berdiameter 5-10 μm, yang menghubungkan arteriola dan venula, dan memungkinkan pertukaran
air, oksigen, karbon dioksida, serta nutrien dan zat kimia sampah antara darah dan jaringan di
sekitarnya.
Darah mengalir dari jantung ke arteri, yang bercabang dan menyempit ke arteriola, dan
kemudian masih bercabang lagi menjadi kapiler. Setelah terjadinya perfusi jaringan, kapiler
bergabung dan melebar menjadi vena, yang mengembalikan darah ke jantung.
Dinding kapiler adalah endotel selapis tipis sehingga gas dan molekul seperti oksigen, air,
protein, dan lemak dapat mengalir melewatinya dengan dipengaruhi oleh gradien osmotik dan
hidrostatik.
- Pembuluh arteri yang datang dari bilik sebelah kiri dinamakan aorta yang tugasnya mengangkut
oksigen untuk disebar ke seluruh tubuh.
- Pembuluh arteri yang asalnya dari bilik kanan disebut sebagai pembuluh pulmonalis yang
betugas membawa darah yang terkontaminasi karbon dioksida dari setiap bagian tubuh menuju
ke paru-paru.
- Pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian atas tubuh.
- Pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian bawah tubuh.
Tugas pipa atau pembuluh darah kapiler adalah mengalirkan oksigen, zat makanan, hormon dan
zat-zat lain yang terkandung dalam darah dan yang diperlukan untuk hidup ke segenap sel di
seluruh bagian tubuh. Jika jarak sel lebih dari 50 mikrometer jauhnya dari jalur yang dilalui
seutas pembuluh kapiler (1 mikrometer = seperseribu milimeter), maka sel itu tak dapat
menikmati layanan yang disediakan oleh pembuluh kapiler tersebut. Dengan kata lain, sel-sel
yang berjarak 50 mikrometer atau lebih jauhnya dari pembuluh kapiler takkan mendapat jatah
‘makanan’, dan akan mati kelaparan.
Inilah mengapa tubuh manusia diciptakan dengan jaringan pembuluh darah kapiler yang
melingkupi seluruh bagian tubuh. Manusia sehat memiliki sekitar 5 miliar pembuluh kapiler. Jika
seluruhnya dibentangkan, panjang keseluruhan pembuluh ini akan mencapai sekitar 950
kilometer. Ini kurang lebih sejauh panjang pulau Jawa. Pada sejumlah hewan menyusui, terdapat
sekitar 3.000 pipa kapiler dalam satu sentimeter persegi jaringan otot. Jika Anda mampu
menggulung sepuluh ribu utas pembuluh kapiler terkecil dalam tubuh manusia, maka bundelan
yang dihasilkan akan setebal arang pensil.
Ketebalan atau garis tengah sehelai pembuluh kapiler ini berkisar antara 3-5 mikrometer, atau
0,003-0,005 milimeter. Andaikan tebal rambut kita adalah sepersepuluh milimeter, maka kita
perlu membelah sehelai rambut menjadi 20 atau 30 helai searah panjangnya (sebagaimana kita
membelah bambu) untuk mendapatkan rambut setipis pembuluh kapiler tersebut.
Darah mengalir melewati jaringan pembuluh darah yang panjang dan rumit. Semakin mendekati
ujungnya, garis tengahnya semakin menyempit, sehingga membentuk pembuluh darah yang
halus (kapiler). Jika darah hendak melewati saluran yang semakin menyempit di ujungnya tanpa
tersumbat atau terhambat, darah pastilah harus cair (encer). Syarat ini telah terpenuhi berkat
rendahnya tingkat kekentalan air, yang membentuk 95% bagian dari plasma darah. Menurut
profesor Michael Denton, pakar biologi molekuler Universitas Otago, Selandia Baru, jika air
sedikit saja lebih kental dari yang sekarang, maka sistem peredaran darah akan menjadi sama
sekali tidak berguna:
Sistem kapiler akan bekerja hanya jika cairan yang dipompa melalui pipa-pipa
penyusunnya mempunyai kekentalan sangat rendah. Kekentalan rendah itu penting
karena laju aliran berbanding terbalik dengan kekentalan… Dari sini, mudah dipahami
bahwa jika kekentalan air bernilai hanya beberapa kali lebih tinggi daripada yang
sekarang, memompa darah lewat sebuah pembuluh kapiler akan memerlukan tekanan
amat tinggi, dan hampir semua sistem peredaran akan tidak dapat bekerja… Jika
kekentalan air sedikit saja lebih tinggi dan jika kapiler terkecil yang digunakan bergaris
tengah 10, bukannya 3 mikrometer, maka kapiler-kapiler ini akan harus menempati
semua bagian jaringan otot agar memberikan cukup persediaan oksigen dan glukosa. [Jika
ini yang terjadi] maka pastilah perancangan bentuk-bentuk kehidupan tingkat tinggi akan
tidak mungkin atau sangat dibatasi… Jadi, tampaknya, kekentalan air haruslah mirip
seperti yang sekarang ini jika harus berperan sebagai sarana penyokong kehidupan.
