnya. Hal ini berbeda dengan perkara
13
Qs.Al-Baqarah [2]: 282
12
dalam masyarakat Islam pada masa modern dimana telah dilakukan pembaruan
hukum perkawinan.
Dalam khazanah klasik hanya dikenal adanya nikah sirri. Nikah sirri yang
dimaksudkan disini tentu berbeda dengan pengertian nikih sirri pada masa
sekarang. Nikah sirri dalam konteks kitab-kitab klasik dapat dilihat dari dua
ramai, dengan cara memukul duff, atau pernikahan yang tidak menghadirkan
saksi atau karena kurangnya saksi. Dalam hal yang pertama, Imam al-Syafi‟i
pernikahan sirri. Pendapat ini diambilnya dari „Umar bin Khattab, yaitu ketika
„Umar mendatangi suatu pernikahan yang hanya disaksikan oleh satu orang saksi
laki-laki dan satu orang perempuan, dia menyatakan bahwa pernikahan ini
Kedua, nikah yang tergolong nikah sirri adalah pernikahan yang tidak
diumumkan dengan daffi atau membakar sesuatu (sampai terlihat asap) sebagai
tanda adanya pernikahan. Nikah sirri dalam bentuk ini pernah dinyatakan oleh
Rasulullah Saw dan Umar bin Khathab, sebagaimana yang dijelaskan Sahnun ,
yaitu ketika Rasulullah Saw melewati suatu kaum, terdengar suara nyanyian lalu
14
Abu ‘Abd Allah Muhammad ibn Idris Al-Syafi’i, al-Umm,(ttp:tp., tt), Kitab al-Nikah, Juz V,
h.151.
13
agamanya. Tidaklah tergolong nikah sirri setelah ditabuh duff atau kelihatan
asap”.15
penyelesaian terakhir yaitu perceraian, namun perceraian adalah suatu hal yang
pernikahan dianggap sirri karena tidak adanya saksi, sedangkan dalam hal yang
kedua pernikahan dianggap sirri ketika tidak ada pengumuman atas akad yang
telah dilakukan.
bagi calon pasangan suami istri yang akan melakukan pernikahan untuk
Menurut PMA No. 30 Tahun 2005, Penghulu adalah pegawai negeri sipil
sebagai pencatat nikah yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
secara penuh oleh Menteri Agama atau pejabat yang ditunjuk sesuai peraturan
15
Imam Anas ibn Malik, al-Mudawanah al-Kubra,(Beirut: Dar al-Shadir, tth), Juz IV, h. 194.
16
Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, (Jakarta: Prenada
Media, 2004), h. 97.
14
jabatan Fungsional Penghulu dan angka kreditnya, salah satu tugas pokok
Kecamatan Bekasi Utara” yang ditulis oleh Isti Astuti Savitri pada tahun
2011 di fakultas syariah dan hukum. Dalam skripsi ini, Isti Astuti meneliti
17
Iskandar Bunyamin, Panduan Praktis Penghulu, (Banten: Kementerian Agama, 2012), h. 1.
15
dalam satu tahun terakhir. Sementara penulis dalam Karya Ilmiah ini melihat
2. Karya Ilmiah yang berjudul ”Peran dan Kontibusi BP4 dalam Membentuk
Keluarga Sakinah di KUA Tanah Abang” yang ditulis oleh Syarifudin pada
tahun 2011. Dalam skripsi ini, Syarifudin membahas keterkaitan antara BP4
dan juga keluarga sakinah dengan melihat peran dan kontribusi daripada
BP4 itu sendiri di KUA Tanah Abang, khususnya perihal kursus calon
pengantin. Sementara itu, dalam tulisan ini penulis tidak memabahas peran
angka perceraian yang terjadi di KUA Karang Tengah. Selain itu penelitian
H. Sistematika Penulisan
mengenai hal apa saja yang akan dilakukan maka secara garis besar gambaran
dan menyeluruh tentang Karya Ilmiah ini dengan menguraikan tentang Latar
Belakang
16
Penulisan.
faktor perceraian.
