a. Terorisme
Bom Sarinah merupakan serentetan peristiwa bom sebanyak enam ledakan dan juga
teror penembakan di daerah sekitar Plaza Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta pada
tanggal 14 Januari 2016. Ledakan terjadi di dua tempat. Ledakan pertama terjadi tempat
parkir Menara Cakrawala, gedung sebelah utara Sarinah dan sebuah Pos Polisi di depan
Plaza Sarinah tersebut. Sedikitnya delapan orang, empat dari pelaku penyerangan teror
dan empat warga sipil dilaporkan tewas dan 24 lainnya luka-luka akibat serangan ini.
Tujuh orang terhitung terlibat sebagai pelaku penyerangan Bom Sarinah dan organisasi
Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) mengklaim bertanggung jawab sebagai pelaku
penyerangan Teror di Kawasan Sarinah ini.
a. Penyadapan Australia-Indonesia
Mata-mata Australia berhasil menyadap percakapan telepon seluler dan data publik
serta pejabat Indonesia melalui jaringan telepon seluler terbesar, yaitu Telkomsel. Hal itu
terungkap dari bocoran dokumen rahasia milik bekas kontraktor NSA, Edward Joseph
Snowden. Bocoran Snowden tentang ulah mata-mata Australia itu diterbitkan di Selandia
Baru. Menurut dokumen rahasia Snowden, badan spionase elektronik Australia, yakni
Australian Signals Directorate (ASD) telah bekerjasama dengan Biro Keamanan dan
Komunikasi Selandia Baru (GCSB) untuk menyadap jaringan telekomunikasi di seluruh
Indonesia dan Pasifik Selatan. Kemudian pada 2012, ASD mencuri hampir 1,8 juta kunci
utama dienkripsi, yang digunakan untuk melindungi komunikasi pribadi dari jaringan
Telkomsel. ASD juga menyadap panggilan data dari Indosat, operator telekomunikasi
satelit domestik di Indonesia, termasuk data pejabat Indonesia di berbagai departemen
pemerintah. Kabarnya data yang dimiliki adalah hasil sadapan percakapan Jokowi dengan
sejumlah pejabat lain.