(Michael Denton, Nature’s Destiny:How The Laws of Biology Reveal Purpose in the
Universe, New York: The Free Press, 1998, h. 35-36)
Dengan kata lain, sebagaimana sifat-sifatnya yang lain, kekentalan air pun telah sengaja dibuat
“sesuai permintaan” agar cocok bagi kehidupan. Beragam zat cair memiliki kekentalan berbeda,
yang nilainya dapat mencapai kisaran miliaran kali lipat. Di antara nilai yang sangat beragam itu,
ada satu cairan yang nilai kekentalannya telah ditentukan agar benar-benar tepat dan pas sesuai
kebutuhan. Cairan ini adalah air, yang sengaja diciptakan Allah dengan nilai kekentalan tertentu
yang pas untuk menopang kehidupan makhluk hidup di bumi. Mahasuci Allah, sebaik-baik
Pencipta.
1. Cystatin C
Darah yang diperoleh melalui tusukan kulit (kapiler darah) berbeda dari darah yang diperoleh
melalui venipuncture. When analyzing the major characteristics of capillary blood, such as pH,
PCO 2 , PO 2 and oxygen saturation, freely flowing capillary blood is actually more similar to
arterial than to venous blood. Ketika menganalisis karakteristik utama kapiler darah, seperti pH,
PCO 2, PO 2 dan saturasi oksigen, bebas mengalir darah kapiler sebenarnya lebih mirip dengan
arteri daripada vena darah. On the other hand, due to the method of collection, capillary blood is
contaminated with interstitial and intracellular fluids, which will influence the analytic values
obtained from these samples. Di sisi lain, karena metode pengumpulan, kapiler darah
terkontaminasi dengan cairan interstisial dan intraselular, yang akan mempengaruhi nilai-nilai
analitik diperoleh dari sampel ini. It is for this reason that capillary blood is not recommended
for coagulation testing. Ini adalah alasan inilah darah kapiler tidak direkomendasikan untuk
pengujian koagulasi. Differences also exist between venous and capillary blood analyte
concentrations (see table below). Perbedaan juga ada antara vena dan darah kapiler analyte
konsentrasi (lihat tabel di bawah). This is by no means an exhaustive list, and since the data were
taken from two different studies, does not include identical analytes for both specimen types, ie
plasma and serum. Hal ini tidak berarti suatu daftar yang lengkap, dan karena data diambil dari
dua studi yang berbeda, tidak termasuk analytes identik untuk kedua spesimen jenis, yaitu
plasma dan serum.
Footnotes: Catatan:
1 From. 1 Dari. Kupke 1R, Kather B. Zeugner S. On the composition of Capillary and Venous
Blood Serum. ClIN, CHIM, ACT, 1981; 112; 177-85. Kupke 1R, Katherine B. Zeugner S. Pada
komposisi vena Darah kapiler dan Serum. Clin, chim, ACT, 1981; 112; 177-85.
2 From Rommel K, Koch CD, Spilker D. Einfuss Der Material Ewinniung AUF Clinisch-
Chemische Paarameter in Blut, Plasma 2 Dari Rommel K, Koch CD, Spilker D. Einfuss Der
Bahan Ewinniung AUF Clinisch-Chemische Paarameter di Blut, Plasma
UND Serum BEI PATHEN MIT STABILEM AND ZENTRALISIERTEM KREISLAUF.
Serum UND BEI PATHEN MIT STABILEM DAN ZENTRALISIERTEM KREISLAUF. J
CLIN CHEM BIOCHEM 1978,16:373-80. J Clin Biochem 1978,16:373-80 CHEM.