Anda di halaman 1dari 4

WEB OF CAUSATION POST NATAL CARE (PNC) FISIOLOGI

DI RUANG ADENIUM RSDH CIANJUR

DISUSUN OLEH:
YUSPIA LESTARI
18210100132

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS INONESIA MAJU
2022
WOC POST NATAL CARE (PNC)

POST PARTUM

Luka Episiotomi Perubahan Fisiologis Perubahan Psikologis

Takut akan lepas


jahitan Proses involusi Vagina & Taking In Taking Latting
perineum Hold Go

Tekanan urine Peningkatan kadar Butuh Butuh


oksitosin perlindun Ruptur jaringan perlindungan
gan & & pelayanan Belajar Kondisi
Kantong kemih pelayanan mengenai tubuh
penuh Perubahan Kebersihan diri perawatan mengalami
kontraksi uterus kurang baik diri & bayi perubahan
Berfokus
pada diri
MK: Gangguan sendiri
Eliminasi Urine MK: Nyeri Akut Kurang
Takut Genetalia pengetahuan
mengedan kotor
MK:
Ganggaun
MK: Pola Tidur MK: Risiko
MK: Risiko
Definisi: Postpartum adalah masa pulih kembali Proses
Konstipasi Infeksi
sepeerti pra hamil yang dimulai setelah partus selesai Pengasuhan
atau sampai kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat Tidak
kandungan pulih kembali seperi semula. masa nifas Efektif
berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Sarwono, Perdarahan
2008)
Perubahan
MK: Risiko menjadi
Ketidakseimbangan orang tua
Cairan
MK: Menyusui
Tidak Efektif
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM

SDKI: Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik SDKI: Risiko Infeksi b.d trauma jaringan
SLKI: Tingkat Nyeri SLKI: Tingkat Infeksi
SIKI: Manajemen Nyeri SIKI: Pencegahan Infeksi
Observasi: Observasi:
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri sistemik
2. Identifikasi skala nyeri Terapeutik:
Terapeutik: 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
3. Berikan teknik nonfarmakologis untuk dengan pasien dan lingkungan pasien
mengurangi nyeri (mis. mendengarkan Edukasi:
sholawat) 3. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Edukasi: 4. Ajrakan cara mencuci tangan dengan benar
4. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk 5. Ajarkan terika batuk
mengurangi rasa nyeri 6. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
Kolaborasi: luka operasi
5. Kolaborasi pemberian analgetik

