Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANORGANIK II

PERCOBAAN V

STRUKTUR SENYAWA ANORANIK

SINTESIS KAl(SO₄)₂12H₂O (TAWAS)

DISUSUN OLEH :

NAMA : ENDANG SULANDRI

NIM : E1M108025

KELAS : A

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2020
PERCOBAAN V

STRUKTUR SENYAWA ANORANIK

SINTESIS KAl(SO₄)₂12H₂O (TAWAS)

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Hari, tanggal : Selasa, 12 Mei 2020
2. Tempat : Laboratorium Dasar Bersama, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universias Mataram.
B. TUUAN PRAKTIKUM
1. Memahami beberapa aspek tentang aluminium
2. Membuat tawas
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat : Batang pengaduk, Bunsen , Cawan petri,Corong, Gelas kimia, Gelas ukur,
Neraca, Termometer.
2. Bahan : Larutan aluinium sulfat, Larutan kalium sulfat, Kasa, Kertas saring.

D. LANGKAH KERJA
1. Aliminum sulfat sebanyak 3,34 g dan 1,479 g kalium sulfat ditimbang.
2. Air sebanyak 12,5 ml diambil mengunakan gelas ukur.
3. Air denan aluminium sulfat dicampurkan ke dalam gelas kimia kemudian di aduk
denan spatula.
4. Campuran dipanaskan denan alat pemanas yang terdiri dari bunsen, kaki tiga dan
kasa.
5. Air sebanyak 25 ml diambil menggunakan gelas ukur
6. Air dengan kalium sulfat dicampurkan ke dalam gelas kimia dan diaduk dengan
spatula.
7. Campuran aluminium sulfat yang dipanaskan tadi diukur suhunya dan tidak boleh
lebih dari 80ºC, pemanasan dihentikan apanila suhu telah mencapai 80ºC.
8. Larutan kalium sulfat dengan larutan alumium sulfat dicampurkan ke dalam 1 gelas
kimia.
9. Campuran tersebut dipindahkan ke cawan penguap.
10. Campuran didinginkan pada suhu kamar sehingga terbentuk kristal.
11. Kristal yang terbentuk di cuci dengan sedikit air dan dikeringkan dengan kertas
saring.

