cinta.
Tapi kita tidak sedang membahas tema soal jatuh cinta ya Ayah bunda.
Dari mata diproses oleh Otak inilah yang akan kita bahas.
Seperti yang telah saya jelaskan di artikel sebelumnya bahwa kemampuan intelektual di masa-masa keemasan
anak berada di tahap usia 0-4 tahun.
Dalam frase masa ini anak akan banyak melihat hal-hal yang ada disekelilingnya.
Setiap benda dalam bentuk apapun pasti ada artinya maka tepatlah jika para pakar pendidikan anak selalu
menyarankan untuk orang tua memperkenalkan nama benda itu dan juga menjelaskan artinya.
Contoh, misalnya jika yang dilihat oleh anak adalah sendok, gelas atau piring maka selain akan menyebutkan
nama benda itu Orang tua juga akan menjelaskan bahwa sendok adalah alat yang membantu untuk memasukkan
makanan ke dalam mulut.
Kalau gelas adalah alat untuk membantu memasukkan air ke dalam mulut.
Nah apa kaitannya ini dengan mengajarkan anak membaca tanpa mengeja?
Seringkali Orang tua mengajarkan membaca dengan memperkenalkan suatu kata benda ke anak dengan cara
dieja.
Sering kita mendengar contoh cara mengajar membaca dengan ejaan seperti berikut.
Ini masih gampang karena huruf mati ketemu dengan huruf hidup.
Tetapi kalau ada dua huruf mati bertemu maka akan agak susah cara pengucapannya.
Tapi sistem mengeja akan membuat anak bisa membaca saja tetapi tidak akan menciptakan anak untuk suka
membaca.
Karena begitu anak melihat tulisan di buku maka otaknya akan sibuk mencari rangkaian huruf yang membentuk
kata dan rangkaian kata yang membentuk kalimat.
Maka tidak heran jika banyak sekali sumber informasi yang menyebutkan jika tingkat minat membaca di Indonesia
sangat rendah sekali.
Kominfo.go.id menulis bahwa Unesco menempatkan Indonesia di posisi ke 60 untuk minat baca.
Presentasi penduduk Indonesia untuk minat baca hanya 0,001% saja yang artinya hanya 1 diantara 1000 orang
Indonesia punya minat baca.
Nah bagaimana caranya supaya anak tidak hanya bisa membaca saja tetapi juga suka membaca?
Berikut penjelasannya.
Karena kalau Bahasa Inggris dieja tentu akan susah dan lucu.
Keterangan Gambar: Daripada mengenalkan kata dengan cara mengeja para Orang Tua bisa langsung saja
menulis atau memperlihatkan kata tersebut
Memperkenalkan kata dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris hampir sama karena Alphabet yang dipakai
sama.
Setiap hari kita berkomunikasi dengan anak-anak dan sering kita memperkenalkan kata benda itu.
Anak mengerti dan paham dengan kata benda yang kita ucapkan.
Jadi sayang sekali jika kita memperkenalkan kata benda dalam bentuk tulisan dengan cara mengeja.
Di rumah kita banyak sekali benda yang setiap hari dilihat oleh anak.
Tanpa Orang tua sadari sebenarnya dengan menyebutkan nama benda itu dan juga menjelaskan kegunaannya
maka Orang tua sudah melakukan bentuk stimulasi secara Intelektual ke Otak anak.
Keterangan Gambar: Contoh Flash Card yang bisa Orang Tua tempel di benda-benda yang ada di rumah
Stimulasi Intelektual ini akan menjadi lebih sempurna jika kata benda itu juga ditulis dan di tempelkan ke
bendanya.
Jadi anak tidak hanya melihat benda itu tapi juga belajar membacanya dalam bentuk tulisan kata.
Kata yang tertulis akan lebih dipahami oleh anak daripada penggalan huruf yang membentuk kata.
Banyak fakta akan kita berikan pada anak maka rumus nya akan muncul.
Suka membaca adalah suatu kebiasaan yang harus ditanamkan oleh Orang tua pada anak di rumah.
Jadikan anak sebagai pribadi yang tidak hanya bisa membaca saja tetapi jadikan dia sebagai pribadi yang suka
membaca.
Karena profesi yang akan digeluti oleh anak nantinya akan bisa berkembang secara luar biasa jika dia suka baca.
Terima kasih.