Terdapat dua bagian penting dalam sebuah skema pemberian insentif yakni kumpulan bonus (bonus pool) dan metode alokasinya. Kumpulan bonus diambilkan dari dana yang sudah dirancang terpisah oleh perusahaan. Saat merancang bonus pool, perusahaan perlu mempertimbangkan kebijakan terkait metode perhitungannya. Cara paling sederhana adalah menggunakan rasio tertentu dari profit perusahaan secara keseluruhan, bukan per divisi. Tujuan dari incentive plan : 1. Untuk memicu dan mempertahankan kualitas manajemen 2. Untuk mendorong profit maximation decisions 3. Untuk menstimulasi kinerja dari perusahaan What Are The Ideal Conditions For An Effective Incentive System? Kondisi yang ideal untuk system incentive : 1. Profit dipengaruhi oleh short-term decisions 2. Manajer memiliki otoritas untuk mengambil keputusan 3. Sistem pengendalian yang baik serta performa perusahaan dievaluasi 4. Pihak manajer diharapkan memiliki jiwa entrepreneur dan ambisius Types of Executive Compensation Schemes Skema kompensasi eksekutif : 1. Immediate vs long-term, bisa melalui kas atau ekuitas perusahaan untuk jangka menengah, atau stock options untuk jangka Panjang. 2. Cash vs equity, bisa melalui bentuk kas atau saham 3. Monetary vs non monetary, Monetary berwujud uang tunai, atau non-monetary seperti tiket liburan, asuransi jiwa, dll.
Forms of Monetary Compensation Plans
Contoh dari bentuk insentif keuangan : 1. Bonus tunai atau saham yang diberikan di setiap akhir periode akuntansi 2. Bonus yang pemberiannya ditunda hingga eksekutif tersebut pensiun 3. Opsi saham yang bisa dicairkan atau ditukar dengan uang tunai pada tanggal tertentu di masa depan 4. Saham atas pencapaian kinerja (performance shares), contohnya jika manajer tersebut berhasil menaikkan nilai laba per saham perusahaan selama tiga tahun berturut-turut maka ia berhak memperoleh sejumlah saham perusahaan 5. Hak apresiasi (peningkatan nilai) saham (stock appreciation rights), yaitu hak bagi penerimanya untuk menukarkan nilai saham di masa depan dengan uang tunai sesuai kenaikan harga saham yang terjadi sejak pemberian hak tersebut hingga tanggal dicairkannya 6. Phantom stock plans, dimana perusahaan memberikan manajer sejumlah saham hanya untuk tujuan pencatatan/pembukuan saja. Pada akhir dari periode yang telah ditentukan , manajer yang bersangkutan akan mendapatkan imbalan yang setara dengan apresiasi harga saham sejak tanggal pemberian phantom stock tersebut. 7. Participating units, dimana dalam metode ini, bonus uang tunai dibayarkan ketika target jangka panjang spesifik telah tercapai. Metode ini mengkombinasikan antara metode stock appreciation rights dengan performance shares. Gainsharing – A Group Bonus Plan Gainsharing merupakan skema pemberian insentif yang berlaku bagi seluruh karyawan di perusahaan. Hal ini ditujukan supaya semua pihak berperan dalam pencapaian target perusahaan. Gain yang diraih oleh perusahaan biasanya merupakan hasil kontribusi peningkatan kualitas atau penghematan biaya. Insentif yang akan diterima karyawan akan diambilkan dari penghematan tersebut. The Scanlon Plan: rasio biaya gaji terhadap penjualan bersih biaya tenaga kerja+ pensiun+asuransi penjualan−nilai barang retur + perubahan nilai persediaan
Rucker Plan: memperhitungkan nilai tambah yang muncul selama proses
produksi biaya gaji , benefit penjualan−nilai barang retur − perlengkapan, layanan ,bahan baku ImproShare (Improved Productivity Through Sharing) Plan: memperhitungkan hanya biaya tenaga kerja, jumlah jam standar produksi, dan catatan historis jam produksi selama ini. jumlah jam kerja aktual jam nilai standar yang diterima ( periode saat ini ) × jumlah jam nilai standar yang diterima jumlah jam kerja periode ini Performance-Related Pay Schemes Skema penggajian berdasarkan kinerja dibagi ke dalam dua jenis yakni jangka panjang dan jangka pendek. Contoh skema penggajian jangka pendek adalah profit sharing.
Agency View of Incentive Schemes
Hubungan antar pemilik (principal) dan pelaksana (agent) dapat terwujud dalam dua kondisi: 1. Antara pemilik sahan dari perusahaan terbuka dengan manajer/eksekutif 2. Antara direktur dengan kepala divisi atay departemen. Kaplan dan Atkinson beranggapan bahwa baik pemilik maupun pelaksaa manajemen sama-sama menginginkan kompensasi dalam bentuk moneter maupun non meneter yang memuaskan, sehingga lebih nyaman melaksanakan tanggung jawabannya. Jadi, biaya keagenan tidak hanya menghitung biaya insentif melaikan biaya untuk mengawasi kinerja manager juga (auditor), dan biaya lain yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah atas tindakan manajer yang tidak sesuai.