Pekerjaan Pembuatan Sekat Ruang Dosen FKIP 2022 - RKS
Pekerjaan Pembuatan Sekat Ruang Dosen FKIP 2022 - RKS
BAB I
SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI
Pasal 1
Bahan dan Alat
1. Bahan, alat dan segala yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan pemborongan tersebut dalam Pasal 1 Bab I syarat-
syarat administrasi ini harus disediakan Kontraktor Pelaksanadan
disetujui oleh Pengguna barang/jasa dan konsultan pengawas.
2. Kontraktor Pelaksana wajib membuat tempat atau gudang yang
baik untuk menyimpan bahan-bahan dan alat-alatserta
menyediakan angkutan bahan-bahan dan alat-alat tersebut guna
lancarnya pekerjaan atas biaya sendiri.
3. Pengguna barang/jasa berhak menolak bahan-bahan dan alat-alat
yang disediakan oleh Kontraktor Pelaksana, jika kualitasnya tidak
memenuhi persyaratan.
4. Jika bahan-bahan dan alat-alat ditolak oleh Pengguna barang/jasa
maka Kontraktor Pelaksana harus menyingkirkan bahan-bahan
dan alat-alat tersebut dari lokasi pekerjaan dalam waktu 1 x 24
jam kemudian menggantinya dengan yang memenuhi persyaratan.
5. Tidak tersedianya bahan dan alat-alat di pasaran tidak dapat
dijadikan alasan keterlambatan pekerjaan.
6. Standar material/bahan dengan spesifikasi teknis yang menjadi
referensi dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
1 2 4
I. MATERIAL ALAMI
1 Kayu kelas ll Jenis Matoa M3
II. MATERIAL PABRIKASI
Pasal 2
Tenaga Kerja dan Upah
1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan tenaga kerja yang cukup
jumlahnya, keahlian, dan ketrampilannya, sesuai dengan yang
tertuang dalam (KAK).
2. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan tenaga kerja yang
bersertifikat yang dikeluarkan oleh LPJK.
3. Jumlah personil atau tenaga ahli yang ditempatkan harus sesuai
dengan bobot pekerjaan yang ditangani dan disetujui oleh Owner
dan Konsultant Pengawas.
4. Ongkos dan upah kerja untuk melaksanakan pekerjaan tersebut
ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana.
Pasal 3
Waktu Pelaksanaan
1. Waktu pelaksanaan diestimasikan ± 60 hari kalender.
2. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana waktu
penyelesaian pekerjaan (time schedule) keseluruhan kepada
Konsultan Pengawas dan Owner sebelum dimulainya pelaksanaan
pekerjaan kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.
3. Kontraktor Pelaksana harus menempatkan pelaksana (site
manajer) dilapangan yang menguasai masalah teknis dan
administrasi pelaksanaan pembangunan serta dapat mengambil
keputusan yang diperlukan di lapangan.
4. Pelaksana dilapangan harus mengerti gambar-gambar
perencanaan pelaksanaannya dan Ahli dibidangnya.
5. Pelaksana diwajibkan untuk selalu berkordinasi dengan Pengguna
barang/jasa dan konsultan pengawas untuk ketepatan dan realisasi
dilapagan, guna mencapai waktu yang telah ditentukan.
Pasal 4
Kenaikan Harga
1. Kenaikkan harga bahan-bahan, alat-alat, dan upah selama
pelaksanaan pekerjaan berlangsung ditanggung sepenuhnya
olehKontraktor Pelaksana.
2. Kontraktor Pelaksanatidak dapat mengajukan tuntutan/klaim
kecuali apabila terjadi tindakan moneter yang diumumkan secara
resmi dan diatur dalam peraturan Pemerintah untuk pekerjaan
Pengadaanbarang/jasa.
