Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar Sarjana Syariah ( S.Sy)
Oleh:
UUF ROUF
NIM. 109044100009
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Syariah ( S. Sy)
Oleh:
Uuf Rouf
NIM : 109044100009
Dibawah Bimbingan
Hotnidah Nasution, MA
NIP. 19710630 199703 2 002
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang saya ajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S-1) di Universitas Islam Negeri
2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
Hidayatulah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
Segala puji bagi Allah Swt yang telah mencurahkan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurah kepada pembimbing umat, Muhammad Rasulullah
Saw, bagi keluarganya, para sahabatnya, dan pengikutnya sebagai suri tauladan yang
baik bagi kita semua.
Selama masa perkuliahan hingga tahap akhir penyusunan skripsi ini, banyak
pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis, juga dengan penuh
kesadaran penulis menyadari bahwa skripsi yang berjudul “PERAN TEKNOLOGI
INFORMASI PADA MANAJEMEN ADMINISTRASI PERKARA
PENGADILAN AGAMA (Studi Kasus Implementasi SIADPA Plus di PA
Tangerang)” tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik
secara moril maupun materil.
Seperti juga perjalanan studi yang penulis lalui dari awal hingga akhir, tidak
ada pekerjaan yang sukses dilalui dalam kesendirian. Dibalik keberhasilan selalu ada
lingkaran lain yang memberikan semangat, motivasi bimbingan serta doa. Maka dalam
kesempatan yang baik ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH.,MA.,MM selaku dekan Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs H. A. Basiq Djalil, SH., MA., dan Ibu Rosdiana, MA., selaku ketua dan
sekretaris Program Studi Ahwal Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Hotnidah Nasution, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar
membimbing, memberikan arahan dan meluangkan waktunya kepada penulis
sehingga penulisan skripsi ini selesai.
4. Ibu Hj. Rosdiana, MA Penguji I dan Bapak Dr. Ahmad Tolabi Kharlie, MA yang
sudah merevisi dan memberikan nilai yang sangat memuaskan, syukran katsir.
vi
5. Ketua, hakim, panitera, pegawai serta staf Pengadilan Agama Tangerang, terima
kasih atas pelayanan dan bantuannya dalam memberikan data-data yang penulis
perlukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ketua dan seluruh staf Perpustakaan Syariah dan Hukum dan Perpustakaan Utama
UIN Sayarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu dalam mendapatkan
buku-buku atau referensi yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.
7. Bapak Drs. Heldi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis selama
kuliah di Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum Program Studi Ahwal as-
Syakhsiyyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu yang telah banyak memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
9. Ayahanda tercinta yang telah tiada KH. Abdul Mu’thi, semoga arwah ayahanda
berada di surga Jannah an-Nai’m “Allahumaj’al Qabrahu Raudhah Min Riyadil
Jinan Wa La Taj’al Qabrahu Hufrah Min Hifarin Niran”, dan Ibunda tercinta Siti
Aisyah, terima kasih atas segala kasih sayang, perhatian dan motivasinya baik moril
maupun materil, sujud abdiku kepada Ibunda atas doa dan pengorbanannya selama
ini “Allahummagfirlii Waliwaalidayya Warhamhuma Kama Rabbayani shagiira”.
Kepada tetehku Aam Muthmainnah, adik-adikku tercinta Harun, Kimah, Neneng,
Ilham, Hamdun, Husnul, dan Lukman, kalian adalah motivasi dan inspirasiku.
10. Om Johar, Om Samiin, kakak ipar Kholid, dan seluruh keluarga besar Pondok
Pesantren Raudhatul Mubtadiin, terimakasih atas wejangan dan inspirasinya. Tidak
lupa pula untuk guruku sekaligus Om Bapak Dr. KH. A. Juaini Syukri, BA, Drs.
Lc, MA, terima kasih atas petuah dan bantuannya baik moril maupun materiil,
semoga beliau selalu diberikan kesehatan dan di murahkan rizkinya.
11. Teman-teman seperjuangan PA.A angkatan 2009 terimakasih atas kebersamaannya,
selama kita empat tahun kita saling mengenal dan menjalin persahabatan bahkan
persaudaraan.
vii
12. Sahabat karibku Helmi, Farhan, Asep, Fajar, Waisul, Ihsan, Didin, Adi, Lia
terimakasih atas kebaikan, dukungan dan semangat kalian, semoga persahabatan
kita tidak akan pernah putus meskipun kita tidak bersama lagi.
13. Especially Listiani Fansela, seorang yang telah banyak membantu dan memberikan
semangat kepada penulis, sehingga dapat terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Mengakhiri kata pengantar ini, atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis
hanya dapat memanjatkan do’a kepada Allah Swt semoga kebaikan yang telah
diberikan dapat bernilai ibadah dan dibalas oleh Allah Swt.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada
semua pihak yang membacanya, memperoleh ridha Allah Swt, dan menjadi
penyemangat bagi penulis untuk bisa mengembangkan keilmuan pada masa-masa
berikutnya di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang
dengan pesat pada era globalisasi ini.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................................... v
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
ix
B. Manajemen Administrasi Pengadilan Agama Berbasis Sistem
Informasi ............................................................................................... 33
Plus) ....................................................................................................... 36
TANGERANG
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 81
B. Saran-Saran ........................................................................................... 83
x
BAB I
PENDAHULUAN
informasi dari segala penjuru dunia bukanlah suatu hal yang sulit lagi. Sebenarnya
informasi (TI) ini mulai populer di penghujung tahun 1970-an. Di masa itulah
informasi, urusan bisnis, dan lain-lain. Dengan demikian internet merupakan salah
satu teknologi informasi yang berperan sangat penting dalam segala kegiatan atau
seluruh sektor kehidupan, dan mempunyai andil besar dalam perubahan sistem
1
Agus Budi Susilo (Hakim PTUN Jogjakarta), “Peran Teknologi Informasi Dalam
Memodernisasi Sistem Peradilan di Indonesia”, di akses pada 12 Oktober 2012 dari
https://docs.google.com/file/d/0B1ZQDyCdBqhrS2tmdHgtQmJURmlTWmRWbVJKd3ZKQQ/edit
1
2
terdapat dua jenis tata cara pengelolaan administrasi pengadilan, yaitu dibidang
Peradilan Agama sebagai salah satu bagian dari sistem peradilan telah
Berkenaan dengan tugas, tanggung jawab serta tata cara kerja kepaniteraan
pengadilan diatur berdasarkan KMA No.4 Tahun 1992 tentang organisasi dan tata
Pengadilan Agama merupakan unsur pembantu pimpinan yang berada dibawah dan
(Pola Bindalmin).3
layanan secara cepat, sederhana dan biaya ringan telah ada pembaharuan
Keterbukaan Informasi Publik, SIADPA Plus juga masuk kategori informasi publik
publik merupakan informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim dan atau
diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggaraan Negara.
4
Bahwa Ketua Muda Urusan Peradilan Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia telah
mengeluarkan instruksi tentang pemanfaatan Aplikasi SIADPA sebagai pendamping Pola Bindalmin pada
peradilan agama di seluruh Indonesia sebagaimana tertuang dalam surat nomor 12/TUADA-AG/IX/2007
tertanggal 27 September 2007.
4
Dengan demikian Direktori Putusan adalah hasil akhir dari anominasi putusan
Hal ini tampaknya sesuai dengan apa yang dicanangkan oleh Mahkamah
Agung Republik Indonesia yang ada dalam Cetak Biru (Blue Print) pembaharuan
peradilan 2010-2035, dalam hal ini bahwa pembaharuan dalam manajemen perkara
dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu sebagai berikut:: Modernisasi
kontribusi produktif orang- orang yang ada dalam lembaga peradilan melalui
sejumlah cara yang bertanggung jawab secara strategis, etis, dan sosial, secara
5
Republik Indonesia, 2008, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 Keterbukaan Informasi
Publik, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61.
6
Cetak Biru Pembaharuan Peradilan 2010-2035 (Jakarta: mahkamah Agung RI, 2010), h. 41.
5
اإلدارة ىي معرفة إىل أين تذىب ومعرفة املشاكل اليت جتنبها ومعرفة القوي
والعوامل اليت تنعرض هلا معرفة كيفية التصرف لك ولبا خرتك والطاقم الباحرة
.وبكفاءة وبدون ضياع يف مرحلة الذىاب إىل ىناك
Artinya :
merupakan kegiatan, proses dan prosedur tertentu untuk mencapai tujuan akhir
Mahkamah Agung RI bahwa tujuan Lembaga Peradilan Agama tertuang dalam visi
dan misi seperti disebutkan; “Visi: Terwujudnya pelayanan peradilan agama yang
7
As-Sayyid Mahmud Al-Hawari, Idaarah al-Asas wal Ushulil Ilmiyyah, Cet. III, (Kairo: tp,
1976), h. 285.
8
Wahyu Widiana, “Memantapkan Pelayanan Administrasi Di Lingkungan Peradilan Agama.”