Majalengka.
penulis.
A. Pengertian Penghulu
Dalam adat Minangkabau, komunitas adat tertumpu pada suku (klan). Suku
atau kaum merupakan abungan keluarga yang berasal dari nenek yang sama dari
pihak ibu. Suku dipimpin oleh seorang penghulu suku yang bergelar datuk.
Biasanya dalam suatu nagari (setingkat desa sekarang) berdiam dua atau lebih
dimana salah seorangnya ditunjuk sebagai penghulu “andiko” (berasal dari kata
penghulu berasal dari kata hulu yang diberikan awal pe. Kata hulu merujuk pada
sumber atau awal sebagaimana kata hulu sungai. Sementara awalan pe-
merupakan pembentuk kata benda. Jadi penghulu adalah orang yang dituakan
Bagi masyarakat Minang kata penghulu identik dengan kepala suku yang
beberapa tempat kata penghulu bisa memiliki makna yang jauh berbeda. Dalam
1
Ibn Qayim Ismail, Kiai Penghulu Jawa, (Jakarta: Gema Insani, 1997), h. 8
2
Ibn Qayim Ismail, Kiai Penghulu Jawa, (Jakarta: Gema Insani, 1997), h. 10
17
18
Berbeda dengan penghulu di Minang yang relatif independen dari pengaruh Raja
dengan orang atau pejabat yang berwenang melakukan akad nikah. Di daerah
prajurit. Kata penghulu juga digunakan untuk menyebut mandor pekerja rodi.
seperti kopi. Pada zaman Belanda ini, istilah penghulu lebih bernada negative
karena merujuk sebagai pejabat atau orang-orang yang diangkat oleh Belanda.3
Penghulu dalam Bahasa Melayu Kuno sama dengan pa`hulu, dalam Bahasa
Minang sama dengan panghulu, yang secara maknanya orang yang disebut
dengan penghulu berkedudukan setara dengan raja atau sama dengan datuk.
3
Ibn Qayim Ismail, Kiai Penghulu Jawa, (Jakarta: Gema Insani, 1997), h. 15
19
seseorang yang bertugas atau berwenang dalam legalitas suatu pernikahan dalam
Menurut PMA No. 30 Tahun 2005, Penghulu adalah pegawai negeri sipil
sebagai pencatat nikah yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
secara penuh oleh Menteri Agama atau pejabat yang ditunjuk sesuai peraturan
RI dan Kepala BKN Nomor 20 dan 14A Tahun 2005, Penghulu adalah PNS
sebagai PPN yang diberitugas tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh
oleh Menag atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan peraturan perundang-
yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan pengawasan
tentang Perkawinan.8
4
Ibn Qayim Ismail, Kiai Penghulu Jawa, (Jakarta: Gema Insani, 1997), h. 82.
5
Peraturan Menteri Agama No.30 Tahun 2005.
6
Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara No.62 Tahun 2005.
7
Peraturan Menteri Agama No.11 Tahun 2007.
20
Jabatan Penghulu PNS yang diangkat dalam jabatan Penghulu tidak dapat
menduduki jabatan rangkap, baik dengan jabatan fungsional lain maupun jabatan
jabatan Fungsional Penghulu dan angka kreditnya Bab II Passal 4, Tugas Pokok
pengembangan kepenghuluan.9
meliputi :
1. Pasal 3 ayat (1): PPN sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat(l) dapat
8
Peraturan Presiden RI No.73 Tahun 2007.
9
Iskandar Bunyamin, Panduan Praktis Penghulu, (Banten: Kementerian Agama, 2012), h.
1.
21
dalam pasal 3 ayat (1) dilaksanakan atas mandat yang diberikan oleh PPN.10
juga ditekankan untuk menjalin hubungan lintas sektoral dengan aparat dan
kepenghuluan.11
Penghulu adalah pejabat fungsional Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas
bersama dengan Pegawai Pencatat Nikah (PPN). Tugas pelayanan nikah sebelum
dibantu oleh wakil PPN. PPN dijabat oleh Kepala KUA yang merupakan pejabat
struktural dan Wakil PPN adalah staf yang mendapatkan SK untuk melaksanakan
10
Peraturan Menteri Agama No.11 Tahun 2007.
