Anda di halaman 1dari 21

SINOPSIS ORANGE MARMALADE EPISODE 1

ORANGE MARMALADE

Also Known As : Orenji mamalreideu


Episode : 
Genre : 
Broadcast : May 2015
Runtime : Friday 22.35

Director : Lee Hyeong Min


Writer : Seok Woo (Comic), Moon So San

CAST
Seol Hyun as Baek Ma Ri
Yeo Jin Goo as Jung Jae Min
Lee Jong Hyun as Han Shi Hoo
Gil Eun Hye as Jo A Ra
Ahn Kil Kang as Baek Seung Hoon
Yun Ye Hee as Song Sun Hwa
Song Jong Ho as Han Yoon Jae
Lee Il Hwa as Kang Min Ha
Jo Yi Hyun as Baek Joseph
==== Episode 1 ====

Cerita dimulai dengan kejadian flashback dimasa lalu. seorang gadis kecil bernama Baek Ma
Ri, jalan sendirian dibelakang beberapa temannya menuju kesekolah.

kemudian Ma Ri kecil berteriak pada segerombolan teman-temannya itu, "Mari pergi


bersama. ayo pergi bersama. aku ingin pergi bersama dengan kalian, juga."

teman-teman sekolah Ma Ri menoleh pada Ma Ri lalu menatapnya dengan aneh.

(teman-teman Ma Ri tidak mau berteman dengan Ma Ri karena mereka tahu Ma Ri adalah


seorang Vampir)

saat ini, Ma Ri yang sudah tumbuh menjadi gadis remaja sedang berada didalam sebuah
kereta menuju kesekolah. didalam kereta, Ma Ri tertidur dan bermimpi tentang masa kecilnya
yang menyedihkan itu. bahkan Ma Ri sempat mengingau pelan.

Ma Ri : "Jangan pergi." ucapnya lirih dalam tidurnya.

diam-diam, seorang pria yang duduk disamping Ma Ri berbuat tidak senonoh pada
penumpang wanita yang duduk disebelahnya. Pria itu asik menjamahi paha wanita yang
disebelahnya. wanita yang menerima perlakuan itu diam dan tampak terlihat ketakutan

Ma Ri masih tertidur dan mengingau, "Jangan pergi. aku tidak menyukainya. jangan pergi."

raut wajah Ma Ri tampak terlihat cemas. dia benar-benar memimpikan hal yang buruk.

Ma Ri bermimpi mengenai masa kecilnya yang tidak memiliki satupun teman. bahkan teman-
teman disekolahnya mengolok bahkan membullynya. mereka semua berteriak menyuruh Ma
Ri untuk segera pergi. Ma Ri kecil hanya bisa menangis menerima perlakuan teman-temannya
itu.

Ma Ri Kecil : "Bukan. aku bukan... aku bukan seorang monster." tangisnya

tiba-tiba Ma Ri berteriak keras hingga membuat seluruh penumpang dikereta terkejut dan
menatap kearahnya.

Ma Ri : "Hentikan!" teriaknya.

Pria cabul yang duduk disebelahnya juga ikut terkejut mendengar teriakan Ma Ri.

tidak jauh dari tempat Ma Ri duduk, terdapat seorang pria yang juga bersekolah ditempat
yang sama dengan Ma Ri. pria itu bernama Jung Jae Min. Jae Min juga memperhatikan Ma
Ri.
penumpang didalam kereta mengira Ma Ri mendapat perlakuan tidak senonoh dari pria yang
duduk disampingnya.

pria yang duduk disamping Ma Ri tanya pada penumpang dikereta yang memperhatikannya,
"Apa yang kalian semua perhatikan?"

pria cabul itu dengan kesal tanya pada Ma Ri, "Murid, apa yang salah? aku satu-satunya orang
yang tampak aneh! apakah aku melakukan sesuatu padamu? aish.. sial!!" gerutunya.

pria cabul itu langsung beranjak berdiri dan akan pergi. tapi tiba-tiba wanita yang
mendapatkan perlakuan tidak senonoh itu memukul pria cabul itu dengan tasnya.

wanita itu berteriak, "Kau melakukannya padaku! aku!!"

pria cabul itu terjatuh kelantai karena mendapat pukulan dengan tas. tanpa sengaja, pria itu
menjatuhkan jus miliknya.

semua penumpang menatap pria itu dengan tajam. bahkan ada yang merekam kejadian itu
dengan ponsel.

tanpa sengaja, Mari melihat sebuah jus terjatuh dilantai.

Pria Cabul : "Aish~ apa yang salah dengan wanita ini?" omelnya.

wanita yang mendapat perlakuan tidak senonoh tadi memberitahu pada semua penumpang
dikereta bahwa pria itu adalah seorang pemerkosa/cabul.

mendengar itu, semua penumpang dikereta terkejut. mereka semua mengerumuni pria itu
dengan amarah

saat Ma Ri akan mengambil jus yang terjatuh, tanpa sengaja seorang penumpang menginjak
jus itu sampai jusnya pecah. hal itu mengakibatkan isi yang ada didalam wadah jus berceceran
dilantai bahkan Ma Ri juga terkena cipratannya.

Ma Ri kaget mengetahui isi didalam jus itu adalah darah. semua orang didalam kereta juga
terkejut ketika melihat darah yang berceceran dilantai.

pria cabul itu ternyata juga seorang vampir sama seperti Ma Ri. mencium bau darah, membuat
warna matanya berubah menjadi ungu, (warna mata vampir). semua penumpang semakin
terkejut ketika mengetahui pria itu adalah vampir

Jae Min menghampiri Ma Ri dan berniat membantunya.

Jae Min : "Kau.., pergi kesekolah yang sama denganku, kan?" tanyanya.
Ma Ri diam saja tak menjawab. karena dia mencium aroma darah yang benar-benar
memikatnya.

(ini karena darah yang tumpah tadi adalah darah manusia)

Suara Hati Ma Ri : "Aku mencium darah."

Jae Min : "Apa kau baik-baik saja?" tanyanya khawatir.

Suara Hati Ma Ri : "Darah! ini darah yang manis."

Jae Min : "Aku tanya, jika kau baik-baik saja, bisakah kau berdiri sendiri?" tanyanya lagi.

