3. Titin Nasrofah, Jusniar, Rostiana Arsani (2022). Hasil kesimpulan menunjukkan bahwa
model pembelajaran dengan Problem Based Learning dengan dilengkapi media
pembelajaran alat peraga dapat meningkatkan minat belajar IPA.
https://ojs.unm.ac.id/JPK/article/viewFile/29361/13790
Buku:
1. Nurdyansyah (2019): Pemakaian media dalam proses pembelajaran akan dapat
membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, serta membawa pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Media juga
dapat berguna untuk membangkitkan gairah belajar, memungkinkan peserta didik untuk
belajar mandiri sesuai dengan minat dan kemampuannya.
2. Evy Fatimatur Rusydiyah (2020): Media ternyata mempunyai fungsi untuk
meminimalisir beberapa hambatan proses pembelajaran seperti verbalisme, keterbatasan
ruang, waktu serta ukuran. Selain itu media juga dapat meningkatkan sesuatu yang
menentukan dalam capaian keberhasilan proses pembelajaran, seperti meningkatkan minat
atau motivasi peserta didik, menarik perhatian peserta didik, mendorong peserta didik untuk
aktif, serta memberikan rangsangan yang efektif kepada peserta didik untuk terus belajar.
Buku:
1. Evy Fatimatur Rusydiyah (2020): Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih
mendapat keuntungan dari penggunaan media visual, seperti gambar, diagram, video, atau
film, sedangkan siswa yang memiliki tipe belajar auditif lebih mendapat keuntungan dari
media audio seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih tepat untuk
menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-
visual.
2. . Yuniastuti, Miftakhuddin, Muhammad Khoiron (2021): Menurut Dale, dalam kerucut
yang dirancangnya, media visual verbal adalah media yang paling rendah memberikan
pengaruh terhadap hasil belajar, yakni 10%. Sedangkan media audio mempunyai pengaruh
sebesar 20%. Sementara media visual grafis dan audio visual mempunyai pengaruh
terhadap hasil belajar sebanyak 30%.
3. Siswa kurang terampil dalam Guru tidak menyusun dan Kajian Literatur
melakukan diskusi kelompok memberikan Lembar Kerja Jurnal:
dalam pembelajaran IPA. Peserta Didik (LKPD/LKS) 1. Sefrida Nengsih, Tika Septia (2017). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lembar Kerja
yang tepat kepada setiap Siswa (LKS) berbasis penemuan terbimbing valid, praktis, dan efektif dalam meningkatkan
kelompok. hasil belajar dan memotivasi siswa.
https://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa/article/view/mv6n2_14
2. Cornelia Dua Kotin, Yohanes Nong Bunga, Mansur S (2020). Berdasarkan hasil validasi
ahli, perbaikan saran dan skor tanggapan subjek penelitian, maka LKS berbasis inkuiri
terbimbing pada materi tumbuhan dinyatakan layak dan dapat digunakan dalam
pembelajaran IPA di SMP Negeri Nuba Arat.
http://spizaetus.nusanipa.ac.id/index.php/spizaetus/article/view/8/8
3. Kembuan, Gissela, dkk. (2020). Hasil analisis uji lapangan menunjukkan bahwa produk
LKS berbasis pemecahan masalah, baik untuk digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran
dikelas yang dapat dilihat melalui adanya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa sebelum
dan sesudah pelaksanaan pembelajaran.
http://repo.unima.ac.id/id/eprint/887
Buku:
1.
4. Siswa kesulitan menyelesaikan Model pembelajaran yang Kajian Literatur
soal-soal HOTS. diterapkan guru belum Jurnal:
berbasis HOTS. 1. Meike Paat, Femmy Roosje Kawuwung, Yohanes Bery Mokalu (2020). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan hasil belajar IPA Biologi serta kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/article/view/1979/1645
2. Ahmad Rusyadi (2020). Pembelajaran IPA berbasis Inkuiri Terbimbing membantu
peserta didik mengembangkan pengetahuan, pemahaman ide-ide ilmiah disekitar mereka
dan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Pembelajaran yang didesain untuk
melatih perserta didik dalam berpikir tingkat tinggi akan mampu memcerdaskan peserta
didik yang secara tidak langsung akan
meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas sumberdaya manusianya juga menjadi lebih
baik.
http://jbse.ulm.ac.id/index.php/PMPIPA/article/view/25/39
Buku:
1. Ridwan Abdullah Sani (2019): Untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan, siswa
harus mampu menganalisis permasalahan, memikirkan alternatif solusi, menerapkan
strategi penyelesaian masalah, serta mengevaluasi metode dan solusi yang diterapkan.
2. I Nengah Parta (2017): Pembelajaran dengan model ini (Inkuiri) diharapkan dapat
memberikan pengalaman kognitif maupun afektif. Pengalaman kognitif yang dimaksud
antara lain; (1) ketajaman atau kecermatan dalam berpikir, (2) kemampuan menggali
persoalan, (3) kemampuan berargumen, (4) kemampuan menyelesaikan masalah secara
mandiri, (5) kemampuan dalam melakukan transfer belajar. Sedangkan pengalaman afektif
meliputi; (1) kesungguhan dalam usaha memahami persoalan secara mendalam, (2)
kemauan bersikap terbuka dan saling berbagi (share) kepada rekan, dan (3) kemandirian
dalam menyelesaikan persoalan.