11
Nurul Huda Haem, Awas Illegal Wedding dari penghulu liar hingga perselingkuhan,
(Jakarta: Pt Mizan Publika, 2007), h. 128.
22
Penghulu Madya.12
1. Penghulu Pertama13
dari itu tugas-tugasnya pun masih merupakan tugas yang mendasar dan dapat
12
Zainal Fatah, Penghulu dan angka kreditnya, (Semarang: Kementerian Agama, 2015), h.
11.
13
Iskandar Bunyamin, Panuan Praktis Penghulu, (Banten: Kementerian Agama, 2012), h. 3.
23
2. Penghulu Muda14
ditambah dengan meneliti kebenaran data calon pengantin, wali nikah dan
saksi nikah di balai nikah maupun di luar balai nikah, meneliti data pasangan
14
Iskandar Bunyamin, Panduan Praktis Penghulu, (Banten: Kementerian Agama, 2012), h.
4.
25
bahtsul masail munakahat dan ahwal as syakhsiyyah, melakukan uji coba hasil
3. Penghulu Madya16
dan penghulu muda. Tugas penghulu madya tidak lagi sekedar tugas – tugas
15
Zainal Fatah, Penghulu dan angka kreditnya, (Semarang: Kementerian Agama, 2015) h. 21
16
Iskandar Bunyamin, Panduan Praktis Penghulu, (Banten: Kementerian Agama, 2012), h. 7
26
Selain itu, penghulu madya juga bertugas untuk melakukan tugas dan
munakahat.17
D. Kompetensi Penghulu
17
Zainal Fatah, Penghulu dan angka kreditnya, (Semarang: Kementerian Agama, 2015) h. 21.
27
1. Unsur Utama
meliputi poin poin penting daripada kemampuan dasar yang harus dimiliki
2. Unsur Penunjang
meliputi:
1. Pengertian Perceraian
hkulu’, makna aslinya menanggalkan atau membuka sesuatu jika yang minta
Qur’an suci dan Hadits terang sekali bahwa hak itu baru boleh dilakukan
menyebut perceraian sebagai barang halal yang paling tidak disukai oleh
Allah.
tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan itu.18 Perkawinan sebagai ikatan
lahir dan batin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami istri dengan
18
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta : PT Intermasa, 1989), h.42.
29
Perkawinan.19
disebut “cerai gugat”. Cerai talak perceraian yang dijatuhkan oleh seorang
islam (Pasal 14 PP No. 9/1975). Cerai gugat adalah perceraian yang dilakukan
oleh seorang istri yang melakukan perkawinan menurut agama islam dan oleh
agamanya dan kepercayaan itu selain agama Islam (penjelasan Pasal 20 ayat
(1) PP No. 9/1975). Cerai talak dan cerai gugat hanya dapat dilakukan di
b. Ijin dapat diberikan untuk mencegah bahaya yang mungkin timbul jika
19
Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1991), h.116.
30
memutus ikatan perkawinan karena mereka tidak sanggup lagi hidup bersama
sebagai suami-isteri.
setuju dan tidak cocok lagi untuk hidup bersama, maka perceraian tidak dapat
ditunda lagi.
perceraian.20
20
Kama Rusdiana dan Jaenal Aripin, Perbandingan Hukum Perdata, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2007), h. 25-27.
21
Abdul Wahab Abd Muhaimin, Ayat-ayat Perkawinan Dan Perceraian Dalam Kajian Ibnu
Katsir, (Jakarta: Gaung Persada, 2010), h. 27.
31
tangga, ini jelas bertentangan dengan tujuan perkawinan yaitu dalam rangka
bahaya perceraian lebih besar daripada cekcok rumah tangga karena masih
yang terjadi di Indonesia khususnya bagi umat Islam perceraian hanya dapat
tersebut berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak, maka
hal itu tidak bertentangan dengan syariat islam, karena jika dilihat dari esensi
2. Syarat-syarat Perceraian
b. Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan, bahwa antara suami
perundangan tersendiri.