Suara Hati Mari : "Darah ini..."

karena Ma Ri diam saja tak menjawab pertanyaannya, Jae Min duduk berjongkok didepan Ma
Ri.

melihat Jae Min didepannya, Ma Ri yakin aroma yang memikatnya berasal dari Jae Min. Ma
Ri tiba-tiba bertingkah aneh. dia mendekat pada Jae Min.

Suara Hati Ma Ri : "Aku ingin memakannya."

Ma Ri semakin mendekat pada Jae Min dan akan menghisap lehernya. tiba-tiba terdengar
suara pemberitahuan dispeaker kalau mereka sudah sampai distasiun Seo Moo Yeok.

saat pintu kereta terbuka, pria cabul yang tadi, langsung berlari keluar untuk kabur dari
penumpang kereta yang marah padanya.

Ma Ri baru saja tersadar dengan apa yang dilakukannya. Ia menatap Jae Min dengan panik
lalu segera beranjak pergi.

Jae Min : "Heii!!!" teriaknya memanggil Ma Ri.

Jae Min menatap kepergian Ma Ri dengan aneh karena pergi begitu saja.

Jae Min : "Ada apa dengannya?" keluhnya heran.

Jae Min menatap jam tangannya lalu berseru, "Jika kau turun, kau akan datang terlambat
kesekolah."

(Ma Ri turun distasiun yang bukan pemberhentian sekolah. dan Jae Min tidak berminat untuk
mengejar Ma Ri.)

Ma Ri pergi ke toilet di stasiun untuk membersihkan cipratan darah yang mengenai baju dan
badannya.

tiba-tiba Ma Ri terdiam lalu mengelap cipratan darah yang ada dibibirnya.

Suara Hati Ma Ri : "Kenapa.., aku tertarik pada darah manusia?"


warna mata Ma Ri berubah menjadi ungu.

Suara Hati Mari : "Sadarlah Baek Ma Ri! kau bukanlah monster."

Ma Ri menatap dirinya dicermin lalu mata vampirnya menghilang dan kembali kenormal lagi.

Ma Ri berdiri didepan sekolah barunya.


Ia memandang sekolahnya lekat-lekat.

Suara Hati Ma Ri : "Aku pasti akan.. lulus dari sekolah ini. aku tidak akan dikejar lagi. kali
ini, aku tidak akan tertangkap. bahwa aku adalah seorang vampir."

Ma Ri mulai melangkah memasuki sekolah barunya.

seorang guru sedang mengajar dikelas dan Jung Jae Min diminta maju kedepan kelas untuk
mengerjakan soal yang ada dipapan.

tak lama kemudian seorang guru masuk untuk memberitahukan bahwa ada murid pindahan
baru.

Baek Ma Ri masuk kedalam kelas. Jae Min kaget melihat Ma Ri adalah murid baru
dikelasnya.

seorang murid wanita bernama Ah Ra, bisa melihat hal aneh pada diri Jae Min.

guru memperkenalkan pada murid dikelas kalau Ma Ri adalah teman mereka yang baru. guru
bilang pada Ma Ri untuk memperkenalkan diri nanti, dia meminta Ma Ri untuk duduk
dibangku kosong yang ada dibelakang.

melihat Jae Min melamun, guru bertanya, apakah soalnya begitu sulit? Jae Min langsung
tersadar.

Jae Min : "Lihat? aku sudah bilang padamu kau akan terlambat." ucapnya pelan.

Ma Ri duduk sebangku dengan Jung Soo Ri. dengan ceria, Soo Ri langsung menyapa Ma Ri.

Soo Ri : "Ma Ri? aku Soo Ri. selamat datang, selamat datang! kau lebih berani daripada yang
terlihat." serunya.

Ma Ri : "Owh~" sahutnya dingin.

dikelas, murid-murid sedang heboh melihat rekaman video vampir yang tertangkap dikereta.

(video kejadian dikereta tadi)

salah satu murid wanita yang bernama Jo Ah Ra, terkejut ketika melihat seseorang yang
didalam video memakai seragam sekolah mereka.
(didalam video itu, Ma Ri ternyata ikut terekam juga)

Soo Ri yang ikut melihat video itu, ikut kaget ketika menyadari seseorang yang memakai
seragam itu adalah Ma Ri.

Ah Ra menoleh pada Ma Ri lalu mencocokkan wajahnya dengan wajah seseorang yang ada
divideo.

Ah Ra : "Bukankah itu dia? murid pindahan?" tanyanya pada yang lain.

Soo Ri tanya pada Ma Ri, apakah wanita yang ada divideo itu adalah Ma Ri? Ma Ri
mengangguk membenarkan.

Soo Ri : "Woah~ Daebak!!" serunya terkejut.

Soo Ri berteriak pada semua yang ada dikelas bahwa gadis berseragam yang ada didalam
video adalah Ma Ri.

semua murid yang ada dikelas yang baru menyadari hal itu tiba-tiba mengerumuni Ma Ri,
kecuali Jae Min.

Ah Ra tanya pada Ma Ri, apakah vampir itu duduk tepat disebelahnya? Ma Ri mengiyakan.
teman-teman yang mengetahui itu kaget mendengarnya.

seseorang bertanya lagi, apakah vampir itu giginya panjang dan matanya merah? seorang
murid menyahut dengan kesal apakah vampir itu kelinci, memiliki gigi panjang dan mata
merah? vampir hanya akan terlihat persis seperti orang biasa pada pandangan pertama.

murid itu bertanya-tanya, jika vampir memiliki mata merah, bagaimana dia
menyembunyikannya dikereta.

hal ini membuat Ma Ri panik. Ia takut tertangkap lagi sebagai vampir.

Suara Hati Ma Ri : "Jangan lihat aku seperti itu."

teman-teman dikelas terus bertanya dan membiacarakan masalah vampir pada Ma Ri. hal ini
semakin membuat hati Ma Ri mengecil.

salah seorang murid bertanya-tanya, apakah vampir sama dengan zombie? murid yang lain
menyahut, zombie hanya ada difilm, sedangkan vampir berada disekitar mereka sekarang ini.
hal itu membuat mereka bergidik ngeri.

Suara Hati Ma Ri : "Hentikan. kumohon, hentikan."

