Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar

TUNAS
JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
http://journal.umpalangkaraya.ac.id/index.php/tunas
UMP
Volume 7 Nomor 2, Juni 2022 (30-38)

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP


HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN 1 KERENG
BANGKIRAI PALANGKA RAYA
The Effect Of Learning Media And Early Ability On Indonesian Learning
Outcomes Of Students Class V Sdn 1 Kereng Bangkirai Palangka Raya
1
Ovi Monita, 2Muchlas Suseno, &3Robinson Situmorang
1Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Timur, Indonesia.
2Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Timur, Indonesia.
3Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Timur, Indonesia.

ARTIKEL INFO
ABSTRAK
Diterima
Maret 2022
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur apakah ada pengauh penggunaan
media pembelajaran dan kemampuan awal terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN
1 Kereng Bangkirai Palangka Raya. Pengambilan sampel dari penelitian menggunakan
teknik simple random sampling yaitu sebanyak 36 siswa. Metode yang digunakan
adalah eksperimen design by level 2x2 dengan perhitungan menggunakan anava dua
jalur dan uji lanjutan tukey. Hasil penelitian adalah bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan pengunaan media pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap hasil
Dipublikasi
belajar siswa kelas V SDN 1 Kereng Bangkirai Paalangka Raya.
Mei 2022
Kata Kunci : Media Pembelajaran, Kemampuan Awal, Hasil Belajar, Multimedia,
Gambar Fotografi, Menyimak, Bahasa Indonesia.

ABSTRACT

This study aims to measure whether there is an influence on the use of learning
media and initial abilities on the learning outcomes of fifth grade students at SDN 1
Kereng Bangkirai Palangka Raya. Sampling of the study using simple random sampling
technique that is as many as 36 students. The method used is an experimental design by
level 2x2 with calculations using two-way ANOVA and Tukey's advanced test. The result of
the research is that there is a significant effect of using learning media and students' initial
abilities on the learning outcomes of fifth graders at SDN 1 Kereng Bangkirai Paalangka
Raya.

Keywords: Learning Media, Initial Ability, Learning Outcomes, Multimedia, Image


Photography, Listening, Indonesian Language.
*e-mail :
ovimonita13@gmail.com

© Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

1
Ovi Monita, 2Muchlas Suseno, &3Robinson Situmorang 30
ISSN: 24776076
E-ISSN: 26858169
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PENDAHULUAN kemampuan menyimak dan hasil belajar
peserta didik. Disamping untuk meningkatkan
Perkembangan Ilmu Pendidikan dan
hasil belajar peserta didik buku panduan ini
Teknologi (IPTEK) diera Revolusi Industri
juga diharapkan dapat dapat membatu tenaga
4.0 yang semakin pesat, sehingga menuntut
pendidik untuk dapat mengaplikasikan dan
kita untuk mampu memanfaatkan informasi
mengimplemantasikan cara penggunaan media
atau media dengan baik dan cepat terhadap
pembelajaan berbasis multimedia (proyektor)
penggunaan media pembelajaran. Untuk itu
ini disekolah agar setiap tenaga pendidik yang
dibutuhkan sumber daya manusia yang
inggin menggunakan media pembaajaran
berkualitas dan bernalar tinggi serta memiliki
multimedia (proyektor) dapat dengan mudah
kemampuan untuk mengembangkan Ilmu
mempelajarinya, sehingga proses
Pendidikan dan Teknologi (IPTEK).
pembelajaran dikelas dapat berjalan dengan
Berdasarkan pada media yang dipilih
efektif.
pendidik untuk digunakan sebagai materi
Pemilihan metode dan media
bahan mengajarnya diharapkan dapat dengan
pembelajaran yang akan digunakan oleh
efektif membantu peserta didik dalam
tenaga pendidik sangat berpengaruh
mengembangkan cara berfikirnya. Ada
penting dalam penyampaian informasi kepada
berbagai macam media yang dapat digunakan
peserta didik sehingga pembelajaran yang
untuk bahan mengajar dikelas salah satunya
disampaikan dapat dengan mudah terserap
media yang berbasis teknologi. Selain itu
oleh peserta didik.
media yang juga dapat digunakan adalah media
Penggunadaan media dalam proses
multimedia (proyektor), dimana media ini juga
pembelajaran sangat dianjurkan untuk
dapat menarik peserta didik untuk dapat lebih
membantu tenaga pendidik
memahami pelajaran.
menyampaikan materi pelajaran yang akan
Penerapan pembelajaran dalam
disampaikan, terutama kepada peserta
pengunaan media ini diharapkan dapat
didik yang belum suah untuk memahami
memberi kegiatan yang bertujuan untuk
materi yang bersifat abstrak. Ivers & Ann
mendorong peserta didik untuk mengeluarkan
dalam jurnal Sandy Kosasi (2014)
ide, gagasan atau jawaban sebanyak-
menjelaskan: “multimedia is the use of several
banyaknya. Untuk memperbaiki pembelajaran
media to present information. Combinations
bahasa Indonesia khususnya untuk
may include text, graphics, animation,
kemampuan menyimak dan meningkatkan
pictures, video, and sound”. Multimedia
kemampuan menyimak siswa. Dengan
adalah penggunaan beberapa media untuk
ditemukannya masalah ini peneliti tertarik
menyajikan informasi. Kombinasi ini dapat
untuk melakukan penelitian tentang
berisi teks, grafik, animasi, gambar, video, dan
peningkatan pembelajaran menyimak,
suara. Teknologi saat ini, bagaimanapun
khususnya menyimak cerita dan memahami
memungkinkan pendidik dan siswa untuk
teks bacaan dengan multimedia (proyektor).
mengintegrasikan, menggabungkan dan
Mengingat pentingnya media pembelajaran
berinteraksi dengan media yang jauh
untuk meningkatkan keinginan dan minat
melampaui apa yang sebelumnya.
belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran
Munir dalam jurnal Nopriyanti dan
yang diharapkan dapat tercapai.
Sutira (2015) membagi multimedia menjadi
Oleh sebab itu media pembelajaran
beberapa jenis atau kategori, yaitu:
berbasis multimedia (proyektor) ini dapat
multimedia yang berbentuk nertwork-online
dijadikan salah satu media pembelajaran yang
(internet) dan multimedia offline/ stand alone
efektif untuk dapat meningkatkan
(tradisional). Jenis jasa multimedia terdiri dari