22
Sri Mulyati, Relasi Suami Iteri dalam Islam, (Jakarta: Pusat Studi Wanita, 2004), h. 15-16.
23
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2009),
h.227.
33
bulan setelah hari tanggal putusan hakim. Jikalau pendaftaran dalam waktu
1. Sebab Perceraian
a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi,
b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-
turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain
diluar kemampuannya.
34
c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun atau hukuman yang
e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak
f. Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan persengketaan
dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
ikatan nikah yang idealnya kekal abadi diberi peluang terputusnya dengan
perceraian.25
24
Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h.
268.
25
Achmad Kuzari, Nikah Sebagai Perikatan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), h.
120.
26
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta : PT Intermasa, 1989), h. 122.
35
dalam perkawinan ada yang disebut harta bersama yakni harta benda yang
harta bawaan dari masing-masing suami dan isteri dan harta yang diperoleh
menentukan lain. Karena itu pasal 36 menetukan bahwa harta bersama suami
atau isteri dapat bertindak atas persetujuan kedua belah pihak, sedang
atau warisan, suami dan isteri mempunyai hak sepenuhnya untuk melakukan
mungkin karena salah satu pihak mati, mungkin pula karena perceraian. Akan
menurut penjelasan pasal 37 ini ialah hukum agama, hukum adat dan hukum
Masalah perwalian diatur dalam Pasal 220 dan Pasal 230. Dengan
anak dan kekuasaan ini diganti dengan suatu perwalian. Mengenai perwalian
memanggil bekas suami istri dan semua keluarga sedarah dan semenda
seorang wali. Hakim kemudian menetapkan untuk tiap anak siapa dari
antara dua orang tua itu yang harus menjadi wali. Hakim hanya dapat
menetapkan salah satu dari orang tua. Siapa yang ditetapkan itu terserah
yang penting, maka atas permintaan bekas suami atau istri, penetapan
terdapat dalam passal 231. Dengan perceraian hubungan suami istri terputus,
tetapi hubungan dengan anak-anak tidak. Maka, sudah sepantasnya jika segala
orang tuanya tetap ada. Keuntungan hak waris atau dari perjanjian kawin,
istri maka jika si istri ini meninggal maka anak-anak berhak atas keuntungan
Selain itu, undang – undang pun menyebutkan hal – hal lain pasca
perceraian yaitu:
memiliki banyak dampak baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Untuk itu, pencegahan perceraian pun harus diupayakan baik dari sisi internal
suami istri, maupun dari pihak eksternal dalam hal ini pemerintah dan
masyarakat.
38
terakhir yang hanya dapat dilakukan apabila sudah tidak ditemukan jalan
keluar lain. Pasca perceraian pun mantan suami istri ini tetap harus membagi
pertanggung jawaban baik atas harta maupun anak dengan adil dan dengan
A. Letak Geografis
1. Tahun berdiri :-
B. Kedudukan
Kantor Urusan Agama (KUA) adalah unit kerja terdepan Depag yang
melaksanakan sebagian tugas pemerintah di bidang Agama Islam, di wilayah
39
40
sepuluh bulan dari kelahiran Kemenag, tepatnya tanggal 21 Nopember 1946. Ini
sekali lagi, menunjukan peran KUA sangat strategis, bila dilihat dari
memerlukan pelayanan bidang urusan agama Islam. Konsekuensi dari peran itu,
secara otomatis aparat KUA harus mampu mengurus rumah tangga sendiri
dan statistik serta dokumentasi yang mandiri. Selain itu, KUA juga dituntut
betul-betul mampu menjalankan tugas dibidang pencatatan nikah dan rujuk (NR)
secara apik.1
membina badan / lembaga semi resmi seperti MUI, BAZ, BP4, LPTQ dan tugas
1
Rahmat Fauzi, Refleksi Peran KUA Kecamatan, (- : Salimunazzam, 2007) h. 5.