Ah Ra : "Vampir itu.. tidak melakukan apapun padamu?" tanyanya pada Ma Ri. "Kudengar
kau duduk disampingnya. kau pasti sangat ketakutan..." ucapnya ngeri.

Ma Ri : "Kemungkinan karena ini..." ucapnya seraya menunjukkan kalung salibnya.

semua mendekat dan bertanya, "apa itu?"


Ma Ri berbohong dan memberitahu yang lain bahwa vampir takut dengan salib. setelah
mendengar itu, semuanya mengangguk membenarkan.

Suara Hati Ma Ri : "Aku benci ini.. kebohongan ini..."

Soo Ri meminta Ma Ri untuk tenang dan berkata jujur jika memang Ma Ri merasa takut. ini
bukan berarti Ma Ri adalah vampir juga. Ma Ri mengangguk mengerti.

Suara Hati Ma Ri : "Tapi.., aku adalah.. vampir."

Jae Min pergi keperpustakaan. dia mengambil sebuah buku lalu duduk didekat jendela untuk
membacanya.

Jae Min ternyata membaca buku mengenai vampir.

[Kemunculan mereka (vampir) tidak tercatat. mereka berada disamping kita semenjak lama.
diantara hidup dan mati, selamat karena darah manusia. bukan manusia, melainkan sesuatu
yang muncul seperti manusia. hantu. digenerasi terakhir, rumor seperti ini terungkap
kebenarannya pada abad ke-17. mereka telah membunuh dengan diam-diam demi keturunan
dan generasi. tepat sebelum punah, masa kekuasaan Cho Sun dan kelompok vampir telah
membentuk perjanjian damai.]

Jae Min menutup buku yang dibacanya lalu menghadap keluar jendela dengan pandangan
tajam.

Jae Min : "Itu akan lebih baik jika mereka punah. para vampir.." ucapnya dingin.

seorang guru bernama Han Yoon Jae sedang mengajar dikelas. seorang murid bertanya
padanya, bagaimana bisa mereka mempercayainya mengenai perjanjian damai? dimana
mereka bisa mendapatkan jaminan bahwa mereka akan dilindungi?

Pak Han memberitahu itu karena merupakan sebuah sistem yang ketat untuk dipertahankan.
dan mereka semua juga tahu bahwa yang terpenting pada perjanjian damai adalah tidak
mengkonsumsi darah manusia. karena hal itu, hidup vampir terselamatkan dan membuat
manusia dan vampir menemukan cara untuk hidup berdampingan.

ditempat lain, seorang vampir bernama Han Shi Hoo sedang berada disuatu tempat melakukan
sebuah wawancara dengan seorang wartawan.

(Horeee.... Jong Hyun muncul :D haha)

Shi Hoo : "Berdampingan? apa itu mungkin?" tanyanya.

Wartawan : "Kenapa? dikehidupan, mereka bisa hidup berdampingan. manusia dan vampir,
bersama." ucapnya.

Shi Hoo : "Wartawan!! suatu hari, jika tetanggamu adalah seorang vampir, dan kau
mengetahui itu, apa yang akan kau lakukan?" tanyanya dingin.
dikelas terjadi perdebatan mengenai manusia dan vampir bisa hidup bersama. beberapa murid
beragumen bahwa hal itu sangat berbahaya.

seorang murid bilang pada Pak Han, walaupun vampir memakan darah binatang sebagai
penggantinya, bagaimanapun juga, itu adalah darah.

hal seperti itu sangatlah menakutkan, bagaimana jika vampir datang dengan tiba-tiba lalu
menghisap darah manusia?

hi Hoo yang masih melakukan wawancara bilang pada Wartawan yang duduk didepannya
kalau manusia dan vampir berdampingan itu pasti menakutkan dan meresahkan.

Shi Hoo : "Kita harus mengingatkan otoritas bahwa vampir hidup berdampingan. dan
kapanpun vampir berpergian ini sangat sulit. dari sudut pandang manusia, hanyalah hidup
berdampingan, kan? apakah kau bahkan memahami apa arti dari hidup berdampingan?"
tanyanya kesal.

seorang murid bertanya pada Pak Han, kenapa mereka harus hidup berdampingan dengan
vampir? tidak bisakah mereka menghilangkan mereka (vampir)? lagipula mereka (vampir)
hanya ada beberapa saja.

Ma Ri yang mengikuti kelas dan mendengar semuanya, tampak terlihat gugup.

Pak Han : "Vampir hanyalah manusia dengan kebiasaan makan yang berbeda. setiap
mahskluk hidup memiliki hak bahwa mereka diperbolehkan untuk hidup." ucapnya.

Jae Min yang juga mengikuti pelajaran, merasa tidak sependapat dengan apa yang diucapkan
Pak Han.

Shi Hoo mengatakan pada Wartawan kalau menurutnya, manusia itu sangat menggelikan.
dengan tajam Shi Hoo tanya pada wartawan itu, pernakah dia bertanya pada beruang kutub?
apakah mereka berpikir bahwa manusia dibumi ini hidup berdampingan dengan mereka juga?
kenapa mereka membahayakan?

Shi Hoo : "Mereka sangat aneh! tapi, bagi manusia, kita para vampir hanya hidup
berdampingan dengan mereka yang tidak ada bedanya dengan beruang kutub."

sahabat Jae Min yang bernama Hwang Bum Sung, bilang pada Pak Han kalau vampir terlihat
seperti manusia. lalu, Ia tanya apakah ada cara untuk membedakannya?

belum sempat Pak Han menjawab, Bum Sung mengomel sendiri, "Tunggu! mungkin saja
mereka ada dikelas kita. vampir..."

Bum Sung berakting seperti seorang vampir lalu mencengkram leher Jae Min seraya
berteriak, "Vampir! aku akan meminum semua darahmu!! lezat!!!"

Jae Min : "Hentikan!!" bentaknya kesal.

semua yang ada dikelas terkejut mendengar teriakan Jae Min.


Bum Sung : "Ada apa? aku hanya bercanda."serunya.

Shi Hoo meminta wartawan yang didepannya untuk memperhatikannya dengan cermat.

Shi Hoo : "Seperti inilah mahkluk seperti kami..."

Shi Hoo mengeluarkan pisau lipat lalu mengiris telapak tangannya. wartawan yang
menyaksikannya bergidik ngeri.