Pada Rapat Kerja Nasional Mahkamah Agung RI Dengan Jajaran Pengadilan dari Empat Lingkungan
Peradilan Seluruh Indonesia Tahun 2008, Materi Rakernas Perdata Agama, (Jakarta: Panitia Rakernas,
2008), h. 3.
6
manajemen Peradilan Agama merupakan suatu yang tidak bisa terelakan lagi. Arti
Agama sendiri dan para pencari keadilan, juga untuk lebih memperlancar,
itu sendiri.
Allah serta untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada serta berlaku adil,
dibutuhkan suatu keahlian dalam pengelolaannya. Hal ini berdasarkan hadis berikut:
9
Muhammad Ibn Ismail Abu Abdullah Al-Bukhari al-Ja’fiy, Al-Jaami’ al-Shahih al-
Mukhtashar (Sahih Bukhari), Juz.V, (Beirut:Daar Ibnu Katsir, 1987), h.2382
7
Artinya :
Telah menceritakan kepada kami Muhammad Ibn Sinan berkata, telah
menceritakan kepada kami Fulaih. Dan telah diriwayatkan pula hadits serupa dari
jalan lain, yaitu Telah menceritakan kepadaku Ibrahim Ibn Al Mundzir berkata,
telah menceritakan kepada kami Muhammad Ibn Fulaih berkata, telah
menceritakan kepadaku bapakku berkata, telah menceritakan kepadaku Hilal Ibn
Ali dari Atho' Ibn Yasar dari Abu Hurairah berkata: Ketika Nabi Saw berada dalam
suatu majelis membicarakan suatu kaum, tiba-tiba datanglah seorang Arab Badui
lalu bertanya: "Kapan datangnya hari kiamat?" Namun Nabi Saw tetap
melanjutkan pembicaraannya. Sementara itu sebagian kaum ada yang berkata;
"beliau mendengar perkataannya akan tetapi beliau tidak menyukai apa yang
dikatakannya itu, " dan ada pula sebagian yang mengatakan; "bahwa beliau tidak
mendengar perkataannya." Hingga akhirnya Nabi Saw menyelesaikan
pembicaraannya, seraya berkata: "Mana orang yang bertanya tentang hari kiamat
tadi?" Orang itu berkata: "saya wahai Rasulullah!". Maka Nabi Saw bersabda:
"Apabila sudah hilang amanah maka tunggulah terjadinya kiamat". Orang itu
bertanya: "Bagaimana hilangnya amanat itu?" Nabi Saw menjawab: "Jika urusan
diserahkan bukan kepada ahlinya, maka akan tunggulah terjadinya kiamat". (HR.
Bukhari)
manajemen perkara apabila tidak dikelola oleh orang yang ahli maka manjemen
Oleh karena itu, peneliti menetapkan judul skripsi ini adalah; “PERAN
PA TANGERANG)”.
8
B. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian skripsi ini tidak melebar dan meluas
serta menjaga kemungkinan penyimpangan dalam penelitian skripsi ini, maka dalam
penulisan ini, penulis memfokuskan dan membatasi pembahasan hanya dalam ruang
penulis akan melihat implementasi program aplikasi SIADPA Plus yang berperan
C. Rumusan Masalah
asas sederhana dapat diterapkan. Asas Cepat juga dapat diterapkan, karena dengan
aplikasi SIADPA Plus tentunya penyelesaian perkara lebih tepat waktu dan
tunggakan perkara jadi berkurang. Sedangkan asas biaya ringan merupakan dampak
Pengadilan Agama adalah sulitnya menyatukan persepsi antara sesama hakim dan
pegawai pengadilan dalam masalah blanko SIADPA Plus. Tentunya jika semua
hakim dan pegawai di Pengadilan Agama sepakat untuk satu persepsi dalam blanko
berikut:
Agama Tangerang?
Agama Tangerang?
D. Tujuan Penelitian
kejelasan yang dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi ini. Tujuan yang ingin
2. Untuk mengetahui peran Aplikasi SIADPA Plus dalam penyelesaian perkara bagi
Agama Tangerang
E. Manfaat Penelitian
Terkait dengan tujuan di atas, maka penulisan ini memiliki manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi penulis, penelitian ini sebagai studi awal dan menambah wawasan dalam
F. Metode Penelitian
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu
suatu metode yang diarahkan untuk memecahkan masalah faktual dengan cara
10
Cholid Nurboko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara Pustaka,
1997), h.1.
11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, cet. Ke-10, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1996), h.144.
12
Sudarwan Danim, Menjadi peneliti Kualitatif , (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 51.
12
2. Lokasi Penelitian
3. Sumber Data
a. Data Primer
kaitannya dengan penelitian skripsi ini.14 Jadi data primer dalam penelitian
b. Data Sekunder
2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, SK. KMA. No. 144 Tahun
Mahkamah Agung RI, PERMA atau SEMA terkait lainnya, Buku Penerapan
buku II edisi revisi 2010 serta data-data lainnya yang dapat mendukung
15
Ibid.,h.54
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik ,cet. Ke-10 (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006), h.221.
14
menemukan fakta dengan intervensi yang tepat dan menganalisis lebih dalam
17
Tommy Hendra Purwaka, Metodologi Penelitian Hukum, h. 91
15
6. Teknik Penulisan
2012.
G. Studi Review
Penulis menemukan hanya satu judul kripsi yang pernah di tulis oleh
akan penulis teliti. Setelah penulis baca dan teliti secara seksama, ternyata skripsi
yang penulis temukan tersebut berbeda jauh isi pembahasan dan masalah yang yang
mereka angkat dalam skripsinya tersebut. Penulis juga tidak banyak menemukan
literatur yang sudah membahas tentang judul yang akan Penulis kemukakan dalam
penulisan ini, sehingga dalam penulisan skripsi ini tidak akan timbul suatu bentuk
plagiat dalam bentuk apapun sehingga tercapailah hasil yang maksimal dalam
penelitian ini, satu diantara skripsi yang penulis temukan sebagai berikut :
H. Sistematika Penulisan
penelitian ini, maka penulis memberikan sistematika penulisan yang secara garis
besar berguna untuk pembaca. Sistematika penulisan ini dibagi menjadi 5 (lima)
bab, dan isi dari masing-masing bab secara garis besar dapat diuraikan sebagai
berikut:
sinkronisasi pola Bindalmin dengan SIADPA Plus, dan peran SIADPA Plus di PA
Bab kelima beirisi tentang bagian akhir dari pembahasan skripsi ini yaitu
dalam bidang teknis yustisial atau teknis yuridis berada pada kekuasaan Mahkamah
ada pada kekuasaan Departemen Agama. Walaupun kondisi ini berjalan lama,
setelah keluar UU No. 35 tahun 1999 perubahan atas UU No. 1970 tentang
Keadaan Peradilan Agama ini juga dijelaskan oleh Eus Nurlaelawati dalam
bukunya “Modernization, Tradition and Identity (The Kompilasi Hukum Islam And
“Just at the time when the religious court had been gaining their firm
institutional foundation and begun to anchor their juridical power, a challenge
emerged. The government issued law No. 35/1999, which reevaluated and replaced
some articles in law No. 14/1970 on the basic regulation of judicial authority. The
articles which were replaced are articles 11, 22 and 44. The most intriguing case of
these replacements is article 11, which governs the transfer of the administrative,
structural, and financial authority of all the domains of the court, from the
executive, where each court fell under its own departements, to the supreme court,
forming what is called a “single roof” judicial sistem. As a consequence, the
1
Erfaniah Zuhriah, Peradilan Agama di Indonesia Dalam Rentang Sejarah Pasang Surut,
(Malang: UIN-Malang Press, 2008), h. 151. Lihat juga Juffran Sabrie, Peradilan Agama dalam Wadah
Negara Pancasila Dialog tentang RUUPA, (Ciputat: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001), h. 109- 113.
2
Eus Nurlaelawati, Modernization, Tradition and Identity (the kompilasi hukum islam and legal
practice in the Indonesian religious courts), (Amsterdam: Amsterdam University Press, 2010), h. 62.
18
19
administration, structure, and finance of the religious courts, which had since
independence been under the auspices of the ministry of religious affairs, had to be
transferred to the supreme court”
.
Mahkamah Agung RI dalam blue print (cetak biru) pembaruan peradilan
2010- 2035 jelas mentargetkan untuk masa depan peradilan di Indonesia memiliki
serta menjadi organisasi modern berbasis teknologi informasi (TI) terpadu, hal ini
merupakan salah satu penunjang penting yang akan mendorong terwujudnya badan
peradilan Indonesia yang agung. Oleh karena itu, segenap pemangku kepentingan di
peradilan.4 Oleh karena itu, inisiatif TI yang dilakukan tidak memberikan hasil
Peradilan gagal dalam menetapkan peran dan arah strategis TI di dalam organisasi
3
Mahkamah Agung RI, Cetak Biru Pembaharuan Peradilan 2010-2035, (Jakarta: Mahkamah
Agung RI, 2010), h. 63.