2
Depag RI, Tugas-Tugas Pejabat Pencatat Nikah, Bimbingan Masyarakat Islam dan
Penyelenggaraan Haji, (Jakarta: Departemen Agama RI,2004) h. 25.
41
Kabupaten Kota.
tentang ekonomi daerah pada tingkat kecamatan ada penghapusan dinas/ jawatan
Dengan demikian tugas Kantor Urusan Agama semakin berat dan berdasarkan
sakinah, mawwadah, dan rahmah. Bagi rumah tangga yang sedang krisis
diusahakan dan diupayakan untuk rukun kembali dijaga jangan sampai terjadi
Jadi BP4 dalam tugasnya selain dari pada memberikan bimbingan kepada
calon pengantin juga memberikan penjelasan bagi mereka yang sedang krisis
KUA Kecamatan Karang Tengah, Laporan dan Evaluasi Kerja Kantor Urusan Agama
3
5
KUA Kecamatan Karang Tengah, Laporan dan Evaluasi Kerja Kantor Urusan Agama
Kecamatan Karang Tengah, Tahun 2013. h.8-9
43
visi yang dijabarkan oleh KUA Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka ini
1. Mengawasi, mencatat Nikah, Talak, dan Rujuk serta mendaftar cerai talak dan
1990 Pasal 2 ayat (1). PPN adalah tugasnya mengawasi dan atau mencatat
nikah dan rujuk serta mendaftarkan cerai talak dan cerai gugat dibantu oleh
No. 22 Tahun 1946 Pasal 1 ayat (2), yang berhak melakukan pencatatan dan
pengawasan atas nikah dan pemberitahuan tentang talak dan rujuk, hanya
pegawai yang diangkat oleh Menteri Agama atau pegawai yang ditunjuk untui
itu.
6
Rahmat Fauzi, Refleksi Peran KUA Kecamatan, (- : Salimunazzam, 2007) h. 15.
44
3. Dalam hal meneliti dann memeriksa data-data calon pengantin maka PPN
harus memeriksa sekalian data yang masuk dari kelurahan juga memeriksa
5. Kepala KUA Kecamatan adalah juga sebagai pejabat pembuat akta ikrar
wakaf (PPAIW).
6. Tugas KUA sebagaimana dijelaskan dalam PMA No. 2 tahun 1990 tentang
c. Calon suami, calon istri dan wali nikah yang masing-masing mengisi daftar
pemeriksaan nikah sebgaimana dimaksud pada ayat (1) pada ruang II, III,
IV sedang ruang yang lainnya diisi oleh PPN atau Pembantu PPN.
nikah dilangsungkan.
f. Apabila lembar pertama daftar pemeriksaan nikah itu hilang, maka oleh
pembantu PPN dibuat salinan dari daftar kedua dengan berita acara Sebab-
D. Stuktur Organisasi
Bila mengacu Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 517 Tahun 2001,
maka jumlah personil KUA Bantarujeg masih jauh dari jumlah ideal. Walau
dengan keterbatasan sumber daya yang ada, KUA Bantarujeg tetap mencoba
pelayanan hisab rukyat (HR), bimbingan dan pelayanan haji serta pelayanan
sebagai berikut:
7
M. Soleh, PPN KUA Karang Tengah, Wawancara Pribadi, Karang Tengah, Senin 28
September 2015.
46
STRUKTUR ORGANISASI
Kabupaten Majalengka
KEPALA
H. ABD. MUKTI S.Ag
PENGHULU
TAUFIK ROHMAN,
S.Ag
masih banyak yang melakukan perceraian tanpa melihat dampak yang akan
terjadi serta akan ditimbulkan oleh sebuah perceraian tersebut. Hal ini merupakan
Ketika terjadi pertengkaran antara kedua belah pihak, Islam tidak langsung
penghulu dari pihak KUA menghimbau masyarakat ketika ingin bercerai datang
terlebih dahulu ke KUA untuk meminta petunjuk kepada Penghulu sehingga bisa
1
Melanie P. Meija, Gender Jihad: Muslim Women, Islamic Jurisprudence, and Women’s
Rights, Jurnal Kritike, Volume I No I, Juni 2007.