Wartawan : "Apa yang kau lakukan?" tanyanya ketakutan.

tak lama kemudian, luka sayatan pisau ditelapak tangan Shi Hoo menghilang.

Shi Hoo : "Tidak bisakah kau melihat ini? vampir lebih unggul dari manusia. kami kehilangan
sebagian besar kekuatan kami karena tidak memakan darah manusia. kami membunuh naluri
kami dan menyerah dengan kekuatan kami. tapi, bagaimana dengan manusia? apakah ini yang
disebut berdampingan?" amuknya marah.

Pak Han menjelaskan pada murid-murid dikelas mengenai vampir dengan detail.

Pak Han : "Karakteristik unik dari vampir adalah mereka pasti memiliki sesuatu. hanya saja,
mereka tidak menunjukkannya pada kita. itu dilakukan untuk melindungi populasi kecil
mereka dan juga hak asasi manusia." ucapnya.

mendengar itu, Jae Min yang tadinya mencorat-coret buku, langsung terhenti.

Jae Min : "Bukankah hanya manusia saja yang memiliki hak asasi manusia? vampir.. bukan
manusia." ucapnya dingin.

Pak Han hanya tersenyum menanggapi ucapan Jae Min.

Suara Hati Ma Ri : "Vampir bukan manusia."

saat jam istirahat, Ah Ra dan genknya pergi makan dikantin. salah satu teman Ah Ra
mengeluhkan menu makanan yang tidak disukainya (karena menunya hanya sup dengan
banyak bawang putih). Ah Ra menyahut kalau itu adalah menu spesial vampir.

Ah Ra : "Mereka mengatakan vampir tidak suka bawang putih." ucapnya.

teman Ah Ra yang lain membenarkan. dia bilang akan memakan semuanya jika ada vampir
yang muncul.

diam-diam Ma Ri yang berdiri didekat mereka mendengarkan percakapan itu.

mau tidak mau, Ma Ri mengambil menu bawang itu agar tidak dicurigai. dan dengan terpaksa,
Ma Ri memakannya.
Min pergi kekantin. dia menoleh kekanan dan kekiri mencari sosok Ma Ri. akhirnya Jae Min
menemukan Ma Ri yang sedang makan sendirian.

tak lama kemudian Bum Sung datang lalu mengajak Jae Min pergi. sebelum benar-benar
pergi, Bum Sung sempat menggoda Ah Ra.

saat akan kembali kekelas, Ma Ri tampak aneh. dia merasa lemas dan pusing. Ma Ri
bersandar ditembok dengan nafas yang memburu. wajahnya kini pucat.

Ma Ri segera pergi ke toilet. didalam toilet, Ma Ri memuntahkan semua makanan yang


dimakannya tadi.

setelah itu, Ma Ri duduk didalam toilet dengan sedih.

Ma Ri : "Tidak apa-apa.. tidak apa-apa.." ucapnya pelan.

Ma Ri berusaha menenangkan dirinya sendiri.

dirumah, Ayah Ma Ri, Baek Seung Hoon sedang asik menonton pertandingan bola di tv
sambil mengemas darah binatang yang ditempatkannya kedalam wadah jus tomat.

Ayah benar-benar marah ketika tim jagoannya tidak berhasil membuat gol dan itu membuat
darah yang dikemasnya tumpah dimeja.

setelah mengomel-ngomel sendirian, Ayah meminum bir dan ayam dimeja. anehnya, Ayah
hanya berpura-pura meminum dan memakan ayam itu.

Ayah : "Seperti kebiasaan, saat menonton sepak bola, harus dengan Chi Maek." ucapnya.

(Chi Maek : Ayam dan Bir)

tak lama kemudian terdengar suara langkah seseorang. Ayah tampak ketakutan dan segera
menyembunyikan ayam dan birnya. Ia lalu mematikan tv.

seorang wanita masuk kedalam rumah dan menyapa Ayah dengan Riang. dia adalah Song Sun
Hwa, Ibu Ma Ri.

Ayah memeluk Ibu dengan erat dan sayang. dengan riang, Ibu memberitahu Ayah bahwa dia
mendapatkan pekerjaan.

Ibu tiba-tiba mengendus dan mencium aroma yang aneh. Ayah yang mengetahui gerak-gerik
Ibu terlihat panik.

Ibu : "Bau apa ini?" tanyanya.

Ayah : "Oh? bau apa?" tanyanya balik.


Ayah pura-pura tidak tahu. dia bilang pada istrinya tidak mencium bau apapun.

Ibu bilang dia mencium bau ayam. Ibu melangkah menuju ke meja. Ayah mulai membuat
rengekan diwajahnya.
Ibu membuka laci dan menemukan ayam dan bir yang disembunyikan Ayah.

Ibu : "Apakah kau mencoba untuk bermain menjadi seperti manusia? mengapa menghabiskan
uang untuk sesuatu yang tidak bisa kau makan? apakah uang akan membusuk?" amuknya.

Ayah : "Tidak.. hanya saja tetangga sebelah menjual ayam." ucapnya.

Ibu meminta Ayah untuk berhenti bermimpi menjadi pemain sepak bola lagi.

== FLASHBACK ==

saat ayah menjadi pemain sepak bola.

dengan kekuatan vampirnya, Ayah menendang sebuah bola kearah gawang. namun sayang,
bola yang ditendangnya melenceng sehingga membentur tiang gawang.

karena Ayah menggunakan kekuatan vampirnya, hal ini menyebabkan tiang gawang yang
terkena bola langsung bengkok. karena itu, teman-teman Ayah mulai mencurigainya.

== FLASHBACK END ==

Ibu : "Bahkan, sekarang ini, jangan berfikir untuk pindah lagi. mari kita menetap hingga Ma
Ri lulus. kumohon!" amuknya.

Ayah hanya diam saja mendengar omelan Istrinya.

Ibu : "Bagaimana bisa manusia memakan sesuatu yang akan membusuk seperti ini?" keluhnya
seraya menatap ayam yang ada dimeja. "Ini akan berbeda ceritanya jika itu adalah darah
ayam." lanjutnya.

Ayah : "Sayang, tidak peduli apa yang kumakan, jika aku makan ayam, hatiku mulai
berdetak." ucapnya pelan.

