Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PADA NY.I DENGAN NEUROPATI DIABETIK


DI PUSKESMAS KAYON PALANGKA RAYA

DISUSUN OLEH:

MEGA SONIA VERA


NIM PO.62.20.1.17.336

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
KELAS REGULER ANGKATAN IV SEMESTER VIII
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

Tema/Topik : Neuropati Diabetik (Kerusakan saraf akibat


penyakit kencing manis)

Waktu : 20 Menit

Sasaran : Ny.I

Tempat : Rumah klien

Tujuan Instruksional Umum:

Untuk dapat memberikan pemahaman kepada Ny.I tentang neuropati diabetik


(Kerusakan saraf akibat penyakit kencing manis)

Tujuan Instruksional Khusus:

1. Mampu melakukan penjelasan neuropati diabetik (Kerusakan saraf


akibat penyakit kencing manis)
2. Mampu menyebutkan penyebab neuropati diabetik (Kerusakan saraf
akibat penyakit kencing manis)
3. Mampu menyebutkan tanda dan gejala penyakit neuropati diabetik
(Kerusakan saraf akibat penyakit kencing manis)
4. Mampu melakukan penjelasan tentang penatalaksanaan penyakit
neuropati diabetik (Kerusakan saraf akibat penyakit kencing manis)

Kegiatan Belajar Mengajar :

No Kegiatan
Tahap Waktu
. Pemateri Audiens
1. Pembukaan Pembukaan :
a. Membuka/memulai a. Menjawab
kegiatan dengan salam
mengucapkan salam. b. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri c. Menyimak
c. Menjelaskan tujuan dari penjelasan
penyuluhan d. Mendengarkan
d. Menjelaskan materi e. Menjawab
penyuluhan pertanyaan
e. Bertanya kepada Ny.I
apakah mengetahui
tentang neuropati diabetik
(Kerusakan saraf akibat
penyakit kencing manis)

2. Pelaksanaan Penyampaian Materi :


a. Menjelaskan pengertian
neuropati diabetik a. Memperhatikan
(Kerusakan saraf akibat b. Memperhatikan
penyakit kencing manis) c. Memperhatikan
b. Menjelaskan penyebab d. Memperhatikan
neuropati diabetik e. Memberikan
(Kerusakan saraf akibat pertanyaan
penyakit kencing manis)
c. Menyebutkan tanda dan
gejala neuropati diabetik
(Kerusakan saraf akibat
penyakit kencing manis)
d. Menjelaskan
penatalaksanaan
neuropati diabetik
(Kerusakan saraf akibat
penyakit kencing manis)
e. Memberikan kesempatan
kepada Ny.I untuk
bertanya
3. Penutup Evaluasi :
Menanyakan kepada Ny.I Menjawab
tentang materi yang telah pertanyaan
diberikan,dan reinforcement
kepada peserta yang dapat
menjawab

Terminasi :
a. Mengucapkan
terimakasih atas
perhatian yang diberikan a. Menjawab
b. Membagikan Leaflet salam
b. Menerima
leaflet

Metode : Ceramah, Tanya jawab.

Media : leaflet

Materi : Terlampir

Evaluasi :

a. Standar Persiapan:
1. Ny.I menghadiri pertemuan
2. Tempat dan alat tersedia sesuai dengan perencanaan
b. Standar Proses :

1. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan


2. Ny.I mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Ny.I berperan aktif dalam mengajukan pertanyaan dan mengemukakan
pendapat selama jalannya diskusi
4. Tidak ada peserta yang keluar masuk selama jalannya kegiatan

c. Standar Hasil :
1. Ny.I dapat mengulang kembali tentang pengertian neuropati diabetik
(Kerusakan saraf akibat penyakit kencing manis)
2. Ny.I dapat menjawab bagaimana penyebab neuropati diabetik (Kerusakan
saraf akibat penyakit kencing manis)
3. Ny.I dapat menjawab bagaimana tanda dan gejala neuropati diabetik
(Kerusakan saraf akibat penyakit kencing manis)
4. Ny. I dapat menjawab tentang penatalaksanaan neuropati diabetik
(Kerusakan saraf akibat penyakit kencing manis)

Sumber :

Amalia, R. (2017) “Asuhan Keperawatan pada pasien dengan diabetes melitus


tipe 2.” Samarinda : Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur.

