A. Pendahuluan
Interaksi sosial setiap individu pasti membutuhkan bahasa. Bahasa yang digunakan
tentu bahasa yang bisa digunakan orang-orang diseluruh negara sehingga
memudahkan mereka dalam berinteraksi. Dengan begitu, orang cenderung
menggunakan bahasa internasional, sehingga berangsur-angsur melepaskan
bahasa daerah yang menjadi ciri khas dirinya tinggal. Maka dari itu budayakan
bahasa daerah pada generasi milenial.
Seperti yang sudah kita lihat sekarang ini, penggunaan bahasa daerah sudah mulai
hilang dikalangan generasi milenial. Bahasa daerah juga jarang sekali diajarkan
orang tua kepada anak-anaknya. Mendidik anak menggunakan bahasa daerah tidak
hanya dikalangan rumah saja, namun di lingkungan masyarakat juga perlu
mengajarkan dan melestarikan bahasa daerah yang merupakan budaya dan nilai
luhur daerah.
Dengan perubahan yang terus terjadi dengan segala pencitraan dan banyaknya
pergaulan, apakah yang paling khas masih bisa didapatkan di zaman yang akan terus
berkembang sekarang ini? Dengan segala kecanggihan teknologi, kepintaran, dan
keindahan sekarang ini budaya akan tetap terjaga dan terus dilestarikan?
Masyarakat yang kental dengan tradisi adat serta bahasa, mau tidak mau harus
mengikuti perkembangan zaman yang semakin canggih dengan berbagai
teknologi. Begitu juga pemuda-pemudi yang tinggal di desa, dituntut paham dan
mengerti dengan teknologi. Namun, dengan pesatnya perkembangan teknologi
sekarang ini, sedikit banyak pemuda mulai menghilangkan dan melupakan budaya
dan bahasa daerahnya. Sehingga generasi milenial sekarang miskin akan bahasa
daerah. Negara eropa yang semakin canggih dengan teknologinya telah jenuh
dengan rutinitas dan hiruk pikuk kesibukan. Mereka mencanangkan Slow City, yang
menekankan pada penjagaan dan mempertahankan budaya lokal serta memajukan
kekhasan dalam kotanya (Widyaningsih, 2008). Hal tersebut sebagian masih
dijalankan di Indonesia, namun sebagian besar sudah mulai ditinggalkan. Lalu
apakah Indonesia masih menghendaki menuju era serba teknologi dan
meninggalkan budaya serta bahasa lokalnya?.
Permasalahan yang didapat nantinya, ketika penutur yang lebih tua dari generasi
milenial sudah gugur, maka tinggallah generasi milenial dan generasi selanjutnya.
Apakah masih relevan dan efektif menggunakan bahasa daerah nantinya?
Kita tidak dapat memaksa semua menggunakan bahasa daerah, karena di luar
rumah kebutuhan berkomunikasi tidak cukup dengan satu bahasa saja, melainkan
multibahasa, begitu lah cara generasi milenial sekarang ini bergaul. Sehingga
kebutuhan akan berkomunikasi diantara mereka berjalan dengan baik. Efektifnya
bahasa daerah karena keluarga, sebagian besar keluarga masih dalam satu rumpun
yang sama.
Generasi milenial yang hidup dalam ruang lingkup yang luas, sejak kecil tentu
memiliki pengaruh positif dan negatif bagi tumbuh kembangnya. Setiap generasi
memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Namun, bukan untuk membuly
kekurangan setiap generasi melainkan mengambil pelajaran positif di era sekarang
maupun sebelumnya. Bahasa daerah merupakan perwujudan bangsa, indonesia
memiliki keramah tamahan dalam kehidupan sosial dan spiritual. Maka sebagai
generasi penerus bangsa lestarikan lah bahasa daerah kita.
B. Tujuan dan sasaran
C. Peserta
Peserta kuliah tamu ialah Dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia dan
Mahasiswa PBSI semua angkatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan .
D. Pemateri
Pemateri pada kegiatan kuliah tamu adalah Prof. Golda Juliet Tulung, SS.,M.A.,Ph.D
Adapun berita acara pelaksanaan kuliah tamu kami lampirkan pada laporan ini.
E. Materi
Materi berupa slide Power point kami lampirkan pada laporan ini.
F. Waktu Pelaksanaan
E. Anggaran
Anggaran kegiatan kuliah tamu diperoleh dari DIPA Universitas Khairun tahun
anggaran 2022
F. Penutup
Demikian laporan ini kami sajikan , sebagai laporan pertanggung jawaban panitia
Kami, semoga dapat diterima dengan baik dan kegiatan ini dapat terselenggara
pada waktu yang akan datang .