Ibu langsung melotot pada Ayah membuat Ayah ketakutan.

seorang anak kecil keluar dari kamar seraya mendorong mobil-mobilan, dia adalah adik Ma
Ri, Baek Joseph.

Ayah yang melihat Joseph, langsung berteriak pada Joseph, "Joseph, putraku! kau sudah
bangun! Joseph! anakku! ayo kita makan!" serunya kemudian membawa joseph pergi
kedapur.

Ibu diam-diam tersenyum melihat tingkah Ayah.

Ayah, Ibu dan Joseph sedang makan. Ibu menyajikan darah untuk Joseph.

Ayah : "Bagus, kau makan dengan sangat baik." ucapnya seraya memandangi Joseph.

Ibu meminum darah yang digelas lalu berkomentar kalau rasanya sangat lezat. Ayah ikut
meminum darah digelas dan berkomentar kalau itu memang sangat lezat.

Ayah : "Ngomong-ngomong, ini adalah hari pertama Ma Ri, aku tidak tahu apakah dia akan
baik-baik saja. dia harus menyesuaikan dengan baik disekolah barunya." ucapnya cemas.

Ibu : "Putri kita, mungkin sedang makan siang sekarang." sahutnya ceria.

benar saja, Ma Ri saat ini sedang berada diatap sekolah sendirian. meminum darah binatang
yang dikemas Ayah didalam wadah jus tomat.

setelah selesai, Ma Ri melanjutkan untuk menulis sebuah lagu.

Suara Hati Ma Ri : "Seperti manusia normal, tanpa dicurigai. aku harus melalui 2 tahun
seperti ini setiap hari. Baek Ma Ri, kau bisa melakukannya dengan baik."

tanpa sengaja, Jae Min yang sedang berdiri diluar sekolah, melihat Ma Ri duduk diatap
sekolah sendirian. entah apa yang membuat Jae Min tertarik pada sosok Ma Ri.

dirumah, Ayah dan Joseph sedang bermain batu, gunting, kertas. saat Joseph kalah, Ayah
menggunakan kesempatan itu untuk memeriksa gigi taring Joseph.

Ibu yang melihat mereka tanya pada Ayah, ini bukan waktunya untuk memotong gigi Joseph,
kan?

Ayah bilang, ini karena Joseph masih kecil, jadi waktunya masih lama.

Ayah : "Sayang, apakah kau melihat berita?" tanyanya.

Ibu menyahut kalau dikafe, setiap orang membicarakan perihal vampir. Ayah menyahut kalau
mereka sepertinya akan mengambil waktu untuk menetap. Ibu sangat kesal karena manusia
selalu menghina mereka (para vampir). hal ini benar-benar membuat hatinya kesal.

Ayah bilang kalau hal seperti itu terjadi setiap tahun.

Ibu : "Ini salah. pelecehan seksual?" tanyanya kesal.

Ayah : "VCS akan memberikan hukuman An Chi." ucapnya.

Ibu : "An Chi???" serunya terkejut.

Ibu yang ketakutan, langsung memeluk Joseph erat.

(VCS : Vampire Control System)

disebuah berita, seorang reporter memberitahu bahwa sebuah pelecehan yang dilakukan oleh
vampir pasti sangatlah menakutkan.

Shi Hoo menonton berita itu dipinggir jalan. dia tampak terlihat geram.

Reporter : "Sekitar jam 7:30 pagi ini, seorang vampir yang melecehkan seorang wanita
distasiun, telah ditangkap untuk diselidiki oleh polisi. menurut VCS, vampir yang
menggunakan kekuatannya dipublik, akan dihukum dengan An Chi Hyung. masih belum tahu
pasti, apa itu An Chi Hyung. hal ini diduga sebagai hukuman yang sangat kejam kepada para
vampir."

Shi Hoo memasang headset ditelinganya lalu melangkah pergi.

sepulang sekolah, Ah Ra sedang bersama Jae Min. Ah Ra membahas sebuah konser yang
disukai Jae Min. dia memberitahu Jae Min kalau pertunjukan kali ini akan terjual habis. jadi,
Jae Min tidak perlu membeli tiket lagi, karena karyawan dari ayahnya sudah mendapatkan
beberapa tiket.

Jae Min : "terus?" tanyanya dingin.

Ah Ra : "Hah? aku dengar kau bergabung disebuah band saat smp. mereka mengatakan
mimpi seorang gitaris adalah melihatnya tampil bermain." ucapnya.

Ah Ra menyodorkan 2 tiket pada Jae Min. Jae Min bilang, dia memang ingin melihatnya, tapi
dia tidak mau pergi.

Ah Ra : "Kenapa?" tanyanya.

Jae Min : "Hanya saja.., aku berhenti bermain gitar. jika aku melihatnya, membuatku ingin
melakukannya lagi.

Ah Ra menyahut, bahwa Jae Min bisa melakukaknya lagi, dan kemudian bisa terus
memainkannya.

Jae Min bilang kalau sekolah mereka tidak memiliki band yang cukup baik.

tanpa sengaja, Jae Min melihat Ma Ri yang lewat disamping mereka. sama seperti
sebelumnya, Jae Min tertarik dengan Ma Ri.

Jae Min : "Tapi, tiket ini akan banyak yang ingin memilikinya" ucapnya pada Ah Ra.

Ah Ra : "Hah?" serunya tak mengerti.

Jae Min : "Semua orang mungkin berdiri membuat baris karena mereka ingin pergi
denganmu. Jo Ah Ra, kau tau, kau sangat populer, kan? aku penasaran.., mengetahui kau akan
pergi dengan siapa." ucapnya.

Ah Ra : "Jae Min..."

Jae Min tersenyum pada Ah Ra lalu pergi meninggalkannya.

Jae Min segera menuju ke stasiun untuk mengejar Ma Ri.

saat melihat Ma Ri sedang berdiri menunggu kereta datang, Jae Min merasa gugup. diam-
diam Jae Min berdiri dibelakang Ma Ri.

Jae Min mengumpulkan keberaniannya untuk mengajak Ma Ri bicara, tapi saat akan
melakukannya, tepat ketika itu kereta yang ditunggu sudah datang.
didalam kereta, Ma Ri tengah tertidur. diam-diam Jae Min memperhatikan Ma Ri dari
kejauhan.

saat penumpang yang duduk disamping Ma Ri turun, Jae Min bergegas duduk disamping Ma
Ri.