Aprinda, P. (2020) “Diabetes Tipe 2.” Jakarta : EGC.

Cahyani (2019) “Konsep Dasar Diabetes Melitus Tipe 2.” Bali : Poltekkes
Kemenkes Denpasar.

Dewi (2019) “Konsep Dasar Diabetes Melitus Tipe 2.” Bali : Poltekkes Kemenkes
Denpasar.

MATERI

1. Pengertian
Neuropati diabetik adalah gangguan saraf akibat penyakit diabetes,
yang ditandai dengan kesemutan, nyeri, atau mati rasa. Meski dapat
terjadi pada saraf di bagian tubuh mana pun, neuropati diabetik lebih
sering menyerang saraf di kaki. Saraf di seluruh tubuh dapat
mengalami kerusakan ketika kadar gula darah tinggi dan berlangsung
dalam waktu yang lama. Tidak hanya di kaki, kerusakan saraf juga
dapat terjadi di sistem pencernaan, saluran kemih, pembuluh darah,
dan jantung (Willy, 2019).

Secara umum, terdapat empat jenis neuropati diabetik, yaitu:

a. Neuropati perifer, yaitu gangguan saraf pada penderita diabetes


yang menyerang saraf di tungkai dan kaki, serta lengan dan
tangan. Jenis ini merupakan jenis neuropati diabetik yang paling
sering terjadi.

b. Neuropati otonom, yaitu gangguan saraf yang mengenai organ


dalam seperti usus, jantung, kelenjar keringat, dan mata.

c. Neuropati fokal, yaitu neuropati yang hanya dialami oleh satu


saraf saja. Biasanya keluhan terjadi karena saraf tersebut
terjepit.

d. Neuropati proksimal, yaitu gangguan saraf pada bagian panggul,


bokong, atau pinggul. Jenis ini merupakan neuropati yang paling
jarang ditemui.

2. Penyebab
Neuropati diabetik disebabkan oleh gabungan dari beberapa faktor.
(Felicia, 2021) :
a. Kadar gula darah yang tidak terkendali
Kadar gula darah yang tidak terkendali akan membuat pasien
lebih berisiko mengalami komplikasi diabetes, termasuk
kerusakan saraf
b. Riwayat diabetes
Semakin lama pasien mengalami diabetes, risiko neuropati
diabetik akan meningkat. Terutama bila kadar gula darah pasien
tidak terkendali.
c. Penyakit ginjal
Diabetes dapat merusak ginjal. Kerusakan ginjal akan
menyebabkan keluarnya zat racun ke dalam darah yang memicu
kerusakan saraf.
d. Berat badan berlebih
Pasien dengan berat badan berlebih dengan indeks massa tubuh
(IMT) 25 atau lebih dapat lebih rentan mengalami neuropati
diabetik.
e. Merokok
Merokok akan membuat pembuluh darah menjadi lebih sempit dan
keras, sehingga mengurangi aliran darah ke kaki dan tungkai. Hal
ini akan membuat luka sulit sembuh dan merusak saraf perifer.

3. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala neuropati diabetik sangat beragam, tergantung
saraf yang mengalami gangguan. Gejala juga berkembang secara
perlahan dan bertahap sehingga banyak penderita diabetes yang
menyadari saat kerusakan saraf sudah terjadi. Gejala neuropati yang
dapat terjadi antara lain (Venera, 2019):
a. Neuropati perifer
Neuropati perifer adalah tipe neuropati pada penderita
diabetes yang paling sering terjadi. Awalnya penderita hanya
merasakan nyeri kecil yang kadang-kadang muncul. Lama-
lama gejala akan dirasa semakin berat terutama pada malam
hari, seperti :

1. Nyeri
2. Rasa terbakar, rasa tertusuk, atau tersengat
3. Baal (mati rasa)
4. Kesemutan
5. Koordinasi lemah
6. Kram otot dan/atau twitching
7. Kurangnya sensitivitas pada nyeri dan/ atau suhu
8. Sensitivitas berlebih bahkan pada sentuhan yang ringan
Gejala neuropati perifer terjadi pada area kaki dan tangan,
insidensi yang paling sering adalah pada kaki karena saraf
perifer kaki lebih panjang. Kerusakan saraf pada kaki ini
dapat menimbulkan deformitas, infeksi, atau amputasi kaki.

b. Neuropati proksimal
Neuropati kedua yang cukup sering terjadi adalah neuropati
proksimal yang muncul pada bokong, pinggul, dan kaki.
Neuropati ini akan menimbulkan kelemahan pada otot kaki,
kesulitan untuk berdiri dari posisi duduk, nyeri berat pada area
pinggul, bokong, dan paha secara mendadak.
c. Neuropati otonom
Fungsi saraf otonom adalah untuk mengatur detak jatung, laju
napas, dan proses pencernaan tanpa kita sadari. Gejala
otonom yang dapat terjadi antara lain :

1. Jantung : pusing saat berdiri lama bahkan bisa pingsan,


detak jantung tidak teratur, mudah merasa lelah saat
beraktivitas.
2. Pencernaan : kembung, konstipasi, diare, mual dan
muntah, mudah merasa kenyang saat makan,
pencernaan melambat, big blood-sugar swing
(penyerapan kadar gula dari makanan tidak teratur)
3. Mata : kesulitan untuk melihat terutama saat malam hari
atau saat adanya perubahan cahaya secara mendadak
4. Organ reproduksi : disfungsi ereksi pada pria dan vagina
mengering pada wanita. Keduanya mengalami kesulitan
untuk orgasme.
5. Kelenjar keringat : keringat berlebih terutama saat malam
hari dan makan-makanan tertentu, keringat berkurang
pada kaki, kulit mengering dan mengelupas, hilangnya
bulu kaki
6. Buang air kecil : inkontinensia (buang air kecil tidak
disadari), sering buang air kecil pada malam hari, sulit
berkemih
d. Neuropati fokal
Berbeda dengan neuropati diabetes yang lain, neuropati fokal
muncul secara mendadak dan berdampak pada kepala, tubuh,
dan ekstremitas. Gejala biasa menghilang dalam beberapa
minggu.

1. Kepala : kesulitan melihat karena adanya pandangan


ganda, nyeri di belakang mata, dan kesulitan untuk
memfokuskan pandangan. Selain itu dapat ditemukan
kelemahan mendadak pada wajah (Bell’s pasly)
2. Tubuh : nyeri pada dada, perut, sisi tubuh, dan punggung
bawah
3. Kaki : nyeri pada paha depan, sisi tulang kering, dan area
dalam kaki

4. Penatalaksanaan Medis dan Terapi Obat


pengobatan terapi medis sebagai cara menghilangkan nyeri kaki pada
penderita diabetes, seperti (Aprinda, 2020) :
a. Obat antidepresan
Selain mengobati depresi, antidepresan juga sering diresepkan
untuk mengobati nyeri saraf akibat neuropati diabetik. Obat ini
dapat memengaruhi kerja bahan kimia dalam otak yang bertugas
untuk memberikan sinyal rasa sakit.
Dokter mungkin merekomendasikan antidepresan trisiklik untuk
pengobatan neuropati diabetes, seperti:

1. Amitriptyline (Elavil)
2. Imipramine (Tofranil)
3. Desipramine (Norpramin)
4. Venlafaxine (Effexor)
5. Duloxetine (Cymbalta)
b. Obat antikejang
Selain antidepresan, obat yang digunakan sebagai salah satu cara
menghilangkan nyeri kaki pada penderita diabetes adalah obat
antikejang. Obat antikejang memiliki fungsi lain sebagai obat anti-
nyeri yang diakibatkan oleh gangguan saraf.
Obat anti kejang yang biasanya digunakan dalam pengobatan
neuropati diabetik adalah:

1. Pregabalin
2. Gabapentin
3. Phenytoin
4. Carbamazepine

c. Obat nyeri opioid


Obat yang lebih kuat mengatasi nyeri saraf akibat neuropati
diabetik adalah obat golongan opioid. Ini menjadi pilihan terakhir,
jika obat sebelumnya tidak ampuh dalam mengatasi gejala. Obat
opioid yang biasanya diresepkan dalam pengobatan neuropati
diabetik adalah oxycodone (Oxycontin) dan tramadol (Conzip,
Ultram).
d. Penghilang rasa sakit topikal
Cara menghilangkan nyeri kaki pada penderita diabetes tidak
hanya bisa diatasi dengan minum obat, tapi rasa nyeri juga bisa
diringankan dengan obat tempel atau koyo yang dapat membantu
meringankan nyeri. Pilihan obat tempel untuk pengobatan
neuropati diabetik adalah lidocaine yang ditempelkan pada kulit.
e. Pengobatan alternative
Beberapa terapi alternatif telah dipelajari untuk mengatasi nyeri
akibat neuropati diabetes, meskipun belum terbukti ampuh.
Pengobatan alternatif yang bisa menjadi cara menghilangkan
nyeri kaki pada penderita diabetes adalah:
1. Suplemen seperti asam alpha lipoic dan asetil-L-karnitin
2. Biofeedback (terapi sensori untuk tubuh)
3. Meditasi
4. Akupunktur
5. Hipnosis

Penatalaksanaan Keperawatan neuropati diabetes :

1. Melakukan perawatan kaki

a. Periksa kaki Anda setiap hari untuk melihat luka, bengkak,


dan masalah lainnya. Anda mungkin tidak akan mengetahui
masalah ini sampai kaki benar-benar terinfeksi.
b. Cuci kaki Anda setiap hari dengan air hangat dan keringkan
setelahnya. Oleskan pelembap agar kulit tidak kering dan
mudah pecah. Jangan mengoleskan pelembap di antara jari-
jari kaki Anda.
c. Memakai sepatu yang nyaman, fleksibel, dan sesuai dengan
kaki Anda dan beri ruang untuk bergerak. Pakai sepatu
khusus jika sepatu biasa tidak cocok.
d. Selalu tutupi kaki Anda dengan sepatu, sandal, atau kaus kaki
tebal untuk melindungi kaki dan mencegah cedera.
2. Menjaga kadar gula darah tetap normal

Langkah pertama untuk mengobati rasa sakit akibat neuropati


diabetik Anda adalah dengan mengendalikan angka gula darah
normal. Perawatan ini dapat menghambat kerusakan supaya tidak
menyebar dan bertambah parah. Anda mungkin diminta oleh
dokter untuk menurunkan gula darah sebesar 70-130 mg/dL
sebelum makan dan kurang dari 180 mg/dL gula darah setelah
makan.

3. Menjalani pola hidup sehat

Pengobatan dokter harus dikombinasikan dengan penerapan gaya


hidup sehat untuk mengatasi gejala neuropati diabetik. Anda perlu
mengatur kembali pilihan makanan untuk diabetes, porsi, dan
waktu makan.

Selain itu, lakukan olahraga yang direkomendasikan untuk


diabetes secara rutin. Aktivitas fisik ini adalah metode ampuh
untuk mengendalikan gula darah sekaligus berat badan. Sangat
ditekankan bagi penderita diabetes untuk berhenti merokok. Jika
Anda kesulitan, jangan sungkan untuk minta bantuan dokter.

Anda mungkin juga menyukai