1
Ovi Monita, 2Muchlas Suseno, &3Robinson Situmorang 31
ISSN: 24776076
E-ISSN: 26858169
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
dua yaitu berdiri sendiri (offline/ stand alone), guru memanfaatkan fasilitas yang ada sebagai
seperti pengajaran konvensional/ tradisional media pembelajaran, seperti pemanfaatan
dan terhubung dengan jaringan telekomuniksi komputer sebagai media pembelajaran oleh
(network-online) seperti internet. Sistem guru dapat dilakukan dengan memanfaatkan
multimedia stand alone merupakan sistem program multimedia pembelajaran di dalam
komputer multimedia yang memiliki minimal kelas.
penyimpanan/storage (harddisk, CD-ROM/ Media pembelajaran merupakan bagian
DVD-ROM/CD- RW/ DVD-RW) alat input yang integral dari suatu proses pendidikan
(keyboard, mouse, Proyektor). dalam proses pembelajaran. Menrut Nunuk,
Talbert dalam Bates dalam Ganjar dkk (2018) Media pembelajaran adalah
Mulyadi (2015) juga menyampaikan 4 prinsip keseluruhan struktur dan kapasitas data yang
penggunaan multimedia dalam pembelajaran. dibuat atau digunakan sesuai pembelajaran,
Prinsip tersebut merupakan suatu dapat dimanfaatkan untuk tujuan
paduan mempersiapkan rencangan pembelajaran dalam menyampaikan pesan,
media pembelajaran agar lebih menarik. renungan, sentimen, pertimbangan, dan
1) Keep it simple, focus pada satu ide dalam keinginan siswa sehingga dapat mendukung
satu pembahasan. pembelajaran yang disengaja dan terkontrol.
2) Keep it short, pastikana video tidak lebih Menurut Heinich dalam Azhar Arsyad
dari 5-6 menit untuk memaksimalkan (2016) media pembelajaran adalah perantara
perhatian siswa pada materi pembelajaran. yang membawa pesan atau informasi yang
3) Keep it real, model pengambilan keputusan bertujuan instruksional atau mengandung
dan proplem solving akan lebih menarik. maksud- maksud pengajaran antara sumber
4) Keep it good, rencanakan dengan baik saat dan penerima. Kemudian menurut Gagne’
akan membuat video. Pastikan nentinya dan Briggs dalam Azhar Arsyad (2016)
akan menghasilkan kualitas gambar dan menjelaskan bahwa media pembelajaran
suara yang baik. meliputi alat secara fisik diguakan untuk
Gayeski dalam Munir (2012) menyampaikan isi materi pengajaran yang
mendefinisikan multimedia sebagai kumpulan terdiri dari buku, tape recorder, kaset video
media berbasis komputer dan sistem camera, video recorder, film, slide (gambar
komunikasi yang memiliki peran untuk bingkai), foto gambar, grafik, televisi, dan
membangun, menyimpan, menghantarkan dan komputer.
menerima informasi dalam bentuk teks, grafik, Menurut Hujair AH Sanaky (2013)
animasi, audio, video, dan sebagainya, Oleh manfaat media pembelajaran sebagai alat
sebab itu penggunaa media saat pengajaran bantu dalam proses pembelajaran adalah
sangat dianjurkan dengan maksud sebagai berikut :
memperkuat kualitas pembelajaran. 1) Pengajaran lebih menarik perhatian
Media pembelajaran saat ini telah pembelajaran sehingga dapat
medapat perhatian dari pemerintah salah menumbuhkan motivasi belajar.
satunya adalah diberikannya fasilitas media 2) Bahan pengajaran akan lebih jelas
pendukung di sekolah dasar dan sekolah maknanya, sehingga dapat lebih dipahami
menengah seperti laboratorium, komputer, pembelajarannya, serta mungkin
proyektor, dan alat peraga yang lain. Tetapi pembelajaran menguasai tujuan pengajaran
sering kali penggunaan fasilitas tersebut masih dengan baik.
kurang maksimal, hal ini disebabkan guru 3) Metode pembelajaran bervariasi, tidak
masih memilih dengan dominasi ceramah semata-mata hanya komunikasi verbal
penggunaan buku cetak. Lebih maksimal jika melalui penuturan kata-kata lisan pengajar,