E. HASIL PENGAMATAN
(Terlampir).

F. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


1. Analisis Data
a. Persamaan reaksi
 Al₂(SO₄)₃ (s) + H₂O (l) Δ

Al₂(SO₄)₃ (aq)
 K₂SO₄ (s) + H₂O (l) → K₂SO₄ (aq)
 Al₂(SO₄)₃ (aq) + K₂SO₄ (aq) + 24H₂O (l) → KAl(SO₄)₂12H₂O (aq)
b. Perhitungan
Diketahui : Berat Al₂(SO₄)₃ = 3,34 gram
Berat K₂SO₄ = 1,749 gram
Berat kertas saring = 1,134 gram
Berat eksperimen = 4,642 gram
Mr KAl(SO₄)₂12H₂O = 474 gram
Mr K₂SO₄ = 174 gram
Mr Al₂(SO₄)₃ = 342 gram
Ditanya : % rendemen ......?
Penyelesaian :
massa
 Mol Al₂(SO₄)₃ =
Mr
3,34 gram
=
342
= 0,001 mol
massa
 Mol K₂SO₄ =
Mr
1,749 gram
=
174
= 0,01 mol
 Reaksi pembatas
KAl(SO₄)₂12H₂O + K₂SO₄ → KAl(SO₄)₂12H₂O + 6H₂O
M : 0,01 mol 0,01 mol - -
R : 0,01 mol 0,01 mol 0,02 mol 0,06 mol
S : - - 0,02 mol 0,06 mol
 Massa KAl(SO₄)₂12H₂O
massa
- Mol KAl(SO₄)₂12H₂O =
Mr
Massa = Mol x Mr
= 0,02 mol x 474 g/mol
= 9,48 gram
berat eksperimen
 % rendemen = x 100 %
berat teori
4,642 g
= x 100 %
9,48 g
= 49%
Jadi, persentase rendemen yang dihasilkan adalah 49%.
2. Pembahasan
Praktikun kali ini berjudul struktur senyaa anorganik (sintesis tawas) yang
bertujuan untuk Memahami beberapa aspek tentang aluminium dan membuat tawas.
Pada dasarnya sintesis tawas menggunakan prinsip kristalisasi. Dimana langkah
pertama adalah melarutkan padatan larutan, kemudian larutan dipanaskan sampai
mendidih kemudian larutan disaring dengan penyaring, penyaring buchner dalam
keadaan panas, kemudian filtrat didinginkan sampai terbentuk endapan, endapan
disaring dengan kertas saring, selanjutnya endapan dikeringkan dengan
asam(Khamidinal, 2009 :137).
Kalium aluminium sulfat dedokahidrat KAl (SO 4)2.12H2O dapat dibuat dari
logam aluminium dan kalium hidroksida. Logam aluminium bereaksi secara cepat
dengan KOH panas menghasilkan garam kalium aluminat (Tim Penyusun, 2010 : 11).
Tawas adalah garam rangkap sulfat aluminium sulfat, yang dipakai untuk
menjernihkan air atau campuran bahan celup. Tawas memilki ciri - ciri kristal putih
gelap, tembus cahaya, bersifat menguatkan warna (Khusniyah,2015 : 1).
Pada percobaan ini langkah pertama yang dilakukan adalah melarutkan 16,7
gram Al2(SO4)3 dalam air panas dengan suhu 80˚C, suhu ini tidak boleh melebihi
80˚C karena akan terjadi hidrolisis, artinya air akan terurai menjadi H+ dan OH-
sehingga tidak akan terbentuk hidrat yang sesuia dengan rumus tawas. Selanjutnya
melarutkan 1, 74 gram K2SO4dalam air biasa, ternyata K2SO4 sulit untuk larut dalam
air biasa, sehingga harus dilakukan lebih pengadukan yang lama hingga larutannya
bening. Kemudian dicampurkan kedua larutan dalam cawan penguapan. Sesuai hasil
penamatan tidak teradi perubahan saat pencampuran.
Setelah proses pelarutan selesai, dilakukan proses penyaringan, proses
penyaringan ini bertujuan untuk menyaring ion-ion pengganggu, dan yang tersisa
hanya tinggal filtratnya. filtrat ini kemudian diambil, dan ditetesi dengan asam sulfat.
Proses penambahan asam sulfat ini dilakukan secara perlahan sambil diaduk, hal ini
bertujuan agar semua Al yang berada di dalamnya dapat bereaksi sempurna dengan
pembentukan endapan yang sempurna secara teratur.
Larutan tersebut didinginkan pada suhu kamar dan terbentuklah kristal-
kristal tawas.. Kristal-kristal tawas yang telah didinginkan. Pada saat pendinginan ini,
larutan dibiarkan diudara terbuka hingga dingin, pada saat ini endapan yang terbentuk
adalah Kal(SO4)2.12H2O. Setelah dingin, dilakukan penyaringan dan dibilas dengan
air yang bertujan untuk mencuci endapan dan membilas sisa tawas yang tersisa di
erlenmeyer. Kristal yang terbentuk kemudian disaring dan dikeringkan. Kristal yang
dihasilkan dari proses pendinginan dengan menggunkan es, terjadi penurunan suhu
yang sangat drastis dan secara tiba-tiba sehingga kristal cepat terbentuk. Namun,
karena cepatnya laju pembentukan kristal, ukuran kristal menjadi kecil dan tidak
teratur. Sedangkan jika pada proses pendinginan menggunkan air biasa atau suhu
kamar, maka laju pembentuka kristal sangat lambat dan akan lama terbentuk kristal.
Namun, jika menggunakan pendinginan pada suhu kamar, karena proses pembentukan
kristal lambat, maka ukuran kristal akan menjadi lebih besar dan bentuk lebih bagus
dibandingkan proses pendinginan dengan menggunakan es.
Setelah ditunggu beberapa menit, terbentuk endapan berwarna putih didasar
beaker glass dan semakin lama semakin banyak, setelah itu endapan disaring dengan
corong buchner yang sebelumnya telah diletakkan kertas saring kosong ditimbang
terlebih dahulu, yaitu:1, 134 gram. Setelah disaring didapatkan residu dan filtrat.
Filtrat dibuang ditempat limbah dan residu berupa kristal, lalu di keringkan dalam
oven tujuan pengeringan ini untuk mengeringkan dan mempermudah dalam mengukur
titik lelehnya, ditimbang kristal tawas bersama kertas saring dengan menggunakan
neraca analitik dan dihasilkan berat sebesar 4,642 gram.
Menurut teori kristal tawas yang terbentuk adalah heksagonal yang berbentuk
polygon. Massa Kristal tawas yang didapatkan dari percobaan adalah sebesar 4,642
gram. Sedangkan menurut teori massa tawas yang seharusnya dihasilkan adalah 9,48
gram. Artinya massa yang didapatkan kurang dari massa menurut teori, Hal ini
mungkin terjadi karena kesalahan praktikan saat melakukan prktikan. Berkurangnya
massa yang didapat bisa jadi saja karena sedikitnya penambahan air yang akan jadi
pelarut pada praktikum ini sehingga membuat masssa juga berkurang. Selanjutnya
dilakukan perhitungan rendemen dari kristal tawas yang didapatkan adalah sebesar
49%.
Setelah diperoleh tawas, praktikan melakukan pengetesan terhadap tawas
tersebut dengan air yang keruh dan diperoleh bahwa air yang keruh tersebut menjadi
bening, hal ini menunjukkan bahwa tawas yang dibuat itu berhasil.

G. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Berdasarkan tuuan, hasil penamatan, analisis data dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa:
a. Sintesis tawas menggunakan prinsip kristalisasi.
b. Suhu pemanasan tawas diatas 80˚C dapat menyebabkan tawas terhidrolisis.
c. Berat tawas yan didapatkan sebanyak 4,642 gram, lebih sedikit dari berat teori.
d. Rendemen dari kristal tawas yang didapatkan adalah sebesar 49 %.
e. Tawas yang dihasilkan dari percobaan ini berbentuk kristal kristal putih.
f. Tawas tersebut dites menggunakan air yang keruh dan diperoleh bahwa air yang
keruh tersebut menjadi bening.
2. Saran
Semoga praktikum selanjutnya lebih baik lagi dan corona cepet ilang dari
muka bumi ini.
DAFTAR PUSTAKA

Khamidinal. 2010. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.


Khusniyah, 2015. “Pengaruh Tawas dan Soda Abu Terhadap Hasil Perwarnaan
pada Biji Buah Melon dengan Zat Warna Rhodamin. B sebagai Bahan
Kerainan Bondo”. e- jurnal. 3(1): 1-3.
Tim Penyusun Kimia. 2010. Kimia Anorganik II. Malang : UIN Press.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai