NOPIA DAMAYANTI (111811276) Goes To Sempro
NOPIA DAMAYANTI (111811276) Goes To Sempro
Disusun oleh:
NOPIA DAMAYANTI
NIM: 111811276
Menyatakan bahwa, berdasarkan proses dan hasil bimbingan selama ini, serta telah
dilakukan perbaikan, maka yang bersangkutan dapat mendaftarkan diri untuk
mengikuti ujian proposal skripsi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Bisnis dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
82
80
78
76
74
72
70
68
66
64
62
2019 2020 2021
Gambar 1.1 Performa Karyawan PT. Mikuni Indonesia Tahun 2019 – 2021
Sumber: Data PT. Mikuni Indonesia, 2022.
7
8
3. Sportmanship
Perilaku yang memberikan toleransi terhadap keadaan yang kurang ideal dalam
organisasi tanpa mengajukan keberatan-keberatan. Seseorang yang mempunyai
tingkatan yang tinggi dalam dimensi ini akan meningkatkan iklim yang positif
diantara karyawan, karyawan akan lebih sopan dan bekerja sama dengan yang
lain sehingga akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan.
4. Courtessy
Menjaga hubungan baik dengan rekan kerjanya agar terhindar dari masalah-
masalah interpersonal. Seseorang yang memiliki dimensi itu adalah orang yang
menghargai dan memperhatikan orang lain.
5. Civic Virtue
Perilaku yang mengindikasikan tanggung jawab pada kehidupan organisasi.
Dimensi ini mengaruh pada tanggung jawab yang diberikan organisasi kepada
seorang untuk meningkatkan kualitas bidang pekerjaan yang ditekuni.
semua aspek fisik kerja, psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja dan produktivitas kerja.
Menurut Siagian, (2008:63) Untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik
ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
1. Bangunan tempat kerja;
2. Ruang kerja yang lega;
3. Ventilasi pertukaran udara;
4. Tersedianya tempat-tempat ibadah keagamaan;
5. Tersedianya sarana angkutan khusus maupun umum untuk karyawan nyaman
dan mudah.
Menurut Sedarmayanti (2009:26) menyatakan bahwa secara garis besar,
jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Lingkungan tempat kerja/Lingkungan kerja fisik (physical working
environment);
2. Suasana kerja/Lingkungan non fisik (Non-physical working environment).
a. Lingkungan Kerja Fisik
Menurut Sedarmayanti (2009:26) Lingkungan kerja fisik adalah semua
keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat
mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan
kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori yakni:
1) Lingkungan yang langsung berhubungan dengan pegawai (seperti: pusat kerja,
meja, kursi, dan sebagainya).
2) Lingkungan perantara atau lingkungan umum (seperti: rumah, kantor, pabrik,
sekolah, kota, sistem jalan raya, dan lain-lain). Lingkungan perantara, dapat
juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya:
temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran
mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.
13
dengan gas dan bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sumber
utama adanya udara segar adalah adanya tanaman disekitar tempat kerja.
Tanaman merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan manusia. Dengan
cukup oksigen disekitar tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan
dan kesegaran jasmani. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan membantu
mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.
5. Bising
Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya
adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak
dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat
mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan
kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa
menyebabkan kematian. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka
suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat
dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat. Ada tiga
aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bisa menentukan tingkat
gangguan terhadap manusia.
6. Getaran Mekanis
Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis, yang
sebagian getaran ini sampai ketubuh karyawan dan dapat menimbulkan akibat
yang tidak diinginkan. Getaran mekanis pada umumnya sangat mengganggu
tubuh karena ketidakteraturannya, baik tidak teratur dalam intesitas maupun
frekuensinya. Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terdapat
apabila frekuensi ala mini beresonasi dengan frekuensi dari getaran mekanis.
Secara umum getaran mekanis dapat mengganggu tubuh dalam hal :
a. Konsentrasi dalam bekerja;
b. Datangnya kelelahan;
c. Timbulnya beberapa penyakit, diantaranya karena gangguan terhadap mata,
syaraf, peredaran darah, otot, tulang, dan lain-lain.
16
2.1.3 Kompetensi
Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan
suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta
didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut (Wibowo (2016:271).
Menurut Rivai (2015:230) mendefinisikan kompetensi (competency) sebagai
karakteristik yang mendasar yang dimiliki seseorang yang berpengaruh langsung
terhadap, atau dapat mendeskripsikan, kinerja yang sangat baik. Dengan kata lain,
kompetensi adalah apa yang para outstanding performers lakukan lebih sering pada
lebih banyak situasi dengan hasil yang lebih baik, daripada apa yang dilakukan para
average performers. Menurut Wibowo (2016:110) menyebutkan bahwa kompetensi
adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau
tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap
kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Berdasarkan pendapat para ahli dapat
disimpulkan kompetensi adalah keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh
profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai sesuatu yang terpenting, sebagai
unggulan bidang tertentu.
Menurut Wibowo (2016:273) kompetensi terbentuk dari lima karakteristik,
yaitu:
1. Motif
Sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan orang yang
menyebabkan tindakan. Motif mendorong, mengarahkan, dan memilih perilaku
menuju tindakan atau tujuan tertentu.