SDKI: Gangguan Eliminasi Urine b.d SDKI: Gangguan Pola Tidur b.d hambatan
distensi kandung kemih yang berlebihan lingkungan
SLKI: Eliminasi Urine SLKI: Pola Tidur
SIKI: Manajemen Eleminasi Urine SIKI: Dukungan Tidur
Observasi: Observasi:
1. Identifikasi tanda dan gejala retensi atau 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
inkontinensia urine 2. Identifikasi faktor pengganggu tidur
2. Monitor eleminasi urine (mis. frekuensi, (Fisik/psikologis)
konstipasi, aroma, volume, dan warna) Terapeutik:
Terapeutik: 3. Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
3. Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih 4. Lakukan prosedur untuk meningkatkan
Edukasi: kenyamanan (mis. pijat, pengaturan posisi,
4. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran terapi akupresure)
kemih 5. Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara non
farmakologis lainnya
SDKI: Konstipasi b.d ketidakcukupan
asupan cairan SDKI: Risiko Ketidakseimbangan Cairan b.d
SLKI: Eliminasi Fekal trauma/perdarahan
SIKI: Manajemen Eliminasi Fekal SLKI: Kesimbangan Cairan
Observasi: SIKI: Pemantauan Cairan
1. Monitor buang air besar (mis. warna, Observasi:
frekuensi, konsistensi, volume) 1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
2. Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi, 2. Monitor frekuensi napas
atau impaksi 3. Monitor tekanan darah
Terapeutik: 4. Monitor elastisitas turgor kulit
3. Berikan air hangat setelah makan 5. Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine
4. Sediakan makanan tinggi serat 6. Monitor intake dan output cairan
Edukasi: 7. Identifikasi faktor ketidakseimbangan cairan
5. Jelaskan makanan yang membantu (mis. Prosedur pembedadahan mayor,
meningkatkan keteraturan peristaltik usus trauma/perdarahan, luka bakar, apheresis,
6. Anjurkan makanan yang mengandung obstruksi intestinal, peradangan pankreas,
tinggi serat penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi
7. Anjurkan meningkatkan asupan cairan, intestinal
jika tidak ada kontraindikasi Terapeutik:
8. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi:
9. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
SDKI: Risiko Proses Pengasuhan Tidak SDKI: Menyusui Tidak Efektif b.d tidak
Efektif b.d kurang terpapar informasi adekuatan suplai ASI
tentang proses persalinan/pengasuhan SLKI: Status Menyusui
SLKI: Proses Pengasuhan SIKI: Konseling Laktasi
SIKI: Promosi Keutuhan Keluarga Observasi:
Observasi: 1. Identifikasi keadaan emosional ibu, saat akan
1. Monitor hubungan antar keluarga dilakukan konseling menysui
Terapeutik: 2. identifikasi permasalahan yang ibu alami
2. Hargai privasi keluarga selama proses menyusui
Edukasi: Terapeutik:
3. Anjurkan anggota keluarga 3. Gunakan teknik mendengar aktif (mis. duduk
mempertahankan keharmonisan keluarga sama tinggi, dengarkan permasalah ibu)
4. berikan pujian terhadap perilaku ibu yang
benar
Tujuan Pengawasan Postpartum: Edukasi:
1. Memantau keadaan klien pada masa 5. Ajarkan teknik menyusui yang tepat sesuai
nifas
kebutuhan ibu
2. Mengawasi perkembangan yang
terjadi pada klien
3. Mengawasi tanda bahaya yang dialami Perubahan Anatomi Fisiologis:
klien 1. Uterus, secara berangsung-angsur menjadi
kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali
seperti sebelum hamil.
Tahapan Postpartum: 2. Serviks, setelah persalinan bentuk serviks
1. Periode Immediate Postpartum agak mengganggu seperti corong berwarna
masa segera setelah plasenta lahir sampai merah kehitaman.
dengan 24 jam. 3. Payudara, konsentrasi hormone yang
2. Periode Early Postpartum (24 jam – 1 menstimulasi perkembangan payudara selama
minggu) wanita hamil (estrogen, progesterone, HCG,
Pada fase ini untuk memastikan involusi prolactin, kortisol, insulin) menurun dengan
uteri dalam keadaan normal, tidak ada cepat setelah bayi lahir.
perdarahan lochea berbau busuk, tidak 4. Sistem Urinaria, saluran kencing kembali
demam, ibu cukup mendapatkan makanan normal dalam waktu 2-8 minggu, tergantung
dan cairan, serta ibu dapat menyusui pada keadaan sebelum persalinan, lamanya
dengan baik. partus kala II dilalui, dan besarnya tekanan
3. Periode Late Postpartum (1 minggu – 5 kepala yang menekan pada saat persalinan.
minggu) 5. Sistem Endokrin, selama kehamilan dan
Pada periode ini untuk tetap melakukan persalinan terdapat perubahan pada sistem
perawatan dan pemeriksaan sehari-hari endokrin, terutama pada hormone-hormon
serta konseling KB. yang berperan dalam proses tersebut
6. Sistem Gastrointestinal, sering terjadi
konstipasi pada ibu setelah melahirkan, hal ini
Daftar Pustaka: umumnya karena makan padat dan kurangnya
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Diagnosa berserat selama persalinan.
Keperawatan Definisi dan Indikator Diagnostik. 7. Sistem Muskuloskeletal, gejala yang timbul
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI pasca partum seperti nyeri punggung bawah,
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019. Standar Luaran sakit kepala dan nyeri leher, nyeri pelvis
Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria posterior, disfungsi simfisis pubis, dan
Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus osteoporosis.
Pusat PPNI 8. Vagina dan Perineum, setelah persalinan
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar Intervensi dinding perut longgar karena disebabkan
Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan lama, tetapi biasanya akan pulih kembali
Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat dalam 6 minggu.
PPNI 9. Sistem Kardiovaskuler, terdapat perubahan
dalam volume darah, dan curah jantung

Anda mungkin juga menyukai