Pasal 5
Pekerjaan Tambah-Kurang
1. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi
lapangan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi
yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka pengguna
barang/jasa bersama Kontraktor Pelaksana dapat melakukan
perubahan kontrak yang meliputi antara lain ;
a. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak.
b. Mengurangi atau menambah jenis pekerjaan.
c. Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan
lapangan.
d. Melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam
kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan.
2. Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10% (sepuluh persen) dari
harga yang tercantum dalam perjanjian/kontrak awal.
3. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh pengguna barang/jasa
secara tertulis kepada Kontraktor Pelaksana, ditindaklanjuti dengan
negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan-
ketentuan yang tercantum dalam perjanjian/kontrak awal.
4. Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam berita acara sebagai
dasar penyusunan adendum kontrak.
5. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengubah waktu penyelesaian, kecuali atas persetujuan
tertulis pengguna barang/jasa.
Pasal 6
Keamanan Tempat Kerja
dan Keselamatan Tenaga Kerja
1. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas
keamanan/keselamatan tempat kerja/tenaga kerja,kebersihan
halaman bangunan-bangunan,gedung,alat-alat bangunan selama
pekerjaan berlangsung.
2. Kontraktor Pelaksana bertanggungjawab menyediakan sarana
untuk menjagakeselamatan para tenaga kerja.
3. Jika terjadi kecelakaan pada pelaksanaan pekerjaan, maka
Kontraktor Pelaksana wajib member pertolongan medis kepada
para korban dan segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibatnya,
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
Pasal 7
Pelaporan Pelaksanaan
Dan Laporan Hasil pelaksanaan
1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan satu set Gambar
Bestek/Gambar Revisi dalam format kertas A3 (sementara), satu
set Shop Drawing, satu set Spesifikasi Teknis dan satu set bill of
quantity dilokasi pekerjaan pada setiap kantor lapangan.
2. Kontraktor dengan biaya sendiri harus membuat Gambar
Pelaksanaan (shop drawing) untuk pekerjaan-pekerjaan yang
memerlukannya, terutama untuk pekerjaan-pekerjaan yang
Gambar Detailnya tidak dijelaskan dalam Gambar Bestek.
3. Shop Drawing tidak boleh merubah, memperbesar dan
memperkecil kuantitas maupun kualitas pekerjaan.
4. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan permohonan penggunaan
semua material bangunan (request material) sebelum material
bangunan tersebut dipakai dan dimasukan kelokasi pekerjaan.
Pasal 8
Denda dan Ganti Rugi
1. Besarnya denda kepada Kontraktor Pelaksana atas keterlambatan
penyelesaian pekerjaan adalah 1/1000 (satu per seribu) dari harga
kontrak untuk setiap hari keterlambatan tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).
2. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh pengguna barang/jasa atas
keterlambatan pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai
tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga
yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia, atau
dapat diberikan kompensasi sesuai ketentuan dalam dokumen
kontrak.
3. Tata cara pembayaran denda dan/atau ganti rugi diatur di dalam
dokumen kontrak.
4. Jika Pemborong setelah mendapat peringatan tertulis 2 kali
berturut-turut tidak mengindahkan kewajibannya sebagaimana
tercantumdalamdokumen kontrak, maka PemberiTugasdapat
memutuskan hubungan kerja/kontrak secara sepihak.
Pasal 9
Resiko Pelaksanaan Pekerjaan
1. Jika hasil pekerjaan Kontraktor Pelaksana musnah/rusak sebagian
atau keseluruhan akibat kelalaian Kontraktor Pelaksana sebelum
diserahkan kepada Pengguna barang/jasa, maka Kontraktor
Pelaksana bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian
yang timbul akibat keadaan tersebut.
Pasal 10
Penyelesaian Perselisihan
1. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, pada
dasarnya akan diselesaikan secara musyawarah.
2. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah
maka perselisihan diselesaikan melalui layanan penyelesaian
sengketa LKPP.
3. Apabila Kedua Penyelasaian Poin 1 dan Poin 2 di atas Tidak
Mencapai Kesepakatan Maka Akan Dipilih Pengadilan Negeri
Ternate Sebagai Lembaga Pemutus.