1
Ovi Monita, 2Muchlas Suseno, &3Robinson Situmorang 32
ISSN: 24776076
E-ISSN: 26858169
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
pembelajaran tidak bosan, dan pengajar bahasa, guru dapat memperhatikan beberapa
tidak kehabisan tenaga. faktor dalam pembelajaran bahasa agar dapat
4) Pembelajaran lebih banyak melakukan berjalan dengan baik dikelas. Guru sebagai
kegiatan belajar, sebab tidak hanya perencana dan pelaksana perencanaan
mendengarkan penjelasan dari pengajar pembelajaran harus memahami faktor-faktor
saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan apa saja yang harus diperhatikan dalam
seperti: mengamati, melakukan, merancang pembelajaran.
medemonstrasikan dan lain-lain. Resmini, dkk. (2009) juga
Sedangkan menurut Daryanto (2010) mengemukakan bahwa, “Di Sekolah Dasar,
media pembelajaran mempunyai beberapa landasan pembelajaran bahasa Indonesia
manfaat antara lain: ditelusuri melalui landasan formal berupa
1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu kurikulum, landasan filosofi ideal berupa
verbalistik. wawasan teoritik-konseptual dan landasan
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, operasional berupa buku teks bahasa
tenang dan daya indra. Indonesia”. Dalam pembelajaran Bahasa
3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih Indonesia dengan penggunaan media
langsung antara murid dengan sumber pembelajaran multimedia (proyektor) ini
belajar. keterampilan berbahasa yang ini dilihat dan
4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai ditingkatkan adalah kemampuan menyimak
dengan bakat dan kemampuan visual, peserta didik di sekolah dasar. Menurut Logan
auditori dan kinestetiknya. et all dalam Tarigan (2008) menyimak adalah
5) Memberi ransangan yang sama, suatu kegiatatan yang merupakan suatu
mmempersamakan pengalaman dan proses. Dalam proses menyimakpun terdapat
menimbulkan presepsi yang sama. tahap-tahap, antara lain:
6) Proses pembelajaran mengandung lima 1) Tahap mendengar, dalam tahap ini kita
komponen komunikasi, guru baru mendengar segala sesuatu yang
(komunikator), bahan pembelajaran, media dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran
pembelajaran, siswa (komunikasi) dan atas pembicaraannya. Jadi, kita masih
tujuan pembelajaran. berada tahap hearing.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas 2) Tahap memahami, setelah kita mendengar
dapat disimpulkan bahwa penggunaan media maka ada keinginan bagi kita untuk
pembelajaran dalam proses pembelajaran mengerti atau memahami dengan baik isi
dikelas dapat menumbuhkan minat belajar pembicaraan yang disampaikan oleh
bagis siswa kemudian juga dapat memperjelas pembicara. Kemudian, sampailah kita
materi pembelajaran dan juga menimbulkan dalam tahap understanding.
rasa keingintahuan tentang materi yang 3) Tahap menginterprestasi, penyimak yang
diajarkan sehingga siswa tidak bosan dalam baik, yang cermat dan teliti, belum puas
mengikuti kegiatan pembelajaran. kalau hanya mendengar dan memahami isi
Resmini, dkk. (2009) memaparkan ujaran sang pembicara, dia ingin
kurikulum Pembelajaran bahasa Indonesia menafsirkan atau menginterprestasikan isi,
bahwa, “Pembelajaran bahasa dan sastra butir-butir pendapat yang terdapat dan
Indonesia dilaksanakan dalam mata pelajaran tersiratdalam ujaran itu. Dengan demikian,
bahasa Indonesia”. Tentu saja pembelajaran sang penyimak telah tiba- tiba pada tahap
bahasa Indonesia tidak bisa diberikan begitu interpreting.
saja tanpa mempertimbangkan hal-hal 4) Tahap mengevaluasi, setelah memhami
tertentu. Dalam setiap proses pembelajaran serta dapat menafsirkan atau