4
Anja Oskamp, et.al. (ed.), IT Support of the Judiciary: Australia, Singapore, Venezuela,
Norway, The Netherlands and Italy, (Cambridge: TMC Asser Press/ Cambridge University Press, 2004);
serta inisiatif Courtroom 21 di Amerika Serikat yang dapat diunduh pada situs
http://www.legaltechcenter.net, terakhir diakses 22 Agustus 2013. Lihat juga Dory Reiling, Technology
for Justice: How Information Technology can support Judicial Reform, (Netherlands: Amsterdam
University Press, 2009).
20
implementasi akan terjadi ketika para pemakai sistem kemudian merasa TI gagal
memenuhi kebutuhannya.
Kalau kita kelompokan, pada dasarnya hanya terdapat dua kelompok besar
aplikasi yudisial yang digunakan di Mahkamah Agung RI, yaitu aplikasi manajemen
perkara di Pengadilan Agama adalah aplikasi SIADPA Plus yang hampir seluruh
bisa melepaskan diri daripada membicarakan administrasi itu sendiri. Istilah dan
gegeven).6
5
Mahkamah Agung RI, Cetak Biru Pembaharuan Peradilan 2010-2035, h. 66.
6
Ulbert Silalahi, Studi Tentang Ilmu Administrasi, (Bandung: Sinar Baru Algensindo: 1989),
h. 3.
21
keseluruhan. Administrasi dalam arti sempit ini sering disebut tata usaha
Dalam arti luas pengertian Administrasi menurut The Liang Gie adalah
dan menggerakan sumber daya manusia dan materil untuk mencapai tujaun yang
diharapkan.8
ditulis oleh para pakar sebagaimana telah penulis jelaskan diatas, tetapi yang
ditetapkan semula.9
beruntun dan susul-menyusul, artinya selesai yang satu harus diikuti dengan
pekerjaan yang lain sampai titik akhir. Proses itu sendiri meliputi enam hal yaitu
7
Musthofa, Kepaniteraan Peradilan Agama, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 49.
8
Ulbert Silalahi, Studi Tentang Ilmu Administrasi, h. 9-10.
9
Abdul Manan dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pelaksanaan Pola Pembinaan dan
Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama, h. 13.
22
dua kali dengan undang-undang No. 50 tahun 2009 tentang Peradilan Agama
menyatakan bahwa mengingat luas lingkup, tugas dan berat beban pekerjaan
lingkungan peradilan. Penetapan Pola ini adalah dengan surat Ketua MA tanggal
Administrasi).10
yang mutlak harus dilaksanakan oleh semua aparat Peradilan Agama dalam
10
A. Mukhsin Asyrof, Administrasi Perkara pada Pengadilan Agama, (makalah Disampaikan
pada “Pelatihan SIMPEG dan SIADPA Pengadilan Agama Dalam Wilayah Pengadilan Tinggi Agama
Pekanbaru di Tanjung pinang, tanggal 12 – 14 Juni 2008), h. 4.
11
Abdul Manan dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pelaksanaan Pola Pembinaan dan
Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama, h. 12.
24
berlaku. 12
disusun berita acara persidangan. Dalam hal panitera berhalangan maka dibantu
apa yang dikenal dengan sistem meja, sebagai kesatuan kelompok kerja yaitu
meja I, meja II, dan meja III. Pengertian meja tersebut adalah merupakan
12
Ibid, h. 13
25
kelompok pelaksana teknis yang harus dilalui oleh suatu perkara di Pengadilan
buku register yang bersangkutan.15 Dan Meja III bertugas menyerahkan salinan
Istilah Register secara bahasa berasal dari kata “registrum”, yang berarti
buku daftar yang memuat secara lengkap dan terperinci mengenai suatu hal atau
13
Ibid, h. 16.
14
Ibid, h. 16- 17.
15
Ibid, h. 22- 23.
16
Ibid, h. 28- 29.
26
perkara, baik yang bersifat pribadi maupun register umum, seperti register
perkara, register catatan sipil atau lain-lain.17 Dalam bahasa Inggris disebut
Agama, pola tentang register perkara sangat sederhana, saat itu tugas-tugas
yang sangat mendasar, status dan eksistensinya telah pasti, atas dasar tersebut
pola register sebelumnya tidak mencerminkan ruh Undang- undang No. 7 tahun
1989, oleh karena itu disusunlah pola register baru yang mencerminkan
17
Andi Hamzah, Kamus Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), h. 500.
18
Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2005),
h. 385.
19
Abdul Manan dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pelaksanaan Pola Pembinaan dan
Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama, h. 41.
20
Ibid, h. 43.
21
Dirjen Badilag MARI, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama Buku
II, (Jakarta: Dirjen Badilag MARI, Edisi Revisi, 2010), h. 34.
27
i) Register eksekusi.
Pasal 121 ayat (4) HIR dan Pasal 145 (4) R.Bg menyatakan bahwa biaya
baru dapat di daftar apabila biaya sudah dibayar sesuai asas dengan “Tidak ada
biaya, tidak ada perkara”. Biaya perkara menurut pasal 121 HIR dan 145 R.Bg
maksudnya adalah biaya kepaniteraan dan biaya proses, kecuali dalam perkara
prodeo sebagaimana ditentukan dalam pasal 237 HIR dan pasal 273 R.Bg. 22
Buku keuangan perkara meliputi buku jurnal perkara dan buku induk
pengeluaran uang perkara untuk setiap perkara untuk tingkat pertama, banding,
jawaban panitera terhadap pihak ketiga selaku pembayar panjar biaya perkara,
dibuat berbeda dan terpisah untuk tiap perkara sejak diterima dan berakhir
dengan menutup buku jurnal setelah perkara diputus. Adapun dalam buku jurnal
panitera untuk dimasukkan dalam buku induk keuangan perkara. Buku induk
dan pengeluaran biaya perkara untuk semua perkara yang masuk di Pengadilan
dan dicatat setiap hari. Buku tabelaris tersebut ditutup setiap akhir bulan oleh
pengawasan dapat di periksa dan ditutup oleh ketua Pengadilan atau MARI.24
23
Dirjen Badilag MARI, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama Buku
II, h. 31.
24
Abdul Manan dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pelaksanaan Pola Pembinaan dan
Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama, h. 65-66.
29
sebagaimana telah diubah dengan Undang- undang No. 48 tahun 2009 pasal 39
ayat (1) tentang Kekuasaan Kehakiman.26 Juga terdapat dalam pasal 32 ayat (1)
yang lain yaitu terhadap penyelenggaraan peradilan dan tingkah laku serta
kekuasaan kehakiman.
dengan cara memeriksa pekerjaan dan meneliti proses kerja, meneliti dan
menilai hasil kerja, inspeksi rutin dan inspeksi mendadak, dan juga dengan
Bindalmin. 28
25
Pasal 10 ayat (4) Undang- undang No. 14 tahun 1970 ; “ Mahkamah Agung melakukan
pengawasan tertinggi atas perbuatan Pengadilan yang lain, menurut ketentuan yang ditetapkan dengan
Undang-undang”.
26
Pasal 39 ayat (1) Undang- undang No. 48 tahun 2009 ; Pengawasan tertinggi terhadap
penyelenggaraan peradilan pada semua badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung dalam
menyelenggarakan kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Mahkamah Agung.
27
Pasal 32 ayat (1) Undang- undang No. 3 tahun 2009 ; Mahkamah Agung melakukan
pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan peradilan pada semua badan peradilan yang berada di
bawahnya dalam menyelenggarakan kekuasaan kehakiman.
28
Abdul Manan dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pelaksanaan Pola Pembinaan dan
Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama, h. 54.
30
laporan perkara dapat menjadi instrumen penting yang dapat menentukan dan
menilai kinerja aparat Peradilan mulai dari ketua, hakim, panitera, maupun para
suatu perkara oleh suatu majelis, intensitas waktu yang dibutuhkan, sampai
29
Yang menjadi kewenangan Peradilan Agama diatur dalam Pasal 49 Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1989, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009.
30
Pada Pengadilan Agama dikenal dengan LIPA 1 (laporan keadaan perkara), pada Pengadilan
Tinggi Agama dikenal dengan RK-1.
31
Dirjen Badilag MARI, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama Buku
II, h. 49.
31
pemerintahan.
b) Naskah-nasakah yang dibuat dan diterima oleh badan-badan swasta dan/ atau
perorangan dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun
32
Abdul Manan dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pelaksanaan Pola Pembinaan dan
Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama, h. 81.
32
a. RBg pasal 711/ HIR pasal 383, yang menyatakan bahwa segala putusan
harus selalu tersimpan pada arsip Pengadilan dan tidak boleh dipindahkan,
terkecuali dalam keadaan dan dengan cara yang ditentukan oleh peraturan
perundang-undangan.
di ruang kepaniteraan, serta tidak dapat dipindahkan kecuali atas izin ketua
Pengadilan Agama.
yang berlaku.
legal value (nilai hukum), fiskal value (nilai keuangan), researcht value (nilai
33
Ibid, h. 85.
34
Ibid, h. 86.
