Anda di halaman 1dari 4

Penyajian materi pelajaran dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD

terdiri atas tiga nagian yaitu pendahuluan, pengembangan dan praktek


terkendali. Pada bagian pendahuluan materi pelajaran dipresentasikan oleh
guru dengan menggunakan metode pembelajaran. Siswa mengikuti
presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes
berikutnya.
Selanjutnya dilakukan pengembangan materi yang akan dipelajari siswa
dalam kelompok. Di sini siswa belajar untuk memahami makna bukan hafalan.
Pertanyaan-peranyaan diberikan penjelasan tentang benar atau salah. Jika
siswa telah memahami konsep maka dapat beralih ke konsep lain. Praktek
terkendali dilakukan dengan cara menyuruh siswa mengerjakan soal,
memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah
agar siswa selalu siap dan dalam memberikan tugas jangan menyita waktu
lama.

Artikel ini telah terbit di :


https://radarsemarang.jawapos.com/artikel/untukmu-guruku/2020/04/05/
pembelajaran-kooperatif-tipe-stad-pada-matematika/

Copyright © RADARSEMARANG.ID

Kegiatan evaluasi dilakukan selama 45 – 60 menit secara mandiri untuk


menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok.
Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan kelompok, siswa diberikan tes
secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling
membantu. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu
dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.

Artikel ini telah terbit di :


https://radarsemarang.jawapos.com/artikel/untukmu-guruku/2020/04/05/
pembelajaran-kooperatif-tipe-stad-pada-matematika/

Copyright © RADARSEMARANG.ID

Artikel ini telah terbit di :


https://radarsemarang.jawapos.com/artikel/untukmu-guruku/2020/04/05/
pembelajaran-kooperatif-tipe-stad-pada-matematika/

Copyright © RADARSEMARANG.ID
Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD
 Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing- masing terdiri atas 4
atau 5 anggota. Tiap kelompok memiliki anggota yang heterogen.
 Tiap anggota kelompok menggunakan lembar kerja dan kemudian saling membantu untuk
menguasai bahan ajar melalui Tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok.
 Secara individual atau kelompok tiap minggu atau tiap dua minggu guru mengevaluasi untuk
mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang telah dipelajari.
 Tiap siswa dan tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan
kepada siswa secara individu atau kelompok yang meraih prestasi tinggi diberi
penghargaan.

1. Mengamati: Secara klasikal siswa mengamati dan mencermati contoh benda


sekitar yang berbentuk lingkaran, kemudian menyimak presentasi melalui
layar LCD tentang manfaat benda yang berbentuk lingkaran dan dan definisi
lingkaran.Siswa mengembangkan sikap bersyukur.(Contoh permasalahan
terlampir)
2. Menanya: Siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan terkait hal-hal yang
diamati atau dicermati. Siswa mengembangkan sikap ingin tahu.
3. Mengumpulkan informasi: Siswa melihat presentasi tentang unsur-unsur
lingkaran berupa definisi bukan gambar.
4. Mengolah informasi: Setelah melihat presentasi LCD, siswa secara
berkelompok mengerjakan LK. Siswa mengembangkan sikap teliti.
5. Mengkomunikasikan: Perwakilan masing-masing kelompok
memprersentasikan hasil pekerjaannya. Siswa mengembangkan santun dan
menghargai pendapat.

1. Memberi rangsangan atau stimulus (stimulation)


2. Mengidentifikasi masalah (problem statement)
3. Proses mengumpulkan data (data collection)
4. Proses pengolahan data (data processing)
5. Pembuktian (verification)
6. Penarikan kesimpulan (generalization)
Untuk melihat penerapan langkah di atas, perhatikan contoh discovery

learning pada pembelajaran IPA berikut ini.

. Stimulation
Pada tahapan stimulation, guru memberikan motivasi agar peserta didik bisa

lebih fokus dalam mempelajari materi tentang kelistrikan pada saraf. Lalu, guru

meminta peserta didik untuk memukulkan sikunya ke meja.

b. Problem statement

Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk mengidentifikasi masalah terkait

kelistrikan pada saraf sebanyak mungkin, hingga akhirnya timbul pemikiran dan

pertanyaan dari peserta didik.

 Guru bisa bertanya pada peserta didik, misalnya “Apa yang kalian rasakan
setelah siku dipukulkan ke meja?”
 Guru meminta peserta didik untuk merumuskan pertanyaan yang
berkaitan dengan permasalahan. Misalnya, “Mengapa siku terasa sakit
saat dipukulkan ke meja?”, “Apa peran saraf dalam
 menanggapi rangsangan tersebut?”, “Bagaimana kelistrikan terjadi pada
sel saraf manusia?”
 Guru meminta peserta didik untuk membuat hipotesis terhadap
pertanyaan di atas.
c. Data collection

Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk mencari informasi yang relevan guna

menjawab pertanyaan yang dirumuskan pada tahap problem statement.

d. Data processing

Pada tahap ini, guru meminta peserta didik untuk berdiskusi dengan anggota

kelompoknya untuk memproses informasi yang telah dikumpulkan oleh masing-

masing anggota.

e. Verification

ahap verification memuat kegiatan peserta didik untuk membuktikan kebenaran

hipotesis yang telah dirumuskan. Cara untuk membuktikannya adalah dengan


melakukan pemeriksaan kembali hipotesisnya dan mencocokkan hipotesis

tersebut dengan informasi yang diperoleh dari literatur.

f. Generalization

Pada tahap ini, peserta didik menyimpulkan berdasarkan kecocokan antara

informasi yang diperoleh dan hipotesis.

Anda mungkin juga menyukai