1
Ovi Monita, 2Muchlas Suseno, &3Robinson Situmorang 33
ISSN: 24776076
E-ISSN: 26858169
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
menginterprestasikan isi pembicaraaan, bearti bahwa penggunaan media seperti,
penyimak pun mulailah menilai atau multimedia interaktif memungkinkan siswa
mengevaluasi pendapat serta gagasan dan untuk meraih hasil belajar 80% dari yang
kekurangan pembicara. Dengan demikian, dipelajarinya.
sudah pada tahap evaluating. Tahap Penggunaan media merupakan salah satu
menanggapi, tahap ini merupakan tahap cara belajar mengajar yang cukup efektif untuk
terahir dalam kegiatan menyimak. menarik peserta didik mengikuti dengan tekun
Penyimak menyambut, mencamkan, dan proses belajar mengajarnya, dengan
menyerap serta menerima gagasan atau ide penggunaan media yang tepat untuk setiap
yang dikemukakan oleh pembicara dalam materi yang diajarkan oleh tenaga pendidik
ujaran atau pembicaraan. Lalu, penyimak maka dengan begitu akan mudah dengan cepat
pun sampailah pada tahap menanggapi atau juga tercapai materi yang diajarkan. Agar
responding. materi pembelajaran dapat diterima dengan
Belajar ialah suatu proses yang dilakukan baik oleh peserta didik dan untuk tercapainya
oleh seseorang untuk memperoleh suatu tujuan pembelajaran biasanya setiap tenaga
perubahan tingkah laku yang beru secara pendidik atau guru menggunakan media untuk
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri menunjang pembelajaran yang akan
dalam interaksi dengan lingkungan Slameto diajarkannya. Dalam ilmu pendidikan banyak
(2015). Dwyer dalam Asyhar, dalam Nunuk, sekali media-media yang dapat digunakan
dkk, (2018) mengemukakan bahwa cara untuk menunjang kebutuhan pembelajaran
komunikasi memempengaruhi daya ingat salah satunya media proyeksi gerak.
peserta didik. Komunikasi yang terjalin tanpa Banyak perubahan terjadi pada diri siswa
penggunaan media dan hanya mengandalkan setelah mengikuti proses pembelajaran dan
verbal saja, menyebabkan daya ingat peserta dapat dibedakan lagi menjadi dua yaitu output
didik daalam waktu 3 jam hanya 70% saja. dan outcome. Output merupakan kecakapan
Apabila menggunakan media visual tanpa yang dikuasai siswa yang segera dapat
komunikasi verbal daya ingat peserta didik diketahui setelah mengikuti serangkaian
meningkat menjadi 72%, sedangkan media proses pembelajaran. Ada juga yang disebut
visual dan komunikasi verbal daya ingat dengan outcome pembelajaran merupakan
peserta didik mampu mencapai 85%. hasil pembelajaran yang bersfat jangka
Hubungan daya ingat peserta didik dan pendek. Output pembelajarn dapan dibedakan
berbagai cara komunikasinya, dapat dilihat menjadi dua macam, yaitu hard skills dan soft
pada tabel berikut. skills. Gronlund dan Linn (1990) dalam
Komunikasi Media 3 Jam 3 Hari Purwanto (2016) Tes Hasil Belajar
Verbal Visual dikelompokan kedalam beberapa kategori.
√ 70 10 Menurut peranan fungsionalnya dalam
√ 72 20 pembelajaran tes hasil belajar ini dapat dibagi
menjadi empat macam yaitu tes formatif, tes
√ √ 85 65
sumatif, tes diagnosrik dan tes penempatan.
Suyanto dalam jurnal Nopriyanti dan Sutira
(2015) dalam hasil penelitian dari Computer
METODOLOGI PENELITIAN
Technology Research (CTR) menunjukan
bahwa seorang hanya dapat mengingat apa Metode yang digunakan dalam
yang dilihatnya sebesar 20%, 30% dari yang penelitian ini adalah metode ekperimen quasi.
didengarnya, 50% dari yang didengar dan Penelitian ini terdapat tiga variabel, variabel
dilihatnya, dan 80% dari yang didengar, dilihat, bebas (X₁) dalam penelitian ini adalah media
dan dikerjakannya secara simultan. Hal ini pembelajaran, variabel bebas (X₂)