Pasal 11
Serah Terima Hasil Pekerjaan
1. Setelah pekerjaan dianggap terlaksana 100% berdasarkan
Progress 100% yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dan telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Owner, maka pihak
Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana dan Owner bersama-
sama menandatangani Berita Acara Serah Terima Pertama (PHO)
kecuali ditentukan lain oleh Owner.
2. Sebelum Berita Acara Serah Terima Pertama ditandatangani
berdasarkan klaim progress 100% yang diajukan Kontraktor
Pelaksana, maka Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana dan
Owner bersama-sama melakukan Pemeriksaan Lapangan.
3. Pekerjaan cacat, tidak sempurna dan tidak sesuai kualitas maupun
kuantitas terutama dari segi fungsi bangunan yang ditemukan
dalam Pemeriksaan Lapangan adalah menjadi kewajiban
Kontraktor Pelaksana memperbaikinya sebelum Serah Terima
Pertama ditandatangani dan hal ini harus dituangkan dalam Berita
Acara Pemeriksaan dalam bentuk Daftar Pekerjaan Cacat.
4. Setelah masa pemeliharaan dilampaui dan sesudah semua
perbaikan-perbaikan dilaksanakan dengan baik, Konsultan
Pengawas akan mengeluarkan rekomendasi tertulis mengenai
selesainya pekerjaan dan perbaikan yang berarti Serah Terima
Kedua (FHO) kedua dari pihak Kontraktor Pelaksana kepada
Owner.
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pasal 1
Pelaksanaan Kerja
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan fisik, kontraktor diwajibkan bekeria
sama dengan pengguna barang/jasa, pengawas lapangan,
konsultanperencanasebagai pengawas berkala dan pengendali
teknis dari Tim Teknis.
2. Untuk kegiatan pembangunan sarana dan prasarana fisik
konstruksi tidak perlu dilakukan studi value engineering untuk
efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dengan
alasanapapun tanpa persetujuan pengguna barang/jasa dan
konsultan perencana.
3. Pada waktu pelaksanaan pekerjaan tidak diperkenankan
mengadakan perubahan konstruksi ataupun perubahan gambar
tanpa persetujuan pengguna barang/jasa dan konsultan
perencana.
4. Semua perubahan gambar ataupun perubahan konstruksi harus
diusulkan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan dan dibuat berita
acara bersama, dan atas persetujuan Tim Teknis.
Pasal 2
Kuasa Kontraktor di Lapangan
1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana wajib menunjuk
seorang Kuasa Kontraktor atau biasa disebut ‘Site Manajer’ yang
cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
2. Kontraktor Pelaksana wajib memberitahu secara tertulis kepada
Tim Teknis dan PPK, terkait dengan, nama dan jabatan ‘Pelaksana’
untuk mendapat persetujuan.
3. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat
Pemberitahuan, Kontraktor Pelaksana harus sudah menunjuk
Pasal 3
Lingkup Pekerjaan Persiapan
1. Pekerjaan Pembersihan Awal dan Akhir
a. Pekerjaan pembersihan awal merupakan pekerjaan yang
dilakukan sebelum pekerjaan yang lain dilaksanakan.
b. Pekerjaan pembersihan akhir dilaksanakan setelah semua
pekerjaan fisik telah seleseai.
c. Kontraktor pelaksana harus berkordinasi dengan konsultan
pengawan dan Tim Teknis saat sebelum pekerjaan pembersihan
dilaksanakan.
d. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pembersihan secara
teratur untuk menjamin lokasi tempat kerja tetap terpelihara
dan bebas dari sisa pekerjaan.
e. Kontraktor Pelaksana wajib membersihkan sisa-sisa barang dari
pekerjaan konstruksi proyek.
f. Segala biaya pekerjaan pembersihan menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.
g. Pekerjaan pembersihan awal dan akhir dianggap selesai, ketika
telah mendapat persetujuan Tim Teknis dan PPK.