2
M. Soleh, wawancara pribadi, Tangerang, 28 September 2015.
48
49
Karena Penghulu juga merupakan orang yang ditunjuk oleh Negara dan
bersikap cermat dan tanggap serta teliti terlebih dahulu terhadap mereka yang
Dari hasil wawancara dengan penghulu dari pihak KUA tersebut, maka
dapat diketahui upaya dan peran apa saja yang telah dilakukan oleh Penghulu
Kabupaten Majalengka.
Perceraian:
1. Memberikan Penyuluhan.
1. Faktor Pendidikan.
2. Faktor Ekonomi.
3. Faktor Lingkungan.4
3
M. Soleh, wawancara pribadi, Tangerang, 28 September 2015..
4
M. Soleh, wawancara pribadi, Tangerang, 28 September 2015..
50
Dengan adanya empat Upaya tersebut yang akan dilakukan oleh Penghulu,
melakukan upaya-upaya yang sudah dibuat agar berjalan dengan baik dan lancar.
Dengan upaya ini, diharapkan angka perceraian akan berkurang. Penghulu ingin
sekali merubah pola hidup masyarakat menjadi lebih baik dan modern. Yang bisa
yang ingin melakukan perceraian terlebih dahulu datang ke Kantor KUA dan
pihak-pihak yang akan bercerai, melainkan berusaha dan memberi solusi agar
Para pihak yang ingin bercerai selalu datang ke Penghulu untuk meminta
petunjuk atau jalan keluar terhadap permasalahan yang sedang di alami oleh
kedua belah pihak. Mereka meyakini bahwa Penghulu bisa memberikan solusi
5
M. Soleh, wawancara pribadi, Tangerang, 28 September 2015..
6
M. Soleh, wawancara pribadi, Tangerang, 28 September 2015.
51
suami istri, hal ini bisa kita lihat dari sebagian masyarakat yang melakukan
Perceraian itu terjadi. Walaupun upaya itu tidak banyak, yang penting adalah
Dari beberapa Upaya yang akan dilakukan oleh Penghulu sebagai Berikut:
1. Memberikan Penyuluhan.
Pemuda/I dalam suatu pengajian baik tingkat RT maupun Desa yang akan
Penyuluhan ini juga bisa dilakukan terhadap anak-anak sekolah yang sudah
dewasa dan yang sudah berfikir untuk melakukan pernikahan. Penyuluhan ini
yang sudah ada. Penghulu akan terjun langsung untuk melakukan upaya ini
7
Ghozali, Abdul Rahman. Fiqh Munakahat. Jakarta:Kencana. 2008. h. 147.
8
M. Soleh, wawancara pribadi, Tangerang, 28 September 2015.
52
agar benar-benar berjalan dan bisa membuahkan hasil yang baik, terutama
P3N (Amil) selaku pembantu dari pihak KUA supaya bisa memberikan ilmu-
ilmu tentang berumah tangga yang baik dan rukun. Maka dari itu Perceraian
menjalin keluarga yang baik itu seperti apa. Hal ini hanya bisa dilakukan oleh
ini.11
9
M. Soleh, wawancara pribadi, Tangerang, 28 September 2015.
10
M. Soleh, wawancara pribadi, Tangerang, 28 September 2015.
11
BKKBN, Membangun Keluarga Sehat dan Sakinah, (Jakarta: BKKBN, 2008), h.5.
53
Dengan adanya kerjasama yang baik dari pihak KUA dengan BKKBN,
tugas pokoknya dan tidak semata – mata hanya melaksanakan tugasnya sebagai
individu penghulu.13
merupakan pihak selain kyai atau ustad yang diberi tanggung jawab untuk
12
M. Soleh, wawancara pribadi, Tangerang, 28 September 2015.
13
Muttaqin, Pegawai Pencatat Nikah, (Banten: Kementerian Agama, 2003), h.21.