1
Ovi Monita, 2Muchlas Suseno, &3Robinson Situmorang 34
ISSN: 24776076
E-ISSN: 26858169
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
kemampuan awal variabel terikat (Y) adalah dengan menggunakan Multimedia (A1B1). 2).
hasil belajar peserta didik. Metode yang Kelompok siswa yang memiliki tingkat
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kemampuan awal rendah dan di ajar dengan
eksperimen dengan design by level 2x2. menggunakan Multimedia (A2B1). 3).
Berdasarkan hal tersebut, design by level 2x2 Kelompok siswa yang memiliki tingkat
dapat dilihat pada tabel dibawah ini. kemampuan belajar tinggi dan di ajar dengan
Tabel 2 menggunakan gambar fotografi (A1B2). 4).
Rancangan Penelitian Eksperimen Design By Kelompok siswa yang memiliki tingkat
level 2x2 kemampuan awal rendah dan di ajar dengan
Media Pembelajaran menggunakan gambar fotografi (A2B2).Matris
Kemampuan (A) pada pengelompokan sampel dapat dilihat
Awal Multimedia Gambar pada tabel berikut
(B) (A1) Fotografi
(A2)
Tinggi A1B1 A2B1 HASIL PENELITIAN DAN
(B1)
Rendah A1B2 A2B2
PEMBAHASAN
(B2)
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
Populasi target dari penelitian ini adalah
dilakukan dengan menggunakan analisis
seluruh peserta didik kelas V SDN 1 Kereng
varians dua jalur dan dilanjutkan dengan uji
Bangkirai Kota Palangka Raya Tahun ajaran
tukey, jika terdapat interaksi di dalam
2021/ 2022 sebanyak 36 peserta didik yaitu
pengujian. Analisis varians dua jalur digunakan
peserta didik di kelas Va dan Vb.
untuk menguji satu pengaruh utama (main
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
effect) dan interaksi (interaction effect) antara
probability sampling dengan teknik simple
media pembelajaran dan kemampuan awal
random sampling. Cara pengambilan sampel
terhadap skor hasil belajar Bahasa Indonesia
kelas acak dalam penelitian ini adalah dengan
siswa. Dengan menggunakan tabel anava dua
cara undian sederhana dengan langkah-
jalur diperoleh hasil seperti di bawah ini.
langkah sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil SPSS Analisis Varians Dua Jalur
1) Dua kelas Va dan Vb yang akan menjadi
sampel dari penelitian. Dependent Variable: Hasil Belajar Bahasa Indonesia
2) Dua kelas yang menajdi sampel selanjutnya Corrected 83,667a 3 27,889 34,150 ,000
Model
dipilih kembali untuk menentukan kelas Intercept 6534,000 1 6534,000 8000,816 ,000
eksperimen dan kelas kontrol. A 6,000 1 6,000 7,347 ,013
3) Sebelum diberikan perlakuan siswa B 4,167 1 4,167 5,102 ,035
A*B 73,500 1 73,500 90,000 ,000
terlebih dahulu diberikan pre test untuk Error 16,333 20 ,817
mengetahui mana siswa dengan Total 6634,000 24
kemlompok tinggi dan rendah. Corrected 100,000 23
Total
Dalam Swerdlik (2009) siswa
Berdasarkan hasil analisis varians (ANAVA)
dikatagorikan kedalam kelompok yang
dua jalur di atas, dapat dijelaskan:
memiliki kemampuan awal tinggi adalah 33%
1. Perbedaan Hasil Belajar Bahasa Indoensia
skor tertinggi dan siswa dikelompokan dalam
Siswa Antara Kelompok Siswa yang Diajar
kelompok kemampuan awal rendah adalah
dengan Menggunakan Multimedia dan
33% skor terendah. Hasil pengambilan sampel
Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan
diperoleh sebanyak 4 (empat) kelompok,
Menggunakan Gambar Fotografi
yaitu: 1). Kelompok siswa yang memiliki
Berdasarkan hasil analisis varians dua jalur
tingkat kemampuan awal tinggi dan di ajar
baris Antar A pada taraf signifikan α = 0,05,

