Anda di halaman 1dari 4

RESUME CHAPTER 14

Objectives of an Incentive Plan


Terdapat dua bagian penting dalam sebuah skema pemberian insentif yakni kumpulan
bonus (bonus pool) dan metode alokasinya. Kumpulan bonus diambilkan dari dana
yang sudah dirancang terpisah oleh perusahaan. Saat merancang bonus pool,
perusahaan perlu mempertimbangkan kebijakan terkait metode perhitungannya. Cara
paling sederhana adalah menggunakan rasio tertentu dari profit perusahaan secara
keseluruhan, bukan per divisi.
Tujuan dari incentive plan :
1. Untuk memicu dan mempertahankan kualitas manajemen
2. Untuk mendorong profit maximation decisions
3. Untuk menstimulasi kinerja dari perusahaan
What Are The Ideal Conditions For An Effective Incentive System?
Kondisi yang ideal untuk system incentive :
1. Profit dipengaruhi oleh short-term decisions
2. Manajer memiliki otoritas untuk mengambil keputusan
3. Sistem pengendalian yang baik serta performa perusahaan dievaluasi
4. Pihak manajer diharapkan memiliki jiwa entrepreneur dan ambisius
Types of Executive Compensation Schemes
Skema kompensasi eksekutif :
1. Immediate vs long-term, bisa melalui kas atau ekuitas perusahaan untuk jangka
menengah, atau stock options untuk jangka Panjang.
2. Cash vs equity, bisa melalui bentuk kas atau saham
3. Monetary vs non monetary, Monetary berwujud uang tunai, atau non-monetary
seperti tiket liburan, asuransi jiwa, dll.

Forms of Monetary Compensation Plans


Contoh dari bentuk insentif keuangan :
1. Bonus tunai atau saham yang diberikan di setiap akhir periode akuntansi
2. Bonus yang pemberiannya ditunda hingga eksekutif tersebut pensiun
3. Opsi saham yang bisa dicairkan atau ditukar dengan uang tunai pada tanggal
tertentu di masa depan
4. Saham atas pencapaian kinerja (performance shares), contohnya jika manajer
tersebut berhasil menaikkan nilai laba per saham perusahaan selama tiga tahun
berturut-turut maka ia berhak memperoleh sejumlah saham perusahaan
5. Hak apresiasi (peningkatan nilai) saham (stock appreciation rights), yaitu hak
bagi penerimanya untuk menukarkan nilai saham di masa depan dengan uang
tunai sesuai kenaikan harga saham yang terjadi sejak pemberian hak tersebut
hingga tanggal dicairkannya
6. Phantom stock plans, dimana perusahaan memberikan manajer sejumlah saham
hanya untuk tujuan pencatatan/pembukuan saja. Pada akhir dari periode yang
telah ditentukan , manajer yang bersangkutan akan mendapatkan imbalan yang
setara dengan apresiasi harga saham sejak tanggal pemberian phantom stock
tersebut.
7. Participating units, dimana dalam metode ini, bonus uang tunai dibayarkan ketika
target jangka panjang spesifik telah tercapai. Metode ini mengkombinasikan
antara metode stock appreciation rights dengan performance shares.
Gainsharing – A Group Bonus Plan
Gainsharing merupakan skema pemberian insentif yang berlaku bagi seluruh
karyawan di perusahaan. Hal ini ditujukan supaya semua pihak berperan dalam
pencapaian target perusahaan. Gain yang diraih oleh perusahaan biasanya merupakan
hasil kontribusi peningkatan kualitas atau penghematan biaya. Insentif yang akan
diterima karyawan akan diambilkan dari penghematan tersebut.
 The Scanlon Plan: rasio biaya gaji terhadap penjualan bersih
biaya tenaga kerja+ pensiun+asuransi
penjualan−nilai barang retur + perubahan nilai persediaan

 Rucker Plan: memperhitungkan nilai tambah yang muncul selama proses


produksi
biaya gaji , benefit
penjualan−nilai barang retur − perlengkapan, layanan ,bahan baku
 ImproShare (Improved Productivity Through Sharing) Plan: memperhitungkan
hanya biaya tenaga kerja, jumlah jam standar produksi, dan catatan historis
jam produksi selama ini.
jumlah jam kerja aktual
jam nilai standar yang diterima ( periode saat ini ) ×
jumlah jam nilai standar yang diterima
jumlah jam kerja periode ini
Performance-Related Pay Schemes
Skema penggajian berdasarkan kinerja dibagi ke dalam dua jenis yakni jangka
panjang dan jangka pendek. Contoh skema penggajian jangka pendek adalah profit
sharing.

Agency View of Incentive Schemes


Hubungan antar pemilik (principal) dan pelaksana (agent) dapat terwujud dalam dua
kondisi:
1. Antara pemilik sahan dari perusahaan terbuka dengan manajer/eksekutif
2. Antara direktur dengan kepala divisi atay departemen.
Kaplan dan Atkinson beranggapan bahwa baik pemilik maupun pelaksaa manajemen
sama-sama menginginkan kompensasi dalam bentuk moneter maupun non meneter
yang memuaskan, sehingga lebih nyaman melaksanakan tanggung jawabannya. Jadi,
biaya keagenan tidak hanya menghitung biaya insentif melaikan biaya untuk
mengawasi kinerja manager juga (auditor), dan biaya lain yang dibutuhkan untuk
mengatasi masalah atas tindakan manajer yang tidak sesuai.

Anda mungkin juga menyukai