54
Upaya yang telah dilakukan oleh para penghulu di Bantarujeg ini pun
membuahkan hasil. Dilihat dari data pengadilan agama, angka perceraian yang
ada di Karang Tengah tergolong rendah apabila dibandingkan dengan KUA lain
di Kabupaten Majalengka.14
Meskipun bukan yang terendah, namun apabila melihat dari segi populasi
maka Karang Tengah merupakan salah satu KUA yang mampu menekan angka
Namun, upaya ini pun rasanya masih bisa lebih dimaksimalkan apabila
tugas penyuluhan dan pengawasan ini bisa lebih dipertegas oleh pemerintah
untuk bekerja sama dengan program yang telah dilaksanakan oleh penghulu.
14
Database Perceraian Pengadilan Agama Kota Tangerang 2014-2015
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Peran dan upaya yang dilakukan oleh penghulu yaitu dengan cara memberikan
rutin. Dengan adanya upaya dan program seperti itu, maka masyarakat lebih
54
55
B. aran
2. Penghulu harus lebih bertanggung jawab terhadap setiap tugas dan fungsi
Penghulu.
ditimbulkan.
Abu ‘Abd Allah Muhammad ibn Idris Al-Syafi’i, al-Umm,(ttp:tp., tt), Kitab al- Nikah, Juz V.
Afandi, Ali. Hukum Waris Hukum Keluarga Hukum Pembuktian. Jakarta : PT Rineka Cipta. 1997.
Ali, Mohamad Daud. Hukum Islam Dan Peradilan Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2002.
Ali, Zainuddin. Hukum Perdata Islam di Indonesia. Jakarta: PT Sinar Grafika, 2009.
Asmawi, Muhammad. Nikah Dalam Perbincangan dan Perbedaan. Yogyakarta: Darussalam. 2004.
Aziz, Abdul. ensklopedia Islam. Jakarta: PT. IkhtiarBaru Van Hoove. 1994.
Bakri, Sidi Nazar. Kunci Keutuhan Rumah Tangga, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
1993.
Djaelani, Abdul Qodir. Keluarga Sakinah. Surabaya: PT. Bina Ilmu. 1995.
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta: Pusat Peningkatang dan
Jaminan Mutu (PPJM) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2012.
56
57
Imam Anas ibn Malik, al-Mudawanah al-Kubra,(Beirut: Dar al-Shadir, tth), Juz IV
Ismail, Ibn Qayim. Kiai Penghulu Jawa. Jakarta: Gema Insani. 1997.
KUA Kecamatan Karang Tengah. Laporan dan Evaluasi Kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan Ka
Kuzari, Ahmad. Nikah Sebagai Perikatan. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995
M. A. Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap, Jakarta: Raja Graf
Muhaimin, Abdul Wahab Abd. Ayat-ayat Perkawinan dan Perceraian Dalam Kajian Ibnu Katsir, Jak
Mulyati,Sri. Relasi Suami Iteri dalam Islam. Jakarta: Pusat Studi Wanita. 2004
P. Meija, Melanie, Gender Jihad: Muslim Women, Islamic Jurisprudence, and Women’s Rights, Jurn
Taat Nasution, Amir. Rahasia Perkawinan dalam Islam. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1994.
Thalib, Sayuti. Hukum Kekeluargaan Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1986.
Sopyan Yayan, Islam Negara Transformasi Hukum Perkawinan Islam dalam Hukum Nasional, Tang
Yunus, Mahmud. Hukum Perkawinan Dalam Islam. Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1996.
Zain, Muhammad dan Mukhtar Ashoiq. Membangun Keluarga Humanis, Jakarta: Grahacipta, 2005.
Zein, Satria Effendi M. Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, Jakarta: Prenada Media,
Zuhaili, Wahbah, Terjemah Fiqh Islam wa adillatuhu. Penerjemah Abdul Hayie al-kattani, dkk. Dam
Haem, Nurul Huda. Awas Illegal Wedding dari Penghulu Liar Hingga
Perselingkuhan, Jakarta: PT Mizan Publika, 2007