2. Mobilisasi Dan Demobilisasi
a. Mobilisasi merupakan pekerjaan untuk mendatangkan seluruh
peralatan, tenaga kerja, fasilitas-fasilitas kontraktor dan
BAB III
PEKERJAAN RENOVASI RUANG DOSEN FKIP
Pasal 1
Syarat Teknis Pekerjaan Sekat Ruang Dosen
1. Pekerjaan Rangka Sekat Ruangan
a. Pekerjaan pemasangan rangka sekat dinding dikerjakan pada
gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
b. Rangka Sekat dinding menggunakan kayu matoa 5/10 dengan
ukuran rangka 60x120.
c. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan
permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu
dan cacat lainnya.
d. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata, lurus
dan siku.
e. Ukuran kayu yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi
(sesudah diserut dan difinishing) dan harus lurus tanpa cacat,
tidak bengkah dan lain-lain,yang dapat menurunkan kualitas
kayu serta kualitas pekerjaan.
f. Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka
kayu hingga terjamin kekuatannya, dengan
memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-
bidang yang nampak.
2. Pekerjaan Dinding Panel Multipleks 9 mm
a. Pekerjaan pemasangan dinding panel multipleks dikerjakan pada
gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
b. Multipleks digunakan pada pekerjaan sekat dinding dengan
ukuran 9 mm.
c. Rangka kayu dipakai adalah kayu 5/10 kls II dengan ukuran
normal sebelum dibersihkan,dan setelah dibersihkan dan dipapah
menjadi ukuran 5/8 yang lurus dan tidak cacat.
d. Jenis HPL yang digunakan adalah HPL Tacho.
e. Potong HPL sesuai dengan ukuran yang ada pada gambar kerja,
dan pemotongan meggunakan gergaji circle dilakukan dengan
teliti dan hati-hati.
f. Sebelum HPL dipasangkan (tempel) pada multipleks, pastikan
seluruh permukaan tripleks sudah dibersihkan sehingga
menghasilkan permukaan yang halus, rata dan bebas dari
kotoran-kotoran lain.
g. Jika terdapat bagian ujung HPL yang tidak rata dengan
sebelahnya bisa dirapikan menggunakan cutter, setelah itu
gosok menggunakan ampelas yang paling halus.
h. Penggunaan lem secukupnya, baik pada tripleks maupun pada
HPL, disesuaikan dengan kebutuhan oleskan lem tersebut hingga
merata dengan menggunakan pisau dempul.
i. Lem yang telah dioleskan peda permukaan tripleks dan HPL,
dibiarkan agar mengering, dan pada saat proses pemasangan,
ratakan dan tekan menggunakan kain yang halus dan bersih,
sehingga menghasilkan tempelan dan permukaan yang kuat dan
rapih.
j. Tekanlah dari tengah ke atas, lalu tekan lagi dari tengah ke
bawah. Selanjutnya Anda perkuat ikatannya dengan memasang
paku memakai mesin tembak paku (nail gun).
k. Apabila terdapat bagian ujung HPL yang tidak rata dengan
sebelahnya bisa dirapikan menggunakan cutter, setelah itu
gosok menggunakan ampelas yang paling halus.
l. Untuk menyamarkan keberadaan paku, warnai paku tersebut
sesuai warna HPL memakai cat kayu atau spidol HPL khusus.
m. Pekerjaan akhir adalah menghilangkan sisa-sisa lem yang
menempel di permukaan HPL, dengan menggunakan cairan yang
tidak merusak permukaan HPL.
Pasal 2
Syarat Teknis Pekerjaan Alumunium dan Kaca
Item pekerjaan alumunium terdiri dari pekerjaan pemasangan rangka
alumunium dan pemasangan kaca di gedung Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.
