Kelompok : 3 (Tiga)
Nama : Sinarwati Putri
: Nur Afifah Tadaeng
: Huriyah Fadilah Jihan Ibnu
: Nur Aeti
: Nurafiah Ramadhan
: Hajrah Hukman
Alat
Terdapat beberapa alat yang perlu disiapkan dalam penelitian ini. Alat yang digunakan
antara lain pipa kapiler, spatula, kaca arloji, bunsen, kertas saring, balok logam, penjepit kayu,
tabung reaksi kecil, pemanas, gelas ukur, termometer, statif dan klem, tabung reaksi dan rak,
pipet tetes, corong kaca, mortal dan alu, labu leher panjang, gelas kimia dan neraca analitik.
Prosedur kerja
1. Pada pengujian titik leleh , sampel unknown 3 dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu
tabung reaksi dimasukkan ke dalam Thiele yang telah berisi minyak goreng.
2. Masukkan termometer ke dalam tabung reaksi. Panaskan Thiele dengan api kecil, catat
suhu pada saat uap sampel terkondensasi, itulah titik didih cairan tersebut.
3. Ketidakjenuhan dapat dideteksi dideteksi dengan dua tes yaitu tes Baeyer dan tes
Bromin. Pada tes Baeyer sedikit larutan sampel unknown 3 dalam air atau alkohol
ditambahkan larutan Baeyer tetes demi tetes sambil dikocok (positif jika warna larutan
KMnO4 memudar).
4. Lalu pada tes Bromin sedikit sampel unknown 3 dilarutkan dalam CCl4 dan
ditambahkan larutan Br2 5% dalam CCl4 tetes demi tetes. (positif jika warna coklat
berubah menjadi tak berwarna).
5. Untuk mendeteksi alifatis atau aromatis suatu senyawa organik dapat digunakan tes
asap dengan menaruh sedikit sampel unknown pada spatula, lalu panaskan pada nyala
bunsen dalam lemari asam. (positif jika terbentuk asap)
6. Ada atau tidaknya gugus hidroksi pasa suatu senyawa organik dapat di deteksi
menggunakan tes serat amonium-nitrat dan tes asetil-klorida. Pada tes serat amonium-
nitrat, sedikit sampel unknown 3 ditambahkan larutan serat-amonium-nitrat tetes demi
tetes. (positif jika muncul warna merah). Sedangkaan pada tes asetil-klorida sedikit
sampel unknown 3 ditambahkan 2-3 tetes asetilklorida, yang akan dihasilkan gas.
(positif jika gas yang dihasilkan apabila didekatkan dengan larutan amonium pekat
menghasilkan asap putih).
7. Untuk mendeteksi gugus fenolat digunakan tes Feriklorida dengan melarutkan sedikit
sampel dalam alkohol kemudian ditambahkan tetes demi tetes FeCl3. (positif bila
terjadi perubahan warna menjadi ungu, biru, hijau, atau merah anggur).
8. Gugus aldehid pada suatu senyawa organik dapat di deteksi dengan menggunakan tes
Fehling dan tes Tollen. Pada tes Fehling sedikit larutan larutan Fehling A (CuSO4
dalam asam asetat) dicampu dengan larutan Fehling B (garam Rochelle dalam larutan
NaOH), kemudian ditambahkan sedikit sampel unknown 3 lalu dipanaskan dalam
penangas air. (positif bila warna biru larutan secara perlahan berubah menjadi endapan
merah bata dari Cu2O). Sedangkan pada tes Tollen, pereaksi tollen ditambahkan sedikit
sampel unknown B dan dipanaskan dalam penangas air. (positif bila terbentuk cermin
perak pada dinding tabung).
9. Keberadaan gugus keton dalam suatu senyawa organik dapat dideteksi menggunakan
tes DNP dan tes Iodoform. Pada tes DNP, sedikit sampel unknown B dilarutkan dalam
HCl encer kemudian ditambahkan larutan 2,4-dinitrofenilhidrazin (2,4-DNP) lalu
kocok campuran. (positif jika terbentuk endapan). Sedangkan pada tes Iodoform,
sedikit sampel unknown 3 ditambahkan ke dalam beberapa mL larutan NaOH 10%
kemudian sedikit demi sedikit ditambahkan larutan iod dan KI. (positif bila warna
coklat hilang dan terbentuk endapan kuning).
10. Untuk mendeteksi keberadaan gugus karboksil pada suatu senyawa organik digunakan
tes pembentukan ester dengan mencampurkan sedikit sampel unknown 3 dengan
etilalkohol dan asam sulfat pekat lalu dipanaskan dalam penangas air. (positif bila
muncul bau harum buah).