33
Informasi
Menurut kamus besar bahas Indonesia, Manajemen memiliki dua arti yakni
(1). Penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran; (2). Pejabat
Sedangkan kata Administrasi memiliki empat arti yakni; (1). Usaha dan kegiatan
dengan penyelenggaraan pemerintahan; dan (4). Kegiatan kantor dan tata usaha.36
Dalam hukum acara perdata dalam hal ini perdata agama maupun umum,
dikenal adanya dua tuntutan hak (perkara), yaitu permohonan merupakan perkara
yang tidak ada perselisihan (voluntair), dan gugatan merupakan perkara yang ada
perselisihan (contentiosa).37
bahasa Inggris adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas negara dalam
menegakan hukum dan keadilan. Pengadilan atau Rechtbank dalam bahasa Belanda
dan Court dalam bahasa Inggris adalah badan yang melakukan peradilan, yaitu
35
Tim Penyusun Kamus Pusat dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. I, h. 553.
36
Ibid, h. 7.
37
M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), Cet. VI, h. 29.
Lihat juga Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia, Tanggal 13 Desember 1958, Nomor 4
k/Sip/1958.
34
pasal 1 Undang- undang No. 50 tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-
undang No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama adalah peradilan bagi orang-
orang yang beragama Islam. Pengertian yang diberikan oleh Undang- undang
Kata “Berbasis” berasal dari kata “Basis” yang artinya asas atau dasar.40
Sedangkan kata “Sistem Informasi” itu terdiri dari dua kata, pertama kata “Sistem”
yang berarti suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel-
variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan
terpadu.41 Definisi yang lain tentang sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-
arti data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk
38
Subekti, Kamus Hukum, (Jakarta: Pradnya Pramita, 1978), h. 91. Lihat juga Gemala Dewi,
Hukum Acara Perdata Peradilan Agama di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2005), h. 3.
39
Raihan A. Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama, (Jakarta: Rajawali, 1990), h. 6. Lihat juga
Bustanul Arifin, Pelembagaan Hukum Islam di Indonesia (akar sejarah, hambatan dan prospeknya),
(Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h. 94.
40
Tim Penyusun Kamus Pusat dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
h. 83.
41
Tata Sutabri, Analisa Sistem Informasi, (Jakarta: Andi Publisher, 2005), h. 6.
42
Jogiyanto HM, Analisis dan Desain Sistem Informasi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2005), h. 12.
43
Tata, Analisa Sistem Informasi, h. 7.
35
adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
yang menerimanya.44
Jadi, Sistem Informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat
komunikasi yang penting, proses atas transaksi- transaksi tertentu dan rutin,
membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan dasar
Pengadilan Agama di seluruh Indonesia sudah tidak asing lagi dengan teknologi
yang dibutuhkan dalam menangani perkara dalam rangka penertiban dokumen data
proses mulai dari terjadinya peristiwa hukum dalam masyarakat sampai terwujudnya
44
Jogiyanto, Analisis dan Desain Sistem Informasi, h. 13.
45
Nash, John F., Terjm: La Midjan, Sistem Informasi Akuntansi I Pendekatan Manual Praktika
Penyusunan Metode dan Prosedur, (Bandung : Lembaga Informasi Akuntansi, 2000), h.8.
46
Jimly Asshiddiqie, Reformasi Tata Kelola Peradilan, artikel diakses pada tanggal 26 Juli 2013
pada http://www.jimly.com/makalah/namafile/63/REFORMASI_TATA_KELOLA_ MANAJEMEN_
PERADILAN.pdf.
36
mempunyai tugas utama, yaitu: memberikan perlakuan yang adil dan manusiawi
kepada pencari keadilan, memberi pelayanan yang simpatik dan bantuan yang
efektif, efesien, tuntas dan final sehingga memuaskan kepada para pihak dan
masyarakat.47
SIADPA mirip dengan Mail Merge yang dikenal dalam program Microsoft
47
A. Mukti Arto, Mencari Keadilan, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001), h. 12
48
Dirjen Badilag MARI, Sejarah Perkembangan Implementasi SIADPA PLUS; Membangun
Administrasi Peradilan Berbasis Teknologi Informasi, (Jakarta : Dirjen Badilag MARI, 2012), h. 1
37
dalam dokumen blanko akan diganti dengan data-data keperkaraan yang telah
pada tingkat banding yang dirancang ulang (redesign) dengan sistem otomatisasi
dan integrasi menggunakan alat bantu komputer berbasis windows, dengan tidak
dan template/ dokumen pada aplikasi SIADPA dengan Pola Bindalmin (KMA
Agama MA RI.
tertentu khusus untuk umat Islam. Kompetensi absolut adalah wewenang badan
pengadilan dalam memeriksa jenis perkara tertentu yang secara mutlak tidak
38
dapat diperiksa oleh badan pengadilan lain, baik dalam lingkungan peradilan
sedang ditangani oleh pengadilan sudah sampai dimana prosesnya, juga dalam
yang ditangani oleh Pengadilan Agama, sudah sangat tentu akan semakin
Agama.50
49
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, (Yogyakarta: Liberty, 2002), h. 78.
Lihat juga A. Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2004), h. 6. Lihat juga Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan
Agama, (Jakarta: Yayasan al-Hikmah, 2000), h. 8. Lihat juga Erfaniah Zuhriah,, Peradilan Agama di
Indonesia Dalam Rentang Sejarah Pasang Surut, h. 204- 215.
50
Dirjen Badilag MARI, Sejarah Perkembangan Implementasi SIADPA PLUS; Membangun
Administrasi Peradilan Berbasis Teknologi Informasi, h. 10
39
keadaan terdesak yang mengharuskan orang berpikir keras untuk mencari solusi
Pengadilan Agama Malang rata-rata 400 setiap bulan tidak sebanding dengan
jumlah SDM yang terbatas, hal ini menjadi masalah jika semua proses
informasi. Bekerja di luar jam kantor bagi pegawai Pengadilan Agama Malang
pada tahun 1990-an tidak dapat dihindarkan, hal ini dilakukan untuk mengurangi
penumpukan perkara.
Satriyo, SH. yang saat itu menjabat sebagai panitera/ sekretaris Pengadilan
perkara yang tinggi, keterbatasan sumber daya manusia yang tersedia dan
penerapan sistem manual tidak bisa menyelesaikan perkara tepat waktu. Hal ini
dengan komputer oleh tenaga honorer yang terdiri dari saudara Hadijah
Hasanuddin, Ainur Rofiq, Farid Dzikrullah, Erik Handini dan lain-lain, hasil
sampai dengan putusan perkara. Ternyata hasilnya luar biasa. Untuk proses
pendaftaran perkara yang semula dalam sehari melayani 20 s/d 30 perkara baru
selesai pada pukul 16.00 setelah menggunakan program ini dapat diselesaikan
sana sini, program administrasi perkara ini mulai dioperasikan dengan diberi
Namun sampai dengan saat Yugo Hari Satriyo, SH diangkat sebagai Panitera
52
Abu Amar (Ketua PTA Jayapura), Sejarah Awal SIADPA, artikel diakses pada tanggal 24
Juli 2013 pada http://www.pa- manokwari.go.id/ index.php/artikel/161-sejarah-awal-siadpa.
41
Pengadilan Tinggi Agama Surabaya pada tahun 2000, SIADPA 2 dan SIADPA
Timur setelah melihat manfaat SIADPA, mulai tertarik dengan program ini dan
Pengadilan Agama Malang Kelas II, beliau melihat dan tertarik dengan program
SIADPA 1 ini dan mengatakan alangkah baiknya jika program ini bisa ditiru
53
Ibid.
54
Yudhi Wijaya, Pola Kerja Efektif Pelayanan Perkara dengan aplikasi SIADPA/SIADPTA,
artikel diakses pada tanggal 27 Juli 2013 pada http://www.pta-kendari.go.id/pakdi/media.php?module=
detailartikel &id=93.
42
Wahyu Widyana, MA dan setelah Peradilan Agama satu atap berada di bawah
Mahkamah Agung, rupanya SIADPA ini menjadi perhatian beliau dan kemudian
sekarang.55
efektif dan efisien sehingga pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan bisa
lebih ditingkatkan. 56
(SIADPA).
Agama (Buku II Edisi Revisi) Tahun 2010 ditegaskan bahwa dalam rangka
55
Ibid.
56
Dirjen Badilag MARI, Sejarah Perkembangan Implementasi SIADPA PLUS; Membangun
Administrasi Peradilan Berbasis Teknologi Informasi, h. 8.
43
pelayanan peradilan.
57
Ibid, h. 8- 9.
58
Ibid, h. 9.
44
Dalam surat ini Tuada Uldilag menegaskan bahwa SIADPA dan SIADPTA
secara perlahan namun pasti dapat diterima oleh warga Peradilan Agama.
Kondisi ini tidak lepas dari keunggulan aplikasi SIADPA yang mudah dipahami
perkara, aman dan rahasia, jaringan multi user, serta tingkat efisiensi dan
59
Ibid, h. 9-10.
