Anda di halaman 1dari 2

Contoh Kasus Ancaman terhadap Integrasi Nasional

1. Ancaman di Bidang Ideologi

a. Gerakan Aceh Merdeka


Pada tahun 1976, dibawah pemerintahan Orde Baru, muncul pergerakan
separatisme di Aceh. Kelompok ini menamakan dirinya sebagai GAM (Gerakan Aceh
Merdeka), dan dipimpin oleh Hasan di Tiro. Tujuan mereka adalah untuk memisahkan
Aceh dari wilayah kesatuan Republik Indonesia dan membentuk Negara Islam sendiri.
Latar belakang dari GAM ini ialah karena perbedaan budaya antara Aceh dan daerah lain
di Indonesia. Selain itu, banyak kebijakan sekuler dalam administrasi pada masa Presiden
Soeharto (Orde Baru) yang tidak disukai oleh banyak tokoh Aceh. Kemudian, lokasi
provinsi Aceh yang terletak di ujung Barat Indonesia menimbulkan anggapan bahwa para
pemimpin di Jakarta tidak memperhatikan masalah yang dimiliki Aceh serta tidak
bersimpati pada kebutuhan dan adat istiadat Aceh.
Memburuknya kondisi keamanan di Aceh menyebabkan tindakan pengamanan keras
dilakukan pada tahun 2001-2002. Pemerintah Megawati pada tahun 2003 juga
meluncurkan operasi militer untuk mengakhiri konflik dengan GAM untuk selamanya, dan
keadaan darurat diberlakukan di Provinsi Aceh. Pada November 2003 darurat militer
diperpanjang lagi selama 6 bulan karena GAM belum dapat dihancurkan sepenuhnya.
Menurut laporan Human Rights Watch akibat dari diadakannya darurat militer di Aceh
menyebabkan sekitar 100.000 orang mengungsi pada 7 bulan pertama darurat militer
dan beberapa pelanggaran HAM.
Konflik ini sebenarnya masih berlangsung pada akhir 2004. Namun, saat itu terjadi
bencana tsunami pada 24 Desember 2004 dan memporak-porandakan segala
infrastruktur di provinsi Aceh, sehingga secara tidak langsung bencana alam tersebut
berhasil membekukan konflik yang terjadi di Aceh. Pada 27 Februari 2005, pihak GAM
dan pemerintah memulai tahap perundingan di Vantaa, Finlandia. Akhirnya tim
perunding Indonesia berhasil mencapai kesepakatan damai dengan GAM.
Penandatanganan kesepakatan damai dilangsungkan pada 15 Agustus 2005. Proses
perdamaian kemudian dipantau oleh sebuah tim yang bernama Aceh Monitoring Mission
(AMM) yang beranggotakan beberapa negara yang tergabung dalam Uni Eropa serta lima
negara ASEAN.
2. Ancaman di Bidang Sosial

a. Terorisme

Bom Sarinah merupakan serentetan peristiwa bom sebanyak enam ledakan dan juga
teror penembakan di daerah sekitar Plaza Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta pada
tanggal 14 Januari 2016. Ledakan terjadi di dua tempat. Ledakan pertama terjadi tempat
parkir Menara Cakrawala, gedung sebelah utara Sarinah dan sebuah Pos Polisi di depan
Plaza Sarinah tersebut. Sedikitnya delapan orang, empat dari pelaku penyerangan teror
dan empat warga sipil dilaporkan tewas dan 24 lainnya luka-luka akibat serangan ini.
Tujuh orang terhitung terlibat sebagai pelaku penyerangan Bom Sarinah dan organisasi
Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) mengklaim bertanggung jawab sebagai pelaku
penyerangan Teror di Kawasan Sarinah ini.

3. Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan

a. Penyadapan Australia-Indonesia

Mata-mata Australia berhasil menyadap percakapan telepon seluler dan data publik
serta pejabat Indonesia melalui jaringan telepon seluler terbesar, yaitu Telkomsel. Hal itu
terungkap dari bocoran dokumen rahasia milik bekas kontraktor NSA, Edward Joseph
Snowden. Bocoran Snowden tentang ulah mata-mata Australia itu diterbitkan di Selandia
Baru. Menurut dokumen rahasia Snowden, badan spionase elektronik Australia, yakni
Australian Signals Directorate (ASD) telah bekerjasama dengan Biro Keamanan dan
Komunikasi Selandia Baru (GCSB) untuk menyadap jaringan telekomunikasi di seluruh
Indonesia dan Pasifik Selatan. Kemudian pada 2012, ASD mencuri hampir 1,8 juta kunci
utama dienkripsi, yang digunakan untuk melindungi komunikasi pribadi dari jaringan
Telkomsel. ASD juga menyadap panggilan data dari Indosat, operator telekomunikasi
satelit domestik di Indonesia, termasuk data pejabat Indonesia di berbagai departemen
pemerintah. Kabarnya data yang dimiliki adalah hasil sadapan percakapan Jokowi dengan
sejumlah pejabat lain.

Anda mungkin juga menyukai