Setiap item pekerjaan yang akan dikerjakan, maka Kontraktor
Pelaksana wajib menyampaikan kepada Tim Teknis dan PPK (melalui
surat) sekurang-kurangnya 2 hari sebelum memelui pekerjaan.
1. Pekerjaan Rangka Alumunium
a. Pekerjaan pemasangan rangka alumunium dikerjakan pada
lantai 2 gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
b. Pekerjaan pemasangan rangka, menggunakan alumunium 4”
warna putih gading
c. Konstruksi kosen aluminium yang dikerjakan seperti yang
ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan
ukurannya dan atau disesuaikan dengan gambar kerja yang
disetujui oleh Tim Teknis dan PPK.
d. Sebelum memulai pelaksaan Kontraktor diwajibkan meneliti
gambar-gambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang
dan membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan dan
profil aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi
bahan lain
e. Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu
dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran
dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan
f. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi
g. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak
diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari
segala noda dan bekas goresan.
h. Gunakan sealant yang benar-benar elastis dan bermutu baik
(polysulfids).
i. merapikan kembali akibat-akibat dari pekerjaan pembobokan,
pemasangan, dan lain-lain yang berkaitan terhadap bagian-
bagian dinding, lantai dan langit-langit yang berdekatan dengan
tempat pekerjaan tersebut.
j. Kontraktor wajib memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain; jika terjadi kerusakan
akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus mengganti
tanpa biaya tambahan.
3. Pekerjaan Pemasangan Stiker Kaca/Sanblas
a. Siapkan stiker sandblast yang sudah dipotong dan siap untuk
ditempel
b. Semprotkan kaca dengan air sabun
c. Tempelkan stiker dan sesuaikan, stiker tidak akan langsung
menempel karena masih ada air sabun pada kaca, sehingga bisa
anda atur sesuka hati hingga mendapatkan letak dan posisi yang
diinginkan
d. Untuk stiker yang berukuran penuh, ratakan permukaan stiker
dengan serokan kaca, terutama pada bagian pinggir untuk
membuang sisa air sabun yang terkumpul di bagian belakang
stiker
e. Untuk stiker ukuran kecil, anda bisa menggunakan tangan untuk
meratakan stiker tersebut
f. Pastikan stiker tidak menggelembung sehingga akan menempel
dengan sempurna
g. Rapihkan bagian-bagian yang tidak perlu dari stiker sandblast
dengan menggunakan pisau atau cutter
Pasal 3
Syarat Teknis Pekerjaan Pengecatan
1. Pekerjaan Pengecetan Plafond
a. Lantai 2, gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
b. Khususnya untuk cat yang digunakan metrolite, baik itu merek
cat dan kualitas cat (setara SNI), dan atau sesuai dengan
petunjuk dari Tim Teknis dan PPK.
c. Contoh dari penggunaan cat, Kontraktor Pelaksana wajib
mengajukan contoh, selambat - lambatnya 4 (empat) hari
sebelum pekerjaan pengecatan, guna mendapatkan persetujuan
dari Tim Teknis dan PPK.
d. Aduk cat sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
e. Sebelum melakukan pengecatan, permukaan plafond terlebih
dahulu harus di amplas, hingga permukaan benar-benar halus.
f. Pengecatan plafond untuk bidang yang luas, menggunakan roll,
sedangkan bidang yang berbatasan dengan
dinding,menggunakan kuas dengan ukuran yang disesuaikan.
g. Lakukan pengecatan agar penutup plafond yang telah terpasang
terlihat rapi dan indah.
h. Pelaksanaan pekerjaan Pengecetan wajib mengikuti prinsip-
prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
i. Lindungi bahan-bahan/pekerjaan lain yang berbatasan dengan
Plafond yang akan dicat dengan kertas semen, koran, lakban dan
atau sejenisnya.
j. Pekerjaan pengecatan plafond dianggap selesai, apabila telah
diperiksa oleh Konsultan Pengawas dan telah disetujui oleh Tim
Teknis dan PPK.
Pasal 3