60
Dirjen Badilag MARI, Sejarah Perkembangan Implementasi SIADPA PLUS; Membangun
Administrasi Peradilan Berbasis Teknologi Informasi, h. 4
45
Aplikasi SIADPA sebagai solusi data dapat dilihat dari Aplikasi Sistem
SIDANG).62
61
Ibid, h. 4- 5
62
Ibid, 5
46
Berikut ini penjelasan dari otomasi dan integrasi pola bindalmin dalam
pasca putusan.
sebagai berikut :
Menu Penerimaan. Menu ini terdiri dari pendaftaran, surat kuasa, surat
perkara).
penetapan hari sidang) dan surat panggilan sidang (kepada para pihak
berperkara).
47
Agama (KUA).
Menu Lain-Lain, yang termasuk dalam menu ini antara lain, riwayat
2) SIADPA REGISTER
dibangun pada tahun 2004. Dalam aplikasi SIADPA Register sama sekali
Format SIADPA Register pun dibuat sama persis dengan format register
3) SIADPA KIPA
perkembangan awal aplikasi SIADPA yang ada saat itu hanya mampu
ketiga dalam Pola Bindalmin) pada tahun 2003 dibangun aplikasi SIADPA
KIPA. Penamaan KIPA sendiri diambil dari nama kode formulir keuangan
perkara yaitu KIPA.1, KIPA 2, dan lain-lain. Pada tahap ini aplikasi
b) Berfungsi sebagai input awal sampai akhir proses keuangan perkara dan
63
Ibid, h. 15.
64
Ibid, h. 7.
49
laporan tidak memerlukan pencarian data yang rumit dan entry data tidak
dari titik transaksi proses dan tahap perjalanan perkara, misalnya pada saat
pendaftaran akan terproses dan tersimpan jurnal biaya pendaftaran dan biaya
4) SIADPA LIPA
tidak bergerak; register penyitaan barang bergerak; dan register akta cerai.
Aplikasi SIADPA LIPA ini mulai dibangun tahun 2004. Arah dan
pencetakan laporan keadaan perkara secara otomatis, secara lebih rinci arah
65
Ibid, h. 17.
50
pihak terkait.
keadaan perkara tidak lagi memerlukan waktu yang relatif lama dan tidak
pendaftaran perkara terproses di awal, maka secara otomatis data yang telah
dalam pola Bindalmin tidak diotomasi dalam sistem tersendiri, akan tetapi
51
menjadi bagian dari aplikasi SIADPA (aplikasi utama) dalam bentuk fitur
arsip perkara.
tentang arsip perkara. Memang kalau kita lihat dari lima pola dalam Pola
perkara tidak dibuat aplikasi khusus seperti SIADPA KIPA, LIPA dan
arsip perkara menjadi bagian dari aplikasi SIADPA. Menu ini dapat
ditemukan para pengguna dalam aplikasi SIADPA Plus versi 1.0.3.35 dan
66
Ibid, h. 21.
53
BAB III
di Indonesia secara umum dapat kita ketahui dengan mudah di halaman website
Pengadilan Agama, wakil panitera dan staf pegawai yang membidangi pengelolaan
website tersebut diatas valid, sesuai dengan sejarah Pengadilan Agama Tangerang
dengan status tanah hak pakai berdasarkan sertifikat yang diterbitkan Badan
Pertanahan Nasional Tangerang No. 28 dan 29 tanggal 21 September 1984 dan telah
1
Untuk melihat lebih jauh mengenai klasifikasi Pengadilan Agama dapat merujuk pada
Peraturan Sekretaris Mahkamah Agung RI No. 01 Tahun 2008 tentang Kriteria Klasifikasi Pengadilan
Tingkat Pertama.
53
54
Republik Indonesia.
meter persegi, dan terdiri dari dua lantai yang dibangun pada tahun 2009. Letak
geografis kota Tangerang terletak antara 6 6’ lintang selatan sampai dengan 6 13’
lintang selatan dan 106 36’ bujur timur sampai dengan 106 42’ bujur timur.
Selatan), Sebelah timur berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta, dan sebelah barat
seluruh wilayah daerah tingkat II kota Tangerang yang terdiri dari 13 (tiga belas)
tidak jauh berbeda dengan pembentukan Pengadilan Agama lainnya yang ada di
beberapa kali masa penjajahan oleh bangsa lain seperti Belanda, Jepang, dan lain-
Indonesia.
2
PA Tangerang, Wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Tangerang, artikel diakses pada tanggal
22 Oktober 2013 dari http://pa-tangerangkota.go.id/index.php/profil/profil/yurisdiksi
55
31 Juli 1993. Status kota yang saat itu berada dibawah provinsi Jawa Barat
No. 2 Tahun 1993 kota Tangerang diberikan otoritas daerah tersendiri di samping
Banten dibentuk kota Tangerang beralih menjadi wilayah kota yang berada di
masjid, seperti yang dilakukan pada zaman Rasul. Ada beberapa nama yang sempat
3
PA Tangerang, Sejarah Pengadilan Agama Tangerang, artikel diakses pada tanggal 22
Oktober 2013 dari http://pa-tangerangkota.go.id/index.php/profil/profil/sejarah
56
8. H. Halimi, BA - - 1974-1978
9. Drs. Humaidi ZA,ZA - Sarmud 1978-1979
10. Drs.H.Satibi Abdul Hadi - S1 1979-1980
11. Drs.H.Yusuf Effendi - S1 1980-1984
12. H. Abdullah Juki, SH - S1 1984-1987
13. Drs. H. Muhammad Hasyim - S1 1987-1989
14. Drs. H.Abdurrahman Abror - S1 1989-1994
15. Drs. H. Zurrihan Ahmad, SH, M.Hum - S1 1994-1999
16. Drs.HM. Nadjmi, SH. M.Hum - S2 1999-2002
17. Drs.H.A.H.Chairuddin Ridwan, SH - S1 2002-2004
18. Drs.H.Ahmad Fathoni, SH, M.Hum IV/b S2 2004-2007
19. Drs. Tata Sutayuga, SH. IV/b S1 2007-2010
20. Drs. H. Ambo Asse, S.H., M.H IV/b S2 2010-2012 2012
21. Drs. Chazim Maksalina, M.H. IV/b S2 s/d skrg
umum susunan Peradilan Agama terdiri dari pimpinan, hakim anggota, panitera,
sekretaris dan juru sita. Ketua Pengadilan Agama Tangerang sekarang dijabat oleh
Drs. Chazim Maksalina, M.H sebelumnya dijabat oleh Drs. H. Ambo Asse, S.H.,
4
PA Tangerang, Struktur Pengadilan Agama Tangerang, artikel diakses pada tanggal 22
Oktober 2013 dari http://pa-tangerangkota.go.id/index.php/profil/profil/struktur.
57
58
dengan Undang-undnag No. 50 tahun 2009 tentang Pengadilan Agama, dalam pasal
kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara
tertentu”.
cepat dan dengan biaya murah sebagai mana tersebut dalam Pasal 57 ayat (3)
masyarakat, dan mewujudkan peradilan yang mandiri dan independen dengan cara
Luas wilayah kota Tangerang adalah 1,231 Ha, kota Tangerang memiliki
Tangerang. Yang dimaksud dengan kompetensi relatif itu sendiri adalah kekuasaan
atau wewenang yang diberikan kepada pengadilan dalam lingkungan peradilan yang
5
PA Tangerang, Visi dan Misi Pengadilan Agama Tangerang, artikel diakses pada tanggal 22
Oktober 2013 dari http://pa-tangerangkota.go.id/index.php/profil/profil/visi
59
sama jenis dan tingkatan yang berhubungan dengan wilayah hukum Pengadilan dan
wilayah tempat tinggal/ tempat kediaman atau domisili pihak yang berperkara.6
7) Kecamatan Karawaci
tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam atau yang menundukan
diri dengan hukum Islam berupa: Perkawinan, Warisan, Wasiat, Wakaf, Zakat,
6
Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, (Jakarta:
Yayasan al-Hikmah, 2000), h. 10.
7
PA Tangerang, Wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Tangerang, artikel diakses pada tanggal
22 Oktober 2013 dari http://pa-tangerangkota.go.id/index.php/profil/profil/yurisdiksi.
60
adalah pasal 49 Undang-undang No. 3 tahun 2006 Tentang Perubahan atas Undang-
Tahun 2009.
tugas tambahan baik yang diatur dalam Undang-undang maupun dalam peraturan-
sengketa antara orang-orang Islam. (Pasal 107 ayat (2) Undang-undang No.
7/1989). Hal ini sudah jarang dilakukan karena Undang-Undang No. 3 Tahun
2006 telah mengatur dibolehkannya penetapan ahli waris dalam perkara volunter.
3) Memberikan itsbat kesaksian rukyat hilal dalam penentuan awal bulan tahun
lainnya.