1
Ovi Monita, 2Muchlas Suseno, &3Robinson Situmorang 35
ISSN: 24776076
E-ISSN: 26858169
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
didapat Fhitung = 7,347 dan Ftabel (0,05;1:20) awal terhadap hasil belajar Bahasa Indoenesia
= 4,35. Rangkumannya dapat dilihat pada tabel siswa. Interaksi antara media pembelajaran
1.3 dan perhitungannya dapat dilihat dan kemampuan awal terhadap hasil belajar
pada lampiran. Berdasarkan nilai Sig. Bahasa Indoenesia siswa dapat dilihat pada
pada tabel Tests of Between-Subjects Effects gambar berikut.
untuk baris A dengan ketentuan jika kurang
dari 0,05 maka hasil pengujian tersebut
signifikan atau H0 ditolak. Pada tabel 1.3
terlihat bahwa nilai Sig. untuk baris A adalah
0,013; kurang dari 0,05 maka H0 ditolak
sehingga H1 diterima. Dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar.
Bahasa Indoensia siswa antara kelompok yang Gambar 1.1 Visualisasi Interaksi Antara Media
diajar dengan menggunakan multimedia dan Pembelajaran dan Kemampuan Awal dalam
kelompok yang diajar dengan menggunakan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Bahasa
gambar fotografi yang signifikan. Dengan Indonesia Siswa. Dengan terujinya interaksi
perkataan lain bahwa skor rata-rata media tersebut, maka selanjutnya perlu dilakukan uji
pembelajaran multimedia (ῩA1 = 17,00) lebih lanjut. Uji lanjut dimaksudkan untuk
tinggi daripada skor rata-rata media mengetahui tentang: (1) perbedaan skor hasil
pembelajaran gambar fotografi (ῩA2= 16,00). belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar
Ini berarti hipotesis penelitian yang dengan menggunakan multimedia dan yang
menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar diajar dengan menggunakan gambar fotografi
Bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan bagi kelompok siswa yang memiliki tingkat
menggunakan multimedia lebih tinggi dari hasil kemampuan awal tinggi (A1B1 dan A2B1); dan
belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar (2) perbedaan skor hasil belajar Bahasa
dengan menggunakan gambar fotografi dapat Indonesia siswa yang diajar dengan
diterima. menggunakan multimedia dan yang diajar
2. Interaksi Antara Media Pembelajaran dan dengan menggunakan gambar fotografi bagi
Kemampuan Awal Terhadap Skor Hasil kelompok siswa yang memiliki tingkat
Belajar Bahasa Indonesia Siswa kemampuan awal rendah (A1B2 dan A2B2).
Berdasarkan hasil analisis varians dua jalur Rangkuman hasil uji lanjut dengan uji tukey
tentang interaksi antara media pembelajaran terhadap 2 kelompok data yang dibandingkan
dan kemampuan awal terhadap skor hasil dapat dilihat pada tabel 1.4 di bawah ini.
belajar Bahasa Indoensia siswa terlihat pada Perhitungannya dapat dilihat pada lampiran.
tabel perhitungan anava dua jalur di atas, Tabel 4 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji
bahwa harga Fhitung interaksi = 90,000 dan Tukey
Kelompok Qtab
Ftabel (0,05;1:20) = 4,35. yang dk Qhi el Ket.
Berdasarkan nilai Sig. pada tabel Tests of Dibanding tun α =
Between-Subjects Effects untuk baris A * B kan g 0,05
dengan ketentuan jika kurang dari 0,05 maka A1B1 4 : 12,16 4,90 Sig.
dengan 6
hasil pengujian tersebut signifikan atau H0 A 2 B1
ditolak. Pada Tabel 1.3 terlihat bahwa nilai Sig. A 1 B2 4 : 6,76 4,90 Sig.
dengan 6
untuk baris A * B adalah 0,000; kurang dari A 2 B2
0,05 maka H0 ditolak sehingga H1 diterima.
Kesimpulannya bahwa terdapat interaksi
antara media pembelajaran dan kemampuan