18
2. Sifat
Karakteristik fisik dan respons yang konsisten terhadap situasi atau informasi.
Kecepatan reaksi dan ketajaman mata merupakan ciri fisik kompetensi seorang
pilot tempur.
3. Konsep Diri
Sikap, nilai-nilai, atau citra diri seseorang. Percaya diri merupakan keyakinan
orang bahwa mereka dapat efektif dalam hampir setiap situasi adalah bagian
dari konsep diri orang.
4. Pengetahuan
Informasi yang dimiliki orang dalam bidang spesifik. Pengetahuan adalah
kompetensi yang kompleks. Skor pada tes pengetahuan sering gagal
memprediksi prestasi kerja karena gagal mengukur pengetahuan dan
keterampilan dengan cara yang sebenarnya dipergunakan dalam pekerjaan.
5. Keterampilan
Kemampuan mengerjakan tugas fisik atau mental tertentu. Kompetensi mental
atau keterampilan kognitif termasuk berpikir analitis dan konseptual.
Indikator kompetensi menurut Fadillah (2017), yaitu:
1. Karakter pribadi (traits)
Karakter pribadi adalah karakteristik fisik dan reaksi atau respon yang dilakukan
secara konsisten terhadap suatu situasi atau informasi.
2. Konsep diri (self concept)
Konsep diri adalah perangkat sikap, sistem nilai atau citra diri yang dimiliki
seseorang.
3. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki seseorang terhadap suatu area
spesifik tertentu.
4. Keterampilan (skill)
Keterampilan adalah kemampuan untuk mengerjakan serangkaian tugas fisik
atau mental tertentu.
19
2.1.4 Kompensasi
Sedarmayanti (2009:239) berpendapat kompensasi merupakan segala sesuatu
yang di terima oleh karyawan sebagai balas jasa kerja mereka. Kompensasi variabel
ini dirancang sebagai penghargaan pada karyawan yang berprestasi baik. Hasibuan
(2008:118) kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang
langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang
diberikan kepada perusahaan. Simamora (2004:442) mendefinisikan Kompensasi
(compensation) meliputi imbalan finansial dan jasa nirwujud serta tunjangan yang
diterima oleh para karyawan sebagai bagian dari hubungan kepegawaian.
Kompensasi merupakan apa yang diterima oleh para karyawan sebagai ganti
kontribusi mereka kepada organisasi. Berdasarkan pendapat para ahli dapat
disimpulkan kompensasi adalah imbalan balas jasa atas pekerjaan yang telah
dilakukan.
Terdapat beberapa indikator kompensasi yang di kemukakan oleh Umar
(2007:16) antara lain:
1. Gaji
Imbalan yang di berikan oleh pemberi kerja kepada pegawai, yang penerimaannya
bersifat rutin dan tetap setiap bulan walaupun tidak masuk kerja maka gaji akan
tetap diterima secara penuh.
2. Insentif
Penghargaan atau ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar
kinerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu.
20
3. Jaminan
Jaminan merupakan penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak
pasti. Dengan adanya asuransi, seorang karyawan khususnya tenaga kerja honorer
tidak perlu akan khawatir tentang kejadian-kejadian tidak terduga dimasa depan.
Penerangan
Kelembapan Lingkungan
Kedap Suara Kerja (X1)
Sirkulasi
Tata Warna H1
Sumber: Basu (2015)
Karakter pribadi Altruism
26
27
n = 380 .
1 + 380 (10%)2
n = 380
4,80
Y = OCB
a = Konstanta
34
multikolinieritas. Jika TOL > 0.10 maka artinya tidak terjadi multikolinieritas. Jika
VIF < 10.00 maka tidak terjadi multikolinieritas. Jika VIF > 10.00 maka artinya
terjadi multikolinieritas.
3.5.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Pengujian Heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian. Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi Heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya Heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan menggunakan Sactter Plot. Apabila tidak terdapat pola
yang teratur, maka model regresi tersebut bebas dari masalah Heteroskedastisitas.
Menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari
residual antara satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka dikatakan homoskedastisitas.
Apabila varian tidak sama, disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2018).
3.5.4.2 Uji t
Uji t pengujian secara parsial ini dilakukan dengan menurut Ghozali (2018).
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
individu berpengaruh terhadap variabel dependen. Adapun signifikan ketentuan
penerimaan atau penolakan apabila angka signifikan di bawah atau sama dengan
0,05 maka H alternative diterima dan H0 ditolak.
a. Merumuskan hipotesis
H0 : β1, β2, β3, β4 = 0, berarti variabel X tidak berpengaruh terhadap
variabel Y.
H0 : β1, β2, β3, β4 ≠ 0, berarti variabel X mempunyai pengaruh terhadap
variabel Y.
b. Menentukan tingkat signifikansi
Untuk menentukan nilai t, jika t hitung > t tabel maka statistic tabel dapat
menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05) yang terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y.
c. Kriteria pengujian
Dengan taraf signifikansi 5% (0,05) pada nilai t tabel, maka kriteria
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
a. Bila signifikansi statistik ttabel < thitung, maka H0 ditolak.
DAFTAR PUSTAKA