8
PA Tangerang, Tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan Agama Tangerang, artikel diakses pada
tanggal 22 Oktober 2013 dari http://pa-tangerangkota.go.id/index.php/profil/profil/tupoksi
BAB IV
tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.1 Hal ini juga didukung oleh
pendapat Budiman Rusli yang berpendapat bahwa selama hidupnya, manusia selalu
membutuhkan pelayanan.2 Oleh karena itu, pelayanan yang bersifat publik itu harus
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan, walaupun memang secara empiris
dilapangan masih banyak terjadi pelayanan publik masih bercirikan berbelit- belit,
itu? Untuk memberikan jawaban yang memadai dan memuaskan penulis akan
melihatnya dari sisi etimologis terlebih dahulu. Kata “pelayanan” menurut Kotler
adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan,
dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara
1
Agung Kurniawan, Transformasi Pelayanan Publik, (Yogyakarta: Pembaruan, 2005), h. 1.
2
L. P. Sinambela, Ilmu dan Budaya (perkembangan ilmu administrasi Negara), (Edisi
Desember, 1992), h. 198. Lihat juga Inu Kencana Syafiie, dkk, Ilmu Administrasi Publik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1999), h. 5.
61
62
mengandung arti ; perihal atau cara melayani, usaha melayani kebutuhan orang lain
dengan memperoleh imbalan (uang) atau jasa, dan kemudahan yang diberikan
sehubungan dengan jual beli barang atau jasa.3 Sedangkan istilah “publik” berasal
dari bahasa Inggris yaitu “public” yang artinya umum, masyarakat, dan negara.
Kata “public” sebenarnya sudah diterima menjadi bahasa Indonesia baku, public
mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata
cara yang telah ditetapkan.5 Dengan demikian pelayanan publik adalah pemenuhan
masyarakat pencari keadilan khususnya dan masyarakat luas pada umumnya telah
dibuat aplikasi SIADPA Plus yang merupakan integrasi teknologi informasi dengan
3
J.S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 2001), h. 781.
4
Ibid, h. 1095.
5
Inu Kencana Syafiie, dkk, Ilmu Administrasi Publik, h. 17. Lihat juga Lijan Poltak
Sinambela, ddk, Reformasi Pelayanan Publik (teori, kebijakan, dan implementasi), (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), h. 5.
63
manajemen perkara yang biasa disebut dengan aplikasi SIADPA (Sistem Informasi
dengan dinamika sejarah, aplikasi SIADPA ini telah mulai dipergunakan secara
resmi diseluruh Indonesia sejak tahun 2007 dan dalam perjalanannya telah
SIADPA Plus.
melaksanakan Implementasi SIADPA Plus ini dengan baik dan benar. Implementasi
aplikasi SIADPA Plus di Pengadilan Agama Tangerang pertama kali dilakukan pada
tahun 2006, setelah mengalami dinamika perubahan disana-sini pada tahun 2010
implementasi SIADPA Plus dengan wajah dan tampilan baru, dan sudah sesuai
dengan pola Bindalmin benar- benar terwujud di Pengadilan Agama Tangerang, hal
ini sebagaimana dijelaskan oleh administrator SIADPA Plus yang juga merupakan
pegiat dan tutor SIADPA Plus di Pengadilan Agama Tangerang, yaitu Bapak Irvan
Yunan.6
6
Irvan Yunan, Administrator, Pegiat dan Tim SIADPA PA Tangerang, Wawancara Pribadi,
Tangerang, 13 September 2013
64
pada awal- awal implementasi yaitu pada tahun 2006 yang siap hanyalah meja I saja
yang menggunakan SIADPA Plus, dengan alasan sumber daya manusia yang
kurang, jumlah tenaga kerja yang faham dengan teknologi SIADPA masih kurang,
sedangkan pada saat ini mulai tahun 2009 – 2013 pembenahan terus dilakukan,
sehingga bisa diupdate secara langsung oleh para pihak. 3) Teknologi SIADPA Plus
bisa mengatasi kesulitan pelayanan dengan baik dibandingkan dengan cara manual,
Penulis telah melakukan wawancara terhadap empat orang yang penulis nilai
Tangerang, pertanyaan yang sama penulis ajukan kepada orang tersebut, yaitu
Menurut wakil panitera Pengadilan Agama Tangerang bapak Drs. Mukhtar, MH,
SIADPA Plus di Pengadilan Agama Tangerang. Tanggapan positif ini bukan tanpa
alasan, menurut beliau dengan aplikasi SIADPA Plus sangat membantu tugas pokok
7
Hafifi, Calon Hakim (CAKIM) PA Tangerang, Wawancara Pribadi, Tangerang, 13
September 2013
65
dan fungsi beliau sebagai seorang wakil panitera.8 Hal senada juga diamini oleh tiga
orang lainnya yang penulis wawancara, yaitu ketua Pengadilan Agama Tangerang
bapak Drs. H. Chazim Maksalina, MH, hakim senior Pengadilan Agama Tangerang
yang mulia bapak Drs. Arwendi serta Drs. Ubin Mubin Surdiman dan terakhir
administrator juga pegiat SIADPA Plus Pengadilan Agama Tangerang bapak Irvan
Yunan.9
serta keakuratan dalam proses pendaftaran, pembuatan berita acara persidangan dan
putusan, pembuatan putusan, publikasi putusan dan lain sebagainya akan dapat lebih
terjaga.
Perlu kita pahami bahwa aplikasi seperti SIADPA Plus adalah merupakan
SIADPA saja, namun setelah dimodifikasi aplikasi SIADPA yang semula dalam
format lama menjadi format baru dengan perubahan-perubahan pada menu aplikasi
8
Mukhtar, Wakil Panitera PA Tangerang, Wawancara Pribadi, Tangerang, 18 September
2013.
9
Chazim Maksalina, Ketua PA Tangerang, Wawancara Pribadi, Tangerang, 18 September
2013. Arwendi dan Ubin Mubin Surdiman, Hakim PA Tangerang, Wawancara Pribadi, Tangerang, 18
September 2013. Dan Irvan Yunan, Administrator, Pegiat dan Tim SIADPA PA Tangerang, Wawancara
Pribadi, Tangerang, 13 September 2013.
66
yang disesuaikan dengan aturan-aturan yang ada pada pola Bindalmin Buku II.
versi lama dengan menu alur penerimaan perkara sesuai pola Bindalmin yang
Tinggi Agama Banten telah melakukan ujicoba dan menerapakan aplikasi SIADPA
Plus hasil modifikasi dan disinkronisasikan sekitar tahun 2010, yaitu modifikasi dan
tetap berjalan sesuai dengan koridor yang dikehendaki oleh pola Bindalmin,
terkecuali diikuti oleh administrator atau tutor SIADPA Plus Pengadilan Agama
Tangerang.
Drs. H. Chazim Maksalina, MH, beliau menyebutkan bahwa aplikasi SIADPA Plus
yang ada di Pengadilan Agama Tangerang sudah sinkron dan sesuai dengan
Agama Tangerang tersebut di dukung oleh wakil panitera Drs. Mukhtar, M.H, dan
10
Chazim Maksalina, Ketua PA Tangerang, Wawancara Pribadi, Tangerang, 18 September
2013.
67
administrator SIADPA Plus bapak Irvan Yunan, juga hakim yang mulia bapak Drs.
sudah sinkron dengan pola Bindalmin.11 Lebih lanjut hakim Drs. Ubin Mubin
Surdiman mencontohkan bahwa, amar putusan yang dibuat oleh hakim menurut
pola Bindalmin harus di tulis atau di masukan ke buku register, dengan aplikasi
SIADPA Plus hakim hanya menginput amar putusan tersebut pada aplikasi SIADPA
amar putusan tersebut kepada petugas register dan petugas register harus
Plus, petugas register cukup membuka menu amar putusan tersebut sesuai dengan
nomor perkaranya, dan langsung di input ke SIADPA Register tidak perlu mengetik
ulang amar putusan tersebut, karena memang sudah di input oleh hakim
sebelumnya.12
Implementasi SIADPA bisa dikatakan sukses dan sesuai dengan apa yang
memanfaatkan fasilitas yang sudah ada dalam aplikasi SIADPA Plus, semua
11
Mukhtar, Wakil Panitera PA Tangerang, Wawancara Pribadi, Tangerang, 18 September
2013. Dan Irvan Yunan, Administrator, Pegiat dan Tim SIADPA PA Tangerang, Wawancara Pribadi,
Tangerang, 13 September 2013.
12
Arwendi dan Ubin Mubin Surdiman, Hakim PA Tangerang, Wawancara Pribadi,
Tangerang, 18 September 2013.
68
dengan tupoksi jabatan dan kedudukan masing-masing dan sesuai dengan alur-alur
perkara (case management sistem) yang bernama SIADPA Plus. Namun rasa
bangga itu tidak boleh membuat warga Pengadilan Agama terlena dan berpuas diri,
diupayakan sampai pada tujuan yang sudah dicanangkan dalam cetak biru (blue
Tangerang. Manfaat SIADPA Plus oleh hakim ataupun pegawai peradilan yang
terbiasa menggunakan aplikasi SIADPA Plus kalau boleh penulis katakan seperti
penyelesaian perkara, secara umum aplikasi SIADPA Plus sangat berperan penting
lebih cepat dan efisien. Sehingga peran aplikasi SIADPA Plus sangat dirasakan
13
PA Palembang, Hasil Penilaian Implementasi SIADPA Plus di Wilayah Pengadilan Tinggi
Palembang, artikel diakses pada tanggal 22 Oktober 2013 dari http://pa-kayuagung.go.id/875-hasil-
penilaian-siadpa-plus-di-wilayah-pengadilan-tinggi-agama-palembang.html.