1
Ovi Monita, 2Muchlas Suseno, &3Robinson Situmorang 36
ISSN: 24776076
E-ISSN: 26858169
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
3. Perbedaan Hasil Belajar Bahasa Indonesia yang diajar dengan menggunakan gambar
Siswa yang Diajar dengan Menggunakan fotografi dapat diterima.
Multimedia dan Siswa yang Diajar dengan 4. Perbedaan Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Menggunakan Gambar Fotografi pada Siswa yang Diajar dengan Menggunakan
Kelompok Siswa yang Memiliki Tingkat Multimedia dan Siswa yang Diajar dengan
Kemampuan Awal Tinggi Menggunakan Gambar Fotografi pada
Siswa yang memiliki tingkat Kelompok Siswa yang Memiliki Tingkat
kemampuan awal tinggi memberikan pengaruh Kemampuan Awal Rendah
terhadap skor hasil belajar Bahasa Indonesia Siswa yang memiliki tingkat
dengan adanya media pembelajaran. Hal ini kemampuan awal rendah memberikan
terbukti berdasarkan hasil uji lanjut dengan pengaruh terhadap skor hasil belajar bahasa
menggunakan uji tukey yang hasilnya sebagai Indonesia dengan adanya media pembelajaran.
berikut: Hal ini terbukti berdasarkan hasil uji lanjut
Tabel 5 : Perbandingan Kelompok dengan menggunakan uji tukey yang hasilnya
A1B1 dengan A2B1 sebagai berikut:
Kelompok Qtabel Tabel 6. Perbandingan Kelompok
yang dk Q Ket.
α= A1B2 dengan A2B2
Dibandingkan hitung 0,05
A1B1 dengan 4 : 6 12,16 4,90 Sig. Kelompok Qtab
A2B1 yang dk Q el Ket.
Dibandingkan hitung α =
0,05
Skor hasil belajar Bahasa Indonesia
A1B2 dengan 4 : 6 6,76 4,90 Sig.
siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal A2B2
tinggi dan diajar dengan menggunakan Skor hasil belajar Bahasa Indonesia
multimedia (A1B1) dibandingkan dengan skor siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal
hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang rendah dan diajar dengan menggunakan
memiliki tingkat kemampuan awal tinggi dan
multimedia (A1B2) dibandingkan dengan skor
diajar dengan menggunakan gambar fotografi
hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang
(A2B1), diperoleh Qhitung = 12,16 dan
memiliki tingkat kemampuan awal rendah dan
Qtabel (0,05;4:6) = 4,90. Dengan demikian
Qhitung lebih besar daripada Qtabel, sehingga diajar dengan menggunakan gambar fotografi
H0 ditolak, dapat ditafsirkan bahwa terdapat (A2B2), diperoleh Qhitung = 6,76 dan Qtabel
perbedaan skor hasil belajar Bahasa Indonesia (0,05;4:6) = 4,90. Dengan demikian Qhitung
siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal lebih besar daripada Qtabel, sehingga H0
tinggi secara signifikan antara media ditolak, dapat ditafsirkan bahwa terdapat
pembelajaran multimedia dengan media perbedaan skor hasil belajar Bahasa Indonesia
pembelajaran gambar fotografi. Dengan siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal
perkataan lain bahwa skor rata-rata siswa rendah secara signifikan antara media
yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi pembelajaran multimedia dengan media
dan diajar dengan menggunakan multimedia pembelajaran gambar fotografi. Dengan
(ῩA1B1 = 19,17) lebih tinggi daripada skor perkataan lain bahwa skor rata-rata siswa
rata-rata siswa yang memiliki tingkat yang memiliki tingkat kemampuan awal
kemampuan awal tinggi dan diajar dengan rendah dan diajar dengan menggunakan
menggunakan gambar fotografi (ῩA2B1 =
multimedia (ῩA1B2 = 14,83) lebih rendah
53,63) terhadap hasil belajar bahasa Indonesia.
daripada skor rata-rata siswa yang memiliki
Dengan demikian hipotesis penelitian yang
tingkat kemampuan awal rendah dan diajar
menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar
Bahasa Indonesia siswa yang memiliki tingkat dengan menggunakan gambar fotografi
kemampuan awal tinggi dan diajar dengan (ῩA2B2 = 17,22) terhadap hasil belajar bahasa
menggunakan multimedia lebih tinggi daripada Indonesia. Dengan demikian hipotesis

