O Pakpahan
119150099
2. Dari tahun ke tahun tipe erupsi Gunung Tangkuban Perahu terus berubah-ubah.Faktor
geologi apa yangdapat mempengaruhi hal tersebut adalah sebgai berikut:
3. Erupsi freatik tidak menunjukkan tanda-tanda erupsi sebelum terjadi karena intesitas
magma dan supaly magma yang tidak terlalu besar sehingga tidak menghasilkan
perubahan secara signifikan pada diameter tubuh gunung dan tidak menghadirkan
tanda getaran dahsyat karena erupsi yang dihasilkan berupa uap air panas yang masive
namun viskosotas dan masa jenis dari air ini tidak besar dibandingkan dengan massa
jenis dan viskositas dari magma itu tersendiri. Sehingga letusan terjadi secara tiba-tiba
dan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda sebelum erupsi. Tetapi erupsi freatik tetap
sangat berbahaya dan juga menghasilkan suara yang cukup besar pada saat letusan.
4. Pada daerah Gunung Tangkuban Perahu, cara yang dapat dilakukan untuk
menentukan peningkatan aktivitas vulkanik dapat diamati melalui data rekaman
gempa ,penyelidikan dan pengamatan secara geofisis terhadap Gunung Api
Tangkubanparahu melibatkan seismik dilakukan dengan menggunakan stasion
permanen satu komponen (Wirakusumah, 1985), sementara itu metode lain seperti
pengukuran leveling, Electronic Distance Measurement (EDM) dan Global
Positioning System (GPS; deformasi) dilakukan secara temporal.
5. Peluang terjadinya letusan, terutama letusan yang sifatnya magmatis, di Gunung Api
Tangkubanparahu, saat ini sangat kecil. Bila kegiatan vulkanik berlanjut, hal yang
mungkin terjadi adalah munculnya letusan gas (freatik) yang berpeluang mengambil
tempat di Kawah Domas. Oleh karena itu menurut saya Gunung Tangkuban Perahu
tetap layak untuk dijadikan objek wisata aktivitasnya karena telah dinyatakan Normal
pada level I namun pemantauannya harus sangat diperhatikan dengan lebih baik
meskipun status Normal pada level I.sehingga jika suatu saat terjadi letusan
pengunjung dapat dengan mudah segera meninggalkan area puncak/kawah bila terjadi
perubahan kondisi yang sifatnya mendadak.