69
Tangerang. Jadi, dalam hal ini aplikasi SIADPA Plus mempunyai peran penting
penulis teliti adalah 3 (tiga) unsur yang mengisi jabatan teknis yustisial pada
Pengadilan Agama Tangerang terdiri dari ketua Pengadilan Agama selaku pimpinan
kepaniteraan Pengadilan Agama Tangerang, dan satu unsur tambahan yang mengisi
jabatan non teknis yustisial yaitu Administrator SIADPA Plus Pengadilan Agama
Tangerang, hal ini dilakukan agar bisa melihat lebih dalam peran implementasi
SIADPA ini dalam menunjang kerja tupoksi petugas Perngadilan Agama Tangerang
dalam hal manajemen perkara, mulai dari pendaftaran sampai pada pelaporan,
berikut ini peran aplikasi SIADPA Plus di Pengadilan Agama Tangerang. Unsur-
unsur yang diteliti adalah unsur ketua, hakim, pejabat kepaniteraan, dan
terdiri dari ketua dan wakil ketua Pengadilan Agama, ketua Pengadialan Agama
Tangerang adalah bapak Drs. H. Chazim Maksalina, MH, sedangkan wakil ketua
tugas pokok dan fungsi Peradilan Agama serta mengawasi, mengevaluasi dan
berlaku.14
Peran aplikasi SIADPA Plus oleh ketua Pengadilan Agama tangerang adalah
sangat penting sekali dalam menunjang tugas pokoknya, yaitu dalam hal manajemen
perkara dan validasi. Terkait dengan manajemen perkara, peran aplikasi SIADPA
c. PMH ikrar
e. Penetapan aanmaning
Sedangkan terkait dengan validasi perkara, peran aplikasi SIADPA Plus oleh
ketua Pengadilan Agama adalah dapat menguasai dan mengontrol data sesuai
orang. Dalam penelitian ini, tidak semua hakim di Pengadilan Agama Tangerang
yang penulis wawancara terkait dengan implementasi SIADPA Plus, hanya dua
penjelasan yang sangat memuaskan, dan penulis juga diberi kesempatan untuk
72
yang mulia bapak Drs. Arwendi dan yang mulia bapak Drs. Ubin Mubin Surdirman.
adalah sangat penting sekali dalam menunjang tugas pokoknya, yaitu terkait dengan
pembuatan penetapan dan putusan. Terkait dengan penetapan aplikasi SIADPA Plus
sangat berperan bagi hakim dalam pembuatan penetapan seperti penetapan hari
sidang (PHS), penunjukan mediator, sita jaminan, talak, dan tidak talak (damai).
penetapan.
1. Kepala putusan
5. Amar putusan, dalam gugatan Penggugat ada yang namanya petitum, yaitu apa
yang dituntut atau diminta supaya diputuskan oleh hakim. Jadi Amar putusan
15
Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2006), Cet. IV, h. 292.
73
yaitu dalam hal pembuatan produk hukum (putusan/ penetapan) pengadilan. Sesuai
dengan bentuk dan susunan putusan pengadilan tersebut diatas, dalam aplikasi
SIADPA Plus juga menyediakan blanko yang sesuai dan beragam kategori putusan
yang dibutuhkan. Dengan aplikasi SIADPA Plus, hakim juga dibantu dengan data-
data yang dinamis yaitu dari surat permohonan, PMH, PHS, penunjukkan panitera,
relaas, berita acara persidangan (BAP) dan putusan pengadilan. Dengan disediakan
blanko yang dinamis, hakim tidak perlu lagi mengetik ulang surat permohonan, dan
Pada aplikasi SIADPA Plus memuat kepala putusan, identitas para pihak,
duduk perkara dan tentang kejadiannya, pertimbangan hukum dan amar putusan.
perkara yang akan dibuat putusannya, semua perjalanan perkara mulai dari
membutuhkan data berita acara persdingan, hakim cukup mengklik menu BAP dan
semua BAP persidangan akan tampil, dengan tidak mengetik ulang BAP tersebut
kembali.16
16
Ubin Mubin Surdiman, Hakim PA Tangerang, Wawancara Pribadi, Tangerang, 18
September 2013.
74
Namun dalam hal mengenai pertimbangan hukum dan amar putusan, Hakim
tidak wajib mengikuti blanko yang ada dalam SIADPA Plus tersebut. Karena pada
dasarnya intisari dari putusan hakim adalah pertimbangan hukum dan amar
dan amar putusan tersebut, karena memang semua pertimbangan atas kasus
pertimbangan atas kasus tersebut pastilah berbeda. Maka format putusan dalam
SIADPA Plus hanya boleh diikuti hakim dalam hal kepala putusan, identitas para
pihak dan duduk perkara dan tentang kejadiannya. 17 Jadi, pembuatan putusan
putusan tersebut.
terkekang dengan adanya blanko yang sudah di sediakan dalam aplikasi SIADPA
serta staff kepaniteraan. Dalam penelitian ini, penulis hanya mewawancarai wakil
17
Arwendi, Hakim PA Tangerang, Wawancara Pribadi, Tangerang, 18 September 2013.
75
panitera Pengadilan Agama Tangerang yaitu bapak Drs. Mukhtar, MH untuk dapat
menjawab pertanyaan dan mewakili jawaban dari semua unsur pejabat kepaniteraan
sistem Meja, yaitu Meja I, Meja II dan Meja III. Pengertian dari Meja tersebut
adalah merupakan kelompok pelaksana teknis yang harus dilalui oleh suatu perkara
perkara.
perkara di Pengadilan Agama sangat terbantu dari mulai Meja I, II, dan III. Menurut
Plus pada pengelolaan administrasi dengan sistem meja, manfaat aplikasi SIADPA
Bindalmin.18 Misalnya saja, pada meja I yang merupakan petugas yang menerima
surat gugatan atau permohonan dan berkas pendukung lainnya, kemudian menaksir
membayar panjar biaya ke bank, pada tahap pembuatan SKUM pada meja I ini
menggunakan aplikasi SIADPA Plus, secara otomotasis data yang diinput pada meja
I akan terekam dan tersimpan pad server SIADPA Plus Pengadilan Agama
18
Mukhtar, Wakil Panitera PA Tangerang, Wawancara Pribadi, Tangerang, 18 September
2013.
76
(pada dasarnya tugas PMH adalah ketua Pengadilan Agama) yang sudah dipaket,
kemudian petugas meja I mengajukan paket PMH tersebut kepada ketua Pengadilan
Agama, hal ini dapat dimaklumi karena pembuatan PMH adalah kewenangan ketua
pembuatan PMH yang sudah paket tersebut oleh meja I yang diajukan ke Ketua
Agama Tangerang yang sudah baku dan setiap 6 (enam) bulan sekali selalu
dilakukan perubahan oleh ketua Pengadilan Agama Tangerang, setelah itu panitera
menunjuk panitera pengganti dan jurusita pengganti, lalu kemudian majelis hakim
pihak untuk menghadiri persidangan sesuai hari dan tanggal yang ditetapkan.19
dalam waktu yang relatif singkat, yaitu dalam pembuatan berita acara
19
Mukhtar, Wakil Panitera PA Tangerang, Wawancara Pribadi, Tangerang, 18 September
2013.
77
dengan sah dan patut, yaitu dalam pembuatan relaas panggilan, relaas
pemberitahuan isi putusan, teguran, juga pembuatan berita acara sita dan berita
acara eksekusi.
3. Bagi meja I yang dikoordinatori oleh panmud gugatan, panmud permohonan dan
yaitu segala bentuk gugatan maupun permohonan pada perkara tingkat pertama,
petugas meja II, aplikasi SIADPA Plus mempunyai peran dalam menyelesaikan
proses penerimaan perkara dalam waktu yang relatif singkat, yaitu dalam bidang
banding, kasasi, peninjauan kembali dan eksekusi, serta validasi data pada
SIADPA Register.
78
5. Bagi kasir dan bendahara perkara, aplikasi SIADPA Plus mempunyai peran
dalam waktu singkat, yaitu dalam proses pencetakan SKUM, tanda terima
pelaporan perkara dalam waktu singkat, yaitu dalam pembuatan berbagai jenis
7. Bagi petugas meja III, aplikasi SIADPA Plus mempunyai peran dalam
menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang relatif singkat, yaitu dalam bidang
administrasi berkas perkara yang telah diminutasi, berkas perkara berjalan dan
berkas perkara yang akan diarsipkan, pengelolaan akta cerai dan pembuatan
instrumen yang berkaitan dengan adanya upaya hukum (banding, kasasi, PK dan
eksekusi).
panitera pengganti, surat penunjukan juru sita pengganti, penetapan hari sidang,
mediasi dibantu dengan aplikasi SIADPA Plus, inilah letak peran pentingnya
79
dan juga efisiensi dan efektifitas serta optimalisasi penerapan pola Bindalmin yang
pembuatan akta cerai, di Pengadilan Agama Tangerang pembuatan akta cerai belum
4. Administrator SIADPA
informasi di lingkungan Ditjen Badilag Mahkamah Agung RI, baik dalam hal
penyampaian laporan, pelayanan hukum bagi para pencari keadilan serta mengenai
SIADPA Plus. Tim SIADPA Plus dipandang perlu dibentuk di Pengadilan Agama
20
Mukhtar, Wakil Panitera PA Tangerang, Wawancara Pribadi, Tangerang, 18 September
2013.
21
Lihat Surat Keputusan Ketua Pengadilan Agama Tangerang Nomor : W.27-A3/ 1044
/HM.02.3/III/2012 tentang Tim SIADPA Plus Pengadilan Agama Tangerang.
80
Salah satu tim SIADPA Plus Pengadilan Agama Tangerang tersebut ada
Agama (SIADPA) ini, seorang administrator atau biasa dipanggil dengan istilah
sangat vital dan urgen dalam implementasi SIADPA Plus di Pengadilan Agama
Tangerang, karena tugas seorang administrator harus selalu stand by (siap sedia)
mengawal jalannya aplikasi SIADPA Plus secara utuh dan menyeluruh, seperti
dengan server. Disamping itu tugas lainnya adalah menggali dan memecahkan
berbeda dengan tugas seorang operator SIADPA Plus, tugas seorang operator atau
dalam istilah lain bisa disebut dengan user (pengguna aplikasi) tugasnya adalah
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan analisis yang penulis dapatkan maka dapat ditarik
itu program aplikasi SIADPA Plus dimanfaatkan dalam rangka mendukung pola
hal ini aplikasi SIADPA Plus sebagai sebuah sistem manajemen perkara (case
81
82
besar dan dapat dimanfaatkan dalam kepentingan berbagai aspek pelayanan juga
dalam menunjang tugas pokok tenaga teknis yustisial. Bagi ketua Pengadilan
Agama peran aplikasi adalah sebagai manajemen perkara dan validasi, juga
Agama Tangerang, peran aplikasi SIADPA Plus adalah sebagai penetapan dan
dalam aplikasi SIADPA Plus yang sesuai dengan bentuk dan susunan putusan
pengadilan, seperti kepala putusan, identitas para pihak, duduk perkara dan
tentang kejadiannya, pertimbangan hukum dan amar putusan, akan tetapi hakim
pekerjaan dalam waktu yang relatif singkat. Mulai dari proses penerimaan
pengadministrasian berkas perkara, dan lain sebagainya. Ketua, hakim dan juga
bertugas sebagai pengawal jalannya aplikasi SIADPA Plus secara utuh dan
menyeluruh.
berjalan cukup lama dan mengalami berbagai updating, aplikasi SIADPA Plus
aplikasi SIADPA Plus sudah berjalan beriringan (sinkron), semua variabel dan
blanko yang terdapat dalam menu aplikasi SIADPA Plus di Pengadilan Agama
B. Saran-Saran
otomatisasi pola Bindalmin dengan Aplikasi SIADPA Plus, akan tetapi bisa
84
diterapkan pada lini lainnya yang dapat menunjang dalam melaksanakan tugas
sehari- hari, sehingga mampu memberikan pelayanan yang efektif dan efisien.
karena manfaat SIADPA Plus telah banyak dirasakan oleh seluruh warga
Peradilan Agama, juga dirasakan manfaatnya oleh para pencari keadilan dalam
masih jalan di tempat. Penulis juga juga berharap dan merekomendasikan Badan
agar diberikan appreciation atau penghargaan yang pantas, hal ini dimaksudkan
SIADPA Plus disatuan kerjanya tidak setengah hati atau jalan ditempat.
85
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Manan, dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pelaksanaan Pola Pembinaan dan
Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan Pengadilan
Tinggi Agama, Jakarta: Dirjen Badilag MARI, Cet. III, 2007.
Al-Hawari, As-Sayyid Mahmud, Idaarah al-Asas wal Ushulil Ilmiyyah, Cet. III, Kairo:
tp, 1976.
Arifin, Bustanul, Pelembagaan Hukum Islam di Indonesia (akar sejarah, hambatan dan
prospeknya), Jakarta: Gema Insani Press, 1996.
Cholid Nurboko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara
Pustaka, 1997.
Dewi, Gemala, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama di Indonesia, Jakarta: Prenada
Media, 2005.
Harahap, M. Yahya, Hukum Acara Perdata, Jakarta: Sinar Grafika, Cet. VI, 2006.
Inu Kencana Syafiie, dkk, Ilmu Administrasi Publik, Jakarta: Rineka Cipta, 1999.
J.S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 2001.
87
Jogiyanto HM, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Yogyakarta: Andi Offset, 2005.
Lijan Poltak Sinambela, ddk, Reformasi Pelayanan Publik (teori, kebijakan, dan
implementasi), Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Mahkamah Agung RI, Pedoman Pelaksana Tugas dan Administrasi Peradilan Agama,
Buku II Edisi revisi 2010, Jakarta: Mahkamah Agung RI, Direktorat Jenderal
Badan Peradilan Agama, 2010.
Muhammad Ibn Ismail Abu Abdullah Al-Bukhari al-Ja’fiy, Al-Jaami’ al-Shahih al-
Mukhtashar (Sahih Bukhari), Juz.V, Beirut:Daar Ibnu Katsir, 1987
Nash, John F., Terjm: La Midjan, Sistem Informasi Akuntansi I Pendekatan Manual
Praktika Penyusunan Metode dan Prosedur, Bandung : Lembaga Informasi
Akuntansi, 2000
Nurlaelawati, Euis, Modernization, Tradition and Identity (the kompilasi hukum islam
and legal practice in the Indonesian religious courts), Amsterdam: Amsterdam
University Press, 2010
Reiling, Dory, Technology for Justice: How Information Technology can support
Judicial Reform, Netherlands: Amsterdam University Press, 2009
Sabrie, Juffran, Peradilan Agama dalam Wadah Negara Pancasila Dialog tentang
RUUPA, Ciputat: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001
Silalahi, Ulbert, Studi Tentang Ilmu Administrasi, Bandung: Sinar Baru Algensindo:
1989.
Tim Penyusun Kamus Pusat dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Cet. I, 1988
Undang-undang No. 50 Tahun 2009 perubahan kedua atas Undang-undang No. 7 Tahun
1989 Tentang Peradilan Agama
SK. KMA. No. 144 Tahun 2007 Tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan
SK. WKMA Non Yudisial No. 01 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelayanan Informasi
pada Mahkamah Agung RI
90
Agus Budi Susilo (Hakim PTUN Jogjakarta), Peran Teknologi Informasi Dalam
Memodernisasi Sistem Peradilan di Indonesia, di akses pada 12 Oktober
2012 dari https://docs.google.com/file/d/0B1ZQDyCdBqhrS2tmdHgtQm
JURmlTWmRWbVJKd3ZKQQ/edit
Wildan Suyuthi Mustafa (Ketua Pengadilan Tinggi Agama Jakarta Pusat), Manajemen
Peradilan Agama, di akses pada 20 Oktober 2012 pada
www.badilag.net/data/ditbinganis/makalah%20KPA_p %20Wildan.pdf.
Badilag MARI, Studi banding PA Sibolga, diakses pada tanggal 2 Oktober 2012 dari
http://badilag.net/justice-for-all/39-berita-badilag/8889-studi-banding-pa-
sibolga--1011.htm
Jimly Asshiddiqie, Reformasi Tata Kelola Peradilan, diakses tanggal 26 Juli 2013 pada
http://www.jimly.com/makalah/namafile/63/REFORMASI_TATA_KELOLA_
MANAJEMEN_PERADILAN.pdf
Abu Amar (Ketua PTA Jayapura), Sejarah Awal Siadpa, artikel diakses pada tanggal
24 Juli 2013 pada http://www.pa- manokwari.go.id/ index.php/artikel/161-
sejarah-awal-siadpa.
PA Tangerang, Visi dan Misi Pengadilan Agama Tangerang, artikel diakses pada
tanggal 22 Oktober 2013 dari http://pa-
tangerangkota.go.id/index.php/profil/profil/visi
PA Tangerang, Tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan Agama Tangerang, artikel diakses
pada tanggal 22 Oktober 2013 dari http://pa-
tangerangkota.go.id/index.php/profil/profil/tupoksi
PA Tangerang
Pertanyaan dan Hasil Jawaban Wawancara Implementasi SIADPA Plus
Hakim Pengadilan Agama Tangerang
PA Tangerang
Pertanyaan dan Hasil Jawaban Wawancara Implementasi SIADPA Plus
Pejabat Kepaniteraan Pengadilan Agama Tangerang
PA Tangerang
Pertanyaan dan Hasil Jawaban Wawancara Implementasi SIADPA Plus
Administrator SIADPA Pengadilan Agama Tangerang
PA Tangerang