1
Ovi Monita, 2Muchlas Suseno, &3Robinson Situmorang 37
ISSN: 24776076
E-ISSN: 26858169
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
penelitian yang menyatakan bahwa rata-rata Lisa, dkk. (2018). Analisis Interaksi Guru Dan
hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa
memiliki tingkat kemampuan awal rendah dan Indonesia di Kelas VII SMP Negeri 15
Kota Bengkulu. Jurnal Ilmiah Korpus,
diajar dengan menggunakan multimedia lebih
Volume II, Nomor III, Desember
rendah daripada yang diajar dengan 2018.
menggunakan gambar fotografi dapat diterima. Nopriyanti dan Sudira. (2015). Pengembangan
Multimedia Pembelajaran Interaktif
KESIMPULAN Kompetensi Dasar Pemasangan
Impikasi media pembelajaran dan Sistem Penerangan dan Wiring
kemampuan awal terhadap hasil belajar Kelistrikan di SMK.Volume 1, Nomor
Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN 1 kereng 1, Juni 2017
Reyna, Jorge., Hanham, Jose & Meler,Peter.
bangkirai Palangka Raya. Hasil dan
2018.A taxonomy of digital media
kesimpulannya adalah dengan pengunaan types for Learner- Generated Digital
media dan melihat kemampuan awal siswa Mediaassignments. Journal of
dalam proses pembelajaran maka dari variable Educational Technology Systems.
keduanya dapat meningkatkan hasil belajar Sage Journals ,(14),6. 75-83.
Bahasa Indonesia dengan pengunaan media Supriyadi, A., & Kurniawati, N. (2018). Upaya
pembelajaran multimedia maupun gambar Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa
Indonesiamenggunakan Metode
fotografi. Penggunaan media pembelajaran Demonstrasi Berbantuan Media
yang juga sangat efektif meningkatkan hasil Wayang Pada Peserta Didik Kelas
belajar siswa inilah yang dapat dijadikan acuan V/A di SDN-2 Bukit Tunggal Palangka
bahwa sangat diperlukannya media Raya Tahun Pelajaran 2017/2018.
pembelajaran untuk proses belajar disekolah. Pedagogik: Jurnal Pendidikan, 13(1),
Setiap siswa memiliki kemampuasn awal 39-47.
https://doi.org/10.33084/pedagogik.v1
yang berbeda-beda dalam menerima,
3i1.725
mengingat dan mengolah informasi yang
dipelajari dalam peoses pembelajaran.
Dengan diberikannya media
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan
siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil
dari belajar siswa tersebut. Sehingga proses
pembelajaran menjadi efektif dan kemampuan
siswa juga menjadi maksimal dengan
menggunakan media pemeblajaran yang tepat
sehingga materi yang diajarkan akan dengan
mudah diserap dan diterima oleh siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2014). Dasar-Dasar Evaluasi


Pendidikan. PT. Bumi Aksara. Jakarta
Arsyad, Azhar. (2011) Media Pembelajaran.
Rajawali Press: Jakarta Daryanto,
(2010). Media Pembelajaran. IKAPI:
Yogyakarta.
Daryanto, (2016). Media Pembelajaran. Gava
Media: Yogyakarta

1
Ovi Monita, 2Muchlas Suseno, &3Robinson Situmorang 38
ISSN: 24776076
E-ISSN: 26858169

Anda mungkin juga menyukai