Jae Min menoleh pada Ma Ri lalu tersenyum senang bisa duduk berdekatan dengan Ma Ri.

saat ini, Ma Ri sedang bermimpi berdiri ditengah-tengah pohon sakura yang sedang
barguguran.

Ma Ri : "Ah~ sangat cantik... cantik..."

Jae Min yang duduk disamping Ma Ri, masih cengingisan gak jelas. :D

didalam mimpinya, Ma Ri mencium aroma yang sangat lezat. diluar kesadarannya, Ma Ri


yang masih tertidur mendekatkan wajahnya keleher Jae Min.

Suara Hati Ma Ri : "Sebuah aroma bunga? bukan, ini bukan.."

Jae Min sangat kaget ketika melihat Ma Ri mendekatkan wajahnya padanya. Jae Min yang
gugup, langsung terdiam mematung.

Ma Ri semakin mendekat dan menghisap leher Jae Min.

(Ma Ri tidak menghisap darah Jae Min, hanya menghisap lehernya)

Suara Hati Ma Ri : "Sangat lezat... aku ingin meminumnya.. Ah~ ini sangat manis.."

Jae Min yang terdiam mematung, terkejut melihat apa yang dilakukan Ma Ri padanya.
sampai-sampai Jae Min hanya sanggup menelan ludah saja. (hahaha)

Suara Hati Ma Ri : "Hmm.... apa ini?"

penumpang yang ada dikereta dan melihat perlakuan Ma Ri pada Jae Min melihat dengan
pandangan terganggu.

hal ini terlihat Ma Ri dan Jae Min melakukan hal yang tidak sewajarnya. (hahaha)

seorang kakek yang duduk didepan mereka berteriak dengan kesal pada Ma Ri. "Murid, apa
yang kau lakukan?"

kakek itu beranjak dari duduknya karena tidak tahan melihat tingkah mereka berdua.

Ma Ri yang terbangun dari tidurnya, langsung terkejut melihat apa yang dilakukannya. Ia
langsung beranjak dari duduknya dan bergegas pergi meninggalkan Jae Min yang terbengong-
bengong.

Jae Min memegang lehernya dengan pandangan kosong. tanpa sengaja Ia melihat sebuah
buku milik Ma Ri yang terjatuh. Jae Min segera mengambilnya.
Ma Ri berada disuatu tempat. Ia menaruh gitarnya lalu membuka tasnya untuk mengambil
buku lagunya. Ma Ri panik mengetahui bukunya tidak ada.

Ma Ri : "Bukankah aku memasukkannya kedalam tas?" tanyanya sendiri.

dirumah, Jae Min melihat-lihat isi yang ada didalam buku milik Ma Ri. Jae Min mengangguk-
angguk mengikuti irama lagu yang ditulis Ma Ri dibuku.

ditempat lain, Ma Ri sedang menciptakan lagu seraya memainkan gitarnya. sesaat dia terhenti
dan teringat akan kejadian tadi ketika di kereta.

Suara Hati Ma Ri : "Kenapa begitu manis? darah manusia?"

Ma Ri langsung menggelengkan kepalanya untuk menyadarkan dirinya dan kembali


melanjutkan menulis lagu lagi.

dirumah, Jae Min membuka sebuah kotak kayu yang disimpannya. Jae Min mengambil
sebuah gitar yang tersimpan didalam kotak itu.

gitar yang diambilnya dari kotak tampak terlihat jelas belum pernah dipakai sekalipun. digitar
itu terdapat sebuah pita yang terikat rapi.

Jae Min membuang pita itu lalu membuka tas gitarnya. didalam, terdapat sebuah surat yang
sengaja ditinggalkan.

Jae Min mengambil surat itu lalu membacanya. itu adalah surat yang ditulis oleh Kang Min
Ha, Ibu Jae Min.

Isi surat : 
Selamat ulang tahun yang ke 14 tahun, Jae Min, cintaku. 
-Ibu.

raut wajah Jae Min berubah menjadi sedih.

Jae Min mulai memainkan gitarnya mengikuti irama lagu yang dibuku milik Ma Ri.

ke esokannya disekolah, ketika pelajaran dikelas, Jae Min memandangi buku lagu milik Ma
Ri.

Jae Min menoleh kebelakang untuk melihat Ma Ri yang sedang menulis.

tepat ketika itu, Ah Ra melihat Jae Min sedang memperhatikan Ma Ri.

saat guru memanggil Jae Min, Jae Min yang tadinya melamun karena terlalu fokus
memperhatikan Ma Ri, langsung berdiri dari duduknya dan berteriak, "Perhatian!!"

semua teman di kelas tertawa melihat tingkah Jae Min.

Guru : "Ini belum ada 5 menit setelah kelas dimulai. haruskah aku berhenti bicara dan pergi?"
tanyanya.
Jae Min : "Maafkan saya." ucapnya menyesal.

raut wajah Ah Ra tampak terlihat kesal mengetahui Jae Min memperhatikan wanita lain.

saat pulang sekolah, ada 3 murid wanita mengintip Jae Min dari balik pohon dengan
membawa beberapa kotak hadiah. mereka benar bersemangat ketika melihat Jae Min datang.

saat Jae Min mendekat, mereka segera menyodorkan hadiah itu pada Jae Min. Jae Min
melihat Jam ditangannya dan tampak buru-buru.

Jae Min : "Maaf, aku sedang sibuk sekarang, maaf." serunya.

setelah mengatakan itu, Jae Min bergegas pergi.

ketiga gadis itu menatap kepergian Jae Min dengan terkagum-kagum. bahkan salah satu dari
mereka heboh karena Jae Min sempat memegang tangannya ketika meminta maaf.

Jae Min berlari ke suatu tempat dengan terburu-buru. tanpa sengaja, Ah Ra yang didalam
mobil, melihat Jae Min dengan heran.

ternyata Jae Min terburu-buru datang kestasiun untuk menemui Ma Ri. saat Ma Ri akan
masuk kekereta, Jae Min menariknya dan menahannya.