TTD
Sasmayunitai,S.Pd., M.Pd
NIP. 198902192015042003
Dokumentasi
Inovasi dan
Transformasi Bahasa Indonesia
menjadi Bahasa
ASEAN dan
Pelestarian
Bahasa Daerah di
Era Digital
Universitas Khairun Ternate, 27 Mei 2022
Prof. Golda J. Tulung, S.S., M.A., Ph.D
(Universitas Sam Ratulangi Manado)
Inovasi
– ino.va.si
– ⇢ Tesaurus
1. n pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru; pembaruan: -
- yang paling drastis dalam dasawarsa terakhir ialah
pembangunan jaringan satelit komunikasi
2. n penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang
sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat)
3. Ling unsur yang mengalami pembaruan dalam bahasa modern
Transformasi
– trans.for.ma.si
– ⇢ Tesaurus
1. n perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi, dan sebagainya): Asia
Tenggara diliputi suasana transisi dan -- akibat kemenangan
mereka; terjemahan puisi yang baik kerap kali menuntut --
secara besar-besaran
2. n Ling perubahan struktur gramatikal menjadi struktur
gramatikal lain dengan menambah, mengurangi, atau menata
kembali unsur-unsurnya
Fokus: UPAYA
Bagian 1: Bagian 2:
(TRANSFORMASI) (INOVASI)
BAHASA INDONESIA PELESTARIAN
MENJADI BAHASA BAHASA DAERAH DI
ASEAN ERA DIGITAL
1) Bahasa Indonesia Menjadi
Bahasa ASEAN
https://www.youtube.com/watch?v=JDhga6cBRH0
Seminar Daring: Bahasa Indonesia dan
Keindonesiaan di Panggung Internasional
https://www.youtube.com/watch?v=_lx2lxVLYII&t=7068s
https://www.youtube.com/watch?v=DoPdLdKqEwU
Langkah-Langkah Indonesia dalam Menjadikan Bahasa
Indonesia Sebagai Internasional di Kawasan Asia Tenggara
(Aprilyansyah , 2018)
– Pembuatan Kamus
– Pengajaran (Implementasi Leksikon dalam Kelas)
– Media Sosial
– Komunitas Pemerhati Bahasa Lokal, Khususnya anak
– anak muda
– Cinematografi : Vlog, Drama, Film Pendek -
https://www.youtube.com/watch?v=F62wXhwW68o.
Pendidikan di Era Digital
Tantangan Pembelajaran Daring
Diskusi makna
peribahasa
dengan
penekanan
Produk hasil pada karakter Produk hasil
diskusi berupa yang diskusi berupa
tulisan berbudaya rekaman
(fiksi/non- (fiksi/non-
fiksi) untuk fiksi) untuk
kemahiran kemahiran
menulis berbicara
Penerapan Model Pembelajaran
Bahasa Berbasis Peribahasa
– 1. Memaparkan peribahasa bahasa daerah, misalnya peribahasa bahasa
Tombulu, dengan menunjukkan peribahasa yang dimaksud dan menjelaskan arti
kata per kata.
– 2. Mendiskusikan peribahasa tersebut secara umum di dalam kelas.
– 3. Mengelompokkan mahasiswa dalam kelompok-kelompok kecil berjumlah
empat orang tiap kelompok.
– 4. Menugaskan tiap kelompok untuk mendidkusikan peribahasa tersebut
secara lebih mendalam untuk menghasilkan tulisan kelompok berupa tulisan
fiksi (skrip drama singkat) atau non-fiksi (esai).
– 5. Mempresentasikan hasil karya tiap kelompok.
Saru lutu tamburi mata
‘Orang yang malas, tidak mau berlelah untuk
berbuat sesuatu’
– “Menurut saya membuat tulisan dalam bahasa Inggris berdasarkan bahasa
daerah itu sangat unik dan sangat jarang ditemui. Kelebihan yang saya dapat
yaitu saya jadi tahu beberapa kata dalam bahasa daerah khususnya bahasa
Tombulu dan jadi berkeinginan untuk melestarikan bahasa daerah saya sendiri
yaitu bahasa Pasan (Rahatan).”
– “Makna dari peribahasa-peribahasa tersebut sangat membangun karakter
untuk menjadi rajin dan tidak malas dalam melakukan tugas dan kewajiban.”
– “Lewat model pembelajaran seperti ini kita mahasiswa bisa saling kenal antara
satu dan yang lain, serta juga bisa membangun kerja sama dan kepercayaan
antar mahasiswa.”
Manfaat Model Pembelajaran
Bahasa Berbasis Peribahasa
– Para pembelajar didorong untuk berdiskusi tentang makna dan nilai budaya
yang terkandung dalam peribahasa dan mengembangkannya dalam
pembelajaran bahasa target sesuai kemahiran bahasa yang diinginkan sehingga
dapat menghasilkan produk bahasa lisan maupun tulisan.
– Pengembangan life skills dan karakter.
– Minat atau dorongan dari dalam diri pembelajar untuk mempelajari bahasa
daerah sendiri.
Simpulan 2
– Inovasi dan kreasi dalam pelestarian bahasa di era digital dapat dilakukan lewat
bermacam cara termasuk pembuatan kamus, video, lomba cerita rakyat, juga
adaptasi penggunaan drama dalam kelas daring.
– Drama dalam bentuk tulisan (naskah) atau lisan (rekaman video) sebagai produk
pembelajaran bahasa dalam prosesnya dapat meningkatkan bukan hanya
language skills tapi juga life skills.
– Model pembelajaran bahasa berbasis peribahasa daerah yang menghasilkan
luaran berupa naskah drama atau pertunjukan drama dapat menumbuhkan dan
mengembangkan karakter.
Ikuti Festival Film Pendek
Berbahasa Daerah 2022
https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/berita-detail/3481/festival-film-pendek-berbahasa-daerah-2022
Akhirnya…