Jae Min : "Kau harus meminta maaf. aku harus menerima maaf darimu." ucapnya.

Ma Ri diam saja dan menatap Jae Min dengan heran.

Jae Min sadar kalau Ma Ri sedang memakai headset ditelinganya, dengan cepat Jae Min
melepas headset ditelinga Ma Ri.

Jae Min : "Kau bisa mendengarku sekarang?" tanyanya.

Ma Ri : "Kau siapa?" tanyanya dingin.

Jae Min : "Kau.. tidak tahu aku?" tanyanya terkejut.

Ma Ri : "Kau mengenalku?" tanyanya balik.

Jae Min memberitahu kalau mereka berada dikelas yang sama.

Suara Hati Jae Min : "Aku menemukannya untuk pertama kali. seseorang yang bisa
menghentikan waktuku. kau tahu itu? dunia yang mengelilingiku, menghilang untuk beberapa
saat. dan waktupun berhenti, tertinggal hanya satu sensasi. hanya perasaan ketika aku
bernafas. itu.. adalah kau."

melihat Jae Min yang diam saja, dengan dingin Ma Ri meminta Jae Min untuk minggir jika
tidak ada yang ingin dikatakan.

Jae Min : "Tunggu!" serunya.


melihat Jae Min mendekat, tiba-tiba Ma Ri menutup hidungnya.

Suara Hati Ma Ri : "Bau darah! dia tercium manis juga. Ah~ apa yang harus kulakukan. apa
yang salah denganku akhir-akhir ini?"

melihat Ma Ri menutup hidungnya ketika dirinya mendekat, Jae Min langsung bertanya apa
yang dilakukan Ma Ri?

Ma Ri : "Pergi mandilah!" serunya dingin.

Jae Min : "Hey!! aku mandi setiap hari! apa kau pengidap mysophobia? kenapa seorang
penderita mysophobia hanya menyalahkanku?" amuknya.

(mysophobia : takut akan kuman)

Ma Ri : "Bisakah kau membicarakan hal yang aku mengerti?" tanyanya.

Jae Min : "Aku tidak mau!" sahutnya kesal.

Jae Min mendesis kesal dan menatap Ma Ri tajam.

Jae Min : "Mari kita melakukan secara sulit. aku tidak ingin melakukannya dengan cara
mudah. kau hanya perlu meminta maaf padaku." ucapnya.

dengan dingin Ma Ri tanya, minta maaf untuk apa?

Jae Min : "Lihat ini. bagaimana aku bisa mendapatkan permintaan maaf yang tulus dari
seseorang yang bahkan tidak ingat? jadi, kau mengatakan bahwa kau tidak tahu siapa aku?"
ucapnya.

Ma Ri menyahut kalau tadi Jae Min bilang padanya mereka berada dikelas yang sama.

Ma Ri membela diri dengan mengatakan, apa murid yang baru pindah 2 hari yang lalu, harus
tahu dan mengenal setiap orang yang berada dikelasnya?

Jae Min : "Aku, Jung Jae Min." ucapnya memperkenalkan diri.

Ma Ri : "Jung Jae Min, terus?" sahutnya dingin.

Jae Min : "Hey! bagaimana kau bisa tidak tahu ketua kelasmu? dan juga, apa kau pikir kita
hanya bertemu satu sama lain didalam kelas?" tanyanya.

Jae Min meminta Ma Ri untuk mengingat setelah itu meminta maaf padanya.

Ma Ri : "Aku tanya padamu, apa salahku?" tanyanya dingin.

Jae Min : "Kenapa bertanya? aku bilang padamu aku akan membuatnya menjadi sulit.
ingatlah sendiri. jadi, aku akan terus berada disekitarmu sampai kau meminta maaf padaku."
ucapnya.
Jae Min tanya pada Ma Ri, apa dia suka musik? dengan cepat Ma Ri menjawab tidak.

Jae Min : "Lalu, kenapa kau selalu membawa ini kemana-mana?" tanyanya seraya menunjuk
headset milik Ma Ri.

Ma Ri bilang itu adalahpenutup telinga. dia tidak suka mendengar sesuatu yang berisik.

Jae Min tanya lagi, apa mungkin Ma Ri bisa tahu cara bermain gitar? dengan singkat Ma Ri
menjawab tidak.

Jae Min : "Lalu..,"

Jae Min mengeluarkan buku milik Ma Ri dari dalam tasnya.

Jae Min : "Bagaimana dengan ini?" tanyanya.

Ma Ri mencoba untuk mengambil bukunya dari tangan Jae Min, tapi Jae Min tidak mau
melepaskannya.

Jae Min : "Ini terlihat seperti chord gitar." ucapnya seraya menatap tajam pada Ma Ri.

diam-diam, Ah Ra melihat mereka berdua.

Pak Han sedang bersama Ibu Jae Min distasiun. Pak Han menunjukkan foto-foto Jae Min
ketika berada disekolah pada Ibu Jae Min.

Ibu Jae Min : "Dia tumbuh dengan baik, kan?" tanyanya.

Pak Han mengangguk.

Ibu Jae min bilang, kalau Jae Min tampak terlihat seperti seorang aktor dari eropa. Pak Han
menyahut, kalau itu sedikit berlebihan.

Ibu Jae Min : "Kupikir, dia sangat keren.." serunya.

Pak Han : "Jae Min memang terlihat seperti itu." sahutnya.

Pak Han tanya pada Ibu Jae Min, kalau dia merindukan Jae Min, kan? Ibu Jae Min
mengangguk seraya menahan tangisnya.

sebelum Ibu Jae Min pergi, dia menyerahkan sebuah gitar pada Pak Han. Ibu Jae Min
berpesan untuk memberikan gitar itu pada Jae Min dengan baik.

Ibu Jae Min : "Aku ingin memberikan sendiri padanya, tapi dia tidak ingin bertemu
denganku." ucapnya sedih.

Pak Han : "Aku akan mencoba untuk menyakinkan dia." sahutnya.

Ibu Jae Min : "Aku merasa sangat buruk membuatnya menyerah pada musik, sesuatu yang
sangat disukainya. semua ini karenaku. ini karena dia membenciku. dia bahkan membenci
bakatnya." ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Pak Han memeluk Ibu Jae Min untuk menenangkannya.

sesampainya dirumah, Jae Min mengendus-endus tubuhnya yang tadi dibilang Ma Ri bau.
(hahaha)

tapi Jae Min heran karena dia tidak mencium bau apapun atau sesuatu yang salah.

sampai-sampai Jae Min bergegas pergi mandi dan mencuci rambutnya.

Jae Min : "Kau  tidak tahu aku? kau bahkan tidak bisa mengingatku? "Jung Jae Min,
apa?"." amuknya kesal.

lalu Jae Min menatap cerim dikamar mandi.

Jae Min : "Baek Ma Ri, wajah ini, apa wajah yang pasaran? huh? siapa kau? bagaimana bisa
kau melihat wajah ini dan..., melupakannya????" amuknya.

setelah selesai mandi, Jae Min mendapat telepon dari Pak Han yang mengajaknya untuk
bertemu.

Ma Ri menenteng gitarnya dan akan pergi kesebuah tempat. dijalan Ia sempat terhenti karena
teringat akan kejadian distasiun tadi, saat Jae Min menyodorkan buku lagu miliknya.

== FLASHBACK ==

Jae Min bilang pada Ma Ri kalau buku itu tampak terlihat seperti sebuah chord gitar.

Jae Min : "Itu kebiasaan, kan? berbohong?" tanyanya.

Ma Ri diam tak menjawab.

Jae Min mengatakan kalau lagu ciptaan Ma Ri bagus. jae Min tanya, apakah mimpi Ma Ri
adalah menjadi komposer? atau musisi?

Ma Ri : "Aku tidak memiliki sesuatu seperti mimpi." sahutnya.

== FLASHBACK END ==

Ma Ri tersadar karena menerima telepon dari Ibunya. Ma Ri memberitahu Ibunya kalau dia
masih berada dijalan dan akan segera sampai.

setelah menutup teleponnya, Ma Ri berguman. "Aku tidak punya mimpi."

Ma Ri melangkah dan memasuki sebuah kafe.

dikafe yang sama dengan Ma Ri, Jae Min sedang berbincang berdua dengan Pak Han.

Pak Han meminta Jae Min untuk mencoba minuman yang disajikan. Pak Han memberitahu
kalau minuman dikafe itu sangat enak dan terkenal.
Jae Min : "Aku datang kesini tidak untuk mengatakan hal yang tidak ku mau." ucapnya
dingin.

Pak Han : "Lalu?" tanyanya.

Jae Min : "Aku datang kesini untuk mengatakan sesuatu yang sudah pasti tidak kusuka."
sahutnya.

Pak Han mengangguk mengerti.

Jae Min : "Jadi, berhenti mengirimiku 20 pesan seperti seorang penguntit, guru." serunya.

Pak Han meminta Jae Min untuk mencoba jusnya terlebih dahulu.

Jae Min manyahut, ini adalah sebuah permintaannya. untuk tidak mengatakan sesuatu seperti
bagaimana rasa kopi ataupun jus. itu membuatnya merinding.

Pak Han : "Kudengar kau adalah seorang legenda. gitaris terbaik di band saat SMP." ucapnya.

Jae Min : "Legenda macam apa..." gerutunya kesal.

Pak Han : "Ayo lakukan! band sekolah. kenapa menyembunyikannya? aku dengar kau
memainkannya sejak usia 5 tahun. ketika anak kecil lain bermain dengan mainan anak-anak,
kau bermain dengan gitarmu. aku juga dengar kau bahkan tidur sambil memeluknya?"
ucapnya.

Jae Min : "Hentikan!" sahutnya kesal.

Jae Min meminum jusnya dengan kesal.

Pak Han meminta Jae Min untuk bersikap jujur. dia tahu sebenarnya Jae Min sangat ingin
memainkan gitar. dia mendengarnya dari Ibu Jae Min.

Jae Min : "Kubilang cukup!!" bentaknya marah. "Kenapa kau ikut campur dengan mimpiku?"
teriaknya marah.

Jae Min menunduk untuk menahan amarahnya. Ia lalu bilang pada Pak Han cukup untuk
menjadi suami Ibunya saja. jangan mencoba untuk menjadi Ayah barunya.

Pak Han : "Aku tidak cukup memikirkannya. ini sangat mengecewakan." ucapnya.

Jae Min : "Tanya pada dirimu sendiri. jika kau merasa benar mengatakan sesuatu seperti itu."
ucapnya seraya menatap Pak Han tajam.

dengan tajam Jae Min meminta Pak Han untuk tidak bersikap seperti tahu mengenai dirinya
disekolah.

Jae Min bilang, akan lebih baik jika Pak Han pindah kesekolah lain semester depan. Jae Min
memberitahu, itulah tujuannya datang menemui Pak Han.
setelah mengatakan itu, Jae Min beranjak untuk pergi.

pak Han : "Beberapa hari yang lalu adalah hari ulang tahunmu." serunya menghentikan
langkah Jae Min.

Pak Han menyerahkan sebuah gitar lalu meminta Jae Min menerima itu.

Jae Min : "Aku bisa menerimanya kemudian membuangnya ketempat sampah, kan?"
tanyanya.

Jae Min menyahut gitar dari tangan Pak Han dengan kasar lalu melangkah pergi.

tepat ketika itu suara nyanyian Ma Ri terdengar diseluruh kafe dan membuat Jae Min
menghentikan langkahnya.

Ma Ri sedang menyanyi dikafe tempat Ibunya bekerja.

Ini tidak apa-apa?


Kumohon hentikan.
kau telah melakukan semua yang kau bisa.
Jangan merasa sedih sendiri.
Jangan memaksa dirimu.
Meskipun merasa kesepian..

Jae Min menoleh dan terkejut terpesona melihat Ma Ri yang sedang bernyanyi seraya
memainkan piano.

Suara Hati Jae Min : "Apa kau tahu? perasaan yang kau punya, meskipun waktu berhenti.
perasaan ketika kau hanya merasa bernafas. itu... adalah kau."

Sekarang, orang yang paling terluka parah


Bisakah kau berhenti?
Jangan merasa sedih sendiri.
Jangan memaksa dirimu.

Jae Min terpaku memandang Ma Ri yang sedang bernyanyi.

Bersambung...

Anda mungkin juga menyukai